Pengujian Kekuatan Tarik dan Kemuluran Analisis Spektroskopi Infra Merah FT-IR

Kiki Angreini Siagian : Pemanfaatan Limbah Plastik Polietilena PE Sebagai Matriks Komposit Dengan Bahan Penguat Serat Kaca, 2010. Polietilena massa jenis tinggi sebagian besar adalah padatan kristalin di atas 90, mengandung kurang dari 1 rantai200 atom karbon pada cabang utama. Titik lelehnya di atas 127 o C atau 135 o C, dan massa jenisnya antara 0,95 gcm 3 - 0,97 gcm 3 Billmeyer, 1984. Reaksi adisi adalah sebuah reaksi dimana dua atau lebih molekul bergabung membentuk suatu produk yang disertai dengan pemutusan ikatan rangkap. Selama polimerisasi etilena, ada ribuan molekul etilena yang bergabung bersama membentuk polietilena. Gambar 2.1. Polimerisasi etilena http:www.chem_is_try.orgindex.php?sect=belajarext=alkena01_09 . Polietilena berkepadatan rendah biasa digunakan untuk barang-barang umum seperti tas plastik dan material-material serupa lainnya yang fleksibel dan berkekuatan rendah. Polietena berkepadatan tinggi biasa digunakan untuk membuat barang- barang seperti botol susu plastik dan wadah-wadah yang serupa, baskom cuci, pipa plastik dan sebagainya. Biasanya terdapat huruf-huruf HDPE di dekat simbol daur- ulang pada produk-produk tersebut http:www.chem_is_try.orgindex.php?sect=belajarext=alkena01_09 .

2.4. Pengujian Kekuatan Tarik dan Kemuluran

Pengujian sifat mekanik bahan polimer sangat penting karena penggunaan bahan polimer sebagai bahan industri sangat bergantung pada sifat mekanisnya. Sifat mekanik polimer merupakan salah satu sifat yang sering digunakan untuk karakterisasi suatu bahan polimer. Sifat mekanik merupakan gabungan antara kekuatan yang tinggi dan elastisitas yang baik, sifat ini disebabkan oleh adanya dua Kiki Angreini Siagian : Pemanfaatan Limbah Plastik Polietilena PE Sebagai Matriks Komposit Dengan Bahan Penguat Serat Kaca, 2010. macam ikatan dalam bahan polimer, yakni ikatan yang kuat antara atom dan interaksi antara rantai polimer yang lemah. Kekuatan tarik adalah salah satu sifat dasar dari bahan polimer. Kekuatan tarik suatu bahan didefenisikan sebagai besarnya beban maksimum F maks yang digunakan untuk memutuskan spesimen bahan dibagi dengan luas penampangnya pada keadaan semula. A F maks = σ Keterangan : = Kekuatan tarik bahan Kg f mm 2 F maks = Tegangan maksimum Kg f A o = Luas penampang mula-mula mm 2 Bila suatu bahan dikenakan beban tarikan yang disebut tegangan gaya persatuan luas, maka bahan akan mengalami perpanjangan regangan. Selain besaran kekuatan tarik , sifat mekanik bahan juga diamati dari sifat kemulurannya yang didefenisikan sebagai pertambahan panjang yang dihasilkan oleh ukuran panjang spesimen akibat gaya yang diberikan. 100 x I I I t − = ε Keterangan : = Kemuluran I = Panjang spesimen mula-mula mm I t = Panjang spesimen setelah diberi beban mm Besaran kemuluran ini berguna juga untuk mengamati sifat plastis dari bahan polimer Wirjosentono, B., 1993.

2.5. Analisis Spektroskopi Infra Merah FT-IR

Kiki Angreini Siagian : Pemanfaatan Limbah Plastik Polietilena PE Sebagai Matriks Komposit Dengan Bahan Penguat Serat Kaca, 2010. Dua variasi instrumental dari spektroskopi infra merah yaitu metode dispersif yang lebih tua, dimana prisma atau kisi dipakai untuk mendispersikan radiasi infra merah, dan metode Fourier Transform FT yang lebih akhir, yang menggunakan prinsip interferometri. Kelebihan-kelebihan dari FT-IR mencakup persyaratan ukuran sampel yang kecil, perkembangan spektrum yang cepat, dan karena instrumen ini memiliki komputer yang terdedikasi, kemampuan untuk menyimpan dan memanipulasi spektrum Stevens, M.P., 2001. Pada saat ini spektrofotometer infra merah sering digunakan untuk keperluan analisa kuantitatif, akan tetap sering juga digunakan untuk analisa kualitatif dengan spektrofotometer ultra-lembayung dan sinar tampak. Penggunaan spektrofotometer infra merah dimaksudkan untuk analisa yang lebih banyak ditujukan untuk identifikasi senyawa organik. Pada tahun 1935 beberapa perusahaan kimia telah menggunakan spektrofotometer infra merah untuk analisa kuantitatif senyawa organik. Hal ini mungkin disebabkan spektrum infra merah senyawa organik yang bersifat khas karena mempunyai gugus fungsi yang berbeda-beda. Sehingga senyawa yang berbeda akan mempunyai struktur yang berbeda pula. Sistem analisa spektroskopi infra merah telah memberikan keunggulan dalam mengkarakterisasi senyawa organik dan formulasi bahan-bahan polimer. Analisa infra merah menyangkut penentuan gugus fungsi dari molekul yang memberikan regangan pada daerah serapan infra merah. Dimana daerah serapan infra merah terletak antara spektrum elektromagnetik sinar tampak dan spektrum radio yaitu 4000-400 cm -1 . Ahli kimia organik pada tahun 1930 secara serius mulai memikirkan spektra infra merah sebagai salah satu yang memungkinkan untuk mengidentifikasi senyawa melalui gugus fungsinya Silverstein, R.M., 1986. Kiki Angreini Siagian : Pemanfaatan Limbah Plastik Polietilena PE Sebagai Matriks Komposit Dengan Bahan Penguat Serat Kaca, 2010. Analisis infra merah memberikan informasi tentang kandungan aditif, panjang rantai, struktur polimer. Di samping itu analisis mengenai bahan polimer yang terdegradasi oksidatif dengan munculnya gugus karbonil dan pembentukan ikatan rangkap rantai polimer. Gugus lain yang menunjukkan terjadinya degradasi oksidatif adalah gugus karbonil dan karboksilat. Umumnya pita serapan polimer pada spektrum infra merah adalah adanya ikatan C-H regangan pada daerah 2880 cm -1 sd 2900 cm -1 dan regangan dari gugus lain yang mendukung suatu analisa mineral Hummel, D.O., 1985.

2.6. Analisis Termal Differansial DTA