Vika Aprilia : Analisis Alih Kode Dan Campur Kode Dalam Lirik Lagu Baby Don’t Cry Oleh Namie Amuro, 2010
penambahan yaitu kata 「見」 mi saja maka dapat berarti “melihat”, namun
karena ditambahkan kata 「I remember that」sehingga menekankan inti dari lirik
tersebut adalah sebuah pertemuan dengan seseorang yang menggunakan baju berwarna biru. Inilah yang disebut peristiwa campur kode karena bahasa Jepang
dari lirik tersebut telah tercampur bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Jadi, dari contoh lirik tersebut dapat dilihat peristiwa alih kode dan campur
kode yang membuktikan bahwa bahasa Jepang pun tidak luput dari percampuran budaya asing yang kemudian digunakan dalam hal berbahasa. Yakni berupa
percampuran serpihan-serpihan bahasa atau disebut campur kode dan peristiwa peralihan suatu bahasa ke bahasa lain baik berupa bahasa atau ragam bahasa
tertentu atau alih kode. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk membahas alih kode dan campur kode dalam bahasa Jepang dengan lebih mendalam lagi,
terutama pada penggunaan kode-kode asing dan bahasa asing yang bercampur dalam bahasa asli.
B. Perumusan Masalah
Diantara sesama penutur yang bilingual atau multilingual, sering dijumpai suatu gejala atau fenomena yang dapat disebut dengan kekacauan bahasa
atau interfensi bahasa. Ohoiwutun 2007:69 mengatakan, fenomena ini berbentuk penggunaan unsur-unsur dari suatu bahasa tertentu dalam satu kalimat atau
wacana bahasa lain. Seperti gejala campur kode dan alih kode. Contohnya
Vika Aprilia : Analisis Alih Kode Dan Campur Kode Dalam Lirik Lagu Baby Don’t Cry Oleh Namie Amuro, 2010
penggunaan bahasa asing sebagai contoh bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, seperti peristiwa berikut ini :
A : Besok kamu harus check in jam 09.00 WIB B : Oke. Makasih..
A : Don’t be late. B : Yes sir
1.
Apa saja jenis alih kode dan campur kode yang terdapat dalam lirik lagu Baby Don’t cry yang dinyanyikan oleh Namie Amuro?
Dari percakapan di atas gejala campur kode dapat terlihat, yaitu pada kata “ check in”. Kemudian terjadi peralihan bahasa Indonesia ke bahasa Inggris yang
disebut alih kode pada kalimat “Yes Sir”. Gejala seperti ini juga terjadi pada bahasa Jepang. Oleh karena itu Penelitian
ini akan membahas alih kode dan campur kode yang terjadi dalam bahasa Jepang dengan membuat beberapa rumusan, yaitu :
2.
Bagaimana penggunaan alih kode dan campur kode dalam lirik lagu Baby Don’t cry yang dinyanyikan oleh Namie Amuro?
C. Ruang Lingkup Pembahasan
Latar belakang hidup dalam masyarakat dwibahasa atau multibahasa membuat masyarakat mampu berbicara dalam setidaknya dua bahasa. Mereka
dapat menggunakan paling tidak bahasa asli yang biasanya merupakan bahasa ibu dan bahasa lainnya sebagai bahasa tambahan. Tidak dapat dipungkiri lagi hal
Vika Aprilia : Analisis Alih Kode Dan Campur Kode Dalam Lirik Lagu Baby Don’t Cry Oleh Namie Amuro, 2010
ini disebabkan oleh pengaruh budaya asing yang masuk, dan memaksa masyarakat untuk dapat berbicara menggunakan lebih dari satu bahasa dalam kegiatan
berkomunikasi. Penguasan terhadap bahasa tersebut juga yang mendorong masyarakat pengguna bahasa untuk menggunakan berbagai bahasa tersebut
dengan maksud dan tujuan tetentu. Pada saat inilah peristiwa alih kode dan campur kode terjadi.
Sikap kemultibahasaan inilah yang kemudian akan dibahas dalam makalah ini, namun penelitian ini dibatasi oleh beberapa poin, yaitu :
1 Mendeskripsikan jenis-jenis alih kode dan campur kode yang terdapat dalam dalam lirik lagu Baby Don’t cry yang dinyanyikan oleh Namie
Amuro. 2 Mendeskripsikan bagaimana terjadinya peristiwa alih kode dan campur
kode dalam lirik lagu Baby Don’t cry yang dinyanyikan oleh Namie Amuro.
D. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori Tinjauan Pustaka