1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Audit memainkan peran penting dalam dunia bisnis, pemerintahan, dan ekonomi Boynton, et. al., 2001:3. Hal ini tercermin pada kebutuhan akan
kegiatan audit, yang dilakukan auditor independen, oleh berbagai macam lembaga, baik berupa perusahaan, instansi pemerintah, instansi pendidikan
dan lainnya. Perusahaan membutuhkan auditor independen, yang sering juga disebut
auditor eksternal, untuk mengaudit laporan keuangan mereka. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam mengomunikasikan
fakta-fakta mengenai perusahaan dan sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi dan kegiatan keuangan dari suatu perusahaan. Banyak
pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan, diantaranya pemilik perusahaan itu sendiri, kreditur, lembaga keuangan,
investor, pemerintah, masyarakat umum dan pihak-pihak lainnya. Manajemen perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan
keuangan perusahaan untuk menggambarkan kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang disusun oleh manajemen perusahaan berpotensi dipengaruhi
oleh kepentingan pribadi, sementara pihak diluar entitas membutuhkan informasi keuangan yang dapat diandalkan. Auditor sebagai pihak yang
2 menyediakan fungsi audit diharapkan mampu menjembatani kepentingan dari
pihak manajemen maupun pihak stakeholder. Ketika melakukan audit, auditor diharuskan bersikap objektif.
Objektivitas ini dapat dilihat dari independensi auditor, dalam arti auditor tidak terpengaruh oleh manajemen dalam pelaksanaan audit. Porter et. al.,
dalam Nasser et. al., 2006:1 menyatakan kemandirianindependensi auditor ini sering disebut sebagai landasan profesi audit karena merupakan dasar
kepercayaan publik terhadap profesi akuntansi. Pada umumnya, bentuk independensi auditor terdiri atas :
1. Independence in fact, maksudnya agar auditor menyimpulkan opini dalam laporan audit sebagai pengamat professional dan tidak berat
sebelah.
2.
Independence in appearance, maksudnya auditor menjauhi keadaan yang dapat membuat orang lain meragukan objektivitas pola pikiran auditor.
Hubungan yang lama antara auditor dan klien akan membuat mereka merasa lebih akrab. Hal ini dapat mengancam independensi auditor dalam
mengaudit laporan keuangan klien tersebut. Berbagai kasus telah terjadi terkait dengan lunturnya independensi auditor. Auditor mungkin saja tidak
dapat menemukan, bahkan mengabaikan kesalahan saji material, baik itu berupa kecurangan maupun kekeliruan. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan
audit audit failure, dimana auditor tidak dapat menemukan kesalahan salah saji material dalam laporan keuangan sehingga dapat terjadi kesalahan dalam
3 menentukan opini audit terhadap laporan keuangan. Kesalahan memberikan
opini audit ini dapat menimbulkan dampak negatif yang besar bagi klien. Auditor mungkin saja dapat dituntut secara hukum, terlebih jika kesalahan
tersebut murni milik auditor. Contoh kasus terbesar yang terkait dengan independensi auditor adalah
kasus runtuhnya perusahaan energi Enron yang melakukan kerjasama dengan KAP Arthur Andersen dengan cara memanipulasi laba perusahaan. Laba
dalam laporan keuangan Enron dicatat overstated oleh staf akuntan Enron yang merupakan mantan auditor di KAP Arthur Andersen, sementara KAP
Arthur Andersen menjadi auditor eksternal atas laporan keuangan tersebut. Akibat dari peristiwa ini, Enron hancur dan KAP Arthur Andersen dicabut
izin operasinya oleh pemerintah AS Hutabarat, 2012:1. Selain Enron, di Indonesia juga terjadi kasus yang melibatkan auditor
eksternal dan kliennya. Kasus yang menimpa akuntan publik JAS yang diindikasi melakukan kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan PT Great
River Internasional, Tbk menyebabkan munculnya keraguan atas opini audit dan akibatnya masyarakat mengkritik profesi auditor. Kasus tersebut muncul
setelah adanya temuan auditor investigasi dari Bapepam yang menemukan indikasi penggelembungan akun penjualan, piutang dan aset hingga ratusan
milyar rupiah pada laporan keuangan PT Great River, Tbk yang mengakibatkan perusahaan tersebut akhirnya kesulitan arus kas dan gagal
dalam membayar utang. Berdasarkan investigasi Bapepam menyatakan bahwa akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan PT Great River,
4 Tbk ikut menjadi tersangka. Oleh karenanya, Menteri Keuangan RI terhitung
sejak tanggal 28 November 2006 telah membekukan izin akuntan publik JAS selama dua tahun karena terbukti melakukan pelanggaran terhadap Standar
Profesi Akuntan Publik SPAP berkaitan dengan laporan audit atas laporan keuangan konsolidasi PT. Great River, Tbk tahun 2003 Hutabarat, 2012:2.
Dengan alasan mencegah hilangnya independensi auditor, digagaslah kewajiban mengganti auditor secara periodik, atau yang sering disebut rotasi
auditor. Rotasi atau pergantian auditor secara wajib mandatory ini adalah peraturan perputaran auditor yang harus dilakukan oleh perusahaan, dengan
tujuan untuk menghasilkan kualitas dan menegakkan independensi auditor. Indonesia merupakan salah satu negara yang mewajibkan adanya
pergantian kantor akuntan dan mitra audit yang diberlakukan secara periodik sesuai peraturan yang berlaku. Peraturan tersebut adalah Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 359KMK.062003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Peraturan ini menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan
keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh kantor akuntan publik KAP paling lama untuk 5 lima tahun buku berturut-turut dan oleh seorang
akuntan publik paling lama untuk 3 tiga tahun buku berturut-turut. Peraturan ini kemudian direvisi dengan dikeluarkannya Peraturan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17PMK.012008, yang memiliki perubahan sebagai berikut, pertama, pemberian jasa audit umum
menjadi enam tahun berturut-turut oleh kantor akuntan dan tiga tahun berturut-turut oleh akuntan publik kepada satu klien yang sama pasal 3 ayat
5 1. Kedua, akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali
penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien yang di atas pasal 3 ayat 2 dan 3.
Selain pergantian secara wajib mandatory, terdapat pula pergantian auditor secara sukarela voluntary. Pergantian kantor akuntan publik secara
voluntary ini terjadi karena adanya dua hal yaitu auditor mengundurkan diri atau auditor dipecat oleh klien. Pengunduran diri yang dilakukan oleh auditor
atau pemecatan terhadap auditor ini menyebabkan klien melakukan pergantian KAP secara voluntary.
Penelitian mengenai pergantian KAP sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Schwartz dan Menon 1985 meneliti motivasi bagi
perusahaan yang gagal untuk mengganti auditor. Faktor-faktor yang diteliti meliputi kualifikasi audit, pelaporan sengketa, perubahan manajemen, fee
audit, dan kebutuhan asuransi.
Pada penelitian Mardiyah 2002, variabel independen yang digunakan adalah auditor switching dan variabel dependen
yang digunakan adalah perubahan kontrak, keefektifan auditor, reputasi klien, fee audit, faktor klien, faktor auditor. Kemudian, penelitian yang dilakukan
Damayanti dan Sudarma 2008 di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini selama 3 tahun 2003-2005. Variabel dependen yang digunakan
peneliti adalah perusahaan berpindah auditor dan variabel independen yang digunakan peneliti adalah pergantian manajemen, opini akuntan, feeaudit,
kesulitan keuangan perusahaan, ukuran KAP, persentase perubahan ROA.
6
Penelitian oleh Wijayani dan Januarti 2011 menggunakan variabel dependen auditor switching dan variabel independen yang digunakan adalah
pergantian manajemen, ukuran KAP, opini audit, kesulitan keuangan perusahaan, persentase perubahan ROA, dan ukuran klien.
Chadegani, et. al. 2011 melakukan penelitian mengenai hubungan antara variabel dependen
pergantian KAP dengan enam variabel independen, yaitu log of asset, pergantian manajemen, ukuran klien, ukuran KAP, opini audit qualified, dan
kesulitan keuangan pada perusahaan-perusahaan di Teheran Stock Exchange TSE.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, banyak penelitian yang memberikan hasil yang berbeda. Penelitian Mardiyah pada tahun 2002 membuktikan bahwa
perubahan kontrak, keefektifan auditor, reputasi auditor, fee audit, faktor klien, faktor auditor, dan pergantian manajemen berpengaruh signifikan
terhadap auditor changes. Penelitian yang dilakukan Calderon dan Ofobike pada tahun 2008 membuktikan bahwa hanya opini audit yang berpengaruh
terhadap pergantian KAP. Penelitian yang dilakukan Damayanti dan Sudarma pada tahun 2008 memberikan hasil bahwa variabel fee audit dan ukuran KAP
yang mempunyai pengaruh terhadap perusahaan publik di Indonesia untuk berpindah KAP. Penelitian yang dilakukan oleh Chadegani et. al. pada tahun
2011 memberikan hasil bahwa hanya ukuran KAP yang berhubungan dengan auditor switching. Perbedaan hasil penelitian-penelitian
ini yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai pergantian KAP yang dilakukan
oleh perusahaan.
7 Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Wijayani dan
Januarti pada tahun 2011. Namun terdapat perbedaan variabel yang digunakan dalam penelitian ini dengan penelitian oleh Wijayani dan Januarti.
Penelitian ini menambahkan variabel independen pertumbuhan perusahaan karena ketika perusahaan mengalami pertumbuhan dengan baik, mungkin saja
perusahaan mengganti auditor sebelumnya dengan auditor yang lebih bagus demi menaikkan reputasi perusahaan di mata pihak eksternal. Variabel ini
juga merupakan rekomendasi dari penelitian Wijayani dan Januarti 2011, sehingga variabel dependen yang digunakan penelitian ini adalah pergantian
KAP dan variabel independen yang digunakan adalah opini audit, pergantian manajemen, reputasi auditor, tingkat pertumbuhan perusahaan klien, kesulitan
keuangan, persentase perubahan ROA, dan ukuran perusahaan klien.
B. Rumusan Masalah