B. Hak dan kewajiban pasien
Pasien sebagai konsumen yang menggunakan pelayanan kesehatan memiliki hak dan kewajiban. Hak pasien adalah kewenangan pasien untuk
melakukan atau meminta sesuatu yang berhak dilakukannya untuk perlindungan dirinya. Sedangkan kewajiban pasien adalah keharusan pasien
dalam menggunakan pelayanan kesehatan memberikan imbalan berupa uang jasa atau uang karena sudah menggunakan fasilaitas jasa pelayanan kesehatan.
Undang-Undang No. 8 Tahun 2009 tentang Perlindungan Konsumen ada terdapat aturan yang mengatur tentang hak dan kewajiban, walaupun
Undang-Undang ini memang tidak menyebutkan secara spesifik hak dan kewajiban pasien, tetapi karena pasien juga merupakan konsumen yaitu
konsumen jasa kesehatan maka hak dan kewajibannya juga mengikuti hak dan kewajiban konsumen secara keseluruhan. Adapun hak dan kewajiban
konsumen yaitu:
52
a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan kesalamatan dalam mengkonsumsi
barang dan atau jasa; Hak Konsumen dilihal dalam Pasal 14 yang menyatakan:
b. Hak untuk memilih barang danatau jasa serta mendapatkan barang
danatau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
c. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang danatau jasa; d.
Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang danatau jasa yang digunakan;
e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut; f.
Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
52
Pasal 4 Undang-Undang. No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
g. Hak untuk diperlakukan atau dilayanai secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif berdasarkan suku, agama, budaya, daerah, pendidikan, kaya, miskin dan status sosial lainnya;
h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi danatau penggantian.
Apabila barang danatau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya; dan
i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya. Sedangkan kewajiban konsumen dalam Pasal 5 menyatakan yaitu:
a. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi pemakaian atau pemanfaatan
barang danatau jasa, demi keamanan dan keselamatan; b.
Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang danatau jasa; c.
Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati, dan d.
Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.
53
Rumah sakit selaku penyelenggara pelayanan kesehatan wajib memberikan perlindungan kepada seluruh pengguna jasa pelayana kesehatan
pasien. Perlindungan ini diberikan melalui hak-hak pasien yang harus diberikan oleh pihak rumah sakit sebagaimana tertuang dalam Pasal 32
Undang-Undang No. 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Setiap pasien mempunyai hak yaitu:
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku
dirumah sakit; b.
Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien; c.
Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi; d.
Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;
e. Memperoleh layanan efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi; f.
Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan; g.
Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah sakit;
53
Pasal 5 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
yang mempunyai Surat Izin Praktik SIP baik di dalam maupun di luar rumah sakit;
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya; j.
Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;
k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tidakan yang dilakukan oleh
tenagan kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya; l.
Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis; m.
Menajalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya;
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
di rumah sakit; dan o.
Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya;
p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya; q.
Menggugat danatau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar baik secara perdata
atau pidana; dan r.
Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai standar pelayanan melalui media cetak elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Kewajiban pasien dalam Pasal 31 yaitu: 1.
Setiap pasien mempunyai kewajiban rumah sakit terhadap rumah sakit atau pelayanan yang diterimanya;
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pasien diatur dengan peraturan
menteri. Setiap pasien mempunyai kewajiaban terhadap rumah sakit atas
pelayanan yang diterimanya sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pelayanan Medik No. YM.02.04.3.5.2504 Tahun 1997 tentang Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien Dokter dan Rumah Sakit yaitu:
54
a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan
tata tertib rumah sakit; b.
Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobatannya;
c. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan
selengkapnya tentang penyakit yang di derita kepada dokter yang mewawat;
d. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunsi semua
imbalan atas jasa pelayanan rumah sakitdokter; e.
Pasien dan atau penaggungannya berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah disepakatiperjanjian yang telah dibuatanya.
Dalam pelaksanaan praktik kedokteran, pasien dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran mempunyai hak dan kewajiban. Hak
pasien yaitu:
55
a. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis;
b. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;
c. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
d. Menolak tindakan medis; dan
e. Mendapat isi rekam medis.
Kewajiban pasien yaitu:
56
a. Memberikan inforamsi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya; b.
Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi;
55
Lihat Pasal 52 Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
56
Lihat Pasal 53 Undang-Undang No.29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
c. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan; dan
d. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
Pada beberapa referensi tentang pengaturan hak dan kewajiban, maka disimpulkan hak pasien yaitu, antara lain:
57
a. Hak atas informasi dan atau memberikan persetujuan, hal ini biasa dikenal
dengan informed consent; b.
Hak memilih petugas dokter, perawat, dan bidan dan sarana pelayanan kesehatan, hal ini menjadi relatif pada kondisi tertentu;
c. Hak atas rahasia penyakitnya. Dalam literature disebutkan perumusan dari
rahasia kedokteran adalah segala sesuatu yang oleh pasien secara sadar dan tidak sadari disampaikan kepada dokterperawat dan pula segala
sesesuatu yang oleh dokterperawat diketahui sewaktu mengobati dan merawat dokter. Pasien memiliki hak dan petugas wajib menghormatinya;
d. Hak menolak tindakan pengobatan dan atau penawaran;
e. Hak atas pendapat kedua second opinion;
f. Hak atas rekam medis.
Kesimpulan dari kewajiban pasien yaitu setiap pasien wajib memberikan informasi medik yang jelas, kewajiban mentaati petunjuk dan
nasihat dokter, kewajiban memenuhi aturan-aturan pelayanan kesehatan, kewajiban memberikan imbalan jasa kepada dokter dan rumah sakit,
kewajiban berterus terang dalam rasa tidak puas atas perawatan atau
57
Ns. Ta’adi, S.Kep, Op.Cit., hlm. 28-3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pengobatan yang diberikan dan kewajiban menyimpan rahasia pribadi dokter yang diketahuinya.
58
a. Pasien tanpa identitas, tidak berkewajiban membayar jasa pelayanan
kesehatan karena sudah ditanggung oleh pihak rumah sakit sedangkan pasien yang memliki indentitas wajib membayar dan melunasi dengan
kesepakatan yang dilakukan secara tertulis. Berdasarkan hak dan kewajiban di atas, bahwa hak dan kewajiban
pasien yang tanpa identitas sama dengan pasien, tetapi ada beberapa yang membedakannya berupa:
b. Pasien tanpa identitas, tidak melakukan perjanjian tertulis dengan rumah
sakit disebabkan pasien tanpa identitas tidak memiliki perwakilan dari pihak keluarga atau wali pendampingnya, sedangkan pasien yang
mempunyai identitas berarti memiliki pihak yang mendampingi diharuskan mengisi data formulir yaitu data riwayat pasien. Data yang diisi
dan ditandatangai otomatis pasien dan keluarga sudah bersepakat terhadap aturan-aturan rumah sakit.
Dalam keterangan di atas merupakan perbedaan dari kewajiban pasien, sedangkan hak pasien tanpa identitas memiliki hak yang sama
dengan pasien yang lain yaitu mempunyai hak dalam perawatan dan kenyamanan dalam pelayanan rumah sakit.
58
Ibid., hlm. 31.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
C. Perlindungan Pasien Tanpa Identitas sebagai Konsumen