Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk menyelesaikan koitus. Insidennya berkisar antara 25-50 pada pria di atas 65 tahun. Penyebab terjadinya difungsi ereksi antara lain; ansietas, keletihan, depresi dan tekanan budaya untuk tindakan seksual Smeltzer, 2001. Sejak dahulu masyarakat yang mengalami gangguan disfungsi ereksi ditangani dengan zat-zat yang dapat membangkitkan syahwat seksual, tetapi hasilnya sering mengecewakan. Obat kuno Amprofin benar-benar meningkatkan syahwat dan efek samping yang ditimbulkan juga hebat. Pada tahun 80-an dikembangkan cara-cara mekanis berupa pompa vakum dan implantasi prosthesis penis, namun jarang diprakatekkan karena sulit dalam penggunaannya, pada akhir 1990-an ditemukan obat sildenafil yang dipasarkan untuk disfungsi ereksi, dan obat ereksi lain telah dipasarkan Verdenafil Levetra ® , Tadalafil Cialis ® Tjay, 2007. Sildenafil sitrat adalah suatu senyawa sintetik yang mempunyai efek menghambat enzim fosfodiesterase tipe 5. Dengan penambahan waktu relaksasi otot polos penis menjadi lebih lama sehingga meningkatkan aliran darah ke korvus kavernosum yang berujung pada ereksi atau juga biasa disebut pil biru. Sildenafil sitrat dengan nama paten viagra ® penggunaannya telah disetujui oleh FDA Food Drugs Administration pada tahun 1998. Penggunaannya di pasaran sangat tinggi karena efek yang ditimbulkan cukup cepat. Untuk harga viagra sendiri per tabletnya cukup mahal sekitar Rp. 115.000,00. Pil biru ini juga dapat kita jumpai di toko pinggir jalan dengan harga yang cukup murah. Banyaknya penjualan obat pil biru ini sehingga bisa timbul adanya pemalsuan. Terkait dengan pemikiran yang seperti itu maka UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dilakukanlah penelitian ini dengan pertanyaan apakah produk produk yang dijual di pinggir jalan itu palsu atau substandar. Salah satu cara yang digunakan untuk analisis bahan kimia sildenafil sitrat adalah kromatografi cair kinerja tinggi KCKT. Pemilihan metode KCKT ini karena penggunaannya relatif cepat, daya pisahnya baik, peka walaupun konsentrasi zat yang akan diuji dalam jumlah yag kecil, daya pisahnya baik, dan kolom dapat digunakan kembali Edward L. Jhonson, 1991. Merujuk dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Sarigih et al. 2010 mengenai “Analisis Sildenafil Sitrat pada Jamu Tradisional Kuat Lelaki Merek A dan B dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi”. Dengan hasil waktu retensi Sildenafil adalah 2,5 menit. Perolehan kembali sildenafil sitrat dari jamu kuat lelaki adalah 110,67 . Metode ini dapat digunakan untuk menganalisis sildenafil sitrat dengan batas deteksi 0.010 µgmL dan batas kuatitasi 0,341 µgmL. Dari masalah yang ada peneliti bermaksud menganalisa kadar kandungan sildenafil sitrat dalam “Pil Biru” yang dijual di daerah Ciputat dengan menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT.

1.2 Rumusan Masalah