Vika Aprilia : Analisis Alih Kode Dan Campur Kode Dalam Lirik Lagu Baby Don’t Cry Oleh Namie Amuro, 2010
3.2.1 Campur Kode Ke Luar Outer Code-Mixing ..................... 36
3.2.2 Campur Kode Ke Dalam Inner Code-Mixing .................. 44
BAB IV KESIMPULAN .......................................................................... 47 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 49
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semua manusia di dunia menggunakan bahasa, karena melalui bahasa mereka bisa mengungkapkan maksud kepada lawan bicara agar lawan bicara
tersebut dapat mengerti. Namun bahasa terbagi menjadi dua, yaitu bahasa resmi atau biasa disebut bahasa baku dan bahasa tak resmi atau bahasa nonbaku. Dalam
penggunaanya harus dibedakan cara pemakaiannya dengan memperhatikan situasinya. Yaitu, siapa lawan bicaranya, dimana, dan kapan digunakan. Bahasa
baku cenderung digunakan pada situasi resmi, misalnya dalam situasi rapat, situasi belajar mengajar, surat menyurat dinas dan sebagainya, sedangkan bahasa
Vika Aprilia : Analisis Alih Kode Dan Campur Kode Dalam Lirik Lagu Baby Don’t Cry Oleh Namie Amuro, 2010
nonbaku umumnya digunakan sebagai bahasa sehari-hari dengan catatan situasinya lebih santai dan tidak resmi.
Bahasa nonbaku yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari dapat melahirkan bermacam-macam jenis bahasa nonbaku lain, seperti contohnya
penggunaan bahasa daerah. Di Indonesia masih terdengar banyak masyarakat menggunakan bahasa daerah masing-masing untuk berkomunikasi dengan lawan
bicara sejenis yang dapat mengerti maksud yang ia utarakan. Hal ini dikarenakan Indonesia yang kaya akan keragamaan suku bangsa yang masing-masing masih
saling mempertahankan bahasa aslinya. Inilah yang menciptakan keragaman logat atau pelafalan bahasa nasionalnya, dalam hal ini bahasa Indonesia. Misalnya
bahasa Indonesia logat Batak, bahasa Indonesia logat Jawa, dan sebagainya. Bahasa nonbaku berupa bahasa daerah sering digunakan sebagai percakapan yang
lebih santai, tidak berpatokan kepada lawan bicara yang lebih tinggi kedudukannya seperti halnya dalam ragam bahasa resmi, namun dalam bahasa
daerah juga terdapat aturan-aturan yang harus dipatuhi. Seperti dalam bahasa Jawa. Dalam bahasa ini juga terdapat aturan yang mengikat masyarakat tuturnya
agar berkomunikasi sesuai aturan karena bahasa Jawa juga terbagi berdasarkan tingkat kehalusan dan kesopanan bahasanya.
Hal ini juga terjadi pada bahasa Jepang. Bahasa Jepang juga memiliki dua ragam bahasa, yaitu 敬語 keigo ragam bahasa sopan dan 普通語futsu go
ragam bahasa biasa. Kedua ragam bahasa ini selalu digunakan baik dalam percakapan sehari-hari maupun percakapan resmi.
Vika Aprilia : Analisis Alih Kode Dan Campur Kode Dalam Lirik Lagu Baby Don’t Cry Oleh Namie Amuro, 2010
Selain itu Shibatani dalam Hiwatari http:www.leeds.ac.uk linguisticsWPLWP20086.pdf mengatakan lebih dari 10 leksikon kamus
bahasa Jepang terdiri dari bahasa pinjaman dan sebuah survei mengenai kata-kata pinjaman yang dikumpulkan dari 90 variasi majalah yang dilakukan oleh Institut
Penelitian Bahasa National Language Research Institute pada 1964 menunjukkan lebih dari 80 dari kata-kata yang digunakannya adalah bahasa
pinjaman yang berasal dari bahasa Inggris. Hal inilah yang menyebabkan suatu peristiwa kebahasaan yang disebut alih kode dan campur kode.
Alih kode merupakan suatu peralihan yang terjadi akibat perubahan situasi yaitu dengan bertambahnya lawan bicara atau pihak ketiga. Lebih lanjut
Puspitasari, dalam http:cakrabuwana.files.wordpress.com 200809emi-bab- iii1.pdf, mengatakan Alih kode yaitu beralihnya penggunaan suatu kode entah
bahasa ataupun ragam bahasa tertentu kedalam bahasa yang lain bahasa atau ragam bahasa lain karena alasan tertentu.
Sebagai contoh, terjadi percakapan antara dua orang dengan menggunakan bahasa daerah, kemudian ketika datang pihak ketiga, mereka segera mengubah
bahasa daerah yang sebelumya mereka gunakan menjadi bahasa nasional misalnya bahasa Indonesia atau bahasa Jepang . Hal ini disebabkan karena pihak
pertama dan kedua mengetahui bahwa pihak ketiga tidak akan dapat mengerti ucapan mereka jika tidak melakukan peralihan bahasa. Peristiwa peralihan bahasa
inilah yang disebut alih kode.
Vika Aprilia : Analisis Alih Kode Dan Campur Kode Dalam Lirik Lagu Baby Don’t Cry Oleh Namie Amuro, 2010
Kemudian selain penggunaan bahasa baku dan nonbaku bahasa daerah, kemajuan teknologi dunia pun mempengaruhi perkembangan bahasa dunia.
Sebagai contoh akibat kemajuan teknologi budaya barat, maka negara yang melakukan kerjasama dengan mereka akan terkena imbas perubahan budaya
maupun bahasa. Dalam hal ini akan dibahas perubahan bahasa tersebut, yaitu dengan bercampurnya istilah-istilah asing yang dalam bahasa yang bersangkutan
sebelumnya tidak ada menjadi ada bahkan digunakan dan menjadi kebiasaan yang tidak dapat dilepaskan. Inilah yang disebut dengan campur kode.
Thealander dalam Chaer 2004: 115 mengatakan apabila didalam suatu peristiwa tutur terdapat klausa-klausa atau frase-frase yang digunakan terdiri dari
klausa dan frase campuran hybrid clauses, hybrid phrases, dan masing-masing klausa dan frase tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri, maka peristiwa yang
terjadi ini adalah campur kode Peristiwa ini hampir terjadi pada semua bahasa, termasuk bahasa Jepang.
Pengaruh tersebut juga mempengaruhi dunia permusikan jepang seperti J-Pop, J- Rock, J-Rap dan sebagainya. Oleh karena itu subjek yang akan diteliti dalam
penelitian ini adalah J-Pop karena musik jenis ini mulanya hanya menggunakan bahasa asli saja bahasa Jepang namun seiring masuknya budaya asing, maka
bahasa dalam lirik-lirik J-Pop pun mengalami perubahan dengan berbagi penambahan bahasa serapan.. Sebagai contoh lirik dari lagu Baby Don’t cry yang
dibawakan oleh Namie Amuro yang menggunakan bahasa Jepang dan bahasa Inggris.
Vika Aprilia : Analisis Alih Kode Dan Campur Kode Dalam Lirik Lagu Baby Don’t Cry Oleh Namie Amuro, 2010
Can you remember that? I remember…
信号待ち見かけた見覚えのある青い T-Shirts I remember that shingo machi mikaketa mioboeno aru aoi T-Shirts
変わらない笑顔流れた時はちょうど 3 years Time goes by kawaranai egao nagareta toki wa choudo 3 years
声かけようとその隣に見知らぬ誰か koe kakeyouto sono tonari ni mishiranu dareka
ふと反らした目に映る空はいつもと同じで futo sorashita me ni utsuru sora wa itsumo to onaji de
Baby Don’t cry.dari album Play oleh Namie Amuro, Lirik oleh Naoymt, Avex Trax,2007
Dari lirik di atas terlihat dua bahasa yang digunakan, yaitu bahasa Jepang dan bahasa Inggris. Dapat dijelaskan sebagai berikut :
Can you remember that? I remember…
Bait pada lirik ini mulanya menggunakan bahasa Inggris. Kemudian pada bait selanjutnya beralih bahasa menjadi bahasa Jepang. Yaitu :
信吾待ち見かけた見覚えのある青い T-Shirts I remember that 変わらない
えがお
, 笑顔
ふと 流れた時はちょうど 3 years Time goes by
声かけようとその隣に見知らぬ誰か
そ
, 反らした目に
うつる
, 映る空はいつもと同じで
Vika Aprilia : Analisis Alih Kode Dan Campur Kode Dalam Lirik Lagu Baby Don’t Cry Oleh Namie Amuro, 2010
Peristiwa inilah yang disebut alih kode, yaitu peristiwa peralihan bahasa dari bahasa Inggis ke bahasa Jepang.
Selain itu, jika dilihat dari struktur penulisan bahasa Jepang, terdapat tiga jenis huruf atau aksara yang berbeda, yaitu kanji, hiragana, katakana dan romaji
huruf romawi. Inilah yang disebut peristiwa campur kode. Dapat dijabarkan sebagai berikut :
Lirik 信 号 待 ち 見 か け た 見 覚 え の あ る 青 い T-Shirts
I remember that
Kanji 信号待ち見かけた見覚えのある青い
Romaji T-Shirts I remember that
Arti Aku teringat pertemuan denganmu yang berbaju biru
ketika menunggu di penyebrangan aku teringat itu
Kata 「T-Shirt」 adalah kata yang berasal dari bahasa Inggris yang
berarti “baju”. Kata ini digunakan sebagai penegasan lagu tersebut. Penutur penyanyi menekankan pertemuan dengan seseorang yang menggunakan baju
biru tersebut dengan menggunakan kata 「T-Shirt」karena hal itulah yang paling
diingat olehnya. oleh karena itu campur kode pada lirik di atas yaitu penggunaan kata
「T-Shirt」yang merupakan kata bahasa Inggris digunakan sebagai suatu
penegasan kejadian. Kemudian diikuti dengan kalimat berikutnya sebagai
Vika Aprilia : Analisis Alih Kode Dan Campur Kode Dalam Lirik Lagu Baby Don’t Cry Oleh Namie Amuro, 2010
penambahan yaitu kata 「見」 mi saja maka dapat berarti “melihat”, namun
karena ditambahkan kata 「I remember that」sehingga menekankan inti dari lirik
tersebut adalah sebuah pertemuan dengan seseorang yang menggunakan baju berwarna biru. Inilah yang disebut peristiwa campur kode karena bahasa Jepang
dari lirik tersebut telah tercampur bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Jadi, dari contoh lirik tersebut dapat dilihat peristiwa alih kode dan campur
kode yang membuktikan bahwa bahasa Jepang pun tidak luput dari percampuran budaya asing yang kemudian digunakan dalam hal berbahasa. Yakni berupa
percampuran serpihan-serpihan bahasa atau disebut campur kode dan peristiwa peralihan suatu bahasa ke bahasa lain baik berupa bahasa atau ragam bahasa
tertentu atau alih kode. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk membahas alih kode dan campur kode dalam bahasa Jepang dengan lebih mendalam lagi,
terutama pada penggunaan kode-kode asing dan bahasa asing yang bercampur dalam bahasa asli.
B. Perumusan Masalah