Interaksi Permintaan dan Penawaran Grafik 2.9. Pertumbuhan Kapasitas Eksternal

46 Tabel 2.15. Inflasi Triwulanan Menurut Faktor Penyebab qtq, 2009 2010 Komponen Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw. I Inti 0,59 0,12 0,60 0,56 0,46 Administered Price -1,08 0,08 0,08 0,01 0,15 Volatile Foods 0,49 -0,39 1,17 -0,29 0,34 Umum 0,00 -0,15 1,87 0,29 0,96 Sumber: BPS Jawa Barat, diolah Keterangan: dihitung dengan menggunakan exclusion method menurut subkelompok. 2.1. F UNDAMENTAL

a. Interaksi Permintaan dan Penawaran Grafik 2.9. Pertumbuhan Kapasitas

Terpakai Industri di Jawa Barat 3 6 9 12 15 -20 -15 -10 -5 5 10 Tw.I Tw.II Tw.IIII Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.IIII Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.IIII Tw.IV Tw.I 2007 2008 2009 2010 yoy Pertumbuhan Utilisasi Kapasitas Utilisasi Kapasitas Inflasi Jabar Sumber: SKDU-BI Bandung Kenaikan permintaan dapat diatasi dengan peningkatan penawaran kapasitas industri di Jawa Barat Grafik 2.9. Kapasitas terpakai industri tumbuh relatif stabil dibandingkan dengan periode sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan permintaan proyeksi pertumbuhan ekonomi juga diikuti dengan tingginya pertumbuhan investasi pada periode laporan. Peningkatan investasi kemudian menyebabkan kapasitas terpasang industri mengalami kenaikan.

b. Eksternal

Tekanan eksternal pada triwulan I-2010 cenderung melemah sebagaimana yang terlihat pada perkembangan laju inflasi negara mitra dagang utama dan apresiasi nilai tukar rupiah. Laju inflasi Negara Amerika Serikat menurun dan inflasi Negara Jepang dan Singapura masih relatif rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini diperkirakan akan menurunkan imported inflation yang berasal dari bahan baku. Selain itu, berlanjutnya apresiasi nilai tukar rupiah pada periode laporan terutama terkait dengan masih derasnya aliran modal masuk ke Indonesia terutama dalam bentuk penanaman portofolio jangka pendek seiring dengan membaiknya peringkat risiko negara country risk serta meningkatnya ekspor yang tercermin pada besarnya surplus pos transaksi berjalan net ekspor-impor neraca pembayaran Indonesia. Grafik 2.10. Laju Inflasi di Negara Mitra Dagang ‐4 ‐2 2 4 6 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 2007 2008 2009 2010 yoy Amerika Jepang Singapura Sumber: Bank Indonesia Grafik 2.11. Perkembangan Kurs Rupiah 8.800 9.300 9.800 10.300 10.800 11.300 11.800 12.300 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 2007 2008 2009 2010 RpUSD Kurs Tengah Bulanan Kurs Tengah Triwulanan Sumber: Bank Indonesia 47 Grafik 2.12. Perkembangan Harga Emas dan Minyak Dunia di Pasar Internasional 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 600 700 800 900 1000 1100 1200 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2007 2008 2009 2010 USDtroy ons Indeks Tekstil Emas Minyak Dunia WTI, RHS Sumber: Bloomberg Harga emas di pasar internasional cenderung menurun sehingga mampu menjaga ekspektasi harga emas perhiasan pedagang di Jawa Barat, sebagaimana terlihat dari penurunan laju inflasi kelompok sandang. Di sisi lain, pemulihan perekonomian global meningkatkan permintaan terhadap minyak di pasar internasional. Hal ini berdampak kepada meningkatnya harga bensin nonsubsidi di pasar domestik.

c. Ekspektasi Inflasi