Penyiangan Pembumbunan Pengendalian HamaPenyakit OPT

9 Sesuai dengan rekomendasi anjuran penggunaan paket teknologi pemupukan bahwa pemupukan dilakukan dua kali yaitu pupuk dasar dan pupuk susulan sesuai dengan tingkat perkembangan tanaman. Prinsip pemupukan yaitu enam tepat. Adapun jenis dosis pemupukan yang direkomendasikan untuk kacang tanah yaitu 25 Kg urea per kektar tanpa ZA + 25 Kg ZA Kg per hektar tanpa Urea + 50 Kg SP-36 Kg per hektar + 50 Kg KCl per hektar . Pupuk SP-36 + KCl + ½ bagian urea diberikan pada saat tanaman sebagai pupuk dasar dan sisanya diberikan pada umur 25 - 35 hari setelah tanam sebagai pupuk susulan.

4. Pemanfaatan Air Pengairan

Pemanfaatan air yang teratur akan meningkatkan efesiensi pemakaian, yang pada akhirnya memperluas jangkauan jaringan irigasi, terutama pada musim kemarau. Pengaturan waktu tanam yang tepat juga dimaksudkan untuk mengefisienkan pemakaian air. Oleh karena itu perlu dicermati tentang kebutuhan air setiap fase dan stadia pertumbuhan tanaman untuk mengetahui titik kritis air terhadap tanaman. Budidaya tanaman pangan sangat tergantung pada ketersediaan air baik jumlah, waktu maupun mutu, oleh karena itu pengelolaan air harus diusahakan secara optimal. Menurut Rukmana 1998 bahwa pada fase awal pertumbuhan kacang tanah membutuhkan pengairan yang memadai terutama pada musim kemarau. Sesuai dengan paket teknologi dianjurkan pemberian air pada saat fase pertumbuhan, fase pembungaan dan fase pengisian polong yang dilakukan pada pagi atau sore hari.

5. Penyiangan Pembumbunan

Penyiangan dilakukan untuk menghilangkan gulma, menghindari hama dan penyakit tanaman. sehingga dapat menekan persaingan unsur hara antara kacang tanah dengan gulma , memperkecil atau mengurangi sumber inang hama penyakit, serta menggemburkan tanah sehingga memudahkan ginofor kacang tanah masuk ke dalam tanah 10 dan dapat menghasilkan polong yang banyak Danarti dan Najiyati, 1998 Menurut Sugeng 2001 bahwa gulma dapat merugikan karena banyak mengisap air dalam tanah, mengisap bahan-bahan mineral dan pupuk, menghambat perkembangan dan pertumbuhan akar serta pembentukan polong pada tanaman kacang tanah. Sesuai dengan paket teknologi produksi dianjurkan melakukan penyiangan sebanyak dua kali yaitu pertama pada umur 3 minggu setelah tanam karena pada saat itu gumla atau rumput biasanya sudah tumbuh memenuhi tanah areal pertanaman, dan penyiangan kedua dilakukan pada pada umur 6 minggu setelah tanam agar tanah menjadi gembur san sekaligus diadakan pembumbunan. Hasil penelitian Balittan Pangan Malang dalam Rukmana 1998 bahwa pembumbunan pada kacang tanah dapat meningkatkan hasil polong rata-rata sebesar 0,15 ton per hektar.

6. Pengendalian HamaPenyakit OPT

Pengendalian organisme pengganggu tanaman OPT dilakukan melalui strategi pengendalian hama terpadu PHT yaitu merupakan suatu rangkaian cara pendekatan yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan ekonomi melalui pengelolaan agroekositem usahatani yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Serangan hama dan penyakit pada kacang tanah merupakan salah satu kendala dalam upaya peningkatan produksi kacang tanah, walaupun pestisida belum banyak digunakan pada kacang tanah akan tetapi pestisida masih merupakan salah satu alternatif andalan dari beberapa daerah sentral produksi dalam mengendalikan hamapeyakit. Menurut Adisarwanto 2004 bahwa jumlah dan aktivitas serangan hama pada kacang tanah relatif sedikit dan jarang terjadi disetiap musim tanam , walaupun demikian perlu dilakukan tindakan preventif, karena apabila terjadi serangan hamapenyakit secara mendadak dan serempak pada hamparan pertanaman kacang tanah yang cukup luas maka hasil polong dapat menurun 50 - 80 persen. 11 Sesuai dengan paket teknologi produksi dianjurkan pengendalian hama penyakit dilakukan secara terpadu yaitu merupakan kombinasi tindakan pengendalian cara mekanik, kultur teknis, biologis dan kimia. Penggunaan pestisida hanya dilaksakan apabila cara-cara lain belum dapat mengatasi serangan hama penyakit. Penggunaan pestisida secara bijak sesuai dengan prinsip enam tepat yaitu tepat jenis, tepat mutu, tepat waktu, tepat sasaran, tepat dosis, dan tepat konsentrasi, serta termasuk penggunaan biologis dan nabati Supriyatin dan Marwoto, 1993 .

7. Pemasaran