Kegiatan Awal Kegiatan Pembelajaran

3. Penilaian Psikomotor a. Teknik Penilaian: non tes pengamatan b. Pedoman Penilaian: No. Aspek Penilaian Skor 1. Kerapian Rentang nilai 1-4.

J. Lampiran

1. Materi Ajar 2. Soal Evaluasi 3. Lembar Penilaian Wonosari, 29 Agustus 2015 Mengetahui Kepala Sekolah Praktikan Eko Pramono, S.Pd.,M.Pd. Yuli Indarti Setia Putri NIP. 19710527 199203 1 005 NIM 12108241135 LAMPIRAN A. RINGKASAN MATERI 1. WALI SONGO Penyebaran agama Islam di Jawa dibantu oleh para wali. Karena jumlah wali tersebut ada sembilan orang, maka disebut Walisongo. Sembilan wali tersebut adalah sebagai berikut. a. Sunan Giri Raden Paku atau Raden Ainul Yakin b. Sunan Ampel Raden Rahmat c. Sunan Bonang Raden Maulana Makhdum Ibrahim d. Sunan Drajat Raden Kosim Syarifudin e. Sunan Muria Raden Umar Syaid f. Sunan Kalijaga Raden Syahid g. Sunan Gresik Raden Maulana Malik Ibrahim h. Sunan Kudus Raden Jakfar Sadiq i. Sunan Gunung Jati Fatahillah atau Raden Syarief Hidayatullah.

2. TOKOH MUHAMMADIYAH KH AHMAD DAHLAN

Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KHA Dahlan. Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang. Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air. KH Ahmad Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. Pada