tidaknya IPO tersebut. IPO bisa dikatakan sukses jika sahamnya diminati investor Oversubscribe.
Penetapan harga jual suatu saham IPO terbentuk setelah tercapai kompromi antara emiten, underwriter dan pihak investor. Emiten akan
berusaha menjual sahamnya dengan harga yang setinggi-tingginya, dilain pihak underwriter sebagai pihak yang memberikan jasa untuk menjual saham
berusaha agar seluruh saham tersebut terjual sehingga mereka akan berusaha menurunkan harga dengan meminta diskon kepada emiten, demikian pula
dengan investor sebagai pihak pembeli berusaha untuk membeli saham tersebut dengan harga semurah-murahnya.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Perusahaan Pasca IPO
Penjelasan diawal menyatakan pendapat umum bahwa perusahaan memutuskan menjadi
perusahaan publik disebabkan perusahaan berada pada tahap pertumbuhan sehingga
membutuhkan dana untuk investasinya. Pernyataan ini mengimplikasikan bahwa perusahaan
yang diharapkan memiliki status survivor pasca IPO memiliki karakteristik potensi
bertumbuh yang relatif tinggi. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa faktor potensi
bertumbuh bukan satu-satunya penentu status perusahaan pasca IPO. Perkembangan studi yang dilakukan para peneliti, pendapat umum ini
mulai dipertanyakan. Terdapat beberapa alasan yang didukung bukti empiris, sebagai contoh yaitu adanya beberapa perusahaan besar yang tetap memilih
menjadi perusahaan privat dan adanya temuan dalam kasus IPO di Itali bahwa perusahaan menjadi perusahaan publik dengan tujuan keseimbangan
11
akun-akun mereka setelah menjalani tahap investasi dan pertumbuhan yang tinggi Pagano et. al., 1998. Terdapat bukti pula bahwa perusahaan yang
berada pada tahap perkenalan start-up ternyata melakukan penawaran perdana ke publik untuk mendanai ekspansinya Jain dan Kini, 1994.
Perusahaan yang melakukan IPO, pada perkembangan selanjutnya, dapat berevolusi menjadi salah satu dari tiga kondisi dasar pasca IPO, yaitu tetap
hidup survive sebagai perusahaan independen, gagal secara keseluruhan fail outright, atau diakuisisi dan kehilangan identitasnya Jain dan Kini,
1999. Beberapa studi tentang kinerja perusahaan pasca IPO menemukan bahwa kinerja perusahaan mengalami penurunan beberapa waktu setelah
IPO. Jain dan Kini 1994 juga menemukan bukti yang mendukung bahwa kinerja operasi emiten menurun pasca IPO. Studi tentang IPO menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan antara harga pada saat IPO dan harga saham setelah saham diperdagangkan di pasar sekunder atau lebih dikenal dengan
underpricing . Beberapa studi telah menyelidiki fenomena diantaranya adalah
Ibbotson 1975 dan Jain dan Kini 1994. Karakteristik perusahaan beberapa penelitian menggunakan
karakteristik perusahaan seperti rasio keuangan, trend harga saham dan
variabel fundamental perusahaan untuk memprediksikan kinerja perusahaan.
a Rasio Keuangan
SFAC No. 1 “The Objective of Financial Reporting for Business Enterprises
” menyatakan bahwa tujuan pelaporan keuangan adalah
memberikan informasi keuangan bagi investor, calon investor, kreditor dan
12
pengguna lainnya untuk membuat keputusan ekonomi FASB 1978. Dengan
demikian maka laporan keuangan harus bermanfaat. Untuk membuktikan bahwa
laporan keuangan bermanfaat maka dilakukan penelitian mengenai manfaat laporan keuangan,
yaitu dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang dianalisis dari laporan keuangan. Machfoedz 1994 menemukan bahwa
rasio keuangan tertentu dapat digunakan sebagai prediktor laba perusahaan
satu tahun mendatang, tetapi tidak bisa digunakan untuk memprediksi laba
lebih dari satu tahun. Rasio keuangan digunakan sebagai proksi karakteristik
perusahaan karena: 1 untuk mengendalikan perbedaan ukuran antar
perusahaan antar periode, 2 untuk lebih memenuhi asumsi yang dituntut
oleh beberapa alat analisis statistik, 3 untuk menggali teori mengenai rasio
keuangan, 4 Untuk memanfaatkan keteraturan empirik yang diobservasi antara rasio keuangan dengan estimasi atau prediksi variabel yang diminati
Foster, 1986. Menurut Bambang Riyanto 1998:263 rasio keuangan adalah alat yang
dinyatakan dalam “Aritmatical Term” yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data financial.
Analisa rasio keuangan merupakan instrumen analisa prestasi perubahan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan atau
prestasi dimasa lalu, dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada
perusahaan yang besangkutan, makna dan kegunaan rasio keuangan dalam praktek bisnis pada kenyataannya bersifat subyektif tergantung kepada untuk
13
apa suatu analisis dilakukan dan dalam konteks apa analisis tersebut diaplikasikan.
Rasio keuangan terdiri dari rasio profitabilitas yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-
keputusan Profit Margin on sales, Return on total assets, Return on net worth
dan lain sebagainya, rasio likuiditas adalah rasio untuk mengukur besarnya kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendek
yang jatuh tempo, rasio leverage adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang
Debt to total assets ratio, Net worth to debt ratio, Debt to total equity ratio dan lain sebagainya Bambang Riyanto, 1998.
b Trend Harga Saham
Ada dua teknik investasi yang biasanya dilakukan dalam pembelian saham, pertama menggunakan teknik fundamental yaitu pembelian suatu
saham berdasarkan kinerja perusahaan yang tercermin melalui laporan keuangan. Sedangkan yang kedua disebut analaisis teknik yaitu pembelian
saham berdasarkan pergerakan harga saham sebelumnya. Analisis teknis digunakan untuk menentukan saat pembelian apakah telah terjadi overbought
atau oversold. Apabila suatu saham dinilai telah overbought maka investor memiliki kecenderungan untuk bertransaksi pada saham lain yang oversold
atau belum overbought. Jual, beli atau tahan adalah keputusan yang diambil oleh investor dalam bertransaksi saham.
14
Pengalaman Charles H. Dow dalam pasar dituangkan dalam teorinya yang merupakan dasar penting dalam analisis teknis. Berikut ini adalah isi
rangkuman dari teori Dow: 1.
Harga telah mencerminkan variabel-variabel yang mempengaruhinya. 2.
Trend utama berlangsung dalam tiga tahap. Tahap pertama accumulation stage, harga bergerak dengan lambat. Keadaan ini
memberitahukan bahwa investor sedang mencari posisi beli. Banyaknya investor yang bergabung dalam posisi beli tahap kedua disebut bull
market model dimana harga bergerak naik dengan cepat. Pergerakan naik
itu akan mencapai klimaksnya karena harga saham sudah terlalu mahal tahap ketiga atau bear market sehingga investor mulai melepaskan
sahamnya. 3.
Trend ditunjukkan oleh volume. Harga naik bisa dipertimbangkan sebagai trend naik bila diikuti oleh kenaikan volume.
4. Trend akan terus berlanjut sampai ada sinyal tertentu yang menunjukkan
adanya pembalikan. 5.
Semua indikator yang digunakan harus saling mendukung. Tidak ada satu pun indikator dalam analisis teknis yang dapat bertindak sebagai
indikator terbaik dalam mengambil keputusan melainkan mengkombinasikan untuk mempertimbangkan validitas sinyal jual atau
beli.
15
Analisis teknis berusaha untuk mendeteksi perilaku pasar yang dapat teridentifikasi karena pernah terjadi sebelumnya dan sesuai dengan indikator
teknis yang digunakan untuk memprediksi harga yang akan datang.
c LNASSET Logaritma Natural Asset
Logaritma natural asset berasal dari besarnya total asset yang dimiliki perusahaan pada akhir tahun. Semakin besar total asset yang dimiliki
perusahaan diharapkan semakin mempunyai dalam kemampuan melunasi kewajiban di masa depan.
3. Penghapusan Pencatatan Saham Delisting