Interpretasi HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Variabel yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan kelompok 2 dengan kelompok 3 dan 4 adalah variabel TDTE yang secara statistik signifikan pada tingkat 10. 3. Variabel yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan kelompok 3 dengan kelompok 4 adalah variabel-variabel TETA, RETA, TDTE dan LNASSET yang secara statistik signifikan pada tingkat 5. Tabel 4.38 Hasil Identifikasi Prediksi Klasifikasi Classification 85 5 2 92,4 1 67 2 6 88,2 1 15 4 75,0 16 17 3 6 14,3 44,3 39,1 8,7 7,8 75,2 Observed KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 KELOMPOK 3 KELOMPOK 4 Overall Percentage KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 KELOMPOK 3 KELOMPOK 4 Percent Correct Predicted Analisis lebih lanjut berkaitan dengan daya klasifikasi untuk kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3 dan 4. Multinomial logit dengan variabel rasio keuangan, LNASSET dan trend harga saham memiliki daya klasifikasi total sebesar 75,2.

D. Interpretasi

Hasil pengujian Multinomial Logit menunjukkan daya klasifikasi ketepatan prediksi keseluruhan sebesar 75,2, hasil ini ditunjukkan pada classification tabel dan hal ini mendukung hipotesis dalam penelitian ini yang berarti karakteristik perusahaan meliputi rasio keuangan, trend harga saham 83 dan variabel fundamental secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi status perusahaan pasca IPO. Nilai koefisien Nagelkerke R Square menjelaskan bahwa dalam model regresi ini kemampuan rasio keuangan, trend harga saham dan variabel fundamental dalam menjelaskan status perusahaan pasca IPO sebesar 73 dan sisanya 27 dijelaskan oleh variabel lain. Hasil perhitungan Multinomial Logit menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen adalah: TETA, RETA, NITA, TDTE, LNASSET sedangkan variabel lainnya tidak signifikan. Variabel yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan status perusahaan pasca IPO kelompok 1 perusahaan manufaktur dengan laba bersih dan nilai ekuitas positif dengan kelompok 2 perusahaan dengan laba bersih negatif kelompok 3 perusahaan dengan laba bersih dan nilai ekuitas negatif dan kelompok 4 perusahaan delisted dan melakukan merger adalah variabel TETA, NITA, dan LNASSET. Berdasarkan nilai B koefisien pada tabel Parameter Estimates, maka diperoleh persamaan untuk menginterpretasikan Analisis Multinomial Logit, yaitu: KEL1 = -12,418 + 3,672 TETA + 24,109 NITA + 0,372 LNASSET Pada persamaan KEL1, nilai konstanta sebesar -12,418 mempunyai arti bahwa jika variabel-variabel independen dianggap nol maka probabilitas perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan mengalami penurunan sebesar 12,418 kali dengan pengaruh persamaan negatif. 84 Koefisien TETA sebesar 3,672 dan mempunyai hubungan positif artinya semakin tinggi rasio Total Ekuitas terhadap Total Aktiva perusahaan maka semakin tinggi pula probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2, 3 dan kelompok 4. Nilai ExpB sebesar 39,322 artinya setiap kenaikan variabel TETA akan meningkatkan kemungkinan terjadinya kesulitan keuangan sebesar 39,322 kali dimana variabel ini dianggap konstan. Hasil ini konsisten dan mendukung penelitian sebelumnya yaitu Luciana dan Meliza 2003 dimana variabel TETA dapat digunakan untuk memprediksi status perusahaan pasca IPO. Koefisien NITA sebesar 24,109 dan mempunyai hubungan positif artinya semakin tinggi rasio Laba Bersih terhadap Total Aktiva perusahaan maka semakin tinggi pula probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2, 3 dan kelompok 4. Nilai ExpB sebesar 3E+010 artinya setiap kenaikan variabel NITA akan meningkatkan kemungkinan terjadinya kesulitan keuangan sebesar 3E+010 kali dimana variabel ini dianggap konstan. Hasil ini konsisten dan mendukung penelitian sebelumnya yaitu Luciana dan Meliza 2003 dimana variabel NITA dapat digunakan untuk memprediksi status perusahaan pasca IPO. Koefisien LNASSET sebesar 0,372 dan mempunyai hubungan positif artinya semakin tinggi kekayaan perusahaan maka semakin tinggi pula probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2, 3 dan kelompok 4. Nilai ExpB sebesar 1,450 artinya setiap kenaikan variabel LNASSET akan meningkatkan kemungkinan terjadinya kesulitan keuangan sebesar 1,450 kali 85 dimana variabel ini dianggap konstan. Hasil ini konsisten dan mendukung penelitian sebelumnya yaitu Luciana dan Meliza 2003 dimana variabel NITA dapat digunakan untuk memprediksi status perusahaan pasca IPO. Variabel yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan status perusahaan pasca IPO kelompok 2 perusahaan dengan laba bersih negatif dengan kelompok 3 perusahaan dengan laba bersih dan nilai ekuitas negatif dan kelompok 4 perusahaan delisted dan melakukan merger adalah variabel TDTE. Berdasarkan nilai B koefisien pada tabel Parameter Estimates, maka diperoleh persamaan untuk menginterpretasikan Analisis Multinomial Logit, yaitu: KEL2 = -1, 025 + 0, 059 TDTE Pada persamaan KEL2, nilai konstanta sebesar -1, 025 mempunyai arti bahwa jika variabel-variabel independen dianggap nol maka probabilitas perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan mengalami penurunan sebesar -1, 025 kali dengan pengaruh persamaan negatif. Koefisien TDTE sebesar 0, 059 dan mempunyai hubungan positif artinya semakin tinggi rasio Total Hutang terhadap Total Ekuitas perusahaan maka semakin tinggi pula probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 3 dan kelompok 4. Nilai ExpB sebesar 1,061 artinya setiap kenaikan variabel TDTE akan meningkatkan kemungkinan terjadinya kesulitan keuangan sebesar 1,061 kali dimana variabel ini dianggap konstan. Variabel yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan status perusahaan pasca IPO kelompok 3 perusahaan dengan laba bersih dan nilai 86 ekuitas negatif dengan kelompok 4 perusahaan delisted dan melakukan merger adalah variabel TETA, RETA, TDTE dan LNASSET. Berdasarkan nilai B koefisien pada tabel Parameter Estimates, maka diperoleh persamaan untuk menginterpretasikan Analisis Multinomial Logit, yaitu: KEL3 = -35, 792 – 3,503 TETA – 1,927 RETA – 0,142 TDTE + 1,212 LNASSET Pada persamaan KEL3, nilai konstanta sebesar -35, 792 mempunyai arti bahwa jika variabel-variabel independen dianggap nol maka probabilitas perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan mengalami penurunan sebesar -35, 792 kali dengan pengaruh persamaan negatif. Koefisien TETA sebesar -3,503 dan mempunyai hubungan negatif artinya semakin tinggi rasio Total Ekuitas terhadap Total Aktiva perusahaan maka semakin rendah probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 4. Nilai ExpB sebesar 0,030 artinya setiap kenaikan variabel TETA akan meningkatkan kemungkinan terjadinya kesulitan keuangan sebesar 0,030 kali dimana variabel ini dianggap konstan. Hasil ini berbeda dengan penelitian Luciana dan Meliza 2003 dimana hasil penelitian tersebut rasio TETA tidak signifikan untuk dapat digunakan memprediksi status perusahaan pasca IPO. Koefisien RETA sebesar -1,927 dan mempunyai hubungan negatif artinya semakin tinggi rasio Laba Ditahan terhadap Total Aktiva perusahaan maka semakin rendah probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 4. Nilai ExpB sebesar 0,146 artinya setiap kenaikan variabel TETA akan meningkatkan kemungkinan terjadinya kesulitan keuangan sebesar 0,146 kali 87 dimana variabel ini dianggap konstan. Hasil ini berbeda dengan penelitian Luciana dan Meliza 2003 dimana hasil penelitian tersebut rasio RETA tidak signifikan untuk dapat digunakan memprediksi status perusahaan pasca IPO. Koefisien TDTE sebesar -0,142 dan mempunyai hubungan negatif artinya semakin tinggi rasio Total Hutang terhadap Total Ekuitas perusahaan maka semakin rendah probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 4. Nilai ExpB sebesar 0,867 artinya setiap kenaikan variabel TETA akan meningkatkan kemungkinan terjadinya kesulitan keuangan sebesar 0,867 kali dimana variabel ini dianggap konstan. Hasil ini berbeda dengan penelitian Luciana dan Meliza 2003 dimana hasil penelitian tersebut rasio TDTE tidak dimasukkan sebagai variabel untuk dapat digunakan memprediksi status perusahaan pasca IPO. Koefisien LNASSET sebesar 1,212 dan mempunyai hubungan positif artinya semakin tinggi kekayaan perusahaan maka semakin tinggi pula probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 4. Nilai ExpB sebesar 3,361 artinya setiap kenaikan variabel LNASSET akan meningkatkan kemungkinan terjadinya kesulitan keuangan sebesar 3,361 kali dimana variabel ini dianggap konstan. Hasil ini berbeda dengan penelitian Luciana dan Meliza 2003 dimana hasil penelitian tersebut rasio LNASSET tidak signifikan untuk dapat digunakan memprediksi status perusahaan pasca IPO. Menurut Jain dan Kini 1999 Perusahaan yang melakukan IPO, pada perkembangan selanjutnya, dapat berevolusi menjadi salah satu dari tiga kondisi dasar pasca IPO, yaitu tetap hidup survive sebagai perusahaan 88 independen, gagal secara keseluruhan fail outright, atau diakuisisi dan kehilangan identitasnya. Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa rasio keuangan yaitu TETA, RETA, NITA, TDTE, dan faktor fundamental perusahaan yaitu LNASSET sebagai variabel yang signifikan dalam penelitian ini yang dapat menentukan status perusahaan pasca IPO. Penelitian yang berkaitan dengan manfaat karakteristik perusahaan untuk memprediksikan kebangkrutan perusahaan telah dilakukan oleh Tirapat dan Nittayagasetwat 1999. Penelitian ini memberikan bukti bahwa karakteristik perusahaan dalam bentuk rasio keuangan dan variabel fundamental perusahaan dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan. Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Platt dan Platt 2002 juga mengkonfirmasi hal yang sama bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksikan kondisi financial distress suatu perusahaan. Penelitian lain yang menggunakan karakteristik perusahaan adalah penelitian yang dilakukan oleh Harsono 2001 dan Luciana 2003, penelitian ini memberikan bukti bahwa variabel karakteristik perusahaan dapat digunakan untuk memprediksikan status perusahaan listed-delisted yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Luciana Spica Almilia dan Meliza Silvy 2003, Luciana dan Meliza dalam metoda tidak langsung penelitiannya menggunakan 4 rasio keuangan, trend harga saham, faktor fundamental 89 perusahaan, struktur industri perusahaan dan karakteristik penawaran, hasil dari penelitian Luciana dan Meliza menunjukkan bahwa variabel SETA, RETA, dan NITA dari rasio keuangan, variabel trend harga saham, variabel faktor fundamental perusahaan yaitu LNASSET dan variabel reputasi underwriter dari karakteristik penawaran adalah variabel yang signifikan untuk dapat memprediksi status perusahaan pasca IPO, sedangkan peneliti menggunakan variabel rasio keuangan sebanyak 6 rasio dengan menambah CACL dan TDTE, variabel trend harga saham dan variabel faktor fundamental perusahaan yaitu LNASSET, peneliti dalam penentuan sampel untuk kelompok 1 hanya perusahaan manufaktur yang tidak mengalami laba bersih dan nilai ekuitas negatif serta konsisten kondisi keuangannya sehat sampai tahun 2006-2007. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa variabel-variabel yang signifikan adalah TETA, TDTE, RETA, dan NITA dari rasio keuangan, variabel faktor fundamental perusahaan yaitu LNASSET dan dapat digunakan untuk membedakan antara kelompok 1 sampai kelompok 4. Periode prediksi yang digunakan peneliti adalah tahun 2004-2005 untuk mengolah data kelompok 1-kelompok 3, sedangkan untuk kelompok 4 periode prediksi yang digunakan adalah tahun 2004-2007. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian-penelitian sebelumnya yaitu Luciana dan Meliza 2003 bahwa rasio keuangan dan faktor fundamental perusahaan dapat digunakan untuk mempengaruhi status perusahaan pasca IPO. 90

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan pada penelitian ini dapat diambil kesimpulan penelitian ini sebagai berikut: 1. Berdasarkan penelitian yang talah dilakukan pada perusahaan- perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia didapat 46 perusahaan manufaktur yang tidak mengalami laba bersih negatif dan nilai ekuitas negatif periode 2004-2005 serta konsisten kondisi keuangannya sehat selama periode 2004-2007, 38 perusahaan yang mengalami laba bersih negatif dan 10 perusahaan yang mengalami laba bersih dan nilai ekuitas negatif selama periode 2004-2005, serta 21 perusahaan yang delisted akibat laba bersih negatif, nilai ekuitas negatif dan perusahaan yang melakukan merger selama periode 2004- 2007. 2. Pada pengujian multinomial logit menggunakan rasio keuangan TETA, RETA, NITA dan TDTE dan faktor fundamental LNASSET dapat digunakan untuk memprediksi status perusahaan pasca IPO dengan daya klasifikasi sebesar 75,2. 3. Variabel-variabel yang dapat digunakan untuk membedakan kelompok 1 perusahaan dengan laba bersih dan nilai ekuitas positif selama 2 tahun berturut-turut dengan kelompok 2 perusahaan 91