Pengaturan Tanggung Jawab Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Terhadap Pasien Tanpa Identitas

Hasil wawancara kepada perawat yang menangani pasien yang mengalami gangguan jiwa, Mrs. X tersebut dibawa RSUD Dr. Pirngadi karena mengalami korban tabrak lari dan sudah dirawat selama lebih dari 2 dua minggu. Pasien tanpa identitas 2 lainnya, dari hasil wawancara bahwa terdapat 1 pasien Mr. X dan 1 pasien Mrs. X yang merupakan pengemis jalanan. Umur keduanya lebih dari 55 tahun. Mereka dibawa ke RSUD Dr. Pirngadi dibawa oleh masyarakat, dan mereka tidak memiliki keluarga serta tidak tahu keberadaan keluarga mereka dan tidak memiliki Kartu Tanda Pengenal KTP. 68

C. Pengaturan Tanggung Jawab Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Terhadap Pasien Tanpa Identitas

Terhadap pasien yang mengalami gangguan jiwa, dokter maupun perawat mengalami kewalahan atau kesusahan dalam memeriksa kesehatan, membersihkan badan, memberikan makan dan obat. Terdapat 2 Pasien tanpa identitas terkena penyakit diare yaitu disebabkan asupan makanan yang tidak baik, tidak sehat dan tidak layak dikonsumsi, salah satu pasien yaitu Mrs. X telah dirawat lebih dari sebulan. Keselamatan pasien merupakan hal yang utama dalam setiap rumah sakit karena hal tersebut berhubungan dengan kesehatan atau nyawa seseorang. Undang-Undang tentang Rumah Sakit salah satunya berkewajiban memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar 68 Hasil Wawancara dengan Rosa Silitonga, perawat RSUD Dr. Pirngadi Medan, tanggal 12 April 2013 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pelayanan rumah sakit dan mewajibkan melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak mampumiskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bukti sebagai misi kemanusiaan. Oleh karena itu, rumah sakit mengutamakan kesehatan dan keselamatan pasien tanpa melihat dari status seseorang. Keselamatan pasien diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1691MENKESPERVIII2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Dalam Pasal 1 angka 1 menyatakan: “keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi assemen resiko, identifikasi, dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil yang seharusnya diambil. Standar keselamatan pasien wajib diterapkan rumah sakit dan penilaiannya dilakukan dengan menggunakan instrument Akreditasi Rumah Sakit. Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu: 69 1 Hak pasien; 2 Mendidik pasien dan keluarga; 3 Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan; 4 Penggunaan metoda-metoda peningkatan kerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien; 5 Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien; UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 6 Mendidik staf tentang keselamatan pasien; 7 Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien; Tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit memiliki tujuan yaitu: 1 Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit; 2 Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat; 3 Menurunya kejadian tidak diharapkan di rumah sakit; 4 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan; Peraturan standar keselamatan pasien RSUD Dr. Pirngadi terdapat beberapa penjelasan yang terdapat dalam pengaturan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1691 MENKESPERVIII2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit dan Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Pertama, dalam membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien merupakan hak pasien dan kewajiban rumah sakit. Hak pasien yaitu berhak untuk mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil pelayanan kemingkinan terjadinya insiden sedangkan kewajiban rumah sakit yaitu wajib memberikan penjelasan secara jelasa dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan, atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya pasien. 70 70 Ibid., hlm. 29 Selain itu, rumah UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien sehingga membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan, karena itu rumah sakit harus ada sistem dan mekanisme mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Kedua, mendidik staf tentang keselamatan pasien. Rumah sakit dalam Peraturan Menteri Kesehatan Rumah Sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan pendidikan dan menyelenggarakan pendidikan untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdispliner dalam pelayanan medis. 71 Ketiga, kembangkan sistem pelaporan dan libatkan komunikasi dengan pasien. Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal. Selain itu, transmisi data dan informasi harus tepat waktu RSUD Dr. Pirngadi memiliki program pendidikan, pelatihan dan orientasi bagi staf baru yang membuat topic keselamatan pasien sesuai dengan tugas masing-masing dan mengintegrasikan topic keselamatan pasien dalam setiap kegiatan pelatihan serta menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok guna mendukung pendekatan interdispliner dan kolaboratif dalam rangka melayani pasien. 71 Ibid., UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sehingga kendala komunikasi untuk merevisi manajemen informaasi tersedia. 72 Hasil wawancara dengan pihak dokter, bahwa dokter juga bertanggung jawab dalam pelaksanaan keselamatan pasien. keselamatan pasien dengan pasien tanpa identitas sama, tidak ada perbedaan dalam pelayanan dan cara Prosedur tujuh langkah keselamatan pasien RSUD Dr. Pirngadi tidak terdapat kalimat pasien tanpa identitas, yang diatur dalam prosedur untu semua pasien yang berkunjung atau mendatangi rumah sakit untuk mendapat pelayanan kesehatan. Berdasarkan Pasal 1 angka 2 menyatakan: “Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, kejadian tidak cedera, dan kejadian potensial cedera. Penanganan insiden keselamatan pasien, pasien tanpa identitas yang mengalami cedera atau siapapun yang mengetahui dan melihat kejadian pasien tersebut mengalami cedera berhak dibawa ke rumah sakit dan dilaporkan ke tim keselamatan pasien dalam hal ini dokter dan perawat yang akan menangani secara cepat. Laporan saat kejadian untuk pencegahan cedera atau pertolongan pertama segera secara langsung memberitahukan ke dokter penanggung jawab pelayanan. Laporan dibuat secara tertulis dengan menggunakan formulir yang tersedia atau dapat membuat laporan keselamatan pasien paling lambat 2X24 jam. Apabila dalam 2X24 jam tidak ada laporan tentang keluarga pasien maka pasien tersebut menjadi pasien tanpa identitas. 72 Op.cit hlm. 32 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA penganganannya. Dokter akan memeriksa keadaan pasien tanpa identitas, apabila harus dilakukan tindakan medis yaitu operasi maka dokter akan melakukannya. Walaupun dalam lapangan apabila seorang pasien akan melakukan tindakan medis yaitu operasi harus ada surat persetujuan dari pihak keluarga atau wali. Akan tetapi, lain hal dengan pasien tanpa identitas tidak memiliki keluarga atau wali maka dokter demi keselamatan pasien akan melakukan tindakan medis dengan mendiskusikan terlebih dahulu dengan dokter lainnya. 73 Hasil wawancara tentang pasien tanpa identitas bagian Humas, yang telah dinyatakan sehat oleh dokter, maka pasien tanpa identitas tersebut diserahkan dan ditangani oleh dinas sosial, tetapi tidak semua pasien Dalam hal admministrasi atau pembayaran, pihak rumah sakit bertanggung jawab dalam pembiayaan pasien tanpa identitas yaitu biaya pengobatan dan biaya jasa pelayanan kesehatan. Hal ini RSUD Dr. Pirngadi mengenai pembiayaan pasien tidak mau memberikan informasi berapa biaya yang dikeluarkan untuk pasien tanpa identitas. Sebagai rumah sakit umum yang dikelola oleh pemerintah, maka pemerintah yang bertanggung jawab dalam biaya administrasi pasien tanpa identitas. Pasien tanpa identitas juga dapat menerima pelayanan dalam Jaminan Kesehatan Masyarakat JAMKESMAS. 73 Hasil Wawan cara dengan Dr. Septrina Ginting, dokter RSUD Dr. Pirngadi Medan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA diserahkan ke dinas sosial karena terdapat pasien tanpa identitas yang tidak waras dan akan diserahkan dan ditangani oleh pihak rumah sakit jiwa. 74

D. Akibat Hukum Rumah Sakit Pirngadi Medan dalam Menerima Pasien Tanpa Identitas