Media Dakwah LANDASAN TEORI

memunculkan berbagai macam bentuk komunikasi, serta untuk bertukar informasi. 15

D. Komunitas Virtual

Secara terminologi, Virtual Community diartikan oleh Tim Jordan 1999: 100 sebagai, Communities emerge in cyberspace when a number of users create avatars that return again and again to the same informational space. Individuals may find they are no longer alone in cyberspace but have developed relations wih a number of other stable avatars and have become part of virtual community. Virtual communities can be left easily because someone must choose to gothere and so can choose not to. Virtual communities can be of many different types, from newsgroup discussions about a limited topic to MUDs that allow virtual versions of all ofline social relations. Rheingold dalam bukunya homesteading on the Electronic Frontier 2000:5, menjelaskan “ virtual communities are social eggregations that emerge from the Net when enough people carry on those public discussions long enough, with sufficient human feeling, to form web sof personal relationship in cyberspace. Andrew F. Wood dan Mathew J. Smith dalam buku Online Communication, Lingking Technology, Identity, and Culture 2005:233 menjelaskan virtual communications sebagai “A shared 15 Nasrullah, Komunikasi AntarBudaya : Di Era Budaya Siber, h. 51-52. understanding of interrelatedness among participants in computer mediated environments.” 16 Dari beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa virtual communities adalah berkumpulnya para userpengguna online dalam suatu kelompok diskusi dengan topik khusus yang terintegrasi dalam medium internet. Komunitas virtual itu tak terbatasi bordless oleh keterpisahan tempat, waktu, ideologi, status sosial ekonomi maupun pendidikan. Saat seseorang melakukan interplay dengan anggota lain di komunitas, maka hubungannya jauh lebih fleksibel karena bisa berhubungan kapan saja dan dimana saja. Tidak ada lagi ona prosemik seperti yang pernah digagas Edward Hall, yang membagi antara jarak intim 0-18 inci – 46 cm, jarak personal 46 cm – 1,2 m, jarak sosial 1,2 m – 3,6 m jarak publik melampaui 3,7 m. 17 Mengingat bahwa komunitas virtual tidak pernah dapat „hidup’ dalam bentuk terwujud ragawi, tetapi hanya hidup imajinatif lewat ekstensi, tidak mengherankan bahwa ingined universal community komunitas universal yang dibayangkan juga diwujudkan dalam pencarian sekuler bagi pembebasan dari daging ragawi itu sendiri. Dengan adanya twitter, Nampak bahwa komunikasi tak lagi berjarak seperti yang dikemukakan oleh Edward Hall. Setiap anggota komunitas bisa 16 Nasrullah, Komunikasi AntarBudaya : Di Era Budaya Siber, h. 138-139 17 Nasrullah, Komunikasi AntarBudaya : Di Era Budaya Siber, h. 138-139