RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016
V.10
Perikanan Budidaya
Muara Beliti 22,91 Purwodadi 16,93
Tugumulyo 39,84 Kelapa
Sumber Harta 8,05 Muara Kelingi 25,37
BTS Ulu 43,74 Angkutan
telekomunikasi Tugumulyo 18,49
Muara Beliti 16,75 Muara Kelingi 11,42
Catatan: Angka di dalam kurung menggambarkan peran Kecamatan
dalam pembentukan output sektoral secara wilayah
5.3.1. Produksi Karet
Jika dilihat dari volume produksinya, sentra budidaya perkebunan karet rakyat terkonsentrasi di dua daerah di wilayah, yakni Kecamatan Jayaloka dan
Kecamatan Muara lakitan Kedua daerah tersebut pada tahun 2013 berproduksi masing-masing sebesar 27.497 ribu ton dan 19.871 ribu ton. Di samping kedua
Kecamatan tersebut, kecamatan BTS Ulu dan Kecamatan STL Ulu Terawas juga menghasilkan produksi yang lumayan tinggi, masing-masing 19.350 ribu ton dan
15.234. ribu ton. Total produksi keempat daerah tersebut menyumbang 60 persen lebih produksi karet rakyat Kabupaten Musi Rawas .
Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi karet tersebut adalah penyuluhan teknik budidaya, perlindungan dari gejolak harga, dan akses
pendanaan khususnya untuk mendukung peremajaan tanaman yang telah melewati periode optimum tingkat produktivitasnya. Di samping itu untuk petani
karet skala kecil perlu dipikirkan pengembangan sumber penghasilan tambahan berupa aktivitas non-farm di perdesaan.
5.3.2. Produksi Kopi
Sentra produksi kopi utama Kabupaten Musi Rawas terkonsentrasi di daerah dataran tinggi. Kecamatan penghasil kopi terbesar pada tahun 2013 adalah Muara
Beliti, Selangit dan STL Ulu Terawas, masing-masing dengan volume produksi 626
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016
V.11
ribu ton, 404 ribu ton, dan 247 ribu ton. Total produksi ketiga daerah tersebut menyumbang 70 persen produksi Kabupaten Musi Rawas. Di samping ketiga
sentra utama tersebut, masih terdapat dua daerah dengan hasil kopi relatif besar yakni Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut produksi 195 ribu ton. Sedangkan
produksi daerah-daerah lain bervariasi di kisaran dua-ribuan ton ke bawah. Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi tersebut adalah
penyuluhan teknik budidaya, pembinaan pascapanen pengolahan, pengemasan, dan standarisasi mutu, akses pemasaran, dan akses pendanaan untuk mendukung
pengembangan dan peremajaan tanaman tua dengan varitas unggul. Pengembangan industri pengolahan kopi sangat strategis meningkatkan nilai tambah industri kopi di
tingkat lokal.
5.3.3. Kelapa Sawit