BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Initial Public Offering IPO
Perusahaan yang belum menjadi perusahaan publik dapat meningkatkan kebutuhan dana
dengan menempuh beberapa alternatif Jogiyanto, 2000. Pertama, menjual langsung kepada
pemegang saham yang sudah ada sebelumnya. Kedua, menjual kepada karyawan lewat
Employee Stock Ownership Plan
ESOP. Ketiga, menambah saham lewat dividen yang tidak dibagi dividend reinvestment plan. Keempat, menjual langsung kepada
pembeli tunggal misalnya investor institusional secara privat. Kelima,
menjual kepada publik lewat pasar saham.
Perusahaan yang belum go public, awalnya saham-saham perusahaan tersebut dimiliki oleh
manajer-manajernya, sebagian lagi oleh pegawai- pegawai kunci dan hanya sejumlah kecil yang
dimiliki investor. Sebagaimana biasanya, jika perusahaan berkembang, kebutuhan modal
tambahan sangat dirasakan. Pada saat tersebut, perusahaan harus menentukan untuk menambah
modal dengan cara hutang atau menambah jumlah dari pemilikan dengan menerbitkan saham
baru. Dalam pengambilan keputusan menjadi perusahaan publik atau tetap menjadi perusahaan
privat perlu dipertimbangkan trade-off antara beberapa faktor keuntungan maupun kerugiannya.
Jogiyanto 2000 menyebutkan beberapa keuntungan menjadi perusahaan publik yaitu: 1
9
kemudahan dalam meningkatkan modal di masa yang akan datang, 2 meningkatkan likuiditas
bagi pemegang saham, 3 nilai pasar perusahaan diketahui.
Terdapat beberapa kerugian yang timbul disamping keuntungan yang mungkin diperoleh
yaitu: 1 biaya laporan yang meningkat karena perusahaan memiliki kewajiban untuk menyerahkan laporan kuartalan dan
tahunan kepada regulator misalnya di Indonesia adalah BAPEPAM, 2
dampak negatif pengungkapan, 3 ketakutan untuk diambil alih. Initial Public Offering
IPO adalah kegiatan perusahaan menawarkan sebagian sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal. Besarnya nilai
kapitalisasi perusahaan waktu penerbitan IPO dan kecenderungan bahwa harga saham waktu IPO undervalue. Initial Public Offering IPO merupakan
langkah awal yang menentukan dalam kelangsungan hidup perusahaan publik. Pendapat umum menyatakan bahwa penawaran publik
mengindikasikan perusahaan berada pada tahapan bertumbuh sehingga perusahaan memerlukan dana untuk ekspansi danatau melakukan
modernisasi. Keadaan ini menyebabkan semua perusahaan privat yang sedang dalam tahap pertumbuhan cepat atau lambat akan menjadi perusahaan
publik untuk mendanai investasinya. Pihak-pihak terkait dan punya kepentingan langsung dengan adanya
IPO adalah calon emiten itu sendiri antara lain investor, underwriter, dan BEI. Perhatian paling banyak diberikan pada penetapan harga IPO, hal ini
adalah wajar mengingat dari penetapan harga IPO akan menentukan sukses
10
tidaknya IPO tersebut. IPO bisa dikatakan sukses jika sahamnya diminati investor Oversubscribe.
Penetapan harga jual suatu saham IPO terbentuk setelah tercapai kompromi antara emiten, underwriter dan pihak investor. Emiten akan
berusaha menjual sahamnya dengan harga yang setinggi-tingginya, dilain pihak underwriter sebagai pihak yang memberikan jasa untuk menjual saham
berusaha agar seluruh saham tersebut terjual sehingga mereka akan berusaha menurunkan harga dengan meminta diskon kepada emiten, demikian pula
dengan investor sebagai pihak pembeli berusaha untuk membeli saham tersebut dengan harga semurah-murahnya.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Perusahaan Pasca IPO