Jenis-Jenis Peta Ilmu Pengetahuan

tidak etis dan tidak profesional adalah sama dan masih sangat umum dikalangan pendidik.

2.3 Jenis-Jenis Peta Ilmu Pengetahuan

Menurut Hasibuan dan Mustangimah dalam Ristiyono 2008:22, mengemukakan bahwa “pemetaan ilmu pengetahuan yang dikembangkan dalam bidang bibliometrika, antara lain peta journal intercitation, bibliographic coupling, co-citation, co-word dan co-classification”. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa pemetaan ilmu pengetahuan dikembangkan dalam bidang bibliometrika, jenis peta ilmu pengetahuan terbagi menjadi 5 lima bagian yakni journal intercitation, bibliographic coupling, co-citation, co-word dan co-classification. Menurut Jones dalam Journal of Translational Medicine 2011:2, bahwa “Journal inter-citation is the relation established when an article in Journal A cites an article in Journal B. Analysis of inter-citation patterns reveals how closely journals are related based on the journals cited by articles that they publish” . Berdasarkan pendapat di Jones dapat diketahui bahwa Journal intercitation jurnal inter-sitasi merupakan jurnal kutipan antar jurnal jurnal antar-kutipan”. Jurnal antar-kutipan adalah hubungan yang dibuat saat artikel di Jurnal A mengutip sebuah artikel di Jurnal B. Artikel jurnal A mengutip artikel yang ada di jurnal B maka jurnal A dan jurnal B merupakan jurnal inter-sitasi atau merupakan jurnal kutipan antar jurnal. Pola jurnal antar-kutipan mengungkapkan seberapa dekat jurnal terkait berdasarkan jurnal yang dikutip oleh artikel yang mereka publikasikan. Jurnal antar-kutipan hanya menunjukkan hubungan antara jurnal tanpa memberikan informasi tentang konten yang sebenarnya. Menurut Garfield 2001:1-3, bahwa “Bibliographic coupling this reservse co-citation analisis by asking the questions about the internal citation structure of a document set”, artinya pasangan bibliografi merupakan lanjutan dari analisis ko- sitasi.. Berdasarkan pendapat Garfield dapat diketahui bahwa pasangan bibliografi merupakan lanjutan dari analisis ko-kutipan dengan mengajukan pertanyaan tentang struktur kutipan internal dari suatu set dokumen. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Menurut Mustangimah 2002:1 bahwa: “Jika 2 dua dokumen menyitir paling sedikit satu dokumen yang sama maka dikatakan bahwa kedua dokumen tersebut merupakan pasangan bibliografi bibliographic coupling”. Berdasarkan pendapat tersebut terkapling secara bibliografi bibliographic coupling adalah suatu dokumen yang disitir secara bersama-sama oleh dua dokumen yang terbit kemudian, maka apabila pada kedua dokumen tersebut terdapat paling sedikit satu referensi yang sama dapat dikatakan kedua dokumen tersebut terkapling secara bibliografi. Hal ini dapat dilihat pada daftar referensi kedua dokumen tesebut. Ungern-Sternberg 1995:308 menyatakan bahwa: “Bibliographic coupling is that two articles which both cite the same previously published article have something in common”. Berdasarkan pernyataan Sara von Ungern-Stenberg tersebut dapat diketahui bahwa jika 2 dua dokumen menyitir paling sedikit satu dokumen yang sama dikatakan bahwa kedua dokumen tersebut terpasang secara bibliografi. Secara praktis hal ini dapat dilihat pada daftar referensi yang terdapat pada kedua dokumen tersebut. Apabila pada kedua dokumen terdapat paling sedikit satu referensi yang sama maka dikatakan kedua dokumen tersebut terpasang secara secara bibliografi. Adapun dokumen yang tercantum secara bersama-sama dalam referensi kedua dokumen tersebut dinamakan pasangan bibliografi. Menurut Mustangimah 2002:1, bahwa: Banyaknya dokumen yang disitir secara bersama-sama oleh dua dokumen yang terbit kemudian disebut frekuensi pasangan bibliografi atau kekuatan pasangan coupling strength. Semakin banyak jumlah dokumen yang disitir secara bersama-sama oleh kedua dokumen atau semakin besar frekuensi pasangan bibliografi maka semakin tinggi kekuatan pasangan kedua dokumen tersebut. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa pasangan bibliografi terjadi apabila suatu pasangan dokumen paling sedikit memiliki satu referensi yang sama. Dengan demikian maka dalam pasangan dokumen dimana salah satu atau kedua dokumen tidak mempunyai referensi, otomatis pasangan dokumen tersebut tidak memiliki pasangan bibliografi. Namun jika semakin banyak referensi yang sama terdapat pada kedua dokumen maka kekuatan pasangan bibliografi kedua dokumen tersebut semakin tinggi. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Berdasarkan 4 empat pendapat di atas terdapat beberapa persamaan dan perbedaan pendapat. Persamaan yang terdapat pada pendapat-pendapat di atas adalah bahwa pasangan bibliografi terjadi apabila suatu pasangan dokumen paling sedikit memiliki satu referensi yang sama atau suatu pasangan dokumen paling sedikit memiliki satu referensi yang sama. Perbedaan yang terdapat dari pendapat- pendapat di atas adalah pendapat Garfield yang lebih menekankan bahwa pasangan bibliografi merupakan lanjuan dari analisis sitasi, pendapat Mustangimah lebih menekankan bahwa pasangan bibliografi terjadi jika 2 dua dokumen menyitir paling sedikit satu dokumen yang sama kedua dokumen tersebut terkapling secara bibliografi. Pendapat Ungern-Sternberg lebih menekankan bahwa pasangan bibliografi secara praktis dapat dilihat dari dapat dilihat pada daftar referensi yang terdapat pada kedua dokumen tersebut dan dokumen yang tercantum secara bersama-sama dalam referensi kedua dokumen tersebut dinamakan pasangan bibliografi. Pendapat Mustangimah juga lebih menekankan bahwa frekuensi pasangan bibliografi bibliographic coupling adalah jumlah referensi yang dimiliki bersama oleh pasangan dokumen menunjukkan kekuatan pasangan coupling strength. Gambar 2. Pasangan Bibliografi Biliographic Coupling Dari gambar di atas, dokumen 1 dan dokumen 2 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek. Dokumen 1 mempunyai referensi menyitir dokumen A, C, D dan E. Dokumen 2 mempunyai referensi menyitir dokumen B, C, D, E dan F. Maka dari referensi oleh dokumen 1 dan dokumen 2 ada dua bibliografi yang sama yaitu dokumen C, D dan E. Sehingga dikatakan bahwa dokumen C, D dan E merupakan pasangan bibliografi bibliographic coupling A B C D E F 1 2 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA atau dokumen 1 dan dokumen 2 terkapling secara bibliografi oleh dokumen C, D dan E. Kekuatan pasangan bibliografi dokumen 1 dan dokumen 2 adalah tiga karena tiga dokumen yang sama dikutipnya. Ko-sitasi co-citation merupakan salah satu metode analisis dalam tinjauan bibliometrika. Mustangimah 2002:2 menyatakan bahwa, “Ko-sitasi adalah dua dokumen yang disitir secara bersama-sama oleh paling sedikit satu dokumen yang terbit kemudian”. Berdasarkan pernyataan Mustangimah dapat diketahui bahwa kositasi terjadi jika terdapat dua dokumen yang disitir secara bersama-sama oleh satu atau lebih dokumen yang terbit kemudiannya. Pasangan kositasi adalah metode yang digunakan untuk menetapkan subjek yang sama antara dua dokumen. Jika dokumen A dan B sama-sama dikutip oleh dokumen lainnya, mereka memiliki hubungan yang lebih kuat. Banyak dokumen- dokumen yang mereka dikutip maka hubungan mereka lebih kuat. Jika 2 dua dokumen disitir secara bersama-sama oleh paling sedikit 1 satu dokumen maka dikatakan bahwa kedua dokumen disebut ko-sitasi. Secara praktis suatu pasangan yang terdiri dari dokumen dikatakan ko-sitasi apabila ditemukan paling sedikit satu dokumen yang meyitir pasangan dokumen secara bersama-sama dapat dilihat dari daftar pustaka cantuman bibliografi. Banyaknya dokumen yang menyitir 2 dua dokumen sebelumnya secara bersama-sama disebut frekuensi atau kekuatan ko-sitasi. Dua dokumen yang mempunyai kekuatan ko-sitasi yang tinggi apabila semakin banyak dokumen yang terbit kemudian yang menyitir kedua dokumen tersebut. Oleh karena itu, pola ko- sitasi berubah dari waktu ke waktu. Ko-sitasi terjadi apabila suatu pasangan dokumen disitir secara bersama- sama oleh paling sedikit satu dokumen yang terbit kemudian. Dengan demikian, dalam pasangan dokumen dimana salah satu atau kedua dokumen tidak mempunyai sitasi atau tidak pernah disitir oleh dokumen lain, otomatis pasangan dokumen tersebut tidak memiliki ko-sitasi. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Ko-sitasi berhubungan dengan bibliographic coupling. Hubungannya dapat digambarkan seperti pada bagan di bawah ini. Sumber: Mustangimah 2002:2 Gambar 3. Hubungan antara Pasangan Bibliografi dengan Ko-sitasi Dari gambar di atas, dokumen 1 dan dokumen 2 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek. Dokumen 1 mempunyai referensi menyitir dokumen A, C, D dan E. Dokumen 2 mempunyai referensi menyitir dokumen B, C, D, E dan F. Maka dari referensi oleh dokumen 1 dan dokumen 2 ada dua bibliografi yang sama yaitu dokumen C, D dan E. Sehingga dikatakan bahwa dokumen C, D dan E merupakan pasangan bibliografi bibliographic coupling atau dokumen 1 dan dokumen 2 terkapling secara bibliografi oleh dokumen C, D dan E. Kekuatan pasangan bibliografi dokumen 1 dan dokumen 2 adalah tiga karena tiga dokumen yang mengutipnya. Dari gambar 3 di atas, dokumen 1 disitir oleh dokumen P, Q, R, S dan U. Dokumen 2 disitir oleh dokumen P, S dan T. Dari semua sitiran tersebut terlihat bahwa dokumen 1 dan dokumen 2 disitir secara bersama-sama oleh dokumen P dan S. Oleh karena itu, dokumen 1 dan dokumen 2 merupakan kositasi karena sama- sama disitir oleh dokumen P dan S. Adapun kekuatan ko-sitasinya adalah dua karena dua dokumen yang menyitir dokumen 1 dan dokumen 2. Co-word dilakukan melalui analisis kemunculan istilah yang dipakai bersama oleh suatu pasangan dokumen dengan melihat kata-kata yang dipakai P Q R S T U A B C D E F 1 2 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA secara bersama oleh suatu dokumen . Menurut Kopesa dalam Ristiyono 2008:13 bahwa: Kopesa dalam penelitiannya menyajikan pemetaan co-word berdasarkan kata kunci yang dimiliki oleh artikel yang ditelitinya. Dia menggunakan kata kunci dari suatu artikel yang dipasangkan dengan artikel lainnya untuk menentukan co-word. Hasilnya adalah pemetaan co-word yang oleh Kopesa dinamakan technology map. Analisis co-word didasarkan ada analisis co-occurance dari dua atau lebih kata kunci atau kata-kata yang terdapat dalam teks yang digunakan untuk mengindeks artikel atau dokumen lainnya. Analisis co-word ditujukan untuk menganalisis, pola dan kecenderungan trend dari suatu kumpulan dokumen dengan mengukur hubungan kekuatan istilah term. Analisis co-word adalah suatu teknik analisis isi dokumen yang efektif dalam pemetaan, kekuatan antara kata kunci dalam data tekstual. Analisis co-word mengurangi ruang dari deskriptor kata kunci untuk satu set grafik jaringan yang secara efektif menggambarkan terkuat asosiasi antara descriptor. Teknik ini menggambarkan hubungan antara kata kunci dengan membangun beberapa jaringan yang menyoroti hubungan antara kata kunci, dan dimana hubungan antara jaringan yang mungkin terjadi. Ko-klasifikasi co-classification adalah situasi dua dokumen atau lebih tergabung dalam satu gugus karena notasi klasifikasi yang sama. Ko-klasifikasi digunakan untuk mengumpulkan dokumen yang sama serta menunjukkan bahwa bibliografi secara kuantitatif menunjukkan subjek yang sama dengan judul dokumen . Untuk klasifikasi dapat digunakan sistem klasifikasi UDC dan atau DDC. Hasil analisis ko-klasifikasi dituangkan dalam grafik. Co-classification menggunakan analisis classification yaitu dengan memasangkan satu dokumen dengan dokumen lainnya berdasarkan notasi klasifikasi yang dimiliki bersama oleh kedua dokumen yang dipasangkan. Selanjutnya membandingkan kemunculan notasi klasifikasi yang dimiliki bersama oleh kedua dokumen yang dipasangkan, kemudian menghitung frekuensi kemunculan notasi klasifikasi tersebut secara bersama-sama pada setiap pasangan dokumen. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2.4 Jenis Metode Pemetaan Ilmu Pengetahuan