3 S, Fe, dan Mn dan sering timbul bercak hitam pada polong. Pada jenis
tanah berstruktur berat seperti latosol kacang tanah masih dapat tumbuh dengan baik tetapi pada saat panen banyak polong yang tinggal dalam
tanah sehingga mengurangi hasil panen Adisarwanto, 2004.
Rukmana 1998 mengemukakan bahwa kacang tanah dapat dibudidayakan di lahan sawah berpengairan, sawah tadah hujan, lahan
kering tadah hujan memperhatikan pemilihan atau penentuan lahan untuk kacang tanah adalah tanah cukup subur, gembur, bertekstur
ringan, aerase dan draenase baik. • Menurut Cahyo J.N 2012, bahwa
jenis tanah yang sesuai untruk kacang tanah adalah tanah gembur bertekstur ringan dan subur. pH antara 6,0-6,5. Kekurangan air akan
menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati.
B. Potensi Lahan Pertanian
Pembangunan produksi tanaman pangan adalah pembangunan yang bukan hanya pembangunan parsial pengembangan komoditas, tetapi terkait
dengan pembangunan wilayah yaitu wilayah pedesaan secara berkelanjutan, berkerakyatan serta terdesentralisasi yang ditujukan untuk meningkatkan
pendapatan petani.
Peningkatan produksi tanaman pangan khususnya komoditas kacang tanah dapat dilakukan melalui : 1 perluasan areal tanam, 2 peningkatan
produktivitas, 3 pengamanan produksi, dan 4 pengolahan dan pemasaran hasil. Perluasan Areal Tanaman PAT dapat ditempuh melalui : 1
optimalisasi lahan, 2 rehabilitasi dan konservasi lahan, dan 3
penambahan baku lahan Adisarwanto, 2004.
Pemanfaatan lahan secara optimal perlu terus dilakukan agar mampu mendorong peningkatan produksi kacang tanah, karena lahan adalah
merupakan salah satu komponen paket teknologi penting dari empat komponen usahatani yang saling terkait yaitu lahan, petani, teknologi dan
faktor penunjang Adisarwanto, 2004. Selanjutnya dikatakan bahwa salah satu penyebab rendahnya produksi kacang tanah di Indonesia adalah belum
optimalnya pemanfaatan lahan potensil untuk pengembangan kacang tanah.
4
C. Penyuluhan
Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya
memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar.
Van den Ban and Hawkins l999 mengatakan bahwa penyuluhan dapat
didefinisikan secara sitematis sebagai proses yang :
a. Membantu petani menganalisis situasi yang sedang dihadapi dan melakukan perkiraan ke depan dan menyadarkan petani terhadap
kemungkinan timbulnya masalah dari analisis tersebut. b. Meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan wawasan terhadap
suatu masalah. c. Membantu petani memperoleh pengetahuan yang khusus berkaitan
dengan cara pemecahan masalah yang dihadapi serta akibat yang ditimbulkannya sehingga mereka mempunyai berbagai alternatif tindakan.
d. Membantu petani memutuskan pilihan yang tepat yang menurut pendapat mereka sudah optimal dan meningkatkan motivasi petani untuk dapat
menerapkan pilihannya. e. Membantu petani untuk mengevaluasi dan meningkatkan keterampilan
mereka dalam membentuk pendapat dan mengambil keputusan. Selanjutnya dikatakan bahwa penyuluhan pertanian merupakan sarana
kebijaksanaan yang dapat digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan pertanian. Di lain pihak petani mempunyai kebebasan untuk
menerima atau menolak saran yang diberikan oleh penyuluh pertanian. Penyuluhan hanya dapat mencapai sasarannya jika perubahan yang diinginkan
menyentuh kepentingan petani Kegiatan penyuluhan banyak melibatkan pertimbangan nilai dan tidak
jarang penyuluh dihadapkan pada keharusan memberikan informasi tidak saja untuk kepentingan petani tetapi juga untuk kepentingan masyarakat umum.
Agar penyuluhan menjadi efektif dalam membantu petani, maka penyuluh dituntut memiliki kemampuan, wawasan yang luas tentang dunia sekelilingnya
serta memiliki latar belakang pengetahuan yang sesuai bidang tugasnya untuk dapat mendorong petani belajar sekaligus melakukan perubahan perilaku
petani tanpa mengabaikan etika, moral atas tidakan – tindakannya.
5 Harun 1995 dalam Akhsan 1996 menyatakan bahwa agar penyuluh
mudah masuk dan mudah diterima dalam lingkup petani maka penyuluh harus bermitra kawan dekat dengan petani serta harus memiliki karakteristik seperti;
1 memiliki keyakinan bahwa petani dan keluarganya mempunyai kemampuan yang potensial, 2 bertindak sebagai fasilitator bukan guru atau pendidik, 3
bergaya hidup sesuai dengan lingkungan petani ; sederhana, jujur, berdedikasi, sabar, 4 mengenal masyarakat yang dilayani srta keadaan dan masalah sosial
ekonominya, 5 menguasai metode analisis, sintesis, dan pemecahan masalah, 6 mampu merubah peran dari fasilitator menjadi konsultan
usahaagribisnis bagi petani, 7 bertanggung jawab atas profesinya sebagai fungsional penyuluh pertanian dan 8 pengembangan pofesional diri secara
berkelanjutan. Dengan demikian kegiatan penyuluhan pertanian adalah kegiatan
pendidikan non-formal yang berfungsi dalam membantu masyarakat tani untuk memecahkan persoalan melalui penerapan teknologi dan pengetahuan ilmiah
yang dapat meningkatkan produksi dan pendapatan. Proses pendidikan terjadi karena adanya komunikasi yang berjalan dua
arah yaitu antara penyuluh sebagai sumber dengan petani beserta keluarganya sebagai sasaran . Sebagai sasaran diharapkan agar para petani beserta
keluarganya bisa dan membiasakan diri menggunakan teknologi baru Suriatna, 1987
D. Paket Teknologi Produksi