39
a. Kelompok Bahan Makanan Grafik 2.4. Inflasi Tahunan Kelompok
Bahan Makanan di Jawa Barat
11,67 5,96
6,22 4,10
3,42 2
4 6
8 10
12 14
Tw.I Tw.II
Tw.III Tw.IV
Tw.I 2009
2010 yoy
Sumber: BPS Jawa Barat.
Berbeda halnya dengan kondisi Nasional, laju inflasi kelompok bahan makanan Jawa Barat
menurun pada triwulan I-2010 Grafik 2.4.
Penurunan inflasi tahunan pada kelompok dimaksud disebabkan oleh laju inflasi pada sebagian besar
subkelompok menurun. Namun demikian,
subkelompok padi-padian dan bumbu-bumbuan yang memiliki bobot IHK Indeks Harga Konsumen
cukup besar mengalami peningkatan laju inflasi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
b. Kelompok Sandang Grafik 2.5. Inflasi Tahunan Kelompok
Sandang di Jawa Barat
6,83 4,84
4,09 4,94
1,32 1
2 3
4 5
6 7
8
Tw.I Tw.II
Tw.III Tw.IV
Tw.I yoy
Sumber: BPS Jawa Barat.
Kelompok sandang mengalami penurunan laju inflasi yang cukup drastis dari triwulan
sebelumnya Grafik 2.5. Pemulihan
perekonomian global merubah preferensi investor dari emas menjadi surat berharga. Hal ini
menyebabkan stabilnya harga emas di pasar internasional sehingga ekspektasi harga pedagang
emas perhiasan membaik dan mendorong laju inflasi tahunan kelompok sandang turun drastis.
c. Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Grafik 2.6 Inflasi Tahunan Kelompok
Transpor di Jawa Barat
3,53
-7,03 -8,34
-5,74 0,53
-10 -8
-6 -4
-2 2
4 6
Tw.I Tw.II
Tw.III Tw.IV
Tw.I 2009
2010 yoy
Sumber: BPS Jawa Barat.
Faktor utama pendorong kenaikan laju inflasi tahunan Jawa Barat berasal dari kelompok
transpor, komunikasi, dan jasa keuangan.
Setelah pada 3 triwulan sebelumnya, kelompok tersebut berturut-turut mengalami deflasi, pada
triwulan I-2010 kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi. Berdasarkan
subkelompoknya, kenaikan laju inflasi tertinggi berasal dari subkelompok transpor, khususnya
komoditas bensin.
Inflasi Triwulanan
Laju inflasi triwulanan Jawa Barat meningkat terutama disebabkan oleh kelompok dengan bobot IHK yang
cukup besar, yakni bahan makanan serta transpor, komunikasi, dan jasa keuangan Tabel 2.2. Sementara
itu, kelompok yang lain menyumbangkan kenaikan laju inflasi yang relatif kecil. Meskipun secara tahunan
40 laju inflasi kelompok bahan makanan menurun, secara triwulanan meningkatnya inflasi Jawa Barat
terutama disumbangkan oleh kenaikan laju inflasi kelompok bahan makanan. Sesuai dengan pola musimannya, laju inflasi kelompok bahan makanan meningkat pada triwulan I, terutama disebabkan oleh
kenaikan harga beras di awal tahun serta gangguan pasokan atau distribusi kebutuhan pokok masyarakat akibat cuaca. Sementara, kenaikan laju inflasi kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan
disebabkan oleh kenaikan harga minyak dunia yang mendorong kenaikan harga BBM non-subsidi. Tabel 2.2. Inflasi Triwulanan di Jawa Barat Menurut Kelompok Barang dan Jasa
2009 2010
Andil No.
Kelompok Tw.I
Tw.II Tw.III
Tw.IV Tw.I
Tw.IV 09 Tw.I 10
1 Bahan makanan
2,06 -1,63 4,96 -1,20 1,39 -0,29 0,34 2
Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
2,01 0,85
0,20 3,47
1,88 0,32
0,36 3
Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar
-0,10 0,45 -0,15 0,86 0,58 0,20 0,14 4
Sandang 4,44
-1,37 0,18
1,68 0,85
0,07 0,04
5 Kesehatan 1,57 0,69 0,78 0,86 0,40 0,04 0,01
6 Pendidikan, rekreasi dan
olahraga 0,14
0,08 3,12
0,25 0,33
0,01 0,03
7 Transpor, komunikasi dan
jasa keuangan -5,95 0,01 0,66 -0,45 0,31 -0,08 0,05
Umum 0,00
-0,15 1,87
0,29 0,96
0,29 0,96
Sumber: BPS Jawa Barat.
Inflasi kelompok bahan makanan terutama berasal dari subkelompok padi-padian dan
umbi-umbian yang memberikan andil sebesar 0,39 qtq Grafik 2.7. Besarnya
andil inflasi subkelompok padi-padian disebabkan oleh kenaikan harga beras yang
cukup tinggi pada awal tahun, meskipun harga beras berangsur-angsur normal menjelang akhir
periode laporan. Di sisi lain, subkelompok buah- buahan mengalami deflasi yang cukup besar
karena telah kembali pulihnya pasokan jeruk dari luar pulau Jawa.
Grafik 2.7. Inflasi Triwulanan Kelompok Bahan Makanan di Jawa Barat Menurut Subkelompok
Triwulan I-2010
1,39 7,04
0,31 0,74
2,34 -0,55
0,43 0,43
-6,58 -0,32
1,33 0,48
0,34 0,39
-0,12
-8 -6
-4 -2
2 4
6 8
BAHAN MAKANAN Padi
Daging Ikan Segar
Ikan Diawetkan Telur
Sayur-sayuran Kacang-kacangan
Buah-buahan Bumbu-bumbuan
Lemak Minyak Lainnya
qtq
Su b
kel o
m p
o k
Andil Inflasi
Sumber: BPS Jawa Barat.
1.2. I
NFLASI MENURUT
K
OTA
Inflasi Tahunan Sebagian besar kota di Jawa Barat mengalami kenaikan laju inflasi tahunan dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya Tabel 2.3. Hanya Kota Cirebon dan Sukabumi yang mengalami
penurunan laju inflasi. Inflasi Kota Bekasi naik paling tinggi dibandingkan dengan kota yang lain, sehingga andil inflasi Kota Bekasi adalah yang tertinggi. Sementara itu, andil inflasi Kota Bandung yang relatif tinggi
terutama disebabkan oleh bobot kota yang cukup besar 28,88 dari total. Di sisi lain, meskipun bobot
41 Kota Tasikmalaya relatif kecil 2,79 dari total, andil inflasi Kota Tasikmalaya relatif besar dibandingkan
dengan Kota Sukabumi bobot 3,92 sehingga pada triwulan I-2010 andil inflasi terkecil disumbangkan oleh Kota Sukabumi.
Tabel 2.3. Inflasi Tahunan di Jawa Barat Menurut Kota yoy,
2009 2010
Andil Inflasi No.
Kota Tw.I
Tw.II Tw.III
Tw.IV Tw.I
Tw.IV ‘09 Tw.I ‘10
1 Bandung 6,31
2,17 1,53 2,11 2,86 0,61 0,83
2 Bekasi
6,68 3,59
1,54 1,93
3,20 0,54
0,90 3 Depok
0,00 2,57
1,52 1,30 2,96 0,26 0,60 4
Bogor 6,17
3,38 2,71
2,16 2,47
0,26 0,29
5 Cirebon 8,22
5,23 3,67 4,11 3,54 0,17 0,15
6 Sukabumi
8,25 6,91
4,67 3,49
2,41 0,14
0,09 7 Tasikmalaya
9,18 6,87
4,25 4,17 4,74 0,12 0,13
Gabungan 7,45
3,13 1,87
2,02 2,99
2,02 2,99
Sumber: BPS Jawa Barat.
Besarnya laju inflasi di Kota Bekasi terutama disebabkan oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok,
dan tembakau; serta sandang. Sementara itu, inflasi Kota Tasikmalaya terutama disebabkan oleh
kelompok bahan makanan serta perumahan, air, listrik, gas, dan air bersih. Di sisi lain, rendahnya inflasi di Kota Sukabumi disebabkan oleh kelompok bahan makanan dan sandang, meskipun inflasi kelompok
perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar adalah yang tertinggi.
Tabel 2.4. Inflasi Tahunan di Jawa Barat Menurut Kota Kelompok Barang dan Jasa Triwulan I-2010 yoy,
Kota No.
Kelompok Bd
Bks Dpk
Bgr Cn
Skbm Tsm
Gab.
1 Bahan makanan
3,96 2,85 5,24 1,25 3,58 -1,49 7,09 3,42 2
Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
5,39 8,54
6,50 5,09 5,30
5,17 6,98
6,52 3
Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar
1,97 0,45 1,52 2,34 2,31 7,06 5,42 1,75 4
Sandang -1,74
6,23 0,68
2,74 2,00 -1,91
-0,03 1,32
5 Kesehatan 2,20 4,21 0,30 7,93 2,53 1,02 1,77 2,74
6 Pendidikan, rekreasi dan olahraga
3,71 3,85
4,40 2,58 7,01
2,42 0,86
3,80 7
Transpor, komunikasi dan jasa keuangan
1,09 0,68 -0,36 0,54 2,29 0,83 0,43 0,53
Umum 2,86
3,20 2,96
2,47 3,54 2,41
4,74 2,99
Sumber: BPS Jawa Barat.
Dalam upaya pengendalian inflasi di Jawa Barat, sejak tahun 2008 telah dilakukan upaya-upaya koordinasi antara Kantor Bank Indonesia dengan berbagai instansidinas terkait dalam suatu wadah Forum
Koordinasi Pengendalian Inflasi FKPI. Dari 7 kota yang disurvei oleh BPS di Jawa Barat, hingga saat ini baru terbentuk FKPI di Kota Bandung, Cirebon, dan Tasikmalaya. Sementara pada 4 kota lainnya Bekasi,
Depok, Bogor, dan Sukabumi, sedang dijajaki kemungkinan untuk pembentukan forum serupa. Melalui koordinasi dan pertukaran informasi pada forum tersebut diharapkan upaya pengendalian inflasi dapat
lebih ditingkatkan.
42
a. Kota Bandung