Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia

Pada abad ke-19 dalam upaya meningkatkan perekonomian Indonesia, pemerintah Hindia Belanda membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Pengembangan perkebunan dan perdagangan pada umumnya memerlukan pembiayaan yang cukup besar. Salah satu sumber pendanaan diperoleh dari para penabung yang sebagian besar adalah orang-orang Belanda dan orang Eropa lainnya. Untuk menghimpun dana tersebut, pengusaha-pengusaha Hindia Belanda mendirikan Vereniging Vorr de Effecten di Batavia dan sekaligus memulai perdagangan Efek pada tanggal 14 Desember 1912. Efek yang diperdagangkan pada masa itu adalah sahamobligasi perusahaan perkebunan Hindia Belanda yang beroperasi di Indonesia. Dengan semakin berkembangnya pasar modal Batavia tersebut, kemudian Bursa Efek dibuka juga di Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Pada tanggal 13 Juli 1992 Bursa Efek Jakarta diswastakan, kemudian pada tahun 1995 Bursa Efek Jakarta meluncurkan sistem perdagangan yang disebut JATS Jakarta Automed Trading System sistem ini memberikan fasilitas pada perdagangan saham secara fair dan transparan sehingga 41 informasi dapat diserap oleh investor dengan cepat, dan pada tahun 2002 Bursa Efek Jakarta juga mulai diperdagangkan jarak jauh yang disebut remote trading system, sebagai upaya meningkatkan akses pasar, kecepatan dan frekuensi perdagangan. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB yang dilaksanakan pada tanggal 30 oktober 2007, para pemegang saham kedua bursa efek telah menyetujui rancangan penggabungan Bursa Efek Surabaya kedalam Bursa Efek Jakarta yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia BEI. Terhitung mulai tanggal 1 Desember 2007 secara resmi Bursa Efek Indonesia telah efektif. Bursa Efek ini akan menfasilitasi perdangan saham equity, surat utang fixed income maupun perdagangan derivatif derivative instruments. Hadirnya bursa efek tanggal ini diharapkan akan meningkatkan efisiensi industri pasar modal di Indonesia dan menambah daya tarik untuk berinvestasi.

2. Lembaga-Lembaga Penunjang Pasar Modal