Kota Tasikmalaya Di sisi lain, inflasi Kota Tasikmalaya

44

f. Kota Sukabumi Laju inflasi Kota Sukabumi adalah yang

terendah dibandingkan dengan 6 kota lainnya Tabel 2.10. Rendahnya laju inflasi Kota Sukabumi disebabkan oleh andil deflasi kelompok bahan makanan dan sandang. Kota Sukabumi merupakan satu-satunya kota dengan kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi. Tabel 2.10. Inflasi Tahunan Kota Sukabumi Menurut Kelompok Barang dan Jasa 2009 2010 No. Kelompok Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I 1 Bahan makanan 6,36 3,28 0,39 -1,49 2 Makanan jadi 12,84 8,52 7,70 5,17 3 Perumahan 15,15 12,27 11,32 7,06 4 Sandang 6,99 4,48 1,25 -1,91 5 Kesehatan 6,73 3,97 2,88 1,02 6 Pendidikan 1,19 3,34 2,83 2,42 7 Transpor -8,67 -7,78 -6,59 0,83 Umum 6,91 4,67 3,49 2,41 Keterangan: Nama kelompok disingkat. Sumber: BPS Jawa Barat. Deflasi kelompok bahan makanan disumbangkan oleh penurunan harga beras yang telah terjadi sejak musim panen padi pada akhir triwulan sebelumnya. Sementara, deflasi kelompok sandang disebabkan oleh penurunan harga emas perhiasan.

g. Kota Tasikmalaya Di sisi lain, inflasi Kota Tasikmalaya

cukup tinggi terutama disebabkan oleh kelompok bahan makanan dan perumahan, air, listrik, gas, dan air bersih Tabel 2.11. Inflasi kelompok bahan makanan meningkat drastis dibandingkan dengan triwulan sebelumnya karena harga beras yang masih relatif tinggi. Tabel 2.11. Inflasi Tahunan Kota Tasikmalaya Menurut Kelompok Barang dan Jasa 2009 2010 No. Kelompok Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I 1 Bahan makanan 6,07 2,52 2,79 7,09 2 Makanan jadi 8,02 6,25 13,14 6,98 3 Perumahan 13,74 7,89 6,47 5,42 4 Sandang 5,17 4,83 4,63 -0,03 5 Kesehatan 2,19 2,39 0,77 1,77 6 Pendidikan 11,25 5,84 2,45 0,86 7 Transpor -5,30 -3,66 -3,85 0,43 Umum 6,87 4,25 4,17 4,74 Keterangan: Nama kelompok disingkat. Sumber: BPS Jawa Barat. Harga beras yang masih relatif tinggi terutama disebabkan oleh pergeseran musim panen padi di daerah sekitar Kota Tasikmalaya menjadi lebih lambat dan gangguan distribusi karena cuaca. Selain itu, inflasi subkelompok bumbu-bumbuan terutama komoditas cabe merah mengalami kenaikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Inflasi Triwulanan Secara triwulanan, andil inflasi Kota Bekasi masih memberikan kenaikan sumbangan yang tertinggi Tabel 2.12. Sementara itu, inflasi Kota Tasikmalaya adalah yang tertinggi dibandingkan 6 kota lainnya. Selain itu, inflasi Kota Bogor lebih dari 1. Di sisi lain laju inflasi Kota Cirebon adalah yang terendah. 45 Tabel 2.12. Inflasi Triwulanan di Jawa Barat Menurut Kota qtq, 2009 2010 Andil Inflasi No. Kota Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.IV 09 Tw.I 10 1 Bandung 0,11 -0,14 1,64 0,50 0,84 0,14 0,24 2 Bekasi 0,01 -0,26 1,76 0,41 1,26 0,12 0,36 3 Depok -0,87 -0,20 2,43 -0,03 0,75 -0,01 0,15 4 Bogor 0,79 -0,27 1,72 -0,08 1,11 -0,01 0,13 5 Cirebon 0,91 0,04 2,49 0,62 0,36 0,03 0,02 6 Sukabumi 1,67 0,35 1,25 0,18 0,61 0,01 0,02 7 Tasikmalaya 0,78 1,09 1,09 1,15 1,33 0,03 0,04 0,00 -0,15 1,87 0,29 0,96 0,29 0,96 Sumber: BPS Jawa Barat. Khusus untuk Kota Bogor, peningkatan laju inflasi terutama disebabkan oleh kenaikan sewa dan kontrak rumah. Sementara, penurunan laju inflasi Kota Cirebon disebabkan oleh rendahnya deflasi kelompok sandang terutama disebabkan komoditas emas perhiasan dan bahan makanan terutama komoditas cabe merah. Tabel 2.13. Inflasi Triwulanan di Jawa Barat Menurut Kota Kelompok Barang dan Jasa Triwulan I-2010 qtq, Kota No. Kelompok Bd Bks Dpk Bgr Cn Skbm Tsm Gab. 1 Bahan makanan 2,09 1,23 0,30 2,53 -0,01 0,60 4,72 1,39 2 Makanan jadi 0,95 3,27 2,63 0,06 1,26 0,92 0,42 1,88 3 Perumahan 0,29 0,45 0,66 1,52 0,43 0,65 1,02 0,58 4 Sandang 0,03 3,30 -0,13 -0,19 -1,57 1,78 -0,01 0,85 5 Kesehatan 0,39 0,92 -0,06 0,15 0,24 0,45 0,17 0,40 6 Pendidikan 0,12 0,33 0,85 0,00 0,01 -0,24 -0,30 0,33 7 Transpor 0,68 0,23 0,15 0,10 0,10 0,02 0,10 0,31 Umum 0,84 1,26 0,75 1,11 0,36 0,61 1,33 0,96 2. F AKTOR - FAKTOR YANG M EMPENGARUHI I NFLASI Pada triwulan I-2010 seluruh komponen faktor penyebab inflasi masih berada level yang cukup stabil Tabel 2.14. Inflasi inti interaksi permintaan-penawaran, eksternal, dan ekspektasi harga serta volatile foods bahan makanan berada pada level yang rendah dan cenderung turun karena pasokan bahan pangan yang relatif terjaga. Di lain pihak, hanya komponen administered price harga barang yang ditentukan pemerintah yang mengalami kenaikan pada periode laporan. Tabel 2.14. Inflasi Tahunan Menurut Faktor Penyebab yoy, 2009 2010 Komponen Tw.II Tw.III Tw.IV Tw. I Inti 3,33 1,83 1,87 1,74 Administered Price -2,45 -1,49 -0,91 0,32 Volatile Foods 1,00 1,46 0,98 0,83 Umum 3,13 1,87 2,02 2,99 Sumber: BPS Jawa Barat, diolah Keterangan: dihitung dengan menggunakan exclusion method menurut subkelompok. Di sisi lain, kenaikan laju inflasi secara triwulanan terutama berasal dari volatile foods, sebagaimana yang terjadi setiap awal tahun. Sementara itu, inflasi inti menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang diperkirakan disebabkan oleh membaiknya ekspektasi harga pelaku usaha terkait penguatan nilai tukar rupiah. 46 Tabel 2.15. Inflasi Triwulanan Menurut Faktor Penyebab qtq, 2009 2010 Komponen Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw. I Inti 0,59 0,12 0,60 0,56 0,46 Administered Price -1,08 0,08 0,08 0,01 0,15 Volatile Foods 0,49 -0,39 1,17 -0,29 0,34 Umum 0,00 -0,15 1,87 0,29 0,96 Sumber: BPS Jawa Barat, diolah Keterangan: dihitung dengan menggunakan exclusion method menurut subkelompok. 2.1. F UNDAMENTAL

a. Interaksi Permintaan dan Penawaran Grafik 2.9. Pertumbuhan Kapasitas