Sejarah Pemetaan Ilmu Pengetahuan

ilmiah dengan menggambarkannya secara tersusun dan terstruktur. Visualisasi ilmu pengetahuan dapat diwujudkan dalam bentuk peta, sehingga muncullah bidang pemetaan ilmu pengetahuan atau knowledge mapping. Pemetaan ilmu pengetahuan dapat dilakukan berdasarkan beberapa cara yang terkait erat dengan subjek dokumen. Menurut Sulistyo-Basuki 2002:1 bahwa “pemetaan pengetahuan dapat dilakukan dengan bentuk pemetaan kronologis, pemetaan berbasis co-word, pemetaan kognitif dan pemetaan”. Dari pendapat Sulistyo-Basuki tersebut dapat diketahui pemetaan pengetahuan terdiri dari 4 empat bentuk yakni kronologis, berbasis co-word, kognitif dan konseptual.

2.2 Sejarah Pemetaan Ilmu Pengetahuan

Sejarah pemetaan ilmu pengetahuan sudah lama dikenal. Namun menurut pencatatan sejarah pemetaan, pertama kali dikenal adalah pemetaan geografis. Pemetaan geografis menghasilkan sebuah peta geografis. Sebagai contoh, yakni sekitar tahun 30.000 SM dimulai dari peta geografis yang ditarik oleh kartografer kuno yang menggambarkan apa yang mereka tahu, bagaimana ditata dan dimana berada. Seperti yang dipaparkan oleh Stanford 2001:1, yakni : Knowledge mapping quite simply is any visualization of knowledge beyond textual for the purpose of eliciting, codifying, sharing, using and expanding knowledge. Thus it began as geographical maps drawn by ancient cartographers who depicted what they knew, how it was laid out and where it was located. Actually it could have originated long before that as ancient pictographs found in caves believed to date around 30,000 B.C. show various animals and might have been a way of recording the strategy of the hunt to share with others or to record for later use. One of the oldest maps was found engraved on a silver vase dating from 3,000 B.C. Sebenarnya itu bisa berasal jauh sebelumnya sebagai piktograf kuno yang diyakini ditemukan di gua-gua. Pitograf menunjukkan berbagai hewan dan mungkin telah menjadi cara merekam strategi berburu dan berbagi dengan orang lain atau untuk merekam kemudian digunakan. Sekitar tahun 3.000 SM ditemukan salah satu peta tertua terukir pada sebuah vas perak di Makam Maikop Lihat Gambar 1. Ini menggambarkan sebuah badan air, beberapa pohon dan jalan setengah lingkaran menuju dan dari lokasi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dapat dilihat pada gambar bahwa di dalam air, di antara pohon-pohon dan di sepanjang jalan bahwa ada hewan yang berbeda dengan tanah perburuan yang paling banyak ditampilkan sebagai persimpangan ada di bagian bawah peta. Ini jelas merupakan sarana kodifikasi pengetahuan untuk membantu pemburu dan yang lainnya dalam melacak langkah-langkah kembali ke jarahan terbaik. Sumber: Stanford 2001:1 Gambar 1: Peta dari Vas Ditemukan di Makam Maikop Perkembangan selanjutnya konsep pemetaan berkembang pada militer. Namun konsep pemetaan ini masih merupakan peta geografis. Kegunaannya adalah untuk melihat kekuatan musuh, menunjukkan kemungkinan rute jalan yang berbahaya menuju benteng musuh. Peta militer lebih dari peta geografis karena peta digunakan untuk merencanakan dan menyusun strategi bagaimana mengatasi musuh dan memenangkan perang. Kemudian tentara juga menggunakan peta sebagai alat pertempuran setelah menganalisis dan menyusun suatu strategi perang. Masih di dalam tulisan Stanford 2001:2 menjelaskan bahwa : The one often called the most perfect example of military mapping for debriefing purposes was that of M. Charles Minard 1781-1870, a retired civil engineer. His map showed the path of the 1812 march of 422,000 of Napoleons troops leaving Paris for Moscow and the retreat of the decimated ranks. On this map Minard shows the temperatures and other challenges affecting the dwindling size. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Berdasarkan pendapat Stanford dapat diketahui bahwa salah satu contoh yang paling sempurna dari pemetaan militer untuk tujuan pembekalan adalah peta yang dibuat oleh M. Charles Minard 1781-1870, seorang pensiunan insinyur sipil. Petanya pada tahun 1812 menunjukkan jalan dari barisan, 422.000 pasukan Napoleon meninggalkan Paris untuk mundur dari jajaran yang akan hancur. Pada peta ini Minard menunjukkan suhu dan tantangan lain yang mempengaruhi berkurangnya jumlah pasukan. Visualisasi ini menangkap informasi dalam satu gambar, bukan volume dari teks. Militer melanjutkan penggunaan peta untuk strategi pra-perang dan pasca-perang. Pada akhir abad kesembilan belas pendidik dan sosiolog mulai menggunakan pemetaan pengetahuan sebagai cara memfasilitasi pembelajaran dan pemahaman kelompok sosial. Sekarang ini beberapa perusahaan mulai melihat hal ini sebagai alat berharga untuk memunculkan pengetahuan tacit dan eksplisit. Sekarang orang lain memanfaatkan pemetaan pengetahuan untuk melacak aliran pengetahuan, strategi peta dan membuat keputusan bijaksana. Menurut Bahr dan Dansereau dalam Ahlberg 2007 : 2-3 bahwa: Knowledge mapping was created in the research group of Dansereau in 1970s. In the 1970’s it was however called network. It is related to concept maps, but it has rigidly labelled links. Nowadays, spider maps spider diagrams are very popular in UK. The same term is used for many different types of graphic knowledge representation techniques. Forgotten seems to be the history of this term in educational research. The earliest example is probably Hanf who himself uses only term ‘mapping’. Jones al. named her technique as spider mapping, but they do not refer to Hanf. They present the idea of spider map as their own. The same unethical and unprofessional behaviour is still very common among educationalists. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa pemetaan pengetahuan diciptakan dalam kelompok penelitian Dansereau di tahun 1970-an. Namun pada tahun 1970-an itu disebut jaringan peta. Saat ini, peta laba-laba diagram laba- laba sangat populer di Inggris. Istilah yang sama digunakan untuk berbagai jenis teknik representasi pengetahuan grafis. Contoh paling awal mungkin Hanf yang sendiri hanya menggunakan istilah pemetaan. Jones dan kawan-kawannya yang mereka sebut sebagai teknik pemetaan laba-laba, tetapi mereka tidak mengacu pada Hanf. Mereka menyajikan ide peta laba-laba untuk mereka sendiri. Perilaku UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tidak etis dan tidak profesional adalah sama dan masih sangat umum dikalangan pendidik.

2.3 Jenis-Jenis Peta Ilmu Pengetahuan