Pengalaman Ibu Melakukan Terapi Musik Pada Kehamilan di Medan tahun 2008

(1)

Judul : Pengalaman Ibu Melakukan Terapi Musik Pada Kehamilan di Medan tahun 2008

Nama : Fransisca Sihaloho Nim : 075102034

Program Studi : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2008

ABSTRAK

Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi kondisi seseorang baik fisik maupun mental. Musik memberi rangsangan pertumbuhan fungsi- fungsi otak seperti fungsi ingatan, belajar, mendengar, berbicara, serta analisis intelek dan fungsi kesadaran. Musik memberi nuansa yang bersifat menghibur, menumbuhkan suasana yang menenangkan dan menyenangkan seseorang, sehingga musik tidak hanya berpengaruh terhadap kecerdasan berfikir saja tetapi juga kecerdasan emosi.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2008. Partisipan adalah ibu- ibu yang melakukan terapi musik pada kehamilan jumlah partisipan sebanyak empat orang. Desain penelitian ini adalah penelitian Fenomenologi, pengambilan sampel dengan metode purporsive sampling, pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner data demografi dan wawancara mendalam, direkam menggunakan tape recorder dan analisis data dengan menggunakan metode Colaizzi.

Hasil penelitian diperoleh mengenai terapi musik pada kehamilan pengertian terapi musik, manfaat terapi musik, jenis-jenis musik, cara dan waktu melakukan terapi musik. Partisipan merasakan manfaat yang baik dengan menggunakan terapi musik yaitu, perasaan rileks/tenang, senang, mengurangi stres, dan merasa lebih siap menghadapi persalinan. Terapi musik kebanyakan dilakukan pada saat ibu merasa santai sekitar 30 menit sampai satu jam sebelum tidur siang atau malam. Terapi musik juga dapat dilakukan pada saat perjalanan. Pengalaman lain yang diperoleh adalah berbicara pada anak selama masih dalam kandungan. Tidak ditemukan masalah pada saat melakukan terapi musik.

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk pelayanan kesehatan, agar melakukan promosi kesehatan tentang terapi musik. Untuk pendidikan kesehatan sebagai informasi tentang pengalaman melakukan terapi musik dalam kehamilan guna persiapan peningkatan sumberdaya manusia indonesia yang berkualitas. Peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian dengan desain quasi eksperimen atau eksperimen tentang terapi musik.

Kata Kunci : Pengalaman, Terapi musik, Kehamilan


(2)

PENGALAMAN IBU MELAKUKAN TERAPI MUSIK

PADA KEHAMILAN DI MEDAN TAHUN 2008

KARYA TULIS ILMIAH

FRANSISCA SIHALOHO

NIM : 075102034

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008


(3)

PANDUAN WAWANCARA

PENGALAMAN IBU MELAKUKAN TERAPI MUSIK PADA KEHAMILAN DI MEDAN TAHUN 2008

1. Menurut ibu apakah pengertian dari terapi musik pada kehamilan?

2. Bagaimana pendapat ibu tentang manfaat terapi musik pada kehamilan?

3. Menurut pengalaman bagaimana cara ibu melakukan terapi musik selama

kehamilan ?

4. Coba ibu ceritakan masalah-masalah yang ibu hadapi selama melakukan terapi

musik pada kehamilan ini.


(4)

KUESIONER DATA DEMOGRAFI

1. Petunjuk Pengisian

a. Jawablah pertanyaan sesuai dengan petunjuk

b. Untuk soal nomor 1 dan 2, 5, 6, isilah titik-titik sesuai dengan identitas

anda

c. Untuk soal nomor 3 dan 4 berilah tanda check list () pada kotak yang telah disediakan dan isilah titik-titik jika ada pertanyaan yang harus

dijawab.

d. Setiap pertanyaan hanya dijawab dengan satu jawaban yang sesuai

menurut anda.

Contoh menjawab :

Agama

[ ] Islam [] Katolik [ ] Protestan

1. Usia : …….. tahun

2. Suku : ……..……

3. Agama :

[ ] Islam [ ] Katolik [ ] Protestan [ ] Hindu [ ] Budha

4. Pendidikan Terakhir

[ ] SD [ ] SMP [ ] SMA [ ] D-III [ ] Sarjana

5. Jumlah anak :……

6. Usia kehamilan ini :... minggu

7. Pekerjaan : ...


(5)

FORMULIR PERSETUJUAN PENELITIAN (Informed Consent)

Saya yang bernama Fransisca Sihaloho / 075102034 adalah mahasiswa

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam

menyelesaikan proses belajar mengajar pada Program Studi Diploma IV Bidan

Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengalaman ibu melakukan

Terapi Musik pada kehamilan di Medan Tahun 2008. Untuk keperluan tersebut

saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini.

Selanjutnya saya mohon kesediaan ibu untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan

apa adanya. Jika ibu bersedia ibu dipersilahkan menandatangani persetujuan ini

sebagai bukti kesukarelaan ibu.

Identitas pribadi sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi

yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Ibu berhak untuk ikut

atau tidak ikut berpartisipasi tanpa ada sanksi dan konsekuensi buruk dikemudian

hari. Jika ada hal yang kurang dipahami ibu dapat bertanya langsung kepada

peneliti.

Atas perhatian dan kesediaan ibu menjadi partisipan dalam penelitian ini

saya ucapkan terima kasih.

Nama Peneliti Tanda Tangan Hari/tanggal

(Fransisca Sihaloho) (………) ……….

Nama Partisipan Tanda Tangan Hari/tanggal

( ) (………) ………..


(6)

ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

No Uraian Jumlah Satuan Biaya Satuan Jumlah biaya

1 Peneliti Utama 1 Orang @ Rp. 100.000 Rp. 100.000,-

2

Biaya Non Formal

Kertas HVS 80 gr 1 Rim @ Rp. 25.000 Rp. 25.000,-

Buku Teks 6 Buah @ Rp. 35.000 Rp. 210.000,-

Flash Disk 1 Buah @ Rp. 100.000 Rp. 100.000,-

Disket 2 Buah @ Rp. 5000 Rp. 10.000,-

Foto Copy Ls Rp. 150.000,-

Tape Recorder 1 Buah @ Rp. 250.000 Rp. 250.000,-

Penjilidan Proposal 5 Buah @ Rp. 3000 Rp 15.000,-

Penjilidan KTI 5 Buah @ Rp. 20.000 RP. 100.000,-

3 Administrasi Survey Ls Rp. 100.000,-

4 Transportasi Survey Ls Rp. 100.000,-

5 Akomodasi Survey Ls Rp. 200.000,-

6

Seminar Proposal dan

Sidang KTI

Ls

Ls

Rp. 50.000,-

Rp. 50.000,-

Total biaya Rp. 1.460.000,-

Terbilang : Satu Juta Empat Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah

Peneliti

(Fransisca Sihaloho)


(7)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul

: Pengalaman Ibu Melakukan Terapi Musik

pada Kehamilan di Medan Tahun 2008

Nama

: Fransisca Sihaloho

Nim

:

075102034

Program Studi

: D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara Tahun 2007/2008

Pembimbing

(Dewi Elizadiani Suza, SKp, MNS)

Nip. 132 258 269


(8)

DAFTAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Fransisca Sihaloho Nim : 075102034

Judul KTI : Pengalaman Ibu Melakukan Terapi Musik pada Kehamilan di Medan Tahun 2008

Pembimbing : Dewi Elizadiani Suza, SKp, MNS.

Hari/Tanggal M A T E R I Anjuran / Saran Paraf

Pembimbing

Senin, 10-09-2007

Pengajuan judul penelitian Ganti judul penelitian

Jum’at, 14-09-2007

Pengajuan judul penelitian Perbaiki judul penelitian

Senin, 17-09-2007

Pengajuan judul ACC judul, lanjutkan Bab 1

(satu) Rabu,

26-09-2007

Bab 1 Perbaiki latar belakang dan

tujuan penelitian Jum’at,

28-09-2007

Perbaikan bab 1 Perbaiki latar belakang dan

manfaat penelitian Kamis,

04-10-07

Perbaikan bab 1 ACC bab I, lanjut ke bab 2

dan bab 3 Senin,

29-10-2007

Bab 2 dan bab 3 Perbaiki cara penulisan tinjauan teoritis dan defenisi operasional Jum’at,

09-11-2007

Bab 2 dan bab 3 Perbaiki cara pengambilan

sampel dan analisa data Senin,

11-11-2007

Bab 2 dan bab 3, panduan wawancara, daftar pustaka

ACC bab 2 dan bab 3,

perbaiki cara penulisan daftar pustaka.

Rabu, 14-11-2007

Seluruh proposal penelitian ACC proposal, persiapkan sidang proposal.


(9)

DAFTAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Fransisca Sihaloho NIM : 075102034

Judul KTI : Pengalaman Ibu Melakukan Terapi Musik pada Kehamilan di Medan Tahun 2008

Pembimbing : Dewi Elizadiani Suza, SKp, MNS.

Hari/Tanggal M A T E R I Anjuran / Saran Paraf

Pembimbing

Selasa, 20-11-2007

Perbaikan Proposal Perbaiki sesuai saran penguji dan pembimbing

Sabtu, 24-11-2007

Perbaikan proposal Perbaiki judul dan analisa

data Senin,

03-12-2007

Perbaikan proposal Lakukan uji coba wawancara

Selasa, 08-01-2008

Uji coba wawancara Lajutkan dengan

Pengumpulan data Sabtu,

26-04-2008

Hasil wawancara Kelompokkan kedalam

tema-tema khusus Jumat,

09-05-2008

Bab 4 (hasil penelitian dan pembahasan)

Buat tabel karakteristik partisipan

Sabtu, 24-05-2008

Hasil penelitian dan pembahasan

Perbaiki pembahasan

Senin, 09-06-2008

Konsul bab 4 dan bab 5 ACC bab 4 perbaiki

kesimpulan dan saran Rabu,

11-06-2008

Bab 5 ACC bab 5, lanjutkan power

point Selasa,

17-06-2008

Konsul KTI Chek ulang seluruh KTI dan

perbaiki penulisan Rabu,

19-06-2008

Konsul seluruh KTI ACC, persiapkan sidang

tanggal 21 Juni 2008


(10)

CURICULUM VITAE I. Data Pribadi

Nama : Fransisca Sihaloho Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tgl Lahir : Samosir, 30 Desember 1980

Agama : Khatolik

Status : Belum menikah

Anak ke- : Enam dari tujuh bersaudara

Pekerjaan : Staff Pengajar AKBID Cipto Medan Alamat : Jl. Perjuangan No 159 Pancing – Medan

II. Pendidikan

1. SD Negeri Nomor 173765 Pangururan tahun 1986-1992 2. SMP Negeri Parbaba tahun 1992-1995

3. SMU Swasta Khatolik St. Mikhael Pangururan tahun 1995-1998 4. AKBID Darmo Medan tahun 2003-2006

5. Program D – IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran USU Medan 2007-2008

III. Pengalaman kerja :

Staff Pengajar Akademi Kebidanan Cipto Medan tahun 2006 sampai saat ini

IV. Data Orang Tua

Nama Orang Tua : Ayah : A. Sihaloho Ibu : T. Saragi

Pekerjaan : Ayah : Wiraswasta

Ibu : Wiraswasta

Alamat : Desa Lumban Suhi-Suhi Dolok Kec. Pangururan - Samosir


(11)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun karya tulis ilmiah dengan judul

“Pengalaman ibu Melakukan Terapi Musik pada Kehamilan di Medan Tahun

2008”. Karya tulis ilmiah ini disusun adalah untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan pada Program D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan Penerapan Ilmu dalam Mata

Kuliah Metodologi Penelitian. Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini penulis

banyak menghadapi kesulitan namun berkat bantuan dari berbagai pihak karya

tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Prof. Gontar A. Siregar, Sp. PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

2. dr.Murniati Manik, MSc, SpKK, selaku Ketua Pelaksana Program Studi

D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. Dewi Elizadiani Suza, SKp, MNS selaku Dosen Pembimbing sekaligus

sebagai Koordinator matakuliah Metodologi Penelitian yang telah

menyediakan waktu memberikan arahan dan masukan yang berharga dalam

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

4. dr. Arlinda S. Wahyuni, M. Kes dan Dina Indarsita, M. Kes, selaku penguji

yang telah banyak memberi saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.


(12)

ii

5. Seluruh Dosen dan Staff Administrasi Program Studi D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak pimpinan Gleni International Hospital yang telah memberi

kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

7. Kedua orang tuaku tercinta A. Sihaloho dan T. Saragi, Abang, Kakak, dan

Adekku yang telah memberikan dukungan materil dan moril selama

mengikuti pendidikan program D-IV Bidan Pendidik

8. Seluruh rekan-rekan D-IV Bidan Pendidik Angkatan 2007.

9. Keempat partisipan yang telah banyak membantu terselesainya karya tulis

ilmiah ini.

10.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu terima

kasih atas dukungan dan bantuannya selama penyusunan karya tulis ilmiah

ini.

Penulis juga menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari

sempurna baik dari isi maupun bahasanya untuk itu penulis sangat mengharapkan

saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah

dimasa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, 19 Juni 2008

Penulis

Fransisca Sihaloho


(13)

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Tujuan Penelitian ... 4

1.3.Pertanyaan Penelitian ... 4

1.4.Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Terapi Musik ... 6

2.2. Pengalaman ... 15

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 18

3.1. Desain Penelitian ... 18

3.2. Defenisi Operasional ... 18

3.3. Defenisi Konseptual ... 19

3.4. Populasi dan Sampel ... 20

3.5. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

3.6. Pertimbangan Etik ... 22

3.7. Instrumen Penelitian ... 22

3.8. Pengumpulan Data ... 23

3.9. Analisa Data ... 24

3.10. Tingkat Kepercayaan Data ... 25

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 26

4.1. Hasil Penelitian ... 26

4.1.1. Karakteristik Partisipan ... 26

4.1.2. Hasil Wawancara ... 29


(14)

iv

4.2. Pembahasan ... 37

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

5.1. Kesimpulan ... 41

5.2. Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

1. Lembar persetujuan menjadi partisipan

2. Kuesioner data demografi

3. Panduan wawancara

4. Surat Izin penelitian dari Program Studi D-IV bidan pendidik

5. Curriculum Vitae


(15)

Judul : Pengalaman Ibu Melakukan Terapi Musik Pada Kehamilan di Medan tahun 2008

Nama : Fransisca Sihaloho Nim : 075102034

Program Studi : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2008

ABSTRAK

Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi kondisi seseorang baik fisik maupun mental. Musik memberi rangsangan pertumbuhan fungsi- fungsi otak seperti fungsi ingatan, belajar, mendengar, berbicara, serta analisis intelek dan fungsi kesadaran. Musik memberi nuansa yang bersifat menghibur, menumbuhkan suasana yang menenangkan dan menyenangkan seseorang, sehingga musik tidak hanya berpengaruh terhadap kecerdasan berfikir saja tetapi juga kecerdasan emosi.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2008. Partisipan adalah ibu- ibu yang melakukan terapi musik pada kehamilan jumlah partisipan sebanyak empat orang. Desain penelitian ini adalah penelitian Fenomenologi, pengambilan sampel dengan metode purporsive sampling, pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner data demografi dan wawancara mendalam, direkam menggunakan tape recorder dan analisis data dengan menggunakan metode Colaizzi.

Hasil penelitian diperoleh mengenai terapi musik pada kehamilan pengertian terapi musik, manfaat terapi musik, jenis-jenis musik, cara dan waktu melakukan terapi musik. Partisipan merasakan manfaat yang baik dengan menggunakan terapi musik yaitu, perasaan rileks/tenang, senang, mengurangi stres, dan merasa lebih siap menghadapi persalinan. Terapi musik kebanyakan dilakukan pada saat ibu merasa santai sekitar 30 menit sampai satu jam sebelum tidur siang atau malam. Terapi musik juga dapat dilakukan pada saat perjalanan. Pengalaman lain yang diperoleh adalah berbicara pada anak selama masih dalam kandungan. Tidak ditemukan masalah pada saat melakukan terapi musik.

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk pelayanan kesehatan, agar melakukan promosi kesehatan tentang terapi musik. Untuk pendidikan kesehatan sebagai informasi tentang pengalaman melakukan terapi musik dalam kehamilan guna persiapan peningkatan sumberdaya manusia indonesia yang berkualitas. Peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian dengan desain quasi eksperimen atau eksperimen tentang terapi musik.

Kata Kunci : Pengalaman, Terapi musik, Kehamilan


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pengalaman berasal dari kata dasar ”alami” yang mempunyai arti mengalami, menemui, mengarungi, menghadapi, menyebrangi, menyelami, menanggung, mendapat, mengenyam, menikmati, dan merasakan (Endarmoko, 2006). Kirkham (1997), mengungkapkan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, akan tetapi pengalaman bagi seseorang dapat berdampak bagi orang lain, dengan membagikan pengalaman mereka saat mereka mengalami suatu hal dan hal tersebut menyebabkan pengalaman mereka semakin mendalam.

Kehamilan membutuhkan persiapan secara fisik maupun secara psikologis, oleh sebab itu perlu melakukan Ante natal care untuk mengikuti pertumbuhan dan perkembangan janin, sehingga wanita dan keluarga perlu melakukan persiapan dengan tugas-tugas kehamilan ( Bobak, 2005).

Faktor biologis dan fisiologis anak dapat dibentuk sejak anak masih di dalam kandungan. Sejumlah musik klasik tertentu memberi pengaruh rasa aman pada orang yang mendengarkan termasuk ibu pada saat hamil. Kondisi ini mempengaruhi janin untuk tumbuh dan berkembang dalam suasana yang relatif

tenang sehingga proses perkembangannya berlangsung optimal

(Kasdu Dini, 2004).

1


(17)

2

Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi kondisi seseorang baik fisik maupun mental. Musik memberi rangsangan pertumbuhan fungsi- fungsi otak seperti fungsi ingatan, belajar, mendengar, berbicara, serta analisis intelek dan fungsi kesadaran (Satiadarma, 2004). Musik memberi nuansa yang bersifat menghibur, menumbuhkan suasana yang menenangkan dan menyenangkan seseorang, sehingga musik tidak hanya berpengaruh terhadap kecerdasan berfikir saja tetapi juga kecerdasan emosi. Pengaruh musik terhadap pertumbuhan anak tidak hanya dimulai sejak anak lahir tetapi bahkan sejak masih berada dalam kandungan ibu. Pada minggu ke-18 bayi dalam kandungan sudah mulai mengenali suara yang berbicara kepadanya (Sari, 2004).

Untuk memacu perkembangan otak, perlu dilakukan berbagai cara atau metode yang bijaksana antara lain dengan memberi rangsangan suara, termasuk musik. Dari hasil penelitian ternyata bahwa janin yang diberi rangsangan suara/ musik dapat memacu kecerdasan bayi setelah lahir. Partisipasi aktif dari ibu-ibu hamil dan ibu-ibu sesudah melahirkan melalui terapi musik diharapkan memacu perkembangan anak-anak menjadi individu yang cerdas, kreatif dan berkepribadian matang (Widodo, 2000).

Diperkirakan proses pembelajaran pada anak di dalam kandungan terjadi melelui neurotransmitter lewat darah ibu (Hidayat, 2005). Menurut penelitian terakhir Sidik mengatakan bahwa memang ada hubungan antara musik dan pengobatan. Musik sering dipakai sebagai pengatur kegiatan manusia. Di dalam tubuh kita juga ada musik mulai dari irama detak jantung, pernafasan, sampai

berbagai aktivitas otak, selain itu tubuh juga terpapar musik dari luar (Sidik, 1999).


(18)

3

Terapi musik mulai berkembang di Amerika Serikat dan diseluruh dunia. Hal ini menunjukkan menunjukkan bahwa musik selain memiliki aspek estetika, juga aspek terapetik, sehingga musik banyak digunakan untuk membantu panyembuhan, menenangkan, dan memperbaiki kondisi fisiologis pasien maupun

tenaga medis dalam dunia kedokteran disebut Complementary Medicine

( Halim, 2003).

Di Indonesia penelitian musik sudah mulai dikembangkan. Terapi musik mulai dilakukan sebagai salah satu pengobatan di Rumah Sakit Anak Bangsa Harapan Kita. Di Sumatera Utara khususnya di Medan Gleni International Hospital Medan melakukan kelas prenatal tiga kali dalam satu minggu yaitu hari Rabu, Sabtu dan Minggu dengan jumlah peserta dalam satu group sebanyak 14 - 16 orang, mayoritas kehamilan trimester III (kehamilan lebih dari 24 minggu).

Hasil riset menunjukkan bahwa pelatihan dengan musik memberi lebih dari sekedar hubungan sebab akibat terhadap perkembangan bagian-bagian tertentu dari dari otak secara jangka panjang. Mendengarkan musik akan membantu perkembangan positif dari otak manusia. Penelitian ini didukung pula oleh orangtua, tanpa ragu lagi mengatakan bahwa tidak ada kata terlalu dini bagi seorang anak untuk mulai mendengarkan musik (Fauzi, 2006).

Dari uraian diatas penulis ingin meneliti bagaimanakah pengalaman ibu melakukan terapi musik pada kehamilan?

1.2.Tujuan Penelitian 1.2.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengalaman ibu melakukan terapi musik pada kehamilan.


(19)

4

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengalaman ibu tentang manfaat terapi musik

pada kehamilan.

2. Untuk mengetahui pengalaman ibu tentang cara melakukan terapi musik selama kehamilan.

3. Untuk mengetahui pengalaman ibu tentang waktu melakukan terapi

musik pada kehamilan.

4. Untuk mengetahui masalah-masalah yang ibu hadapi selama

melakukan terapi musik pada.

1.3.Pertanyaan Penelitian

Bagaimanakah pengalaman ibu melakukan terapi musik pada kehamilan? 1.4.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1.4.1. Tempat Penelitian

Sebagai masukan atau informasi tentang pengalaman ibu melakukan terapi musik.

1.4.2. Institusi Pendidikan

Sebagai bahan acuan atau referensi bagi mahasiswa khususnya yang berkaitan dengan terapi musik pada kehamilan.

1.4.3. Penulis

Menambah wawasan dan kemampuan penulis dalam mengumpulkan dan menganalisa data khususnya mengenai pengalaman ibu melakukan terapi musik pada kehamilan.


(20)

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Terapi Musik 2.1.1. Defenisi

Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi kondisi seseorang baik fisik maupun mental. Musik memberi rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi otak seperti fungsi ingatan, belajar, mendengar, berbicara, serta analisis intelek dan fungsi kesadaran (Satiadarma, 2004). Terapi musik merupakan suatu disiplin ilmu yang rasional yang memberi nilai tambah pada musik sebagai dimensi baru secara bersama dapat mempersatukan seni, ilmu pengetahuan dan emosi (Widodo, 2000).

Musik adalah segala sesuatu yang menyenangkan, mendatangkan keceriaan, mempunyai irama (ritme), melody, timbre (tone colour) tertentu untuk membantu tubuh dan pikiran saling bekerja sama (Fauzi, 2006). Musik memberi nuansa yang bersifat menghibur, menumbuhkan suasana yang menenangkan dan menyenangkan seseorang, sehingga musik tidak hanya berpengaruh terhadap kecerdasan berfikir saja tetapi juga kecerdasan emosi (Sari, 2004).

6


(21)

6

2.1.2. Jenis- jenis Musik

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan tehnologi juga semakin meningkatkan jenis-jenis musik seperti musik Rok, musik Contry, Musik Jazz, musik Barok, musik Klasik (Mozart), dll. Sebagian dari musik ini dapat digunakan untuk merangsang kecerdasan, walau demikian bukan berarti musik lain tidak berpengaruh sama sekali (Satiadarma, 2004). Jenis musik yang sudah diteliti dapat meningkatkan kecerdasan adalah:

1) Musik Klasik

Musik klasik disebut juga dengan dampak Mozart yaitu teori yang menyatakan bahwa dengan memperdengarkan musik klasik kepada bayi ketika masih dalam kandungan. Setelah lahir atau ketika mereka tumbuh besar, bahkan ketika berada dibangku kuliah akan menjadikan anak-anak tersebut menjadi cerdas. Secara umum beberapa musik klasik dianggap memiliki dampak psikofisik yang menimbulkan kesan rileks, santai, cenderung membuat detak nadi bersifat konstan, memberi dampak menenangkan, dan menurunkan stress. Tetapi pemakaian musik jenis ini perlu pertimbangan tentang waktu tampilan musik, taraf usia perkembangan, dan latar belakang budaya, serta aktivitas motorik yang sesuai dan diassosiasikan dengan kasih sayang dan estetika (Fauzi, 2006).

2) Musik Barok

Musik jenis ini dianggap sebagai sooting music atau musik yang

membelai, menimbulkan rasa tenang dan nyaman.


(22)

7

Musik barok ini juga membangkitkan suasana positif dalam bermain musik jenis ini cenderung mendorong anak untuk berani bereksplorasi dalam suasana yang menggembirakan.

Pada hakikatnya musik ini membangkitkan aktivitas kesenimanan dalam diri anak ( the artist within). Dengan memperdengarkan musik ini kemampuan kreatif anak juga dibangkitkan karena dapat mengembangkan daya imajinasi seseorang, kondisi ini memungkinkan anak untuk berekspresi (Satiadarma, 2004).

3) Musik Nature Sounds

Musik nature sounds atau Nature sounds music bukan merupakan bagian

dari musik klasik. Musik jenis ini justru merupakan temuan baru akibat modernisasi tehnologi rekaman suara. Nature sounds music merupakan bentuk integrative musik klasik dengan suara-suara alam. Komposisi musik ini disertai dengan latar belakang suara ombak lautan atau gemerisik pepohonan, dan suara alam lainya. Jenis musik nature sounds ini cenderung lebih mendekatkan pendengar dengan suasana alam. Bagi anak suara alam ini tidak sekadar membangkitkan assosiasi tertentu tetapi juga merupakan stimulus tertentu sebagai sarana belajar. Iringan musik ini dalam situasi yang tenang ketika sedang belajar sangat membantu memperkuat imajinasi dan assosiasinya (Satiadarma, 2004).


(23)

8

2.1.3. Manfaat Musik

Musik adalah pengatur yang baik membentuk tubuh dan pikiran untuk saling bekerjasama. Musik berguna untuk (1) memberi pengulangan yang menguatkan pembelajaran (2) memberi ketukan yang berirama yang membantu koordinasi (3) memberi pola yang membimbing guna mengantisipasi apa yang akan terjadi berikutnya (4) memberi kata-kata yang menyatukan bahasa dan kemampuan membaca (5) memberi melodi yang menarik hati dan perhatian dengan kegembiraan (Sari, 2005).

Menurut Fauzi (2006), musik memberi pengaruh yang kuat untuk (1) Membantu perkembangan otak bayi (2) Membantu perkembangan bahasa (3) Menjadi jembatan belajar membaca (4) Memberi perangkat bagi mental untuk memecahkan masalah (5) meningkatkan keterampilan kognitif dan perilaku (6) Menumbuhkan rasa percaya diri.

Hasil observasi dan evaluasi terhadap bayi yang mendapat stimulus musik menunjukkan ciri- ciri : cepat dan mahir berbicara, menirukan suara, menyebutkan kata-kata pertama, tersenyum spontan, menoleh kearah suara orangtuanya, lebih tanggap terhadap musik, dan pola sosialnya berkembang sangat baik. Hasil riset menunjukkan bahwa pelatihan dengan musik menunjukkan bahwa musik lebih daripada sekedar hubungan sebab akibat terhadap perkembangan bagian-bagian tertentu dari otak secara jangka panjang, tetapi alunan beberapa jenis musik mampu memberikan pengaruh tertentu pada pergerakan gelombang otak anak (Fauzi, 2006).


(24)

9

2.1.4. Pengaruh musik dalam aspek kehidupan

1) Aspek bawaan

Aspek bawaan melibatkan faktor genetik serta berbagai faktor biologis dan psikologis. Peran faktor genetik relatif tidak dapat diubah, tetapi faktor biologis dan fisiologis anak dapat dibentuk sejak anak masih di dalam kandungan. Sejumlah musik klasik tertentu memberi pengaruh rasa aman pada orang yang mendengarkan termasuk ibu pada saat hamil.

Kondisi ini mempengaruhi janin untuk tumbuh dan berkembang dalam suasana yang relatif tenang sehingga proses perkembanganya berlangsung optimal (Kasdu Dini, 2004).

2) Aspek lingkungan

Lingkungan memiliki peran penting bagi anak-anak untuk belajar memusatkan perhatian dan melakukan aktifitas mereka. Pendidikan musik memberi kesempatan pada anak- anak untuk memusatkan perhatian. Anak usia 18-24 bulan yang sering diberi perangsangan verbal ritmis (diajarkan bermain dengan kata-kata berirama) lebih tinggi kemampuan verbalnya dibanding dengan anak-anak yang kurang memperoleh perangsangan verbal ritmis. Suasana musical ini juga memungkinkan anggota keluarga untuk mengurangi beban stress yang dialami (Fauzi, 2006).

3) Aspek sosial

Kesenjangan budaya merupakan aspek sosial lain yang berpotensi menghambat proses belajar musik. Perbedaan antara budaya lain kerap menghambat seseorang untuk menyesuaikan diri ditengah suasana yang berbeda.


(25)

10

Demikian juga halnya dalam proses belajar musik, anak seringkali dibiasakan untuk ikut aktif dalam kegiatan musikal antar budaya, peluang untuk mengenal ragam musik menjadi lebih luas ( Satiadarma, 2004).

2.1.5 Rangsangan terapi musik terhadap fungsi otak

Musik memberi rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi pada otak (fungsi ingatan, belajar, bahasa, berbicara, analisis intelek dan fungsi kecerdasan). Dengan menikmati musik, gudang ingatan anak semakin lama

semakin berkembang, sehingga daya ingat anak semakin baik

(Satiadarma, 2004).

Musik juga dapat berpengaruh untuk: 1) Merangsang otak secara fisik

Musik mampu mengaktifkan fungsi fisik otak yang telah mengalami penurunan akibat adanya ganguan fisik. Ada yang beranggapan bahwa bukan musik yang memperbaiki kondisi fisik otak, melainkan kondisi fisik otak yang lebih memungkinkan seseorang untuk belajar musik. Bagian otak yang

berperan dalam fungsi pendengaran dan kemampuan verbal (planum

temporal) dan bagian otak yang berfungsi sebagai lintas transformasi sinyal dari belahan otak kanan dan belahan otak kiri ( corpus collosum) pada musisi umumnya lebih besar karena musisi belajar musik relatif lebih lama daripada orang lain (Rahmawati, 2001).


(26)

11

2) Merangsang fungsi kognitif

Fungsi kognitif (nalar) merupakan fungsi yang sangat penting dalam

aktifitas kerja otak. Fungsi kognitif memungkinkan seseorang untuk berfikir, mengingat, menganalisa, belajar dan melakukan aktifitas mental yang lebih tinggi. Secara umum musik mampu membantu seseorang untuk meningkatkan konsentrasi, menenangkan pikiran, memberi ketenangan dan membantu sesoarang untuk melakukan motivasi dengan kata lain musik dapat membantu individu mengembangkan proses mental dan meningkatkan kesadaran (Satiadarma, 2004).

3) Merangsang proses assosiatif

Proses assosiatif adalah salah satu proses berfikir untuk mengaitkan satu hal dengan hal yang lainya. Musik merangsang kemampuan tumbuhkembangnya kemampuan assosiatif anak. Lagu anak-anak yang dirancang jangan menyisipkan kata-kata tertentu merupakan suatu sarana untuk mengembangkan kemampuan assosiatif anak (Satiadarma, 2004).

4) Merangsang rekognisi (mengenali kembali)

Proses rekognisi merupakan salah satu proses penting dalam berpikir, proses ini berlangsung cukup kompleks dan melibatkan ragam fungsi kerja otak. Pada awalnya rangsang diterima oleh penginderaan dan di sampaikan ke otak dengan menggunakan sinyal tertentu melintas pada jaringan saraf, kemudian otak menganalisa sinyal yang dikirimkan oleh penginderaan, mencari pendengaranya dengan koleksi data yang ada di gudang ingatan (Satiadarma, 2004).


(27)

12

Jika seseorang mendengar alunan musik, saraf indra pendengaran mengirim sinyal ke otak untuk mengenal alunan musik tersebut. Jika individu pernah mendengar alunan serupa maka individu yang bersangkutan akan merespon alunan serupa misalnya dengan hentakan kaki, bersiul mengikuti lagu yang didengarnya (Satiadarma, 2004).

5) Memperluas gudang ingatan

Berbagai bentuk pengalaman memberikan konstribusi koleksi data dalam gudang ingatan. Ragam musik juga memberikan kontribusi data di dalam gudang ingatan, akan tetapi gudang ingatan memiliki keterbatasan jika jumlah data yang masuk jauh lebih besar dari daya tampung dalam gudang ingatan. Musik mampu mengubah individu untuk memanggil kembali data lainya karena adanya proses assosiatif. Banyaknya ragam musik yang direkam dalam ingatan seseorang memperkaya koleksi ingatan dengan ragam bentuk data yang terorganisir sehingga individu lebih mampu mengklasifikasikan kelompok ingatan dan mengaitkanya dengan musik (Satiadarma, 2004).

6) Merangsang perkembangan bahasa

Dalam bidang pendidikan diberbagai lembaga bahasa, musik serta lagu sering digunakan untuk membantu para siswa agar lebih mampu belajar bahasa. Lirik musik juga mengubah individu untuk memahami kata dan ragam ungkapan dalam lirik lagu tersebut (Fauzi, 2006).


(28)

13

7) Merangsang berfikir ritmis

Tidak dapat dipungkiri bahwa musik mengandung irama atau ritmis. Ketika anak-anak mulai belajar musik dengan bertepuk tangan, mereka mengawali proses berpikir secara ritmis. Dalam proses ini anak mulai melatih mengkoordinasi gerak dengan ritme musik (Fauzi, 2006).

2.1.6. Cara pelaksanaan terapi musik

Terapi musik dapat dilakukan di rumah, disaat santai dan dimana saja, jaraknya sekitar setengah meter (50 cm) dari tape dapat juga menggunakan walkman. Usahakan suara (volume) tidak terlalu keras atau lemah, intinya volume tersebut dapat membuat ibu merasa nyaman dan membuat ibu berkonsentrasi penuh. Jika mempunyai hearphone, sesekali dapat menempelkanya ke perut ibu agar janin bisa mendengarkan lebih jelas, ibu boleh berdendang mengikuti melodi atau lirik lagu yang di dengarnya (Satiadarma, 2004) .

Waktu yang digunakan sekitar 30 menit yang dibagi menjadi relaksasi dan stimulus. Stimulus sekitar 15 sampai 20 menit, relaksasi sekitar 10 sampai 15 menit. Di rumah lama mendengar musik yang dianjurkan pada ibu hamil adalah sekitar 30 menit setiap hari. Untuk memperoleh manfaat dari mendengarkan musik, ibu hamil dianjurkan mendengarkan dengan penuh perhatian dan kesadaran bahwa musik dapat merasuk ke dalam pikiran ibu. Dengan demikian suara harmoni dan irama musik dapat mendorong ibu untuk bergairah, kreatif dan menyenangkan (Satiadarma, 2004).


(29)

14

1.2. Pengalaman 2.2.1. Defenisi

Pengalaman berasal dari kata dasar ”alami” yang mempunyai arti mengalami, menemui, mengarungi, menghadapi, menyebrangi, menyelami, menanggung, mendapat, mengenyam, menikmati, dan merasakan (Endarmoko, 2006).

Kirkham (1997), mengungkapkan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, akan tetapi pengalaman bagi seseorang dapat berdampak bagi orang lain, dengan membagikan pengalaman mereka saat mereka mengalami suatu hal dan hal tersebut menyebabkan pengalaman mereka semakin mendalam.

Pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan-pesan yang didahului oleh proses penginderaan terhadap stimulus yang diterima oleh panca indranya hal inidisebut juga dengan persepsi (Walgito, 2003).

James mengatakan bahwa persepsi adalah suatu pengalaman yang terbentuk berupa data-data yang didapat melalui indra hasil pengolahan otak dan ingatan. Persepsi juga merupakan proses mental yang terjadi pada diri manusia yang akan menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar,

merasakan, memberi dan meraba kerja indra disekitar kita

(Widayatun, 1999).


(30)

15

Persepsi tidak sekedar pengenalan atau pemahaman tetapi juga evaluasi bahkan persepsi juga bersifat inferensional (menarik kesimpulan). Persepsi dapat dipahami dengan melihatnya sebagai suatu proses seseorang mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan-kesan sensorinya dalam usaha memberikan suatu makna kepada lingkunganya (Siagian, 2004).

2.2.2. Proses terjadinya persepsi

Menurut Widayatun pertama terjadinya persepsi adalah karena adanya obyek/stimulus yang meragsang untuk ditangkap oleh panca indra (obyek tersebut menjadi perhatian panca indra), kemudian stimulus/obyek perhatian tadi dibawa ke otak. Dari otak terjadi adanya “kesan” atau jawaban (response) adanya stimulus, berupa kesan atau response dikembalikkan ke indra kembali berupa “tanggapan” atau persepsi atau hasil kerja indra berupa pengalaman hasil pengolahan otak (Widayatun, 1999).

Proses terjadinya persepsi ini perlu fenomena, dan yang penting fenomena dari persepsi ini adalah ”perhatian” atau “attention”. Pengertian perhatian itu sendiri adalah suatu konsep yang diberikan pada proses persepsi yang menseleksi input-input tertentu untuk diikutsertakan dalam suatu pengalaman yang kita sadari/kenal dalam suatu waktu tertentu. (Widayatun, 1999).

Proses persepsi dipengaruhi oleh perasaan, pengalaman, kemampuan berfikir, kerangka acuan, motivasi, dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri induividu. Dengan demikian dapat digambarkan bahwa persepsi itu bersifat subjektif atau individual (Walgito, 2003).


(31)

16

2.2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Faktor yang mempengaruhi persepsi adalah faktor internal, yaitu apa yang ada dalam diri individu. Di samping itu masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi proses persepsi, yaitu faktor internal terdiri dari faktor stimulus itu sendiri dan faktor lingkungan persepsi itu berlangsung. Faktor internal dan eksternal ini saling berinteraksi dalam mengadakan persepsi. Lingkungan atau situasi khususnya yang melatarbelakangi stimulus juga berpengaruh dalam persepsi, lebih-lebih bila objek persepsi adalah manusia. Objek dan lingkungan yang melatarbelakangi objek merupakan kebulatan atau kesatuan yang sulit dipisahkan. Objek yang sama dengan situasi sosial yang berbeda, dapat menghasilkan persepsi yang berbeda ( Walgito, 2003).

Agar stimulus dapat dipersepsi maka stimulus harus cukup kuat, stimulus harus melampaui ambang stimulus, yaitu kekuatan stimulus yang minimal tetapi dapat menimbulkan kesadaran sudah dapat dipersepsi oleh individu yang mempersepsi (Walgito, 2003).

Siagian menguraikan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah (1) Diri orang yang bersangkutan yaitu karakteristik individual seperti sikap, kepentingan, minat, pengalaman, dan harapan (2) sasaran persepsi berupa orang, benda, atau peristiwa yang sifat sasaranya mempengaruhi persepsi orang yang melihatnya (3) Faktor situasi juga mempengaruhi persepsi. Persepsi harus dilihat secara konstektual yang berarti dalam situasi mana persepsi itu timbul (Siagian, 2004).


(32)

17

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pendekatan fenomenologi yaitu suatu penelitian tentang pengalaman yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang arti peristiwa dan kaitan-kaitan terhadap orang- orang dalam situasi-situasi tertentu serta menangkap pengertian tentang sesuatu yang sedang diteliti. Fenomenologi merupakan pandangan berfikir yang menekankan pada fokus pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia (Moleong, 2006). Fenomenologi adalah cabang filosofi yang menekankan pada subjektivitas pengalaman manusia (Brockopp, 1999). Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengalaman ibu melakukan terapi musik pada kehamilan.

3.2. Depenisi Operasional

3.2.1. Pengalaman adalah hal – hal yang dapat dingat dan diceritakan ibu

melalui kata-katanya sendiri tentang terapi musik pada kehamilan.

3.2.2. Musik adalah segala sesuatu yang menyenangkan, mendatangkan

keceriaan mempunyai irama (ritme), melody, tertentu untuk membantu tubuh dan pikiran saling bekerja sama sehingga seseorang menjadi rileks/santai.

18


(33)

18

3.2.3. Terapi musik adalah mendengarkan musik secara rutin untuk

membantu tubuh dan pikiran menjadi lebih tenang.

3.2.4. Jenis musik yang dapat mempengaruhi kecerdasan adalah semua

musik yang mempunyai irama lembut, bersifat alami yang dapat menenangkan seseorang.

3.2.5. Manfaat terapi musik adalah membantu perkembangan otak bayi,

Membantu perkembangan bahasa, Menjadi jembatan belajar membaca, Memberi perangkat bagi mental untuk memecahkan masalah, meningkatkan keterampilan berfikir dan perilaku, menumbuhkan rasa percaya diri.

3.2.6. Tehnik melakukan terapi musik adalah mendengarkan musik di rumah

atau dimana saja dengan santai, menggunakan tape atau walkman, volumenya tidak terlalu lemah atau keras, kira-kira 30 menit setiap hari.

3.3. Defenisi Konseptual

3.3.1. Pengalaman berasal dari kata dasar ”alami” yang mempunyai arti

mengalami, menemui, mengarungi, menghadapi, menyebrangi, menyelami, menanggung, mendapat, mengenyam, menikmati, dan merasakan (Endarmoko, 2006).

3.3.2. Musik adalah adalah segala sesuatu yang menyenangkan,

mendatangkan keceriaan mempunyai irama (ritme), melody, timbre (tone colour) tertentu untuk membantu tubuh dan pikiran saling bekerja sama (Fauzi, 2006).


(34)

19

3.3.3. Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi kondisi

seseorang, baik fisik maupun mental ( Satiadarma, 2004).

3.3.4. Jenis-jenis musik yang berpengaruh terhadap kecerdasan adalah musik klasik, musik yang bernada atau berirama lembut dan musik yang bernuansa alami/natural (Satiadarma, 2004).

3.3.5. Manfaat terapi musik adalah membantu perkembangan otak bayi,

Membantu perkembangan bahasa, Menjadi jembatan belajar membaca, Memberi perangkat bagi mental untuk memecahkan masalah, meningkatkan keterampilan kognitif dan perilaku, menumbuhkan rasa percaya diri (Fauzi, 2006).

3.3.6. Tehnik melakukan terapi musik adalah mendengarkan musik di rumah

atau dimana saja dengan santai, menggunakan tape atau walkman, volumenya tidak terlalu lemah atau keras, kira-kira 30 menit setiap hari (Satiadarma, 2004).

3.4. Populasi dan Sampel 3.4.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III (usia

kehamilan ≥ 28 minggu) yang melakukan terapi musik selama

kehamilan dan memeriksakan kehamilannya dan di Gleni International Hospital Medan dari Januari sampai Maret tahun 2008.


(35)

20

3.4.2. Sampel

Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sampai saturasi data tercapai, diharapkan dengan sampel tersebut dapat memenuhi data dan fokus penelitian yang diinginkan. Tehnik pengambilan sampel yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah purporsive sampling yaitu tehnik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti. Ibu-ibu yang memenuhi kriteria yang dijumpai oleh peneliti selama pengambilan data berlangsung dilibatkan sebagai subjek penelitian. Kriteria untuk sampel yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Ibu hamil dengan usia kehamilan ≥ 28 minggu.

2. Memeriksakan kehamilannya di Gleni International Hospital Medan. 3. Selama kehamilan ini melakukan terapi musik

4. Bersedia diwawancarai atau menjadi partisipan.

3.5. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Gleni International Hospital Medan, dengan pertimbangan peneliti berdomisili di kota Medan, pasien mendapat promosi kesehatan tentang terapi musik, di tempat tersebut ada kelas prenatal dan pasien atau klien merupakan golongan ekonomi menengah ke atas. Penelitian akan dilaksanakan mulai Maret 2008.


(36)

21

3.6. Pertimbangan Etik

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mendapat izin dari ketua pelaksana program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, kemudian mengajukan permohonan izin penelitian ke pimpinan Gleni International Hospital Medan. Menjelaskan maksud dan tujuan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika bersedia menjadi partisipan maka partisipan menandatangani lembar persetujuan yang telah dibuat (informed consent). Peneliti tidak akan memaksa jika partisipan tidak bersedia untuk diwawancarai karena menjadi partisipan sifatnya sukarela, peneliti juga menghormati hak partisipan jika mengundurkan diri dari penelitian. Selanjutnya untuk menjaga kerahasiaan identitas partisipan, pada lembar pengumpulan data (kuesioner) hanya menggunakan kode. Seluruh informasi yang diperoleh tidak akan dipergunakan kecuali untuk meningkatkan kualitas kesehatan dengan tetap menjaga kerahasiaan identitas partisipan.

3.7. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Peneliti sebagai intrumen utama dalam penelitian

2. Kuesioner data demografi berisi pertanyaan mengenai data umum partisipan

pada lembar pengumpulan data (kuesioner) berupa usia, jumlah anak, Usia kehamilan, suku, agama, pendidikan, dan pekerjaan.

3. Panduan wawancara berisi pertanyaan yang akan diajukan kepada partisipan

yaitu pengertian terapi musik pada kehamilan, manfaat terapi musik pada kehamilan, cara melakukan terapi musik pada kehamian dan


(37)

22

masalah yang dihadapi selama melakukan terapi musik pada masa kehamilan.

3.8. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Setelah mendapatkan izin dari ketua Program studi D-IV Bidan Pendidik FK

USU dan pimpinan Gleni International Hospital Medan, peneliti mengadakan pendekatan kepada calon partisipan untuk mendapatkan persetujuan sebagai sampel penelitian.

2. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan

kuesioner data demografi dan panduan wawancara dengan menggunakan depth interview yaitu wawancara mendalam terhadap partisipan.

3. Sebelum melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri dan menjelaskan hal-hal yang terkait dengan penelitian.

4. Partisipan mengisi data demografi pada lembar kuesioner data demografi sesuai dengan petunjuk, jika ada yang kurang jelas menurut partisipan diberikan kesempatan untuk bertanya kepada peneliti.

5. Peneliti mulai melakukan wawancara dan merekam hasil wawancara.

6. Peneliti menulis dan membaca transkrip, jika ada hal-hal yang kurang jelas dilakukan wawancara ulang.

7. Peneliti menganalisa data yang diperoleh dari hasil wawancara dan

mengelompokkan data, kemudian data diuraikan dalam bentuk narasi dari semua konsep, kelompok dan kategori konsep.


(38)

23

8. Peneliti membahas hasil penelitian sesuai dengan analisa data yang dilakukan. 9. Pengumpulan data dihentikan jika saturasi data tercapai, hal ini dapat

diketahui dengan menggunakan grand tour observation dan grand tour

question atau yang disebut dengan penjelajahan umum, yang akhirnya peneliti memperoleh fokus penelitian, dan bila partisipan diwawancarai kembali partisipan tersebut tetap memberikan jawaban yang sama.

3.9. Analisa Data

Analisa data dilakukan saat transkripsi data pertama dilakukan. Peneliti mulai menginterpretasikan pengertian yang mungkin terhadap data dan kata yang akan diseleksi pada awal penelitian. Metode Colaizzi adalah metode yang cocok digunakan dengan pendekatan interpretatif (menafsirkan) pada penelitian kualitatif (Talbot, 1995).

Proses analisanya secara rinci terdiri dari :

1. Peneliti membaca ulang transkrip wawancara kata per kata untuk dapat

merasakan setiap deskripsi.

2. Peneliti memisahkan pernyataan signifikan yang terkait langsung dengan

fenomena yang diteliti dari deskripsi yang diperoleh.

3. Peneliti merumuskan makna setelah menganalisis setiap pernyataan

signifikan. Peneliti kembali membaca ulang transkrip asli untuk memastikan deskripsi asli telah dilukiskan dalam pernyataan signifikan.

4. Peneliti mengorganisasi makna yang telah di rumuskan kedalam kelompok

yang memungkinkan munculnya tema. Peneliti kembali merujuk ke transkrip asli untuk validasi.


(39)

24

5. Peneliti mengintegrasikan tema-tema menjadi Exhausive description

(Deskripsi yang sudah baku yang tidak dapat diubah lagi). Peneliti juga merujuk ke transkrip asli untuk validasi.

6. Peneliti membuat sebuah pernyataan ringkas dari Exhausive description

Sebagai tema terakhir.

7. Peneliti menunjukkan pernyataan ringkas dari Exhausive description kepada partisipan untuk memvalidasi pernyataan tersebut.

Colaizzi (1976), menyarankan untuk memvalidasi informasi dengan bertanya ”Aspek mana dari pengalaman anda yang belum tercakup?”

3.10. Tingkat Kepercayaan Data

Tingkat kepercayaan data dipertahankan dengan cara member checking

dan prolong engagement. Member checking merupakan suatu tehnik untuk mempertahankan kepercayaan data dengan cara memverifikasi dan menguraikan data yang telah diperoleh . Dengan cara ini peneliti mengklarifikasi kembali data yang telah diperoleh kepada partisipan untuk mengetahui kesesuaianya.

Proses member checking dimulai pada saat peneliti bertemu dengan

partisipan, memberi fotocopy transkrip, kemudian mendiskusikan kembali proses member checking yang telah dilakukan dengan pembimbing peneliti. Selain itu

peneliti melakukan prolong engagement untuk mempertahankan kepercayaan

data, peneliti mempelajari persepsi, membangun kepercayaan, dan mengetahui ekspresi dari partisipan dalam waktu tigabulan.


(40)

25

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian fenomenologi ini bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan tentang pengalaman ibu melakukan terapi musik selama

kehamilan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam ( Depth Interview).

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Karakteristik Partisipan

Para partisipan terdiri dari empat orang ibu hamil yang melakukan terapi musik. Umur partisipan berkisar antara 24-38 tahun dan rata-rata umur partisipan adalah 31 tahun. Usia kehamilan partisipan berkisar antara 32-36 minggu, dua orang dari partisipan merupakan kehamilan yang pertama, satu orang merupakan kehamilan yang kedua dan satu orang lagi merupakan kehamilan yang ketiga. Tiga dari empat responden berasal dari suku Batak dan satu orang suku Jawa. Satu orang responden beragama Islam dan tiga orang beragama Kristen. Pendidikan formal terakhir dari setiap partisipan adalah jenjang perguruan tinggi, dua dari antara partisipan pendidikan terahirnya adalah Diploma III dan dua orang lagi pendidikan terakhirnya adalah sarjana. Masing- masing pekerjaan partisipan adalah Guru, Pegawai Negeri Sipil (PNS), Bidan dan ibu rumah tangga (IRT).

26


(41)

26

Berikut adalah karakteristik dari masing-masing partisipan 1) Partisipan A

Partisipan A adalah seorang wanita berusia 32 tahun, hamil anak yang kedua, usia kehamilan 32 minggu, anak pertama berusia 5 tahun, beragama Kristen, suku Batak, pendidikan formal terakhir sarjana, pekerjaan saat ini Guru .

2) Partisipan B

Partisipan B adalah seorang wanita berusia 28 tahun, hamil anak yang pertama, usia kehamilan 36 minggu, beragama Islam, suku Batak, pendidikan formal terakhir Diploma III (D-3), pekerjaan saat ini ibu rumah tangga.

3) Partisipan C

Partisipan C adalah seorang wanita berusia 24 tahun, hamil anak yang pertama, usia kehamilan 34 minggu, beragama Kristen, suku Jawa, pendidikan formal terakhir Diploma III (D-3), pekerjaan saat ini Bidan. 4) Partisipan D

Partisipan D adalah seorang wanita berusia 38 tahun, hamil anak yang ketiga, usia kehamilan 36 minggu, anak pertama berusia 8 tahun, anak kedua berusia 4 tahun, beragama Kristen, suku Batak, pendidikan formal terakhir sarjana, pekerjaan saat ini PNS (Pegawai Negeri Sipil).


(42)

27

Tabel 4.1. Karakteristik Partisipan Umur Range Mean 24-38 tahun 30,5 tahun Usia kehamilan 32 minggu 34 minggu 36 minggu 1 orang 1 orang 2 orang Jumlah anak 0 orang 1 orang 2 orang 2 orang 1 orang 1 orang Agama Islam Kristen 1 orang 3 orang Suku Jawa Batak 1 orang 3 orang Pendidikan Diploma III Sarjana (S-1) 2 orang 2 orang Pekerjaan PNS Guru Bidan IRT 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang


(43)

28

4.1.2. Hasil Wawancara 1) Pengertian terapi Musik

Terapi musik merupakan respon positif untuk menumbuhkan suasana yang menenangkan, menyenangkan dan bersifat menghibur. Hal ini dinyatakan oleh tiga partisipan berikut ini:

Menurut saya terapi musik itu baguslah, bisa buat kita tenang, pikiran kacau jadi rileks gitulah. Tapi memang dari sananya kakak sudah senang dengar musik juga, tapi ini kan beda, anaknya juga ikut dengar jadi bukan hanya untuk kesenangan ibunya lagi, tapi juga untuk si buah hati”

(Partisipan A)

“Bagi saya terapi musik itu ya, suatu hal yang menyenangkan, mungkin semua orang suka musik kali ya, mendengar musik setiap hari, supaya nanti anaknya pintar”

(Partisipan D )

2) Pengalaman Ibu tentang Manfaat Terapi Musik

Semua jenis musik, khususnya musik klasik menimbulkan kesan rileks, santai, memberi dampak menenangkan dan menyenangkan. Keempat partisipan menyatakan bahwa terapi musik selama kehamilan sangat bermanfaat bagi ibu, hal tersebut dinyatakan oleh pernyataan partisipan berikut:

Kalau sudah melakukan terapi musik saya agak tenang juga, jadi merasa santai kemudian saya tertidur”

(Partisipan A)

“Biasanya aku merasa santai, bayinya bergerak tapi gak terasa sakit”

( Partisipan B)


(44)

29

“Saya lebih tenang juga, karena lagunya Melankolis, lebih tenang dan senanglah seperti itu kira-kira”

(Partisipan C)

“ Ya, Pikiran rileks gitu, ga emosian, apalagi kita ikuti alunan lagunya, pikiran jadi plong”

(Patrisipan D)

Musik juga dapat digunakan untuk mengurangi rasa stress. Pernyataan tersebut di dukung oleh dua dari empat partisipan yang menggunakan terapi musik pada saat ada masalah. Hal ini di ungkapkan dengan pernyataan berikut: “Dari dulu saya kalau ada masalah saya menenangkan diri dengan mendengar musik, daripada stress lebih baik dengar lagu, apalagi lagu-lagu rohani, langsung hati terasa teduh.

(Partisipan A)

“Supaya santai, ga tegang, ngak stress gitulah, masalah bisa lupa sebentar, ga papalah dari pada dipendam takut masalah sama bayinya”

(Partisipan D)

Terapi musik juga membuat ibu merasa siap menghadapi persalinan. Hal ini didukung oleh partisipan berikut ini:

”Sekarang aku merasa lebih siaplah, tapi agak takut juga kalau dibayang-bayangkan, namanya anak pertama. Cuma agak berkurang karena kita sudah tau cara mengatasinya”

(Partisipan B)

”Saya merasa lebih siaplah menjelang persalinan, walaupun ini kehamilan yang ketiga, tapi agak was-was juga, cuman klo sudah terapi musik agak tenang, apalagi instruktornya juga mengajar kami tehnik relaksasi”

(Partisipan D)


(45)

30

Untuk memacu perkembangan otak pada, perlu dilakukan berbagai cara atau metode yang bijaksana antara lain dengan memberi rangsangan suara. Hal tersebut di dukung oleh partisipan berikut:

“ Saya dan papanya sering mengajak bayi kami bicara”

(Partisipan C) “Saya selalu mengajak janin saya bicara, ayahnya juga sering mengajak calon bayi kami ngobrol sambil mengelus-elus perut saya”

( Partisipan A)

Setelah dilakukan wawncara lanjut hal tersebut juga berguna bagi ibu yaitu menimbulkan rasa dekat dengan bayinya dan membuat ibu merasa tenang. Hal tersebut didukung oleh pernyataan partisipan berikut:

”Saya merasa senang, sepertinya saya dekat sekali dengan bayi saya, seolah-olah dia sudah bisa dengar saya”

(Partisipan A) ”Saya merasa senang, apalagi kalau papanya yang mengajak bayi kami bicara, saya merasa seolah-olah bayi saya mendengarnya, biasanya dia nendang-nendang gitu, lasak kali”

(Partisipan C)

3) Pengalaman Ibu tentang Waktu Melakukan Terapi Musik

Terapi musik dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja tetapi lebih baik dimulai pada saat kehamilan 16 minggu atau pada saat ibu mulai merasakan gerakan janinnya. Berikut pernyataan partisipan:

“Saya sudah mulai terapi musik sejak bayi saya mulai bergerak, pada saat itu saya pikir bayi saya sudah bisa mendengar, kira-kira empat bulan inilah”

(Partisipan A)


(46)

31

“Sudah hampir lima bulan inilah saya terapi musik, inikan kehamilan saya sudah sembilan bulan”

(Partisipan D)

Setelah dilakukan pertanyaan lanjut mengapa ibu melakukan terapi musik pada usia kehamilan 16 minggu berikut pernyataan partisipan:

“Saya rasa itu waktu yang tepat, pada saat itu saya mulai merasakan anak saya bergerak, jadi saya mulai saja mendengar musik. Untuk anak saya yang pertama dan kedua juga saya terapi musik”

(Partisipan D)

Satu dari empat partisipan melakukan terapi musik pada usia kehamilan 20 minggu (5 bulan). Berikut pernyataannya:

“Saya melakukan terapi musik sejak usia kehamilan saya lima bulan”

(Partisipan C)

Salah seorang partisipan mulai melakukan terapi musik ketika ibu mengetahui ibu hamil. Berikut pernyataannya:

Pertama-tama aku pintar-pintaran aja, saya sering nonton TV, saya ingat mendengar musik saat hamil katanya bisa buat anak nantinya pintar, begitu aku hamil aku langsung deh mulai dengar musik”

(Partisipan B)

Saat yang tepat untuk mendengar musik (terapi Musik ) adalah saat ibu merasa santai, pikiran konsentrasi. Partisipan juga melakukan hal yang sama diungkapkan dalam pernyataan berikut ini:

“ Kapan saja ada waktu santai atau waktu luang saya mendengar musik”

(Partisipan D)


(47)

32

“Tiap hari harus mendengar musiklah, paling tidak setengah jam sehari pasti saya dengar musik”

(Partisipan A)

“Tiap hari pasti ada, kata dokter paling tidak 30 menit per hari, kalau aku sih mungkin lebih”

(Partisipan C)

Waktu yang digunakan untuk terapi musik kira-kira 30 menit sampai satu jam pada saat santai setiap hari dilakukan di rumah atau dimana saja. Hal ini dinyatakan oleh partisipanberikut:

“Seringnya dikamar pada saat mau tidur, kadang malam, kadang siang, tapi kalau lagi santai juga sering kog, daripada menghayal”

(Partisipan B)

“Biasanya sebelum tidur siang atau sebelum tidur malam, kalau sudah gitu biasanya saya langsung tertidur”

(Partisipan A)

“ Kalau di rumah saya terapi musik pada saat istirahat”

(Partisipan C)

“Kalau yang rutin sih sebelum tidur siang atau malam, itu haruslah minimal 30 menit”

(Partisipan D)

4) Pengalaman Ibu tentang Cara Melakukan Terapi Musik

Cara melakukan terapi musik adalah dengan cara mendengar musik langsung, atau memakai hearset, sesekali hearset dapat ditempelkan di perut ibu. Keempat partisipan mempunyai kebiasaan yang sama. Hal ini di uraikan dalam pernyataan partisipan berikut:


(48)

33

”Saya mendengar musik biasanya pakai tape yang kecil, (Walkman), Pakai hearset di kuping sebelum tidur malam atau siang”

(Partisipan A)

“Pakai Walkman atau Diskman, aku bisa tidur-tiduran, atau duduk kemudian aku dengar musiknya, suaranya biasa aja, kadang pake hearset, kadang hearsetnya saya tempel di perut saya”

(Partisipan B)

“Pakai seperti tape mu ini nih (Walkman), tapi saya pakai hearsetnya, saya tempel ke kuping dan perut saya, atau saya putar musik di rumah saya dekatkan ke arah perut saya”

(Partisipan D)

5) Jenis-Jenis Musik Yang Biasa Didengar Ibu Selama Kehamilan Ibu hamil lebih senang mendengar musik yang iramanya lembut.

“Yang paling sering saya dengar musik yang dikasi dokter itu, tapi instrumen aja, katanya musik Mozart atau musik Klasik”

(Partisipan B)

“Kebanyakan melankolis, kadang-kadang lagu girang juga, tapi waktunya sedikit untuk itu”

(Partisipan C)

“Saya punya musik instumental, nadanya mendayu-dayu gitu, kata suami saya itu musik klasik, nah itu yang paling sering saya dengar”

(Partisipan D)


(49)

34

Salah seorang partisipan mendengar musik yang beragam. Berikut ini pernyataanya:

Macam-macamlah, kadang lagu Pop, lagu Rohani, lagu Nina bobo, atau lagu asal jadi ( Lagu yang syair dan nadanya di buat sendiri oleh ibu) Pokoknya bisa membuat hati saya dan anak saya tenang”

(Partisipan A)

Selain itu jenis musik yang biasa ibu dengar adalah lagu Pop, Dangdut dan yang iramanya lembut. Tiga orang partisipan mengungkapkanya dalam pernyataan berikut:

“Tergantung selera, kalau saya lebih suka lagu-lagu yang lembut, Pop, tapi kadang Dangdut juga, tergantung seleralah yang penting buat hati senang”

(Partisipan A)

Instrumen sajalah, paling-paling lagu Pop, kalau Dangdut hampir tidak pernah, yang musiknya seperti senandung gitu, iramanya lembut, teratur, pokoknya buat hati senang”

(Partisipan D)

“Lagu Pop, jaranglah, kadang-kadang dangdut, tapi kalau lagu Rock tidak pernahlah, soalnya aku tidak suka lagu-lagu Rock gitu enak dengar lagu Tembang kenangan”

(Partisipan B)

Satu orang dari partisipan hanya mendengar lagu melankolis saja. Berikut ini pernyataanya:

saya tidak pernahlah dengar lagu dangdut atau pop selama kehamilan ini, saya lebih banyak dengar lagu melankolis saja atau Mozart gitu”

(Partisipan C)


(50)

35

6) Harapan Ibu Setelah Melakukan Terapi Musik

Setiap orang mempunyai harapan yang berbeda, begitu juga ibu hamil dalam melakukan terapi musik. Keempat responden menyatakan harapannya agar anaknya pintar dan cerdas dengan ungkapan yang berbeda, berikut pernyataan Partisipan:

“ Harapan saya anak saya nantinya pintar, punya nilai lebih dari teman– temannya. kitakan senang kalau anak kita cerdas dan pintar”

(Partisipan A)

Nantinya kalau anak kita lahir, selamat, insya Allah kalau sudah besar pintar, Cerdas, menyenangkan ibu dan ayahnya. Apalagi anak pertama, mudah-mudahan menjadi contoh bagi adek-adeknya nanti”

(Partisipan B)

“Harapan saya mungkin dengan terapi musik ini, meningkatkan kecerdasan anak, brain stormingnya, supaya anaknya aktif, kreatif nantinya karena selama kehamilan pakai terapi musik untuk perkembangan otak bayinya”

(Partisipan C)

“Harapan saya apa ya, saya berharap anak saya juga dengar musik yang saya dengarlah, sehingga otaknya juga berkembang’

(Partisipan D)

7) Masalah-Masalah yang Dihadapi Ibu Selama Melakukan Terapi Musik

Selama melakukan terapi musik hampir semua partisipan tidak mengalami masalah yang berarti. Berikut ungkapan dari partisipan:

“Saya bersyukur karena selama hamil tidak ada masalah yang berarti, kalau masalah-masalah kecil itu wajarlah dalam keluarga”

(Partisipan C)


(51)

36

“ Alhamdulillah, selama kehamilan tidak ada masalah, paling kalau saya jalan-jalan ya tidak pake musiklah, kalau sudah pulang ke rumah pas mau tidur baru dengar musik lagi”

(Partisipan B)

“ Gak ada masalah, paling kalau saya jalan-jalan jauh biasanya saya bawa tapenya saya dengar di mobil supaya ga bosan, biar rileks”

(Partisipan D)

4.2. Pembahasan

Kehamilan membutuhkan persiapan secara fisik maupun secara psikologis, oleh sebab itu perlu melakukan Ante natal care untuk mengikuti pertumbuhan dan perkembangan janin, maka dari itulah wanita dan keluarga perlu melakukan persiapan dengan tugas-tugas kehamilan ( Bobak, 2005).

Faktor biologis dan fisiologis anak dapat dibentuk sejak anak masih di dalam kandungan. Sejumlah musik klasik tertentu memberi pengaruh rasa aman pada orang yang mendengarkan termasuk ibu pada saat hamil. Kondisi ini mempengaruhi janin untuk tumbuh dan berkembang dalam suasana yang relatif

tenang sehingga proses perkembangannya berlangsung optimal

(Kasdu Dini, 2004).

4.2.1. Terapi Musik

Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi kondisi seseorang baik fisik maupun mental. Musik memberi rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi otak seperti fungsi-fungsi ingatan, belajar, mendengar, berbicara, serta analisis intelek dan fungsi kesadaran (Satiadarma, 2004).


(52)

37

Terapi musik merupakan suatu disiplin ilmu yang rasional yang memberi nilai tambah pada musik sebagai dimensi baru secara bersama dapat mempersatukan seni, ilmu pengetahuan dan emosi (Widodo, 2000).

Dari hasil wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini Terapi Musik adalah hal yang menyenangkan, menenangkan, dan memberi perasaan rileks dengan mendengar musik setiap hari agar nantinya anaknya pintar dan cerdas.

Musik adalah segala sesuatu yang menyenangkan, mendatangkan keceriaan mempunyai irama (ritme), melody, timbre (tone colour) tertentu untuk membantu tubuh dan pikiran saling bekerja sama (Fauzi, 2006).

Dari hasil wawancara kepada empat partisipan dengan terapi musik pikiran jadi rileks, merasa santai/tidak emosian (mengurangi stres), dan pikiran jadi tenang. Musik merupakan suatu hal yang menyenangkan.

4.2.2. Jenis-Jenis Musik

Kemajuan tehnologi juga semakin meningkatkan jenis-jenis musik seperti musik Rock, musik Contry, musik Jazz, musik Barok, musik Klasik (Mozart), dll. Sebagian dari musik ini dapat digunakan untuk merangsang kecerdasan, walau demikian bukan berarti musik lain tidak berpengaruh sama sekali (Satiadarma, 2004).

Dari hasil penelitian semua partisipan lebih senang mendengar musik yang iramanya lembut, melankolis seperti musik klasik/Mozart, namun sebagian ibu juga mendengar jenis musik Pop, Dangdut, lagu Rohani atau lagu Tembang kenangan yang penting membuat ibu merasa senang.


(53)

38

4.2.3. Manfaat Terapi Musik

Menurut Fauzi (2006), memberi perangkat bagi mental untuk memecahkan masalah, meningkatkan keterampilan kognitif dan perilaku, menumbuhkan rasa percaya diri.

Menurut pengalaman ibu melakukan terapi musik pada kehamilan, ibu merasa lebih tenang, santai/rileks dan mengurangi stres, tetapi ibu belum merasakan manfaat langsung pada bayinya karena ibu masih dalam keadaan hamil tetapi ibu merasakan gerakan janinnya lebih aktif. Terapi musik juga ternyata mempunyai manfaat yang baik bagi ibu hamil dan membuat ibu hamil lebih siap menghadapi persalinan.

4.2.4. Cara Pelaksanaan Terapi Musik

Terapi musik dapat dilakukan di rumah, disaat santai dan di mana saja, jaraknya sekitar setengah meter (50 cm) dari tape dapat juga menggunakan walkman. Usahakan suara (volume) tidak terlalu keras atau lemah, intinya volume tersebut dapat membuat ibu merasa nyaman dan membuat ibu berkonsentrasi penuh.

Jika mempunyai hearphone, sesekali dapat menempelkanya ke perut ibu agar janin bisa mendengarkan lebih jelas, ibu boleh berdendang mengikuti melodi atau lirik lagu yang di dengarnya (Satiadarma, 2004) .


(54)

39

Dari hasil penelitian keempat partisipan melakukan terapi musik minimal 30 menit sampai satu jam setiap hari pada saat menjelang tidur siang atau malam. Dua dari partisipan mengatakan bahwa dalam perjalanan ibu juga melakukan terapi musik dan mengikuti irama lagu yang didengarnya dengan bersenandung. Satu dari empat partisipan menggunakan tape dan mendekatkan ke arah perutnya.


(55)

40

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil penelitian yang diperoleh dari keempat partisipan mengenai pengalaman melakukan terapi musik pada kehamilan umumnya merasa senang, tenang dan rileks, membuat ibu merasa lebih santai.

Manfaat terapi musik bagi bayinya adalah bahwa bayinya bergerak lebih lebih aktif, lebih sering bergerak saat mendengar terapi musik. Dua orang partisipan melakukan terapi musik mulai kehamilan 16 minggu, karena pada saat itu ibu sudah merasakan gerakan janin, satu orang partisipan melakukan terapi musi pada usia kehamilan 20 minggu (5 bulan) dan satu orang melakukan terapi musik saat ibu mulai mengetahui ibu hamil.

Keempat partisipan melakukan terapi musik setiap hari saat santai menjelang tidur malam, tidur siang, atau saat-saat santai kira-kira 30 menit sampai satu jam per hari. Dua dari empat partisipan juga tetap melakukan terapi musik pada saat melakukan perjalanan jauh.

Jenis musik yang lebih banyak didengar ibu selama hamil adalah jenis musik yang lembut, melankolis, musik klasik/ Mozart, musik yang nadanya mendayu-dayu, dan Tembang kenangan, dua dari empat partisipan juga mendengar musik Dangdut, lagu-lagu Pop dan lagu-lagu Rohani.

Harapan ibu melakukan terapi musik adalah agar kelak anaknya pintar dan cerdas, aktif dan kreatif, menjadi anak yang menyenangkan dan menjadi contoh bagi adik-adiknya nanti.

41


(56)

41

Keempat partisipan tidak mempunyai masalah yang berarti saat melakukan terapi musik. Pengalaman lain yang ditemukan bahwa dua dari empat partisipan mengajak bayinya berbicara, bernyanyi dan bercerita pada saat kehamilan dengan harapan anaknya mengenali suara yang berbicara padanya.

5.2. Saran

5.1.1. Pelayanan kesehatan

Peneliti mengharapkan agar pelayanan kesehatan turut membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan mengadakan terapi musik dengan memberi informasi yang jelas, biaya yang dapat dijangkau oleh masyarakat ekonomi menegah kebawah.

Pelayanan kesehatan mengadakan promosi kesehatan sehingga informasi tentang terapi musik dapat diterima oleh masyarakat luas dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

5.1.2. Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan sebagai wadah pendidikan, kepada tenaga pendidik, khususnya mahasiswa melakukan promosi kesehatan tentang terapi musik dengan tehnik sederhana dan terjangkau.

5.1.3. Peneliti selanjutnya

Peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya melakukan penelitian dengan desain penelitian quasi-eksperimen atau penelitian eksperimen tentang terapi musik untuk mengetahui manfaat langsung dari terapi musik khususnya dalam bidang kesehatan.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta,

Rineka Cipta.

Bobak., L. J. 2005, Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta, EGC.

Brockopp, D. Y & Tolsma, H. T. M. 1999, Dasar-Dasar Riset Keperawatan.

Jakarta, EGC.

Darwis, S. D. 2003. Metode Penelitian Kebidanan Prosedur Kebijakan & Etik.

Jakarta, EGC.

Endarmoko, E. 2006. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta, EGC

Fauzi, D. A. 2006. Pengaruh Musik Bagi Kecerdasan Bayi. Jakarta, Harmoni.

Halim, S. 2003. “Efek Mozart dan Terapi Musik dalam Dunia Kesehatan”.

http://www.fkui.com.

Hidayat, T. 1999 “Musik Memiliki Pengaruh dalam Kepribadian”.

http://www.pikiran rakyat.com.

Kasdu, D. 2005. Anak Cerdas. Cetakan Pertama, Jakarta Puspa Suara.

Kirkam. 2007. Praktik Kebidanan Riset dan Isu. Jakarta, EGC.

Moleong, L. J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, PT Remaja

Rosdakarya.

Notoadmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta, PT

Rineka Cipta.

Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta, Salemba Medika.


(58)

Rahmawati, S. 2001. Mencetak Anak Cerdas dan Kreatif. Jakarta, PT. Kompas

Media Nusantara.

Sari, N. R. 2005. Musik dan Kecerdasan Otak Bayi. Jakarta, KH. Kharisma Buka

Aksara.

Satiadarma, M. P. 2004. Cerdas Dengan Musik. Cetakan Pertama, Jakarta, Puspa

Suara.

_________, 2002. Terapi Musik. Jakarta. Milenia Populer.

Siagian, P. S. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta, Rineka Cipta.

Sidik. 1999. “Ampuhnya Musik Sebagai Terapi”. http://www.indomedia.com.

Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung, CV. Alfabeta.

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta, EGC.

Talbot. 1995. Qualitative Inquiri and recearch design. Tousand oaks CA.

Walgito, B. 2003. Psikologi Sosial ( Suatu Pengantar). Yogyakarta, Andi

Yogyakarta.

Widayatun, T. 1999. Ilmu Perilaku. Jakarta, CV. Sagung Seto.

Widodo, I. 2000. “Cerdas dengan Terapi Musik”. http://www.pdpersi.co-id.

Yudana, I dkk, 2003. Kreatif dan Cerdas Dengan Musik. Cetakan Pertama.

Jakarta Puspa Suara.


(59)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Mencari Judul

Pengajuan Judul 2 Pengajuan Proposal

Bab I Bab II Bab III

Instrumen Penelitian Sidang Proposal

Pengajuan Izin Penelitian Perbaikan Proposal Uji coba wawancara Pengumpulan Data Analisa Data

Menyusun hasil dan pembahasan Membuat Kesimpulan dan Saran 4 Lampiran

Vitae

Final Laporan Sidang KTI

Mengetahui Dosen Pembimbing

Dewi E. Suza, S.Kp, MNS Nip. 132 258 269

Kegiatan Oktober November Februari Maret

JADWAL KEGIATAN (TIME TABLE) PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI) PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK

April Mei Juni No September Desember Januari


(1)

39

Dari hasil penelitian keempat partisipan melakukan terapi musik minimal 30 menit sampai satu jam setiap hari pada saat menjelang tidur siang atau malam. Dua dari partisipan mengatakan bahwa dalam perjalanan ibu juga melakukan terapi musik dan mengikuti irama lagu yang didengarnya dengan bersenandung. Satu dari empat partisipan menggunakan tape dan mendekatkan ke arah perutnya.


(2)

40

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil penelitian yang diperoleh dari keempat partisipan mengenai pengalaman melakukan terapi musik pada kehamilan umumnya merasa senang, tenang dan rileks, membuat ibu merasa lebih santai.

Manfaat terapi musik bagi bayinya adalah bahwa bayinya bergerak lebih lebih aktif, lebih sering bergerak saat mendengar terapi musik. Dua orang partisipan melakukan terapi musik mulai kehamilan 16 minggu, karena pada saat itu ibu sudah merasakan gerakan janin, satu orang partisipan melakukan terapi musi pada usia kehamilan 20 minggu (5 bulan) dan satu orang melakukan terapi musik saat ibu mulai mengetahui ibu hamil.

Keempat partisipan melakukan terapi musik setiap hari saat santai menjelang tidur malam, tidur siang, atau saat-saat santai kira-kira 30 menit sampai satu jam per hari. Dua dari empat partisipan juga tetap melakukan terapi musik pada saat melakukan perjalanan jauh.

Jenis musik yang lebih banyak didengar ibu selama hamil adalah jenis musik yang lembut, melankolis, musik klasik/ Mozart, musik yang nadanya mendayu-dayu, dan Tembang kenangan, dua dari empat partisipan juga mendengar musik Dangdut, lagu-lagu Pop dan lagu-lagu Rohani.

Harapan ibu melakukan terapi musik adalah agar kelak anaknya pintar dan cerdas, aktif dan kreatif, menjadi anak yang menyenangkan dan menjadi contoh


(3)

41

Keempat partisipan tidak mempunyai masalah yang berarti saat melakukan terapi musik. Pengalaman lain yang ditemukan bahwa dua dari empat partisipan mengajak bayinya berbicara, bernyanyi dan bercerita pada saat kehamilan dengan harapan anaknya mengenali suara yang berbicara padanya.

5.2. Saran

5.1.1. Pelayanan kesehatan

Peneliti mengharapkan agar pelayanan kesehatan turut membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan mengadakan terapi musik dengan memberi informasi yang jelas, biaya yang dapat dijangkau oleh masyarakat ekonomi menegah kebawah.

Pelayanan kesehatan mengadakan promosi kesehatan sehingga informasi tentang terapi musik dapat diterima oleh masyarakat luas dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

5.1.2. Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan sebagai wadah pendidikan, kepada tenaga pendidik, khususnya mahasiswa melakukan promosi kesehatan tentang terapi musik dengan tehnik sederhana dan terjangkau.

5.1.3. Peneliti selanjutnya

Peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya melakukan penelitian dengan desain penelitian quasi-eksperimen atau penelitian eksperimen tentang terapi musik untuk mengetahui manfaat langsung dari terapi musik khususnya dalam bidang kesehatan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rineka Cipta.

Bobak., L. J. 2005, Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta, EGC.

Brockopp, D. Y & Tolsma, H. T. M. 1999, Dasar-Dasar Riset Keperawatan. Jakarta, EGC.

Darwis, S. D. 2003. Metode Penelitian Kebidanan Prosedur Kebijakan & Etik. Jakarta, EGC.

Endarmoko, E. 2006. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta, EGC

Fauzi, D. A. 2006. Pengaruh Musik Bagi Kecerdasan Bayi. Jakarta, Harmoni. Halim, S. 2003. “Efek Mozart dan Terapi Musik dalam Dunia Kesehatan”.

http://www.fkui.com.

Hidayat, T. 1999 “Musik Memiliki Pengaruh dalam Kepribadian”. http://www.pikiran rakyat.com.

Kasdu, D. 2005. Anak Cerdas. Cetakan Pertama, Jakarta Puspa Suara. Kirkam. 2007. Praktik Kebidanan Riset dan Isu. Jakarta, EGC.

Moleong, L. J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, PT Remaja Rosdakarya.

Notoadmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta, PT Rineka Cipta.


(5)

Rahmawati, S. 2001. Mencetak Anak Cerdas dan Kreatif. Jakarta, PT. Kompas Media Nusantara.

Sari, N. R. 2005. Musik dan Kecerdasan Otak Bayi. Jakarta, KH. Kharisma Buka Aksara.

Satiadarma, M. P. 2004. Cerdas Dengan Musik. Cetakan Pertama, Jakarta, Puspa Suara.

_________, 2002. Terapi Musik. Jakarta. Milenia Populer.

Siagian, P. S. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta, Rineka Cipta. Sidik. 1999. “Ampuhnya Musik Sebagai Terapi”. http://www.indomedia.com. Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung, CV. Alfabeta.

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta, EGC.

Talbot. 1995. Qualitative Inquiri and recearch design. Tousand oaks CA.

Walgito, B. 2003. Psikologi Sosial ( Suatu Pengantar). Yogyakarta, Andi Yogyakarta.

Widayatun, T. 1999. Ilmu Perilaku. Jakarta, CV. Sagung Seto.

Widodo, I. 2000. “Cerdas dengan Terapi Musik”. http://www.pdpersi.co-id.

Yudana, I dkk, 2003. Kreatif dan Cerdas Dengan Musik. Cetakan Pertama. Jakarta Puspa Suara.


(6)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Mencari Judul

Pengajuan Judul 2 Pengajuan Proposal

Bab I Bab II Bab III

Instrumen Penelitian Sidang Proposal

Pengajuan Izin Penelitian Perbaikan Proposal Uji coba wawancara Pengumpulan Data Analisa Data

Menyusun hasil dan pembahasan Membuat Kesimpulan dan Saran 4 Lampiran

Vitae

Final Laporan Sidang KTI

Mengetahui Dosen Pembimbing

Kegiatan Oktober November Februari Maret

JADWAL KEGIATAN (TIME TABLE) PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI) PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK

April Mei Juni