BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data terakhir dari badan statistik Indonesia pada tahun 2005, jumlah penduduk Indonesia mencapai 218.868.791 jiwa
1
. Dengan sekian banyak jumlah penduduk Indonesia maka semakin tinggi pula permintaan akan rumah sakit,
klinik dan institusi kesehatan lainnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kesehatan. Sebagaimana diketahui bahwa kesehatan merupakan kebutuhan primer
setiap orang, selain sandang pangan dan papan. Tentu saja hal ini harus diimbangi dengan adanya pelayanan kesehatan yang berkesinambungan, guna memberikan
pelayanan kesehatan yang terpadu dan sesuai dengan standar operasional pelayanan kesehatan.
Fungsi dari pelayanan kesehatan mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
2
Oleh karena itu dibutuhkan suatu institusi berupa klinik ataupun poliklinik dan instalasi rehabilitas medik yang khusus menangani tujuan akhir dari
sebuah upaya pelayanan kesehatan pada rumah sakit yaitu rehabilitatif yang bertujuan untuk membantu pasien yang telah melewati masa pengobatan penyakitnya untuk
mengembalikan fungsi organ motorik pasien agar dapat berfungsi secara optimal.
1
www.badan_statistik_indonesia.com.
2
Direktorat Rumah Sakit Umum dan Pendidikan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan, Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah sakit Kelas A, B dan C.
Jakarta:Depkes 1997 h. 3
Jumlah penyandang cacat akan bertambah terus sejalan dengan perubahan demografi ke arah umur menua dan perubahan epidemologi ke arah kronik
degeneratif. Di samping itu tingginya angka kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja memberikan kontribusi makin banyaknya jumlah penyandang cacat.
Modernisasi dan globalisasi juga memberikan andil dalam bertambahnya jumlah penyandang cacat karena mengakibatkan pola hidup yang berubah serta
ketatnya persaingan disegala bidang dimana sebagian besar penduduk belum siap dengan menghadapi perubahan tersebut. Akibatnya kebutuhan akan pelayanan
rehabilitasi medik akan semakin meningkat
3
Dengan bertambahnya jumlah penyandang cacat baik yang diakibatkan oleh penuaan umur, kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja maka rehabilitasi medik
dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanannya, sebagaimana tujuan dari rehabilitasi medik yaitu untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas hidup
pasien sehingga dapat melakukan fungsinya di masyarakat. Untuk itu manajemen operasional dibutuhkan untuk menghasilkan jasa
kesehatan yang baik untuk melayani pasien dengan menggunakan input yang ada secara maksimal berupa dokter, perawat, staf, peralatan, fasilitas dan tenaga yang
dimiliki.
3
Departemen Kesehatan RI , Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di Puskesmas, Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2002 h 4
Dalam pandangan Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh
dilakukan secara asal-asalan. Hal ini merupakan prinsip dalam ajaran Islam. Arah pekerjaan yang jelas, landasan yang mantap, dan cara-cara
mendapatkannya yang transparan merupakan amal perbuatan yang dicintai Allah Swt. Sebenarnya, manajemen dalam arti mengatur segala sesuatu agar dilakukan dengan
baik, tepat, dan tuntas merupakan hal yang disyariatkan dalam ajaran Islam. Demikian ketika kita melakukan sesuatu itu dengan benar, rapi, terencana dan
terorganisasi dengan rapi, maka kita akan terhindar dari keragu-raguan dalam memutuskan sesuatu atau dalam mengerjakan sesuatu. Kita tidak boleh melakukan
sesuatu yang didasarkan pada keragu-raguan. Sesuatu yang didasarkan pada keragu- raguan biasanya akan melahirkan hasil yang tidak optimal dan mungkin akhirnya
tidak bermanfaat.
4
Didasari atas keinginan penulis untuk mengetahui sejauh mana prinsip-prinsip ajaran Islam telah diterapkan pada berbagai macam bidang, khususnya pada
manajemen yang ada pada poliklinik rehabilitasi medik rumah sakit Ananda Bekasi dengan menitik beratkan pada manajemen operasional, sehingga penulis bermaksud
membuat skripsi yang berjudul “Manajemen operasional pada poliklinik rehabilitasi medik di rumah sakit Ananda Bekasi tinjauan dari perspektif manajemen operasional
rehabilitasi medik yang islami”
4
KH. DR. Didin Hafidhuddin, M.Sc, Hendri Tanjung, S.Si.,M.M, Manajemen Syariah dalam Praktik, Jakarta:Gema Insani Pres 2003 h.2
B Pembatasan dan Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas pada skripsi yang berjudul “Manajemen operasional rehabilitasi medik di rumah sakit Ananda Bekasi tinjauan dari perspektif
manajemen operasional rehabilitasi medik yang islami” ditekankan pada manajemen operasional klinik rehabilitasi medik pada rumah sakit ananda Bekasi berdasarkan
prinsip-prinsip manajemen yang sesuai dengan Islam. Untuk mengarahkan pada permasalah dan pembahasan sehingga tidak
menyimpang dari pokok pembahasan, maka dirumuskan beberapa pokok masalah sebagai berikut:
1 Bagaimanakah manajemen operasional yang sesuai dengan konsep
manajemen operasional dalam Islam? 2
Bagaimanakah manajemen operasional yang diterapkan pada poliklinik rehabilitasi medik pada rumah sakit Ananda Bekasi.?
3 Sejalankah aplikasi manajemen operasional rehabilitasi medik dengan
konsep manajemen operasional rehabilitasi medik dalam Islam?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan