13 ditetapkan. Penyampaian hasil audit dilakukan secara tertulis dalam bentuk
laporan audit audit report. Pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan seperti pemegang saham,
manajemen, kreditur, calon investor, organisasi buruh dan kantor pelayanan pajak,
3. Pergantian KAP
Pergantian KAP merupakan perpindahan kantor akuntan publik oleh perusahaan klien. Pergantian KAP oleh perusahaan terjadi ketika lingkungan
perusahaan berubah, ketika ingin mendapatkan auditor yang lebih efektif atau jasa yang berbeda, ketika ingin menaikkan image perusahaan, dan ketika
ingin mengurangi biaya audit. Selain itu, pergantian KAP juga timbul karena pengaruh kompetisi pasar auditor.
Mautz dan Sharaf 1961 dalam Myers 2003:3 menyatakan bahwa semakin luasnya hubungan relasi antara KAP dengan klien dapat mempunyai
pengaruh yang merugikan pada independensi KAP karena obyektifitas KAP pada klien akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Untuk
meminimalisir adanya dampak dari independensi yang berkurang, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pergantian KAP.
Pergantian KAP sendiri dapat bersifat mandatory maupun voluntary. Dua dasar argumentasi rotasi yang bersifat mandatory umumnya
dikelompokkan menjadi dua hal: 1 kualitas dan kompetensi pekerjaan audit cenderung menurun secara signifikan dari waktu ke waktu, 2 independensi
14 auditor dapat rusak oleh panjangnya hubungan dengan manajemen. Hoyle,
1978:13 Apabila suatu KAP diminta untuk mengaudit laporan keuangan sebuah
perusahaan, hal pertama yang harus dipahami KAP adalah mengenai lingkungan bisnis perusahaan klien serta risiko audit klien. Pemahaman dua
faktor tersebut harus dilakukan oleh KAP yang baru dimana jika tidak dilakukan maka konsekuensinya adalah meningkatnya kegagalan audit.
4. Opini Audit
Menurut standar profesional akuntan publik SA Seksi 110, tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk
menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya atau apabila
keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat, sebagai pihak yang independen, auditor tidak dibenarkan untuk memihak
kepentingan siapapun dan untuk tidak mudah dipengaruhi, serta harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak memiliki suatu kepentingan
dengan kliennya. Pendapat auditor opini audit merupakan bagian dari laporan audit
yang merupakan informasi utama dari laporan audit. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan
simpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang
15 diauditnya. Boynton et. al., 2001:73 mengemukakan bahwa laporan audit
adalah media formal yang digunakan oleh auditor dalam mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan keuangan
yang diaudit. Dengan demikian, auditor dalam memberikan pendapat sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya.
Opini audit tersebut dinyatakan dalam paragraf pendapat dalam laporan audit. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan. Laporan keuangan yang dimaksud dalam standar pelaporan tersebut adalah meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Oleh karena itu, dalam standar pelaporan yang ketiga tersebut
diatas, auditor diharuskan menyampaikan kepada pemakai laporannya mengenai informasi penting yang menurut auditor perlu diungkapkan.
Tujuan dalam standar pelaporan tersebut adalah untuk memungkinkan pemegang saham, kreditur, pemerintah, karyawan, dan pihak lain yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan menentukan seberapa jauh laporan keuangan yang dilaporkan oleh auditor dalam laporan audit dapat dipercaya.
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik, opini auditor terdiri atas lima jenis opini yaitu:
a. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Unqualified Opinion
Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang
material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
16 b.
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas Unqualified Opinion with Explanatory Language
Dalam keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf penjelas atau bahasa penjelas yang lain dalam laporan audit, meskipun
tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan auditan. Paragraf penjelas dicantumkan setelah paragraf
pendapat. c.
Pendapat Wajar Dengan Pengecualian Qualified Opinion Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila auditee
menyajikan secara wajar laporan keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia,
kecuali untuk hal hal yang dikecualikan. d.
Pendapat Tidak Wajar Adverse Opinion Pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor apabila laporan
keuangan auditee tidak menyajikan secara wajar laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
e. Tidak Memberikan Pendapat Disclaimer of Opinion
Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat jika ia tidak melaksanakan audit yang berlingkup memadai untuk memungkinkan
auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pendapat ini juga diberikan apabila ia dalam kondisi tidak independen dalam hubungannya
dengan klien.
17
5. Financial Distress