BAB 5. PEMBAHASAN
Children’s Television Act of 1990 telah membatasi lama menonton televisi
untuk anak 10.5 menitjam dalam satu minggu. American Academy of Pediatric
telah merekomendasikan agar anak tidak menonton televisi lebih dari 2 jam sehari. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata lama menonton televisi
adalah 2 jam 24 menit perhari, jadi lebih lama dari yang direkomendasikan oleh
AAP .
29
Dalam penelitian ini semua orangtua bekerja penuh seharian, mungkin hal ini yang menyebabkan sulitnya membatasi waktu menonton televisi di
rumah. Anak dengan bebas bisa memilih saluran televisi yang akan ditonton dan menentukan sendiri berapa lama dia menonton televisi. Diperlukan
penelitian lebih lanjut mengenai hal ini. Hasil penelitian kami menunjukkan hubungan yang signifikan antara
lama menonton televisi dengan prestasi akademik, namun hanya dijumpai korelasi yang lemah antara lama menonton televisi dan prestasi akademik r =
-0,205. Hal ini berarti semakin lama waktu menonton responden maka semakin rendah prestasi akademiknya. Hasil ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang menyatakan penurunan prestasi akademik di sekolah berhubungan dengan menonton televisi. Rendahnya prestasi akademik ini
berhubungan dengan berkurangnya perhatian terhadap tugas sekolah pekerjaan rumah, mudah bosan mengikuti pelajaran sekolah dan sulit
Universitas Sumatera Utara
memusatkan perhatian saat pelajaran berlangsung.
9
Adanya korelasi yang lemah dari penelitian kami disebabkan karena anak SD Shafiyyatul Amaliyyah
sudah belajar sampai sore disekolah sehingga prestasi akademik baik meskipun dijumpai waktu menonton televisi lebih lama.
Penelitian yang dilakukan Yayasan Pengembangan Media Anak YPMA tahun 2006 menunjukkan anak SD menghabiskan waktu 10 jam per minggu
untuk bermain game
dan PS
dengan jumlah jam belajar selama 1 tahun hanya sekitar 750 jam.
30
Penelitian kami mendapati rata-rata lama bermain game
dan PS
1 jam 17 menit dan lama belajar 1 jam 25 menit perhari dengan hasil yang didapatkan tidak dijumpai hubungan bermakna antara keduanya dengan
prestasi akademik. Waktu tidur anak sangat bervariasi,
31
didapati lama tidur pada anak usia 6 bulan 14.2 jam perhari dan 16 tahun adalah 8.1 jam perhari.
32
Hasil penelitian kami mendapatkan lama tidur adalah 6 jam 52 menit perhari.
Berkurangnya waktu tidur karena anak lebih sering bermain game
dan PS
dinyatakan mempunyai pengaruh terhadap fungsi kognitif,
5
namun tidak demikian pada penelitian kami. Meskipun dijumpai jam tidur yang lebih sedikit
dibandingkan lama tidur rata-rata pada anak usia 1 sampai 16 tahun, tidak dijumpai hubungan bermakna dengan prestasi akademik.
Menonton televisi usia dini juga dapat menyebabkan gangguan tidur. Penelitian mendapati anak yang menonton televisi mulai usia 4 sampai 36
bulan berhubungan dengan gangguan tidur.
33
Selain itu penelitian lainnya
Universitas Sumatera Utara
menyatakan menonton televisi kurang dari usia 2 sampai 5 tahun akan menyebabkan perilaku agresif saat usia 7 sampai 10 tahun terutama pada
anak laki-laki.
34
Namun tidak semua tayangan televisi ini mengandung makna negatif bagi anak kurang dari 2 tahun seperti media edukasi yang mampu
meningkatkan daya imajinasi, serta tidak menurunkan kemampuan motorik dan visual.
3,35
sama dengan penelitian kami meskipun didapatkan usia awal menonton televisi dimulai saat usia 2 tahun 6 bulan, namun tidak dijumpai
hubungan dengan prestasi akademik. Apakah tidak adanya hubungan ini disebabkan karena anak tersebut menonton media edukasi saat usia dini tidak
diketahui, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menjawab hal ini. Film kartun dikatakan mempunyai hubungan dengan penurunan
kemampuan memusatkan perhatian apabila disajikan pada anak kurang dari 2 tahun.
3,35
Dari penelitian kami didapatkan jenis tontonan yang terbanyak adalah film kartun, sehingga perlu diwaspadai oleh orangtua murid Shafiyyatul
Amaliyyah pengaruhnya terhadap penurunan kemampuan memusatkan perhatian. Karena itu saat menonton televisi sebaiknya anak didampingi oleh
orangtua sebab anak yang menonton televisi tidak didampingi orangtua atau saudara kandungnya cenderung berpengaruh negatif bagi anak tersebut.
36
Untuk mencegah pengaruh negatif menonton televisi orangtua sebaiknya meningkatkan kewaspadaan terhadap pajanan televisi terhadap
anaknya, menanyakan kepada anaknya acara televisi apa saja yang mereka tonton, menyediakan aktifitas lain selain menonton televisi seperti olah raga,
Universitas Sumatera Utara
mendiskusikan pengaruh-pengaruh negatif televisi pada anaknya, program televisi apa saja yang dapat ditonton oleh anaknya sesuai usianya, sehingga
orangtua juga dapat mengusulkan pada stasiun televisi untuk membuat rating
acara televisi mana yang sesuai untuk ditonton oleh anaknya.
21
Selain itu orangtua juga perlu memperhatikan pesan dan berita yang disampaikan di
televisi yang akan disajikan atau ditonton anaknya, apakah pesan tersebut layak dikonsumsi anak sesuai dengan usianya.
37,38
Tentunya diperlukan peran dokter anak untuk selalu mengingatkan orang tua tentang jenis, lama dan kapan sebaiknya anak dapat menonton
televisi serta pentingnya mendampingi anak saat menonton televisi sesuai dengan rekomendasi
AAP .
39,40
Meskipun pembahasan kami diatas berkaitan dengan dampak negatif televisi namun televisi tetap mempunyai keunggulan seperti menyediakan
program pendidikan untuk anak usia sekolah, menambah kreativitas dan pengetahuan anak. Program televisi berupa media pendidikan justru dapat
mengurangi efek negatif televisi lainnya. Media ini mampu menguraikan tujuan dan pesan dari tayangan televisi sehingga anak dapat mengerti dan
memahami pesan serta gambar yang dilihatnya dan memudahkan anak serta orangtua untuk memutuskan apakah mereka perlu menonton suatu tayangan
televisi.
3
Universitas Sumatera Utara
Keterbatasan penelitian kami adalah tidak dapat menjelaskan waktu kapan anak menonton televisi. Selain itu penelitian ini juga tidak menilai
apakah sewaktu menonton televisi anak didampingi oleh orangtua.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN