dalam struktur dan sistem imbalan serta gaya manajemen baru
tersebut
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Reformasi Polri
10
Adanya Ketetapan MPR No. XMPR1998 tentang Reformasi telah melahirkan Inpres No. 21999 tanggal 1 April 1999 dalam era Presiden BJ
Habibie yang memisahkan Polri dan TNI karena dirasakan memang terdapat perbedaan fungsi dan cara kerja dihadapkan dengan civil society. Untuk sementara
waktu, Polri masih diletakkan di bawah Menteri Pertahanan Keamanan. Akan tetapi, karena pada waktu itu Menteri dan Panglima TNI dijabat orang yang sama
Jenderal TNI Wiranto, maka praktis pemisahan tidak berjalan efektif. Sementara peluang yang lain adalah Ketetapan MPR No. VI2000 tanggal
18 Agustus 2000 yang menetapkan secara nyata adanya pemisahan Polri dan TNI, yang selanjutnya diikuti pula oleh Ketetapan MPR No.VII2000 yang mengatur
peran TNI dan Polri secara tegas. Kendati Keppres ini sering disoroti sebagai sebuah ancaman karena Kepolisian akan digunakan sewenang-wenang oleh
presiden, namun sesungguhnya Kepolisian masih bisa dikontrol oleh DPR dan LKN Lembaga Kepolisian Nasional yang merupakan lembaga independen.
Adapun tantangan yang dihadapi Polri dewasa ini dan ke depan, terutama adalah perubahan paradigma kepolisian yang sesuai dengan paradigma baru
penegakan hukum yang lebih persuasif di negara demokratis, di mana hukum dan polisi tidaklah tampil dengan mengumbar ancaman-ancaman hukum yang represif
dan kadang kala menjebak rakyat, melainkan tampil lebih simpatik, ramah, dan familier. Memberi peluang tumbuhnya dinamika masyarakat dalam
menyelesaikan konfliknya sampai pada taraf tertentu. Memberi peluang berfungsi dan kuatnya pranata-pranata sosial dalam masyarakat seperti adanya perasaan
malu, perasaan bersalah, dan perasaan takut bila melakukan penyimpangan, sehingga mendorong warga patuh pada hukum secara alamiah.
Kemandirian Polri yang diawali sejak terpisahnya dari ABRI tanggal 1 April 1999 sebagai bagian dari proses reformasi haruslah dipandang dan disikapi
secara arif sebagai tahapan untuk mewujudkan Polri sebagai abdi negara yang profesional dan dekat dengan masyarakat, menuju perubahan tata kehidupan
nasional ke arah masyarakat madani yang demokratis, aman, tertib, adil dan sejahtera. Kemandirian Polri dimaksud bukanlah untuk menjadikan institusi yang
11
tertutup dan berjalan serta bekerja sendiri, namun tetap dalam kerangka ketatanegaraan dan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh.
4.2 Aspek Perubahan Reformasi Polri