Kiki Angreini Siagian : Pemanfaatan Limbah Plastik Polietilena PE Sebagai Matriks Komposit Dengan Bahan Penguat Serat Kaca, 2010.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Polietilena adalah salah satu polimer terbesar penggunaannya dan produksinya pertahun. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik BPS diketahui bahwa penggunaan
polietilena di Indonesia adalah sebesar 1.528.623 ton pada tahun 2004 dengan perkiraan laju pertumbuhan 7 sampai 9 pertahun.
Masalah yang ditimbulkan plastik bekas jenis polietilena terutama yang berbentuk kemasan kantong plastik disebabkan karena sifatnya yang sangat sukar
terurai dalam tanah, sehingga dapat mencemari lingkungan http:www.chem-is-try.org?sect=artikelext=89.
Salah satu penanganan plastik bekas adalah dengan cara daur ulang, namun mutunya tidak sebaik olahan plastik segar. Cara lainnya yaitu dengan cara
memodifikasinya menjadi suatu material baru dengan penambahan bahan pengisi ataupun penguat untuk meningkatkan mutu dan kegunaannya.
Material inilah yang disebut material komposit. Material komposit terdiri lebih dari satu tipe material dan dirancang untuk mendapatkan kombinasi karakteristik
terbaik dari setiap komponen penyusunnya http:www.forumsains.comteknologi_material_komposit.
Pada plastik berpenguat serat, serat dan plastik dengan beberapa sifat fisik dan mekanik yang bagus, digabung untuk menghasilkan suatu material yang memiliki sifat
baru dan unggul. Serat biasanya memiliki kekuatan dan modulus yang sangat tinggi, tetapi biasanya sangat gampang rusak. Plastik mungkin rapuh, tapi biasanya memiliki
ketahanan kimia yang cukup tinggi. Dengan menggabungkan serat dan plastik, maka
Kiki Angreini Siagian : Pemanfaatan Limbah Plastik Polietilena PE Sebagai Matriks Komposit Dengan Bahan Penguat Serat Kaca, 2010.
akan dihasilkan suatu material yang memiliki kekuatan dan kekakuan seperti serat dan ketahanan kimia yang seperti plastik Hull, D., 1988.
Akan tetapi, pencampuran antara plastik dengan bahan pengisi atau bahan penguatnya ini tidak bercampur secara homogen, sehingga menghasilkan campuran
yang tidak kompatibel. Peningkatan kompatibilitas campuran ini dapat dilakukan dengan penambahan bahan pendispersi yang berfungsi sebagai pelunak dan pembasah
pada matriks polimer Wirjosentono, B., 1995.
Serat kaca banyak digunakan sebagai bahan penguat untuk banyak produk plastik; material komposit yang dihasilkan dikenal sebagai plastik diperkuat gelas
glass-reinforced plastic, GRP. Komposit plastik diperkuat gelas ini banyak digunakan pada industri penerbangan, seperti pada sayap pesawat terbang, badan
pesawat terbang, pada industri perabotan, seperti : pembuatan rumah, kursi, meja, dan lain-lain
http:www.satumulutsejutakata.companduan_untuk_komposit .
Penambahan serat kaca yang memiliki kekakuan dan kekuatan yang tinggi pada matriks polietilena akan mengakibatkan peningkatan dari kekuatan tarik dan
modulus elastisitasnya Akutin, M.S, Et all, 1972.
Hasil penelitian oleh Tarra 2009 yang menggunakan serat kaca berupa serat pendek untuk memperkuat plastik jenis Polietilena Tereftalat PET dengan
penambahan bahan pembasah orto klorofenol dapat meningkatkan adhesi antara permukaan matriks PET dengan permukaan serat kaca.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mencoba memanfaatkan limbah plastik polietilena sebagai matriks komposit dengan bahan penguat serat kaca serta
penambahan bahan pembasah xilena yang berperan meningkatkan gaya adhesi dan interaksi fisik antara matriks PE dan bahan penguat serat kaca, yang diharapkan dapat
digunakan untuk menghasilkan komposit yang memiliki sifat fisik dan mekanis yang baik serta dapat mengurangi pencemaran lingkungan.
Kiki Angreini Siagian : Pemanfaatan Limbah Plastik Polietilena PE Sebagai Matriks Komposit Dengan Bahan Penguat Serat Kaca, 2010.
1.2 Permasalahan