Rumusan Masalah Tujuan Penulisan Metode Penulisan Sistematika Penulisan

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, permasalahan yang di bahas, antara lain: 1. Bagaimana terjadinya reformasi Polri? 2. Apa saja aspek perubahan dalam reformasi Polri? 3. Bagaimana reformasi Polri ditinjau dari teori perubahan organisasi Lewin?

1.3 Tujuan Penulisan

Pada makalah ini akan dibahas mengenai reformasi di tubuh Polri, yang bertujuan untuk: 1. Mengetahui reformasi Polri 2. Mengetahui aspek perubahan dalam reformasi Polri 3. Mengetahui reformasi Polri ditinjau dari teori perubahan organisasi Lewin.

1.4 Metode Penulisan

Untuk membahas masalah-masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis menggunakan metode pustaka. Dalam hal ini, penulis melakukan pencarian bahan-bahan melalui bahan bacaan buku, majalah, Koran, internet, dan sumber-sumber lainnya yang relevan.

1.5 Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari lima bab yang terdiri dari: Bab I merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II merupakan pokok permasalahan yang menjadi bahan kajian makalah ini. Bab III merupakan kerangka teori yang merupakan penjelasan tentang reformasi dan perubahan organisasi terencana. Bab IV merupakan pembahasan yang menjelaskan mengenai reformasi Polri. Bab V merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saranrekomendasi. BAB II 5 POKOK PERMASALAHAN Perkembangan suatu organisasi kepolisian tidak terlepas dari pengaruh perkembangan lingkungan startegis baik politik, ketatanegaraan, ekonomi maupun sosial budaya suatu negara. Hal itu disebabkan bahwa secara struktural, dalam lembaga kepolisian itu melekat dua kekuasaan, yaitu: 1 kekuasaan di bidang hukum 2 kekuasaan di bidang pemerintahan Kedua kekuasaan tersebut melahirkan tiga fungsi utama polisi, yaitu 1 sebagai penegak hukum diperoleh dari kekuasaan bidang hukum; 2 sebagai penegak keamanan dan ketertiban umum; dan 3 sebagai pelindung, pelayan dan pengayom masyarakat. Dua fungsi terakhir diperoleh dari kekuasaan di bidang pemerintahan. Ketiga fungsi utama kepolisian itu juga menjadi tugas pokok Polri sebagaimana tercantum dalam pasal 13 UU No 2 Tahun 2002, tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Polri sebagai pelindung masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, pelayanan yang diberikan sudah baik, namun ada beberapa hal yang masih perlu diperbaiki. Polri merupakan lembaga penegak hukum pertama kali yang mereformasi diri sejak 1999. Reformasi di tubuh kepolisian yang mengacu pada Buku Biru Kepolisian Tahun 1998 dan Grand Strategi Kepolisian 2005-2025 dinilai belum berjalan optimal. Menurut kriminolog Universitas Indonesia UI Prof Adrianus Meliala, ada empat permasalahan reformasi sebelum dan setelah di reformasi, yaitu: 1. Masalah kronis yang ditinggalkan era `polisi sebagai militer` aspek kultur dan perilaku militer 2. Program reformasi yang dijalankan Polri kerap berjalan tidak sistematis, tidak tuntas dan bagi yang sudah pernah dibuat, tidak pernah dievaluasi lagi 6 3. Kecepatan perubahan tidak sama disetiap fungsi atau satuan kerja satker. Misalnya fungsi reserse dikenal sebagai yang paling sedikit dan susah perubahannya. Namun disisi lain, fungsi lalu lintas lantas dan Brigade Mobil Brimob maju pesat. 4. Reformasi tergantung ada-tidaknya perwira tinggi yang mau dan mampu melakukan perubahan. BAB III KERANGKA TEORI 7

1.1 Definisi Reformasi