Untuk menarik perhatian Konteks Situasi dan Fungsi Sosial

b. Untuk merahasiakan pembicaraan Bahasa slang muncul dan berkembang di Pasar Kliwon namun tidak semua masyarakat Solo dan sekitarnya yang tahu dan bisa berbicara dengan bahasa ini. Para pemakai bahasa slang menggunakan bahasa mereka untuk menyebut atau menyatakan sesuatu karena mereka ingin pembicaraan mereka agar tidak diketahui oleh orang lain. Pemakaian bahasa slang tersebut untuk merahasiakan maksud yang sebenarnya pada orang lain, tetapi antar pemakai bahasa slang tahu maksud dari bahasa itu. Bahasa slang dapikan memiliki fungsi sosial untuk merahasiakan pembicaraan, seperti dalam contoh data berikut ini. Data 34 Mode liwat motho jik Bah bipike ngimi ngagep kepu. Kowe liwat kono sik Cah cilike iki arep melu. Kamu lewat sana dulu Anak kecil ini mau ikut. Pada tuturan di atas mempunyai maksud agar anak kecil yang dibicarakan tidak mengerti maksud tuturan kedua penutur tersebut. Tuturan itu terjadi pada saat kedua penutur mau pergi, penutur tidak ingin anak kecil itu ikut pergi dengan mereka. Atas dasar itulah kedua penutur itu menggunakan bahasa slang dapikan dengan tujuan agar anak kecil itu tidak paham dengan percakapan mereka dan mereka dapat pergi tanpa mengajak anak kecil itu. Jadi tuturan itu memiliki fungsi untuk merahasiakan pembicaraan, tidak semua orang paham dan mengerti bahasa slang dapikan.

c. Untuk menarik perhatian

Bahasa slang digunakan untuk mencari perhatian, baik perhatian dari orang yang bisa berbahasa slang maupun perhatian dari orang yang tidak paham bahasa slang. Mereka bermaksud mencari perhatian agar orang lain melihat dan memperhatikan mereka yang sedang berbahasa slang, dengan menggunakan intonasi yang mempunyai ciri khas tersendiri yaitu diucapkan dengan nada intonasi tertentu sehingga terasa, ringan, dan dialek serta gaya pengucapannya pun kelihatan unik, maka tidak sulit bagi para pemakai bahasa slang untuk menarik perhatian orang lain. d. Untuk memperlancar komunikasi Dalam beraktifitas para pemakai bahasa slang sering mengadakan komunikasi dengan sesama pemakai bahasa slang dengan menggunakan bahasa slang pula. Sesuai dengan situasi tuturan yang demikian, maka varian bahasa yang dipakainya adalah bahasa slang, selain untuk memperlancar komunikasi dipilihnya bahasa slang ini bertujuan agar komunikasi yang tercipta menjadi akrab, intim, santai dan segalanya berlangsung serba seenaknya dan serba tidak resmi di dalam tuturan bahasa slang. Dengan demikian unsur kedekatan dan keakraban tersebut lebih dipengaruhi karena adanya peras aan “senasib” dan “seidentitas”. e. Untuk penurun ketegangan Bahasa slang ini mempunyai variasi kebahasaan yang berbeda dengan variasi kebahasaan yang lain, dan menunjukkan adanya ciri khas tersendiri, yaitu diucapkan dengan nada atau intonasi tertentu, sehingga terasa lucu, ringan, ekspresif, dan kreatif. Dialek serta gaya pengucapannya pun kelihatan terkesan santai, akrab dan tidak membosankan. Apalagi penggabungan kosa katanya unik sangat melenceng dari arti kata yang sebenarnya sehingga membuat suasana percakapan menjadi santai, seperti dalam data berikut ini. O1 = Ngidhake meyoke ngethak. Ngethak neh nek dicatari „Iwake ketake enak. Enak neh nek dibayari.‟ „Ikannya kelihatannya enak. Enak lagi kalau dibayari‟ O2 = Bamemmu mudhi „Cangkemmu kuwi‟ „Mulutmu itu‟

C. Peristiwa Kebahasaan yang Menyertai Pertuturan Bahasa Slang