Spektrofotometri UV-VIS Uji Disolusi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Keberadaan fosfodiastrerase tipe 5 PDE5 akan memecah GMP menjadi senyawa tidak aktif guanosin mono fosfat GMP akibatnya siklik GMP akan berkurang dan ereksi akan hilang . Sildenafil sitrat bekerja dengan menghambat PDE 5 sehingga siklik GMP tidak diubah menjadi GMP yang menyebabkan siklik GMP tetap tinggal dan ereksi dapat dipertahankan Martindale 36, 2009.

2.1.5 Efek Samping Obat

Efek samping dari sildenafil sitrat yang sering terjadi adalah sakit kepala,dispepsia dan juga potensial menyebabkan abnormalitas penglihatan yang meliputi penglihatan kabur, bayangan warna yang berbeda dari sebelumnya, sensitif terhadap cahaya, nyeri pada organ saluran kemih, urin yang keruh atau berdarah, pusing, peningkatan frekuensi berkemih Martindal 36, 2009.

2.2 Spektrofotometri UV-VIS

Sampel yang dering dianalisis dengan UV-Vis adalah senyawa organik. Dimana senyawa organik dapat memberikan serapan adalah senyawa yang mempunyai gugus kromofor dan auksokrom. Gugus kromofor adalah gugus fungsional tidak jenuh yang dapat memberikan serapan pada daerah UV atau cahaya tampak. Hampir semua kromofor mempunyai ikatan rangkap seperti alkena C=C, C=O, NO2, benzen dan lain-lain. Sedangkan auksokrom adalah gugus fungsional seperti OH, NH2, X yaitu gugus yang mempunyai elektron non bonding dan tidak mengabsorpsi radiasi pada panjang gelombang diatas 200 nm akan tetapi mengabsobsi sinar UV jauh. Harmita, 2006 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

2.3.1 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Kromatografi cair kinerja tinggi atau KCKT atau sering disebut dengan HPLC High Performance Liquid Chromatography dikembangkan pada akhir tahun 1960-an dan pada awal tahun 1970-an. Kegunaan umum KCKT adalah untuk pemisahan sejumlah senyawa organik, anorganik, maupun senyawa biologis. KCKT merupakan metode yang tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif Gandjar Rohman, 2007 : Harmita, 2006.

2.3.2 Alat

Alat yang digunakan dalam KCKT terdiri dari beberapa bagian, diantaranya adalah pompa, injektor, kolom, detektor, integrator.

2.3.2.1 Pompa

Pompa berfungsi untuk mengalirkan eluen ke dalam kolom. Pompa, segel –segel pompa dan semua penghubung dalam sistem kromatografi harus terbuat dari bahan yang secara kimiawi tahan terhadap fase gerak. Bahan yang umumnya digunakan adalah gelas, baja nitrat, teflon dan batu nilam. Jenis – jenis pompa antara lain: pompa tekanan tetap, pompa semprit, pompa tekanan uap Harmita, 2006.

2.3.2.2 Injektor

Injektor berfungsi untuk memasukkan cuplikan kedalam kolom. Jenis injektor yang dapat digunakan antara lain: Injektor aliran henti, septum, katup jalan kita, auto injektor Harmita, 2006.

2.3.2.3 Kolom

Kolom berfungsi untuk memisahkan masing-masing komponen. Untuk menahan tekanan tinggi, kolom dibuat dari bahan yang kokoh seperti stainless steel atau campuran logam dengan gelas Harmita, 2006. Kolom UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan bagian penting dari KCKT, karena ikut dalam menentukan keberhasilan dalam menganalisis. Kolom dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: Edward L. Jhonson, 1991 a. Kolom analitik Panjang kolom berkisar antara 10-30 cm, diameter dalam 4-10 mm, ukuran partikel umumnya 3,5 dan 10 b. Kolom preparatif Umumnya bergaris tengah 6 mm atau lebih besar dan panjang 25 – 100 cm

2.3.2.4 Detektor

Detektor berfungsi untuk mendeteksi atau mengidentifikasi komponen yang ada dalam eluat dan mengukur jumlahnya. Idealnya, suatu detektor yang baik mempunyai sifat sebagai berikut: a. Respon universal, dapat diaplikasikan pada semua analit b. Sensitivitas tinggi c. Noisy rendah d. Memiliki range linier yang dinamis e. Mudah digunakan dan dapat dipercaya f. Tidak menusak analit g. Tidak mahal harga, biaya operasi, dan perawatan h. Respon stabil untuk jangka waktu yang lama Harmita, 2006.

2.3.3 Keuntungan KCKT

Keuntungan dari penggunaan KCKT antara lain: a. Waktu analisis cepat Biasa waktu yang digukan untuk analisis kurang dari satu jam, yang dapat dilakukan dalam 15 – 30 menit. Untuk analisis yang tidak rumit dapat dicapai waktu analisis kurang dari 5 menit. b. Daya pisah yang baik c. Peka UIN Syarif Hidayatullah Jakarta d.Kolom dapat digunakan kembali e. Pemilihan kolom dan eluen bervariasi f. dapat digunakan untuk molekul besar dan kecil g. Mudah memperoleh cuplikan kembali Edward L. Jhonson, 1991.

2.3.4 Metode Validasi

Validasi metode adalah suatu tindakan penelitian terhadap parameter terentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaanya Harmita, 2006.

2.3.4.1 Kecermatan Akurasi

Akurasi adalah kedekatan hasil penetapan yang diperoleh dengan hasil sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai hasil perolehan kembali dari analit yang ditambahkan. Untuk pengujian senyawa obat, akurasi diperoleh dengan membandingkan hasil rujukan dengan bahan rujukan standar. Syarat akurasi yang baik: 98 – 102 X 100 Harmita, 2006, Edward L. Jhonson, 1991

2.3.4.2 Keseksamaan Presisi

Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukan derajat kesesuain antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata rata jika diprosedur diterapkan secara berulang pada sampel – sampel yang diambil dari campuran yang homogen, keseksamaan diukur sebagai simpangan baku relatif. Keseksamaan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: Hasil analisis adalah X1, X2, X3, X4, ........Xn UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Maka simpangan bakunya adalah: Simpangan baku relatif atau koefisien variasi KV adalah: x 100 Harmita, 2006

2.3.4.3 Linieritas

Linieritas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon yang secara langsung atau dengan bantuan transportasi matematik yang baik , proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sempel. Rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan kecermatan, keseksamaan dan linieritas yang dapat diterima. Dalam prakteknya, digunakan satu seri larutan yang berbeda konsentrasinya antara 50-150 kadar analit dalam sempel. Didalam pustaka, sering ditemukan rentang konsentrasi yang digunakan antara 0- 200, jumlah sempel yang dianalisis sekurang-kurangnya delapan buah sempel. SX O Sx o : standar deviasi dari fungsi Syarat Kelinieritas Garis: a. Koefisien Korelasi r r ≥ 0,λλλ0 b. Jumlah kuadrat sisa masing-masing titik temu r i mendekati nol o r i 2 sekecil mungkin : 0 , r i : y 1 – b x i+a c. Koefisien fungsi regresiV XO V XO ≤ 2,0 sediaan farmasi ≤ 5,0 sediaan biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Parameter lain yang harus dihitung adalah simpangan baku residual Sy SY Di mana Y 1 : a+bx Harmita, 2006

2.3.4.4 Batas Deteksi Limit of Detection, LOD dan Batas Kuantifikasi Limit

of Quantification, LOQ Batas deteksi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sempel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi. LOD merupakan batas uji yang secara spesifik menyatakan apakah analit diatas atau dibawah nilai tertentu. Batas kuantifikasi adalah konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi operasional metode yang digunakan. Batas deteksi dan kuantifikasi dapat dihitung melalui garis regresi linier dari kurva kalibrasi. Nilai pengukuran akan sama dengan nilai b pada persamaan garis linier y = a + bx. LOD dihitung melalui persamaan garis linier dari kurva kalibrasi, dengan rumus: Sedangkan nilai batas LOQ diperoleh dengan rumus: Dimana Syx adalah simpangan baku residual, b adalah slope dari persamaan regresi. Harmita, 2006; GandjarRohman, 2007 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4 Uji Disolusi

Uji disolusi merupakan faktor yang penting dalam pengendalian mutu obat, pengujian ini dipersyaratkan pada produk farmasi yang berbentuk tablet. Uji disolusi ini informasi berharga untuk keseragaman kadar khasiat dalam suatu produksi obat batch. Perkiraan bioavabilitas dari zat khasiat obat dalam suatu formula, variabel kontrol proses dan untuk melihat pengaruh perubahan formulasi. Raini, 2010. Untuk uji disolusi ada 2 macam alat yang pertama yaitu jenis alat uji disolusi dengan pengaduk bentuk keranjang dan yang kedua pengaduk yang berbentuk dayung. a. Pengaduk berbentuk keranjang Alat ini terdiri dari sebuah wadah tertutup yang terbuat dari kaca atau bahan yang transparan. Suatu batang logam yang digerakkan oleh motor dan keranjang berbentuk silinder, wadah tercelup sebagian didalam tangas air yang berukuran sesuai dan bisa mempertahankan suhu dalam wadah 37˚C ± 0,5 selama pengujian berlangsung dan menjaga air dalam tangas halus dan tetap. FI IV, 1995 b. Pengaduk berbentuk dayung Alat ini sama seperti alat yang pertama, bedanya pada alat ini digunakan dayung yang terdiri dari daun dan batang sebagai pengaduk. Untuk media disolusi seperti yang tertera pada masing-masing monografi ke dalam wadah, pasang alat, dan biarkan media disolusi hingga suhu wadah 37 ± 0,5 dan angkat termometer, untuk pH sudah tertera di masing-masing monografi ,dan kriteria penerimaan uji disolusi ini yaitu : 1. Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q+5 2. Rata-rata dari 12 S 1 +S adalah sama dengan atau lebih besar dari Q dan tidak satu unit sediaan yang lebih kecil dari Q-15 3. Rata-rata dari 24 unit S 1 +S 2 +S 3 adalah sama dengan atau lebih dari Q FI IV, 1995 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.5 Tekhnik Sampling