Analisis Spektroskopi Infra Merah

Tarra Spektrima : Pemanfaatan Limbah Plastik Polietilena Tereftalat PET Sebagai Matrik Komposit Dengan Bahan Penguat Kaca Serat, 2009. USU Repository © 2009 A F maks = σ Keterangan : = Kekuatan tarik bahan Kgfmm 2 F maks = Tegangan maksimum Kgf Ao = Luas penampang mula-mula mm 2 Bila suatu bahan dikenakan beban tarikan yang disebut tegangan gaya persatuan luas, maka bahan akan mengalami perpanjangan regangan. Kenaikan regangan bahan polimer berbanding lurus dengan tegangan. Selain besaran kekuatan tarik , sifat mekanik bahan juga diamati dari sifat kemulurannya yang didefenisikan sebagai pertambahan panjang yang dihasilkan oleh ukuran panjang spesimen akibat gaya yang diberikan. 100 x I I I t − = ε Keterangan : = Kemuluran I = Panjang spesimen mula-mula mm I t = Panjang spesimen setelah diberi beban mm Besaran kemuluran ini berguna juga untuk mengamati sifat plastis dari bahan polimer. Wirjosentono, 1993

2.6. Analisis Spektroskopi Infra Merah

Dua variasi instrumental dari spektroskopi infra merah yaitu metode dispersif yang lebih tua, dimana prisma atau kisi dipakai untuk mendispersikan radiasi infra merah, dan metode Forier Transform FT yang lebih akhir, yang menggunakan prinsip interferometri. Kelebihan-kelebihan dari FT-IR mencakup persyaratan ukuran sampel yang kecil, perkembangan spektrum yang cepat, dan karena instrument ini memiliki komputer yang terdedikasi, kemampuan untuk menyimpan dan memanipulasi spektrum. Stevens, M.P., 2001 Tarra Spektrima : Pemanfaatan Limbah Plastik Polietilena Tereftalat PET Sebagai Matrik Komposit Dengan Bahan Penguat Kaca Serat, 2009. USU Repository © 2009 Pada saat ini spektrofotometer infra merah sering digunakan untuk keperluan analisa kuantitatif, akan tetap sering juga digunakan untuk analisa kualitatif dengan spektrofotometer ultra-lembayung dan sinar tampak. Penggunaan spektrofotometer infra merah dimaksudkan untuk analisa yang lebih banyak ditujukan untuk identifikasi senyawa organik. Pada tahun 1935 beberapa perusahaan kimia telah menggunakan spektrofotometer infra merah untuk analisa kuantitatif senyawa organik. Hal ini mungkin disebabkan spektrum infra merah senyawa organik yang bersifat khas karena mempunyai gugus fungsi yang berbeda-beda. Sehingga senyawa yang berbeda akan mempunyai struktur yang berbeda pula. Sistem analisa spektroskopi infra merah telah memberikan keunggulan dalam mengkarakterisasi senyawa organik dan formulasi bahan-bahan polimer. Analisa infra merah menyangkut penentuan gugus fungsi dari molekul yang memberikan regangan pada daerah serapan infra merah. Dimana daerah serapan infra merah terletak antara spektrum elektromagnetik sinar tampak dan spektrum radio yaitu 4000-400 cm -1 . Ahli kimia organik pada tahun 1930 secara serius mulai memikirkan spektra infra merah sebagai salah satu yang memungkinkan untuk mengidentifikasi senyawa melalui gugus fungsinya. Silver,R.M., 1986 Analisis infra merah memberikan informasi tentang kandungan aditif, panjang rantai, struktur polimer. Di samping itu analisis mengenai bahan polimer yang terdegradasi oksidatif dengan munculnya gugus karbonil dan pembentukan ikatan rangkap rantai polimer. Gugus lain yang menunjukkan terjadinya degradasi oksidatif adalah gugus karbonil dan karboksilat. Umumnya pita serapan polimer pada spektrum infra merah adalah adanya ikatan C-H regangan pada daerah 2880 cm -1 sd 2900 cm -1 dan regangan dari gugus lain yang mendukung suatu analisa mineral. Hummel,D.O.,1985

2.7. Analisis Termal Deferensial DTA