Penghapusan Pencatatan Saham Delisting

Analisis teknis berusaha untuk mendeteksi perilaku pasar yang dapat teridentifikasi karena pernah terjadi sebelumnya dan sesuai dengan indikator teknis yang digunakan untuk memprediksi harga yang akan datang. c LNASSET Logaritma Natural Asset Logaritma natural asset berasal dari besarnya total asset yang dimiliki perusahaan pada akhir tahun. Semakin besar total asset yang dimiliki perusahaan diharapkan semakin mempunyai dalam kemampuan melunasi kewajiban di masa depan.

3. Penghapusan Pencatatan Saham Delisting

a Definisi Delisting Delisting adalah kebijakan yang dilakukan oleh bursa efek untuk mengeluarkan emiten dari bursa, artinya saham-saham emiten tersebut sudah tidak tercatat lagi di bursa efek. Pada dasarnya delisting berhubungan dengan fakta yang menunjukkan bahwa perusahaan tercatat di bursa efek sesungguhnya memiliki kondisi ekonomi, likuiditas, dan kepatuhan terhadap peraturan pasar modal yang lebih buruk dari kondisi sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa perusahaan yang terkena delisting adalah perusahaan yang punya masalah serius. Ada sejumlah indikator yang dijadikan pegangan dalam menilai kondisi delisting. Misalnya, dalam hal laporan perkembangan usaha setiap bulan, indikator yang perlu diperhatikan mulai dari kepatuhan melakukan kewajiban dalam bentuk laporan keuangan dan laporan kejadian- kejadian penting perusahaan, frekuensi dan volume transaksi, jumlah 16 pemegang saham, hingga kapitalisasi pasar. Infobank, Juli No. 2391999: 43-44 b Kriteria Delisting Bursa menghapus pencatatan saham emiten sesuai dengan ketentuan peraturan ini apabila emiten mengalami minimal satu kondisi dibawah ini: 1. Pernyataan pendaftaran yang telah menjadi efektif dibatalkan atau dibekukan oleh Bapepam. 2. Perusahaan yang menggabungkan diri ke perusahaan lain atau melakukan peleburan perusahaan. 3. Perusahaan dilikuidasi 4. Diputuskan pailit oleh Pengadilan Niaga. 5. Dibekukan ijin usaha atau dicabut ijin usaha yang memberikan kontribusi penjualan atau pendapatan utama. 6. Harga teoritis saham hasil stock split, saham bonus dan atau saham dividen, atau penerbitan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham, kurang dari 20 x fraksi. 7. Laporan Keuangan emiten memperoleh pendapat Adverse pada tahun buku terakhir. 8. Tidak menyampaikan corporate plan dalam jangka waktu yang telah ditentukan oleh Bursa. 9. Mengalami kerugian usaha dan atau mengalami kerugian setelah pajak selama 4 tahun berturut-turut setelah tercatat di Bursa. 17 10. Memiliki ekuitas negatif selama 3 tahun berturut-turut setelah tercatat di Bursa. 11. Perdagangan saham dihentikan suspensi selama 12 bulan berturut-turut karena alasan apapun. 12. Tidak terjadi transaksi di Pasar Reguler selama 9 bulan berturut-turut, tidak termasuk masa suspensi. 13. Harga rata-rata penutupan saham yang terjadi selama 3 bulan berturut- turut kurang dari Rp. 50 lima puluh rupiah. 14. Rata-rata volume transaksi di Pasar Reguler selama 12 bulan berturut- turut kurang dari 10.000 sepuluh ribu saham perbulan. 15. Jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham minor bukan majority shareholders kurang dari 5 dari modal disetor dan kurang dari 10.000.000 sepuluh juta saham dalam jangka waktu 6 bulan terakhir berturut-turut. 16. Jumlah pemegang saham yang memiliki minimal 1 tahun perdagangan, kurang dari 100 pemegang saham dalam jangka waktu 6 bulan terakhir berturut-turut. 17. Emiten tidak lagi memenuhi persyaratan umum pencatatan apabila bidang usahanya baik langsung maupun tidak langsung dilarang oleh per-UU yang berlaku di Indonesia dan emiten yang bersangkutan memberikan kontribusi pendapatannya lebih dari 50 kepada anakinduk perusahaannya dimana anakinduk perusahaan tersebut juga merupakan emiten di bursa. 18 18. perusahaan tercatat bidang usaha pertambangan tidak lagi mempunyai: a Kuasa Penambangan atau Surat Ijin Penambangan Daerah, b jumlah cadangan deposit tidak lagi memenuhi kalayakan ekonomis dan c direktur yang memiliki kemampuan teknis yang berpengalaman di bidang pertambangan sesuai dengan kegiatan usaha perusahaan selama 6 enam bulan berturut-turut. c Prosedur Delisting Bila emiten yang mengalami minimal satu kondisi delisting yaitu: a. Pernyataan pendaftarannya dibatalkan atau dibekukan oleh Bapepam. b. Emiten mengalami merger atau c. Akuisisi atau d. Emiten dilikuidasi maka Bursa paling lambat pada hari Bursa berikutnya mengumumkan di Lantai Bursa tentang penghapusan pencatatan saham tersebut. Bila emiten mengalami salah satu kondisi yang mengarah delisting diluar dari empat kondisi tersebut pembatalan pernyataan pendaftaran untuk Bapepam, akibat mergerakuisisi, emiten dilikuidasi, maka prosedur delisting dilakukan sebagai berikut: a. Bursa memberitahukan mengenai keputusan delisting dan jadwal pelaksanaannya kepada emiten yang bersangkutan pada Hari Bursa yang sama saat dikeluarkannya keputusan tersebut dengan tembusan kepada Bapepam. 19 b. Bursa mengumumkan mengenai keputusan delisting emiten tersebut termasuk jadwal pelaksanaannya. Pengumuman dilakukan paling lambat pada awal saat pertama Hari Bursa berikutnya setelah adanya keputusan delisting tersebut. c. Saham emiten diatas dapat diperdagangkan di Bursa pada Pasar Negosiasi selama 20 Hari Bursa terhitung sejak berakhirnya masa suspensi, dan penyelesaian transaksinya tidak dijamin oleh KPEI. d. Penghapusan pencatatan saham emiten dari daftar efek yang tercatat di Bursa berlaku efektif pada Hari Bursa berikutnya setelah berakhirnya masa perdagangan. e. Paling lambat lima Hari Bursa sebelum berakhirnya masa perdagangan, maka Bursa mengumumkan tanggal efektif delisting saham emiten tersebut. d Dampak Delisting Perusahaan 1. Bagi Investor Pada kondisi tertentu, kebijaksanaan delisting memang bisa merugikan investor karena beberapa alasan: a Delisting menyebabkan investor kehilangan cara untuk memperdagangkan sahamnya secara efisien dan transparan. b Delisting menyebabkan investor kehilangan informasi tentang besarnya modal perusahaan, tingkat operasi perusahaan dan jumlah pemegang sahamnya. 20 c Delisting menyebabkan investor kesulitan dalam mendapatkan market information yang mempengaruhi perkembangan harga saham. 2. Bagi Kreditur Delisting menyebabkan kreditur kehilangan informasi tentang kinerja perusahaan, sehingga akan kesulitan dalam pemberian kredit terhadap perusahaan tersebut. 3. Bagi Perusahaan Dengan tidak tercatatnya perusahaan di Bursa Efek, akan menyebabkan perusahaan yang bersangkutan mengalami kesulitan dalam melakukan restrukturisasi keuangan yang tengah dilakukannya. Infobank, Juli No. 2391999: 43-44

B. Penelitian Terdahulu