Vika Aprilia : Analisis Alih Kode Dan Campur Kode Dalam Lirik Lagu Baby Don’t Cry Oleh Namie Amuro, 2010
ini disebabkan oleh pengaruh budaya asing yang masuk, dan memaksa masyarakat untuk dapat berbicara menggunakan lebih dari satu bahasa dalam kegiatan
berkomunikasi. Penguasan terhadap bahasa tersebut juga yang mendorong masyarakat pengguna bahasa untuk menggunakan berbagai bahasa tersebut
dengan maksud dan tujuan tetentu. Pada saat inilah peristiwa alih kode dan campur kode terjadi.
Sikap kemultibahasaan inilah yang kemudian akan dibahas dalam makalah ini, namun penelitian ini dibatasi oleh beberapa poin, yaitu :
1 Mendeskripsikan jenis-jenis alih kode dan campur kode yang terdapat dalam dalam lirik lagu Baby Don’t cry yang dinyanyikan oleh Namie
Amuro. 2 Mendeskripsikan bagaimana terjadinya peristiwa alih kode dan campur
kode dalam lirik lagu Baby Don’t cry yang dinyanyikan oleh Namie Amuro.
D. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori Tinjauan Pustaka
Vika Aprilia : Analisis Alih Kode Dan Campur Kode Dalam Lirik Lagu Baby Don’t Cry Oleh Namie Amuro, 2010
Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya Abdul Chaer, 2003:1. Linguistik terbagi ke dalam dua
jenis, yakni intraliguistik dan ekstralinguistik. Dalam intra-linguistik terdapat morfologi, semantik, sintaksis, dan fonologi. Sedangkan dalam ekstra-linguistik
terdapat sosiolinguistik dan psikolinguistik Kemudian sosiolinguistik yaitu cabang ilmu linguistik yang bersifat
interdisipliner dengan ilmu sosiologi, dengan objek penelitian hubungan antar bahasa dengan faktor-faktor sosial di dalam suatu masyarakat tutur. Chaer,
2004:2 Alih kode dan campur kode adalah salah satu kajian dalam sosiolinguistik
lebih lanjut Apple dalam Chaer 2004:107 mengatakan, alih kode yaitu gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi. Kemudian Rahardi dalam
http:www.slideshare.netninazskipaper-sosling-nina mendefinisikan alih kode sebagai penggunaan altenatif dari dua variasi atau lebih dari bahasa yang sama
atau dalam suatu masyarakat dwibahasa. Sedangkan Thealander dalam Chaer 2004:115 mendefinisikan campur
kode sebagai peristiwa tutur yang terdapat frase-frase campuran dari frase bahasa lain yang masing-masing frase tidak mendukung fungsi sendiri-sendiri. Kemudian
http:indonesiasaram.wordpress.com20070422tentang -campur-kode-lagi
mendefinisikan, campur kode ialah fenomena pencampuran bahasa kedua ke dalam bahasa pertama, pencampuran bahasa asing ke dalam struktur bahasa ibu
Vika Aprilia : Analisis Alih Kode Dan Campur Kode Dalam Lirik Lagu Baby Don’t Cry Oleh Namie Amuro, 2010
Alih kode biasanya digunakan secara sengaja atau secara sadar. Hal ini dikarenakan alih kode sebagian besar digunakan untuk menghormati lawan bicara
dan ingin membuat percakapan tersebut menjadi lebih mendalam. Berbeda dengan campur kode. Sebagian besar peristiwa campur kode dilakukan seseorang secara
tidak sengaja atau tidak sadar. Hal ini dikarenakan sikap kemultibahasaan orang tersebut yang membuat ia mecampur beberapa frase bahasa asing ke bahasa asli.
Walaupun begitu, peristiwa campur kode juga dapat dilakukan dengan sengaja, yakni karena alasan akademis, keterbatasan istilah dalam bahasa asli dan
sebagainya. Dalam penelitian ini, peristiwa alih kode dan campur kode akan dianalisis
adalah kalimat-kalimat pada lirik lagu Baby Don’t cry yang dinyanyikan oleh Namie Amuro
Kerangka Teori
Salah satu kajian ekstralinguistik adalah sosiolinguistik yang berasal dari kata sosiologi dan linguistik. Chaer 2004:2 mengatakan sosiologi adalah kajian
yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat, dan mengenai lembaga-lembaga, dan proses sosial yang ada dalam masyarakat. Sedangkan
linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa, atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian dapat dikatakan
sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu sendiri dalam masyarakat.
Vika Aprilia : Analisis Alih Kode Dan Campur Kode Dalam Lirik Lagu Baby Don’t Cry Oleh Namie Amuro, 2010
Kridalaksana dalam Chaer 1994:32 mengatakan pengertian bahasa sendiri yaitu sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para
anggota kelompok sosial untuk bekerja sama berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.
Fishman dalam Chaer 2004:36 mengatakan masyarakat tutur adalah masyarakat yang anggota-anggotanya setidak-tidaknya mengenal suatu variasi
bahasa beserta norma-norma yang sesuai dengan penggunaannya. Masyarakat tutur yang tertutup yang tidak tersentuh oleh masyarakat lain,
karena lokasinya yang jauh dari masyarakat tutur lain atau bahkan tidak ingin berhubungan sama sekali akan tetap menjadi masyarakat tutur yang statis atau
monolingual. Sebaliknya, masyarakat tutur terbuka, yakni yang mempunyai hubungan dengan masyarakat tutur lain, tentu akan mengalami kontak bahasa
dengan segala peristiwa-peristiwa kebahasaan yang mungkin terjadi sebagai akibatnya. Peristiwa kebahasaan akibat adanya kontak bahasa ini didalam istilah
sosiolinguistik disebut bilingualisme, diglosia, alih kode, campur kode, interfensi, integrasi konvergensi, dan pergeseran bahasa.
Dalam penelitian ini peristiwa kebahasaan yang akan dibahas adalah alih kode dan campur kode. Apple dalam Chaer 2004:107 mengatakan, alih kode
yaitu gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi. Ditambahkan oleh Hymes bahwa alih kode bukan hanya terbagi antarbahasa, tetapi dapat juga
terjadi antar ragam-ragam atau gaya-gaya ysng terdapat dalam satu bahasa. Kemudian Thelander dalam Chaer 2004:115 mengatakan :
Vika Aprilia : Analisis Alih Kode Dan Campur Kode Dalam Lirik Lagu Baby Don’t Cry Oleh Namie Amuro, 2010
“Apabila didalam suatu peristiwa tutur terdapat klausa- klausa atau frase-frase yang digunakan terdiri dari klausa dan frase
campuran hybrid clauses, hybrid phrases, dan masing-masing klausa dan frase tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri, maka
peristiwa yang terjadi ini adalah campur kode.”
Selain itu, Hudson, 1980:53 mencoba menjelaskan peristiwa campur kode atau dapat disebut juga mixing code yaitu :
“ … where a fluent bilingual talking to another fluent bilingual changes language without any change all in the situation.
This kind of alternation is called code mixing.” ... dimana suatu masyarakat tutur dengan masyarakat tutur lainnya
berbicara dengan mengubah bahasa tanpa mengubah keseluruhan situasinya. Pergantian jenis ini dapat disebut campur kode.
E. Tujuan dan Manfaat