53
2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian
Karena menggunakan variabel dependen yang bersifat dummy melakukan pergantian KAP atau tidak melakukan pergantian KAP,
maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi
logistik dapat dijelaskan dengan sebagai berikut: a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model Overall Model Fit
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood -2LL pada awal Block Number=0 dengan nilai -2 Log
Likelihood -2LL pada akhir Block Number=1. Nilai -2LL awal adalah sebesar 256,104. Setelah dimasukkan keempat variabel
independen, maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi 234,701. Penurunan Likelihood -2LL ini menunjukkan model regresi
yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.
Tabel 4.5 Menilai Keseluruhan Model
Sumber: Hasil output SPSS Iteration
-2 Log likelihood
Coefficients Constant
OA PM
RA FD
TPK DROA LnTA
Step 1 1 236.621
-0.087 0.727
-0.157 -0.418
0.718 0.042
0.034 -0.039 2
234.815 -0.550
0.916 -0.215
-0.584 0.826
0.045 0.059 -0.029
3 234.701
-0.666 0.934
-0.227 -0.606
0.859 0.039
0.071 -0.025 4
234.701 -0.659
0.935 -0.227
-0.607 0.859
0.039 0.072 -0.026
5 234.701
-0.659 0.935
-0.227 -0.607
0.859 0.039
0.072 -0.026
54 b. Hasil Uji Koefisien Determinasi Nagelkerke R. Square
Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke
RSquare adalah sebesar 0,139 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah
sebesar 13,9, sedangkan sisanya sebesar 86,1 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian, seperti biaya audit,
opini going concern, pergantian komite audit, dan lain-lain Wijayani dan Januarti, 2011:16.
Tabel 4.6 Koefisien Determinasi
Step -2 Log
likelihood Cox Snell
R Square Nagelkerke R
Square 1
234.701 0.099
0.139 Sumber: Hasil output SPSS
c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Pengujian menunjukkan nilai Chi- square sebesar 4,938 dengan signifikansi p sebesar 0,764.
Berdasarkan hasil tersebut, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka model dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai
observasinya.
55
Tabel 4.7 Menguji Kelayakan Model Regresi
Step Chi-square
Df Sig.
1 4.938
8 0.764
Sumber: Hasil output SPSS d. Hasil Uji Multikolonieritas
Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian ini
menggunakan matriks korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar variabel independen.
Hasil tabel menunjukkan tidak ada nilai koefisien korelasi antar variabel yang nilainya lebih besar dari 0,8, maka tidak ada gejala
multikolonieritas yang serius antar variabel bebas Damayanti dan Sudarma, 2008:17.
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolonieritas
Sumber: Hasil output SPSS Constant OA
PM RA
FD TPK
DROA LnTA
Constant 1.000
0.125 0.003
0.272 -0.234 0.086 -0.102 -0.997
OA 0.125
1.000 -0.066
0.160 -0.205 -0.027 -0.006 -0.189 PM
0.003 -0.066 1.000
-0.198 -0.189 -0.074 -0.045 -0.007 RA
0.272 0.160
-0.198 1.000
0.034 -0.100 -0.029 -0.297 FD
-0.234 -0.205 -0.189
0.034 1.000
0.131 0.224 0.229
TPK 0.086 -0.027
-0.074 -0.100
0.131 1.000 -0.104 -0.088
DROA -0.102 -0.006
-0.045 -0.029
0.224 -0.104 1.000 0.096
LnTA -0.997 -0.189
-0.007 -0.297
0.229 -0.088 0.096 1.000
56 e. Hasil Matriks Klasifikasi
Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan pergantian KAP yang dilakukan
oleh perusahaan. Kekuatan
prediksi dari
model regresi
untuk memprediksi
kemungkinan perusahaan melakukan pergantian KAP adalah sebesar 20. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model
regresi yang digunakan, terdapat sebanyak 13 sampel 20 yang diprediksi akan melakukan pergantian KAP dari total 65 sampel yang
melakukan pergantian KAP. Kekuatan prediksi model sampel yang tidak melakukan pergantian KAP adalah sebesar 94,3, yang berarti
bahwa dengan model regresi yang digunakan ada sebanyak 132 sampel 94,3 yang diprediksi tidak melakukan pergantian KAP dari
total 140 sampel yang tidak melakukan pergantian KAP.
Tabel 4.9 Matriks Klasifikasi
Observed Predicted
AuditChanges Percentage
Correct No Changes Changes
Step 1 AuditChanges No Changes
132 8
94.3 Changes
52 13
20.0 Overall Percentage
70.7 Sumber: Hasil output SPSS
57 f. Hasil Uji Regresi Logistik
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Logistik
Sumber : Hasil output SPSS
Berdasarkan model regresi yang terbentuk pada tabel di atas, mendapatkan hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan
model berikut ini: PKAP = -0,659 + 0,935OA
– 0,227PM – 0,607RA + 0,859FD + 0,039TPK + 0,072DROA
– 0,026 LnTA. Berdasarkan hasil uji regresi logistik di atas, maka terdapat beberapa
bagian interpretasi hasil yang disajikan. 1. Pengaruh opini audit terhadap pergantian KAP.
Variabel opini menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0,935 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,010, kurang dari α = 0,05.
Karena tingkat signifikansi kurang dari α = 0,05, maka hipotesis ke-1 berhasil didukung. Penelitian ini membuktikan bahwa opini audit
B S.E.
Wald df
Sig. ExpB
OA 0.935
0.361 6.698
1 0.010
2.547 PM
-0.227 0.497
0.210 1
0.647 0.797
RA -0.607
0.455 1.778
1 0.182
0.545 FD
0.859 0.567
2.300 1
0.129 2.362
TPK 0.039
0.350 0.012
1 0.912
1.039 DROA
0.072 0.042
2.976 1
0.085 1.075
LnTA -0.026
0.139 0.034
1 0.855
0.975 Constant
-0.659 3.727
0.031 1
0.860 0.518
58 berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Calderon dan Ofobike 2008 dan Divianto 2011, namun tidak mendukung hasil
penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah 2002, Nasser et. al 2006, Damayanti dan Sudarma 2010, serta Wijayani dan Januarti 2011.
Opini audit merupakan cerminan dari laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
menginginkan opini audit wajar tanpa pengecualian terhadap laporan keuangannya. Ketika perusahaan mendapat opini selain wajar tanpa
pengecualian, hal ini dapat mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pihak eksternal, seperti investor yang enggan membeli saham di
perusahaan yang mendapat opini audit qualified, bahkan adverse dan disclaimer.
Perusahaan cenderung mengganti KAP ketika diberi opini selain wajar tanpa pengecualian oleh KAP yang mengaudit laporan
keuangan Tandirerung 2006, dalam Damayanti 2010:10. Hal ini dilakukan perusahaan dengan harapan KAP yang baru akan lebih
lunak dan memberikan opini audit sesuai keinginan perusahaan Carcello dan Neal, 2003:18. Dengan mendapat opini audit wajar
tanpa pengecualian, citra perusahaan akan lebih baik di mata pihak eksternal. Sehingga perusahaan dapat lebih mudah untuk melakukan
aktivitas bisnis yang memerlukan laporan keuangan yang telah diaudit dan beropini wajar tanpa pengecualian.
59 2. Pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantian KAP.
Variabel pergantian manajemen menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar 0,227 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,647, lebih
besar dari α = 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 0,05, maka hipotesis ke-2 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak
berhasil membuktikan bahwa pergantian manajemen berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian dari Damayanti dan Sudarma 2008 dan Chadegani et. al., 2011. Namun tidak mendukung hasil penelitian Wijayani dan
Juniarti 2011. Pergantian manajemen mungkin dilakukan perusahaan karena
hasil evaluasi atas kinerja manajemen yang buruk atau ada pergantian kepemilikan
perusahaan. Namun,
ketika terjadi
pergantian manajemen, hal ini tidak selalu diikuti dengan pergantian KAP yang
digunakan oleh manajemen sebelumnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa kebijakan dan pelaporan akuntansi KAP lama tetap dapat
diselaraskan dengan kebijakan manajemen baru dengan cara melakukan negosiasi ulang antara kedua pihak. Adanya fenomena
seperti ini erat kaitannya dengan keadaan perusahaan publik di Indonesia yang mayoritas dikuasai dan dijalankan bersama oleh
orang-orang dalam satu keluarga Damayanti dan Sudarma, 2008:19 . Selain itu, manajemen yang baru merasa tidak perlu untuk
mengganti KAP yang lama dengan menunjuk KAP baru jika kinerja
60 KAP yang ditunjuk oleh manajemen lama dianggap memiliki kinerja
yang baik dan memuaskan manajemen yang baru. 3. Pengaruh Reputasi Auditor terhadap pergantian KAP
Variabel reputasi auditor menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar 0,607 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,182, lebih besar
dari α = 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 0,05, maka hipotesis ke-3 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak
berhasil membuktikan bahwa reputasi auditor berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
Sinarwati 2010. KAP big-4 termasuk KAP yang memiliki reputasi baik di dunia
internasional. Mereka memiliki reputasi yang baik karena jaringannya tersebar luas di seluruh dunia, serta memiliki auditor yang kompeten
dan berpengalaman banyak. Oleh karena hal itu, investor akan lebih cenderung pada data akuntansi yang dihasilkan oleh auditor yang
bereputasi Praptitorini dan Januarti, 2007:7. Meskipun demikian, tidak berarti KAP selain big-4 bukan KAP yang bagus.
Perusahaan tidak akan mengganti KAP yang digunakannya jika telah memiliki reputasi yang baik Sinarwati, 2010:15. Hal ini
dilakukan agar investor tetap menganggap laporan keuangan perusahaan, yang telah diaudit oleh auditor bereputasi, baik dan telah
bebas dari salah saji material. Selain itu, jika perusahaan mengganti
61 KAP yang mengauditnya, butuh waktu beberapa tahun bagi auditor
yang baru untuk memahami perusahaan sepenuhnya Brazel dan Bradford, 2011:2.
4. Pengaruh financial distress terhadap pergantian KAP Variabel financial distress menunjukkan koefisien regresi positif
sebesar 0,859 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,129, lebih besar dari α = 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 0,05,
maka hipotesis ke-4 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa financial distress berpengaruh terhadap
pergantian KAP. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Damayanti dan Sudarma 2008, Wijayanti 2010, Chadegani et. al.,
2011, dan Wijayani dan Juniarti 2011. Namun tidak mendukung hasil penelitian dari Nasser et. al., 2006.
Kondisi keuangan perusahaan merupakan gambaran atas kinerja dari perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan klien mungkin
memiliki implikasi penting terhadap pengambilan keputusan dalam mempertahankan perusahaan audit. Saat perusahaan mengalami
kesulitan keuangan atau financial distress, akan ada kemungkinan perusahaan mengganti KAP yang lama dan menggantinya dengan
KAP yang berbiaya lebih rendah untuk menekan biaya audit. Namun berdasarkan hasil penelitian ini, ketika perusahaan
mengalami financial distress, perusahaan tidak akan mengganti KAP
62 karena untuk menunjukkan bahwa semua hal yang terjadi di dalam
perusahaan berjalan dengan baik. Perusahaan juga tidak mengganti KAP untuk menghindari anggapan negatif dari pihak eksternal ketika
mengganti KAP karena kesulitan keuangan yang dialami perusahaan Wijayani dan Januarti, 2011:18.
5. Pengaruh tingkat pertumbuhan perusahaan klien terhadap pergantian KAP
Variabel tingkat pertumbuhan perusahaan klien menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0,039 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,912, lebih besar dari α = 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 0,05, maka hipotesis ke-5 tidak berhasil didukung.
Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan klien berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hasil
penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Nasser et. al., 2006 dan Nuryanti 2012.
Seiring dengan pertumbuhan perusahaan, idealnya klien mengganti auditornya dengan auditor yang lebih bagus agar dapat
meningkatkan citra perusahaan yang lebih baik di mata pihak eksternal. Dengan bertumbuhnya perusahaan klien, diharapkan klien
dapat membayar biaya audit yang lebih tinggi agar kualitas auditnya meningkat.
63 Namun, berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pertumbuhan perusahaan klien tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hal ini disebabkan oleh pertimbangan manajemen untuk
mempertahankan reputasi perusahaannya dengan tidak mengganti KAP yang mengaudit laporan keuangan perusahaan Nuryanti,
2012:17. 6. Pengaruh perubahan ROA terhadap pergantian KAP
Variabel perubahan ROA menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0,072 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,085, lebih besar
dari α = 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 0,05, maka hipotesis ke-6 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak
berhasil membuktikan bahwa perubahan ROA berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari
Damayanti dan Sudarma 2008 dan Wijayani dan Juniarti 2011. ROA return of asset merupakan salah satu rasio yang paling
sering dilihat investor sebagai acuan untuk melihat baik atau tidaknya perusahaan dalam beroperasi. Ketika terjadi perubahan ROA, baik itu
berupa penurunan ataupun kenaikan, hal tersebut mungkin akan berpengaruh terhadap investor. Akan tetapi, perubahan ROA tidak
mempengaruhi hubungan perusahaan dengan perusahaan klien karena perubahan ROA tidak ada hubungannya dengan pekerjaan auditor.
64 Sehingga saat terjadi perubahan ROA, klien tidak langsung
mengganti KAP yang bertugas mengaudit laporan keuangan perusahaannya. Perusahaan justru akan mengganti akuntannya jika
terjadi penurunan ROA untuk menutupi kinerja perusahaan yang tidak bagus Wijayani dan Januarti, 2011:19.
7. Pengaruh ukuran perusahaan klien terhadap pergantian KAP Variabel ukuran perusahaan klien menunjukkan koefisien regresi
negatif sebesar 0,026 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,855, lebih besar dari α = 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α =
0,05, maka hipotesis ke-7 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa ukuran perusahaan klien berpengaruh
terhadap pergantian KAP. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Calderon dan Ofobike 2008, Chadegani et. al. 2011,
dan Wijayani dan Juniarti 2011. Namun hasi penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Nasser, et. al. 2006 serta Suparlan dan
Andayani 2010. Perusahaan dengan total aset besar tetap menggunakan jasa KAP
big four untuk mengaudit laporan keuangannya. Sedangkan perusahaan dengan total aset kecil cenderung berpindah ke KAP non
big four. Hal ini mencerminkan kesesuaian ukuran antara KAP dengan kliennya Afriansyah dan Siregar, 2007:11. KAP kecil akan kesulitan
dalam mengaudit kliennya jika ukuran perusahaan klien terlalu besar,
65 sedangkan KAP besar akan kehilangan reputasinya jika menerima
klien dengan ukuran yang kecil. Berdasarkan hasil penelitian di atas, ukuran perusahaan klien tidak
mempengaruhi perusahaan untuk melakukan pergantian KAP. Hal ini mungkin disebabkan oleh telah digunakannya KAP big four oleh klien
dengan ukuran perusahaan yang besar, dan klien dengan ukuran perusahaan yang kecil pun telah menggunakan KAP non big four.
Meskipun terjadi pergantian auditor, perusahaan dengan total aset kecil akan mengganti KAP sebelumnya dengan KAP non big four
lainnya. Ringkasan hasil penelitian disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
Pergantian KAP Opini Audit
Berpengaruh Pergantian Manajemen
Tidak Berpengaruh Reputasi auditor
Tidak Berpengaruh Financial Distress
Tidak Berpengaruh Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Tidak Berpengaruh Perubahan ROA
Tidak Berpengaruh Ukuran Perusahaan Klien
Tidak Berpengaruh
66
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh opini audit, pergantian manajemen, reputasi klien, financial distress, tingkat pertumbuhan
perusahaan klien, perubahan ROA, dan ukuran perusahaan klien terhadap pergantian KAP. Data sampel perusahaan sebanyak 205 pengamatan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek IndonesiaBEI selama periode 2006-2011.
Hasil pengujian dan pembahasan pada bagian sebelumnya dapat diringkas sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa opini audit berpengaruh terhadap pergantian KAP selama lima tahun pengamatan 2007-
2011. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Calderon dan Ofobike 2008 dan Divianto 2011,
namun tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah 2002, Nasser et. al. 2006, Damayanti dan Sudarma
2010, serta Wijayani dan Januarti 2011. Perusahaan akan mengganti KAP yang mereka tugaskan sebelumnya
jika mendapat opini selain yang diinginkan perusahaan, yaitu wajar tanpa pengecualian. Hal ini dilakukan perusahaan demi mendapatkan
opini audit wajar tanpa pengecualian dari KAP yang baru.