5. BAB V RKPD 2016 BAB V RKPD
BAB V
RENCANA PEMBANGUNAN BERDIMENSI
KEWILAYAHAN
Isu utama pembangunan wilayah saat ini adalah masih besarnya kesenjangan antar wilayah. Sehubungan dengan hal tersebut penyusunan perencanaan pembangunan yang berbasis pengembangan wilayah, harus melihat keterpaduan sektoral, spasial, dan antar pelaku pembangunan di dalam dan antar wilayah. Sebagai upaya mewujudkan pembangunan berimbang, maka pembangunan wilayah perlu senantiasa diarahkan pada pertumbuhan, pemerataan, dan keberlanjutan.
Arah kebijakan pembangunan kewilayahan dimaksudkan untuk
meningkatkan pemerataan pembangunan dengan tetap mengoptimalkan
pengembangan potensi daerah. Pembangunan bukan hanya untuk kelompok tertentu, tetapi untuk seluruh masyarakat di seluruh wilayah. Oleh karena itu pembanguan harus dapat menghilangkan / memperkecil kesenjangan yang ada, baik kesenjangan antar kelompok pendapatan, maupun kesenjangan antar wilayah, dengan prioritas wilayah desa untuk mengurangi jumlah penduduk miskin yang sebagian besar tinggal di desa dan wilayah pinggiran. Dalam pelaksanaan kebijakan-kebijakan, Pemerintah secara berkelanjutan perlu berupaya untuk meningkatkan koordinasi, sinkronisasi, dan sinergi kebijakan antar Instansi
dan antara Lembaga sehingga pelaksanaan pembangunan wilayah dalam
pembangunan nasional dapat mencapai tujuan utama yaitu keseimbangan antarwilayah dan pemerataan kualitas kehidupan masyarakat.
Didalam penyusunan arah kebijakan pembangunan kewilayahan dilakukan dengan tahapan: (1) melakukan identifikasi kekuatan dan potensi wilayah Kabupaten Musi Rawas, (2) mengidentifikasi sebaran dan konsentrasi spasial sektor-sektor unggulan, (3) mengidentifikasi konektivitas wilayah, dan (4) formulasi arah kebijakan dan strategi.
(2)
5. 1 Karakteristik Wilayah Di Kabupaten Musi Rawas
Luas wilayah Kabupaten Musi Rawas mencapai 6,350.10 Km2 atau 6,39%
terhadap luas wilayah Provinsi Sumatera Selatan . Dari tabel 6.1 terlihat bahwa Kabupaten Musi Rawas menempati urutan kelima wilayah terluas di Provinsi
Sumatera Selatan. Oleh karena itu masih sangat dimungkinkan bagi
Kabupaten Musi Rawas terus memekarkan wilayah. Tabel 5.1
Luas Kabupaten dan Jumlah Kecamatan di Provinsi Sumsel 2013
No Kabupaten Kecamatan Luas (Km2)
1 Ogan Komering Ilir 18 18,359.04
2 Banyuasin 19 11,832.99
3 Musi Banyuasin 14 14,266.26
4 Muara Enim 20 7,383.90
5 Musi Rawas 14 6,350.00
6 Musi Rawas Utara 7 6,008.65
7 OKU Selatan 19 5,493.94
8 Lahat 22 5,311.74
9 Ogan Komering Ulu 12 4,797.06
10 OKU Timur 20 3,370.00
11 Ogan Ilir 16 2,666.07
11 Empat Lawang 10 2,256.44
13 Pali 5 1,840.00
14 Pagar Alam 5 633.66
15 Prabumulih 6 434.50
16 Palembang 16 400.61
17 Lubuk Linggau 8 401.50
TOTAL 231 91,806.36
Sumber : Badan Pusat Statistik
Sebagaimana telah disinggung dalam Bab 2 keadaan topografi Kabupaten Musi Rawas bervariasi mulai dari hutan potensial, sawah, ladang, kebun,karet, cadas dan Kebun Lainnya. Disebelah Barat terdapat dataran rendah yangsempit dan berbatasan dengan Bukit Barisan, dataran ini semakin timur semakin luas. Secara detail topografi wilayah Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada tabel 5.2.
(3)
Tabel 5.2
Kecamatan dengan Ketinggian dan Jarak ke Kabupaten
No Kecamatan Ketinggian dari
Permukaan Laut (m)
Jarak ke Ibukota Kabupaten (Km)
1 STL Ulu Terawas 130 – 200 54
2 Selangit 130 – 200 42
3 Sumber Harta 125 – 140 34
4 Tugumulyo 125 – 140 21
5 Purwodadi 125 – 140 36
6 Muara Beliti 125 – 140 3
7 TP. Kepungut 125 – 140 26
8 Jayaloka 125 – 150 42
9 Suka Karya 125 – 150 35
10 Muara Kelingi 125 – 150 36
11 BTS Ulu 125 – 150 61
12 Tuah Negeri 125 – 150 21
13 Muara Lakitan 125 – 150 73
14 Megang Sakti 125 – 150 56
Sumber : Badan Pusat Statistik
Perwilayahan dipandang sebagai pembagian suatu wilayah yang luas ke dalam wilayah yang lebih kecil, dan dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembentukan wilayah itu sendiri, umumnya berdasarkan wilayah administrasi. Hal serupa dapat pula ditujukan untuk wilayah dengan beberapa kesamaan seperti kondisi fisik, ruang lingkup pengaruh ekonomi dengan pusat pertumbuhan, bahkan kesamaan budaya dan adat istiadat yang berasal dari leluhur yang sama.
Demikian pula halnya dengan wilayah di Kabupaten Musi Rawas, dilihat dari topografi maka pengembangan wilayah akan dikelompokkan menjadi wilayah pegunungan, pegunungan ke lembah, lembah ke dataran, dataran ke lahan basah dan rawa gambut.
Dalam rencana tata ruang Kabupaten Musi Rawas terdapat dua puluh satu Kawasan Strategis yang menjadi fokus pengembangan wilayah di Kabupaten Musi Rawas, yaitu wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup Kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan atau lingkungan.
(4)
5.2. Potensi Wilayah
Beragam potensi alam yang dimiliki Kabupaten Musi Rawas menjadikan kabupaten ini termasuk ke dalam Wilayah Pengembangan Provinsi Sumatera
Selatan Bagian Barat yang berfungsi sebagai lumbung pangan,
pengembangan sektor perkebunan, pengembangan sektor energi dan sebagai daerah penyangga (buffer) Provinsi Sumatera Selatan.
Sumber : Musi Rawas Dalam Angka 2014
Berdasarkan Grafik 5.1. dapat dilihat potensi sektor pertanian subsektor tanaman bahan makanan, khususnya komoditas padi sawah dan padi ladang selama tiga tahun terakhir. Perbaikan saluran irigasi yang dilakukan pada tahun 2012 cukup mempengaruhi total luas panen dan produksi tanaman padi sawah di Kabupaten Musi Rawas. Setelah proses perbaikan saluran irigasi selesai, pada tahun 2013 produksi padi sawah meningkat menjadi 217.901 ton dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 144.122 ton.
47739
Grafik 5.1. Luas Panen (Ha) dan Produksi (Ton) Padi Sawah dan Padi Ladang di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2013
Padi Sawah Padi Ladang
33766
Luas Panen (Ha)
2011 2012 2013
39592 11047
12758 12484
250162
Padi Sawah Padi Ladang
144122 217901
Produksi(Ton)
(5)
Sumber : Musi Rawas Dalam Angka 2014
Pada Grafik 5.2 diatas sebagian besar produksi tanaman sayuran dan buah -buahan semusim di Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2013 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan produksi terjadi pada komoditas ketimun.Peningkatan total luas tanam dan total luas panen pada kelompok tanaman hortikultura di Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2013 yang menyebabkan produksi meningkat.
Kacang Panjang Cabe Rawit Cabe Besar Semangka LabuSiam Kangkung
Grafik 5.2. Produksi (Ton) Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2013
Ketimun
Terong Bayam
Tomat Buncis 2,40,0
0 8,6 1,7 0,4 163,7 234,6 214,8 215,8 256,1 273,7 292,2 296,8 322,9 342,5 368,0 515,0 519,5 520,2 523,2 542,1 551,8 569,1 564,9 576,2 600,9 679,7 745,4 849,2 999,4 1067,4 2011 2012 2013 1191,2
(6)
Sumber : Musi Rawas Dalam Angka 2014
Berdasarkan Grafik 5.3 dapat dilihat luas areal tanaman perkebunan rakyat pada tahun 2013 di Kabupaten Musi Rawas. Peningkatan luas areal tanaman terjadi pada komoditas karet, kemiri dan pinang. Sedangkan untuk tanaman kelapa sawit mengalami sedikit penurunan luas areal tanaman dari 38.376,8 Ha pada tahun 2012 menjadi 33.801,85 Ha pada tahun 2013.
Kelapa Sawit KayuManis
Grafik 5.3 Luas Areal Tanaman Perkebunan Rakyat menurut Jenis Komoditas di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2013
Pinang
Kelapa Kemiri
Karet Kopi
41,25 76,25 92,56 113,5 113 ,5 81,5 150,3 156,8 166,1
6449,1 2503,19 2498,69 4234,45 4236,66 3934 ,2
37997,7 38376,8
33801,85 2011 2012 2013
331249,45 331062 ,45 333282,05
(7)
Sumber : Musi Rawas Dalam Angka 2014
Grafik 5.4. menunjukkan produksi daging menurut jenis ternak di Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2013. Pada tahun 2013 dapat dilihat peningkatan produksi ternak hampir terjadi pada sebagian besar jenis ternak. Sedangkan kerbau, domba dan babi mengalami sedikit penurunan produksi dibandingkan tahun sebelumnya.
Produksi perikanan Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2011-2013 dapat dilihat pada Grafik 5.5. Pada tahun 2013 produksi ikan budidaya mengalami
899.286
23.06387.165 5.284 5.326 646.458
68.62668.626 867.260
192.396
Grafik 5.4. Produksi Daging tahun 2013 Menurut Jenis Ternak Di Kabupaten Musi Rawas
Grafik 5.5. Produksi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2013
40.671
Budidaya Tangkap
27.769 50.574
1.2480
2011 2012 2013
(8)
peningkatan, hal ini salah satunya disebabkan saluran irigasi yang telah diperbaiki tahun sebelumnya. Produksi perikanan budidaya meningkat dari 27.769 ton di tahun 2012 menjadi 50.574 ton di tahun 2013. Sebaliknya produksi ikan tangkap pada tahun 2013 hanya berproduksi sebanyak 859 ton sedangkan tahun sebelumnya sebanyak 977 ton
Sumber : Musi Rawas Dalam Angka 2014
Grafik 5.6. menunjukkan produksi minyak mentah Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2013 berdasarkan hasil lifting mengalami peningkatan dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya. Produksi minyak bumi meningkat dari 2.153,43 ribu barel menjadi 2.255,26 ribu barel di tahun 2013. Sedangkan produksi gas bumi turun dari 139.864,18 ribu MMBTU menjadi 127.752,86 ribu MMBTU.
Kekuatan dan potensi di atas memiliki momentum yang tepat untuk dikembangkan lebih lanjut bila melihat peluang yang tersedia baik di tingkat Kabupaten maupun Provinsi . Pengembangan koridor ekonomi (MP3EI) wilayah Sumatera diperkirakan akan meningkatkan investasi baik secara langsung di sektor-sektor unggulan di mana Kabupaten Musi Rawas memiliki posisi yang kuat maupun berupa percepatan pembangunan infrastruktur skala besar. Peluang berikutnya datang dari masih meningkatnya permintaan global atas komoditi pangan dan energi, termasuk sumber energi terbarukan (etanol,
7656,5
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
2537,5 2581,69 2689,48 2863,49 2428,07
Grafik 5.6 Produksi Minyak Mentah berdasarkan Hasil Lifting di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2013
2048,34 3032,13
2588,39 2442,11 2405,06 2.255,26 2153,43
(9)
biodisel). Di sisi lain, tren peningkatan lapisan kelas menengah provinsi dengan daya beli tinggi juga diperkirakan masih berlangsung. Kesemuanya ini menyediakan peluang bagi pengembangan sektor-sektor unggulan wilayah Kabupaten Musi Rawas.
5.3. Konsentrasi dan Sebaran Spasial Sektor Unggulan Wilayah
Dalam rangka pengembangan klaster industri unggulan diperlukan analisis
konsentrasi dan sebaran spasial sektor-sektor unggulan wilayah. Dengan
mengkombinasikan metode kuantitatif Coefficient of Localization dan Location
Quotient akan diketahui pola-pola sebaran sektor-sektor tersebut secara spasial. Sektor-sektor pertambangan, perikanan budidaya, hortikultura buah-buahan, perkebunan karet dan industri manufaktur relatif terkonsentrasi di beberapa daerah saja. Demikian juga dengan sektor angkutan dan telekomunikasi serta keuangan, di mana Palembang memiliki peran yang sangat besar.
Tabel 5.7
Konsentrasi dan Sebaran Spasial Sektor Unggulan
SEKTOR KONSENTRASI SPASIAL
Padi STL Ulu Terawas (15,81%)
Tugumulyo (17,04%) Megang Sakti (20,81%) Kopi
Muara Beliti (34,61%) Selangit (22,36%)
STL Ulu Terawas (13,68 %) Sawit
Sukakarya (95,06%) Muara Kelingi (3,26%) Muara Lakitan (0,91%) Karet
Jayaloka (19,38%) BTS Ulu (13,64%) Muara Lakitan (14,00%) Sapi
Megang Sakti (18,98%) Sumber Harta (11,86%) Tugumulyo (15,85%)
(10)
Perikanan Budidaya
Muara Beliti (22,91%) Purwodadi (16,93%) Tugumulyo (39,84%) Kelapa
Sumber Harta (8,05%) Muara Kelingi (25,37%) BTS Ulu (43,74%) Angkutan &
telekomunikasi
Tugumulyo (18,49%) Muara Beliti (16,75%) Muara Kelingi (11,42%) Catatan: Angka di dalam kurung menggambarkan peran
Kecamatan dalam pembentukan output sektoral secara
wilayah
5.3.1. Produksi Karet
Jika dilihat dari volume produksinya, sentra budidaya perkebunan karet rakyat terkonsentrasi di dua daerah di wilayah, yakni Kecamatan Jayaloka dan Kecamatan Muara lakitan Kedua daerah tersebut pada tahun 2013 berproduksi masing-masing sebesar 27.497 ribu ton dan 19.871 ribu ton. Di samping kedua Kecamatan tersebut, kecamatan BTS Ulu dan Kecamatan STL Ulu Terawas juga menghasilkan produksi yang lumayan tinggi, masing-masing 19.350 ribu ton dan 15.234. ribu ton. Total produksi keempat daerah tersebut menyumbang 60 persen lebih produksi karet rakyat Kabupaten Musi Rawas .
Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi karet tersebut adalah penyuluhan teknik budidaya, perlindungan dari gejolak harga, dan akses pendanaan khususnya untuk mendukung peremajaan tanaman yang telah melewati periode optimum tingkat produktivitasnya. Di samping itu untuk petani karet skala kecil perlu dipikirkan pengembangan sumber penghasilan tambahan berupa aktivitas non-farm di perdesaan.
5.3.2. Produksi Kopi
Sentra produksi kopi utama Kabupaten Musi Rawas terkonsentrasi di daerah dataran tinggi. Kecamatan penghasil kopi terbesar pada tahun 2013 adalah Muara Beliti, Selangit dan STL Ulu Terawas, masing-masing dengan volume produksi 626
(11)
ribu ton, 404 ribu ton, dan 247 ribu ton. Total produksi ketiga daerah tersebut menyumbang 70 persen produksi Kabupaten Musi Rawas. Di samping ketiga sentra utama tersebut, masih terdapat dua daerah dengan hasil kopi relatif besar yakni Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut produksi 195 ribu ton. Sedangkan produksi daerah-daerah lain bervariasi di kisaran dua-ribuan ton ke bawah.
Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi tersebut adalah penyuluhan teknik budidaya, pembinaan pascapanen (pengolahan, pengemasan, dan standarisasi mutu), akses pemasaran, dan akses pendanaan untuk mendukung pengembangan dan peremajaan tanaman tua dengan varitas unggul. Pengembangan industri pengolahan kopi sangat strategis meningkatkan nilai tambah industri kopi di tingkat lokal.
5.3.3. Kelapa Sawit
Sentra produksi kelapa sawit rakyat yang utama terkonsentrasi di wilayah Kecamatan Suka Karya,Muara Kelingi dan Muara lakitan. Pada tahun 2012 total produksi di ketiga daerah tersebut menyumbang 99 persen total produksi sawit Kabupaten Musi Rawas, dengan masing-masing produksinya berturut-turut adalah 918.925 ribu ton, 31.538 ribu ton, dan 8.820 ribu ton.Di samping ketiga sentra utama tersebut menyusul dua daerah dengan total produksi cukup signifikan yakni Kecamatan BTS Ulu (2.496 ribu ton) dan Megang Sakti (1.378 ribu ton).
Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi sawit adalah penyuluhan, pembinaan, dan akses pendanaan untuk mendukung peremajaan tanaman tua khususnya kepada petani perkebunan rakyat. Hal ini penting mengingat indikasi penurunan tingkat produktivitas kelapa sawit dibandingkan periode 90-an sampai awal 2000-an. Di samping itu mediasi dan penyelesaian permasalahan pertanahan juga sangat penting untuk menjamin keberlangsungan industri sawit dan pemberdayaan masyarakat sekitar perkebunan.
5.3.4. Produksi Padi
Sentra produksi Padi tersebar di wilayah Kabupaten Musi Rawas yakni di Kecamatan Megang Sakti sebesar 6.980 Ha Luas lahan Sawah baik Sawah irigasi dan Sawah Non irigasi, di kecamatan Megang Sakti sendiri Luas Panen Padi adalah 17.272
(12)
dengan produksi padi sebesar 93.269 yang rata- rata produksinya 5,67 Ha. Selain Kecamatan Megang Sakti Kecamatan Tugumulyo sebesar 2.720 Ha dan kecamatan sumber harta 2.016 Ha Luas lahan Sawah irigasi dan Sawah Non irigasi.
Dukungan Yang perlu di lakukan untuk mengembangkan produksi padi yaitu dengan membentuk kelompok tani, Pengadaan alat seperti traktor tangan, mesin padi, Hand supriyed, perontok padi, membuka saluran irigasi.
5.3.5. Peternakan Sapi dan Kerbau
Sentra peternakan sapi dan kerbau tersebar di wilayah Kabupaten Musi Rawas yakni Kecamatan Megang Sakti dengan populasi sapi mencapai 4,824 ribu ekor dan kerbau 74 ribu ekor. Di samping daerah utama tersebut menyusul empat kabupaten dengan populasi sapi pada kisaran 30-40 ribu ekor, yakni Sumber Harta, Tugumulyo,. Total populasi sapi di ketiga kecamatan tersebut menyumbang 70 persen lebih populasi ternak sapi an kerbau di Kabupaten Musi Rawas.
Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra peternakan sapi adalah penyuluhan dan pembinaan khususnya terkait dengan kesehatan dan reproduksi sapi, akses pemasaran, pengawasan infrastruktur rumah potong hewan dan pendingin untuk sapi potong, dan pengembangan/pembinaan koperasi susu untuk sapi perah.
5.4. Konektivitas Antar Kecamatan di Kabupaten Musi Rawas.
Selama Secara regional, Kabupaten Musi Rawas mempunyai kedudukan strategis dalam pergerakan eksternal dengan propinsi-propinsi lain di Pulau Sumatera karena dilalui jalan negara yang menuju ke Provinsi Bengkulu, Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Musi Rawas mempunyai 2 (dua) ruas jalan utama yang sekaligus merupakan bagian dari Jalan Lintas Sumatera yang
merupakan urat nadi perekonomian provinsi-provinsi di Sumatera serta
penghubung antara Pulau Sumatera dan Jawa, yaitu:
a. Jalan Nasional Lintas Tengah Sumatera yang membentang mulai dari batas
Provinsi Lampung Martapura Baturaja Simpang Sugiwaras Muara Enim -Lahat - Tebing Tinggi - Muara Beliti - Lubuklinggau - Terawas - Batas Provinsi
(13)
Jambi sepanjang 472,35.km dan melewati 6 (enam) kabupaten/kota dan pada umumnya terletak pada daerah dataran tinggi pengunungan.
b. Jalan Nasional Penghubung Antar Lintas yang terdiri dari 2 (dua) ruas jalan yaitu
ruas Muara Beliti – Lubuklinggau – Rejang Lebong - Kepahiang - Bengkulu melewati 3 (tiga) kabupaten/kota yang secara umum pada daerah dataran tinggi, dan ruas Muara Beliti - Sekayu - Betung - Palembang dan melewati 2 (dua) kabupaten. Secara umum ruas ini terletak pada daerah dataran rendah dan juga berada di pinggiran Sungai Musi.
5.5. Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Kabupaten Musi Rawas
Kecamatan Tugumulyo
Pengembangan Kecamatan Tugumulyo diarahkan sebagai sektor pertanian dan holtikultura khususnya tanaman padi,cabe, tomat, ketimun, kacang panjang. Dan dilihat dari sektor ternak (seperti kerbau, sapi, kambing, dan juga jumlah ternak unggas) dan perikanan budidaya (seperti ikan nila, ikan mas, ikan gurame, ikan lele, ikan belut, dan ikan hias) . Dari sisi sektoral, sumber pertumbuhan wilayah adalah pertanian tanamaan pangan, peternakan dan perikanan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Tugumulyo diarahkan pada:
Peningkatan produktivitas pertanian
Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi
Peningkatan benih berlabel/bersertifikasi
Peningkatan akses permodalan khususnya bagi petani skala kecil
Pengadaan bibit unggul, inseminasi buatan
Peningkatan keterampilan dan penguasaan teknologi tepat guna
Peningkatan pembenihan dan pembesaran ikan nila, ikan mas, ikan gurame,
ikan lele, ikan belut dan ikan hias
Pemasaran benih ikan dan ikan kosumsi
Kecamatan Purwodadi
Pengembangan Kecamatan Purwodadi diarahkan sebagai sentra produksi pangan khususnya padi, palawija, hortikultura, ternak, dan perikanan budidaya.
(14)
Dari sisi sektoral, sumber utama pertumbuhan daerah adalah pertanian, perdagangan, dan perkebunan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kabupaten Purwodadi perlu diarahkan pada:
Peningkatan produktivitas pertanian dengan fokus pemantapan jaringan
irigasi dan penyuluhan.
Peningkatan efisiensi distribusi input produksi : sarana pertanian, bibit unggul, pupuk, pakan ternak.
Pemantapan prasarana dengan fokus jalan produksi dan pasar produk
pertanian.
Peningkatan dukungan akses permodalan, yang bias dilakukan melalui subsidi kredit dan didukung penjaminan produksi pertanian.
Pemberdayaan koperasi petani.
Kecamatan Muara Lakitan
Pengembangan Kecamatan Muara Lakitan diarahkan untuk memantapkan perannya sebagai salah satu sentra pertambangan khususnya batubara yang terdapat di sungai semangus dan sungai pinang, kandis Kecamatan Muara Lakitan. Namun demikian untuk perspektif jangka panjang, pengembangan daerah ini juga diarahkan pada sektor-sektor unggulan dengan basis utama perkebunan, khususnya komoditi karet dan kelapa sawit. Sektor pertambangan dan perkebunan merupakan sumber utama pertumbuhan daerah. Oleh karena itu, prioritas pembangunan diarahkan pada:
-Pemantapan dan pemeliharaan infastruktur jalan
-Peningkatan produktivitas pertanian dengan fokus: penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul, jaminan distribusi pupuk
Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani
Peningkatan dukungan pemberdayaan koperasi petani.
Penanggulangan kemiskinan dan peningkatan akses pendidikan menengah da n
(15)
Kecamatan Sumber Harta
Pengembangan Kecamatan Sumber Harta diarahkan sebagai sentra produksi Perkebunan khususnya Karet, Kayu Manis, dan Pinang. Sedangkan Sektor Pariwisata khususnya Danau Aur. Sektor Perikanan dan Perkebunan berperan penting bagi perekonomian daerah dan merupakan sumber utama pertumbuhan. Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada:
Peningkatan produktivitas pertanian dan peternakan melalui penyuluhan,
pemanfaatan bibit/benih unggul, serta didukung jaminan kelancaran distribusi pupuk, pakan ternak dan alsintan.
Peningkatan dukungan akses kredit modal
Peningkatan infrastruktur jalan
Dukungan pemberdayaan koperasi petani
Pengembangan agrowisata
Pemasaran benih ikan dan ikan kosumsi
Peningkatan produktivitas pertanian dengan fokus pemantapan jaringan
irigasi dan penyuluhan.
Penanggulangan kemiskinan dan peningkatan akses kesehatan.
Peningkatan daya dukung lingkungan
Kecamatan BTS Ulu
Pengembangan Kecamatan BTS Ulu diarahkan sebagai sentra produksi Peternakan dan Perkebunan, khususnya komoditi karet, Kopi, Kelapa, Sapi Potong, dan Ayam petelur . Sektor Peternakan dan Sektor Perkebunan merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi daerah. Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada:
Peningkatan produktivitas melalui kegiatan penyuluhan, pemanfaatan
bibit unggul, jaminan distribusi pupuk dan alsintan, serta dukungan peremajaan (revitalisasi) tanaman karet
Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani dan pelaku usaha
perkebunan rakyat yang bisa dilakukan melalui pemberian subsidi kredit maupun dukungan sertifikasi tanah
(16)
Peningkatan infrastruktur jalan
Pemberdayaan koperasi petani.
Penanggulangan kemiskinan serta peningkatan akses pendidikan menengah
dan kesehatan.
Peningkatan daya dukung lingkungan.
Kecamatan Muara Kelingi
Pengembangan Kecamatan Muara Kelingi diarahkan untuk memantapkan perannya sebagai salah satu sentra utama Perkebunan, dan pertanian, khususnya Karet, Sawit, tanaman padi, tanaman palawija (seperti jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, dan kacang tanah) dan Tanaman sayuran (seperti tomat, cabe, kacang panjang, terung, ketimun, buncis, kangkung, bayam). Dan buah-buahan seperti Durian , Duku, dan semangka. Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada:
Peningkatan produktivitas melalui kegiatan penyuluhan, pemanfaatan bibit
unggul, jaminan distribusi pupuk dan alsintan, serta dukungan peremajaan (revitalisasi) tanaman karet.
Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani dan pelaku usaha
perkebunan rakyat yang bisa dilakukan melalui pemberian subsidi kredit maupun dukungan sertifikasi tanah
Peningkatan efisiensi distribusi input produksi : sarana pertanian, bibit unggul dan pupuk, Dukungan pemberdayaan koperasi petani
Kecamatan Muara Beliti
Pengembangan Kecamatan Muara Beliti diarahkan sebagai sentral produksi sektor perkebunan seperti karet dan sawit. Sektor perkebunan berperan penting bagi perekonommian daerah dan merupakan sumber utama pertumbuhan. Sedangkan untuk lahan perairan sebagai besar di manfaatkan untuk sawah. Dan dilihat dari sektor tenak sapi, kerbau, kambing, domba, dan ayam ras. . Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada:
Pengendalian kompetisi lahan untuk pertambangan, pertanian, dan
(17)
Peningkatan dan pemeliharaan jaringan irigasi
Peningkatan produktivitas pertanian khususnya melalui dukungan
penyuluhan, pemanfaatan bibit/benih unggul, jaminan distribusi pupuk dan alsintan
Peningkatan jalur logistik dan pemasaran
Peningkatan akses permodalan bagi petani, peternak,, dan petani perkebunan
rakyat.
Kecamatan Tuah Negeri
Pengembangan Kecamatan Tuah Negeri diarahkan untuk memantapkan perannya sebagai salah satu sentra utama sector perkebunan (seperti karet). Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada:
Peningkatan produktivitas melalui kegiatan penyuluhan, pemanfaatan
bibit unggul, jaminan distribusi pupuk dan alsintan, serta dukungan peremajaan (revitalisasi) tanaman karet
Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani dan pelaku usaha
perkebunan rakyat yang bisa dilakukan melalui pemberian subsidi kredit maupun dukungan sertifikasi tanah
Peningkatan infrastruktur jalan
Dukungan pemberdayaan koperasi petani
Kecamatan STL Ulu Terawas
Pengembangan Kecamatan STL Ulu diarahkan untuk memacu
pertumbuhannya dan mengejar ketertinggalannya dari daerah lain. Percepatan pembangunan diarahkan pada sektor-sektor yang memiliki keunggulan komparatif, yakni tanaman pangan padi, palawija, sayur-sayuran, buah-buahan, dan peternakan sapi potong, ayam pedaging, ayam petelur, ayam buras, domba, kambing,dan itik/entok. Kecamatan ini juga bertopang pada subsektor tanaman perkebunan karet dan kelapa sawit. Komoditas karet menjadi sumber penghassilan utsms penduduk di desa/kelurahan di kecamatan ini. Dan juga kecamatan ini terdapat kawasan wisatan yakni bukit cogong. Oleh karena itu, prioritas pembangunan diarahkan pada:
(18)
Peningkatan produktivitas pertanian melalui peningkatan penyuluhan, pemanfaatan bibit/ benih unggul, peningkatan distribusi pupuk dan alsintan
Peningkatan dan pemeliharaan jaringan jalan
Peningkatan akses permodalan bagi petani
Peningkatan akses pemasaran
Peningkatan daya dukung lingkungan
Peningkatan akses pendidikan menengah
Kecamatan Sukakarya
Keadaan alam kecamatan Suka Karya yang memiliki jenis tanah podsolik sangat baik untuk tanaman padi sawah, padi ladang dan tanaman karet. Keunggulan inilah yang kemudian diamanfaatkan penduduk guna bercocok tanam tanaman pertanian pangan maupun tanaman perkebunan karet. Pengelolaan perkebunan karet yang menjadi salah satu masyarakat masih menjadi produk unggulan di sub sektor perkebunan. Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada:
Peningkatan produktivitas melalui kegiatan penyuluhan, pemanfaatan
bibit unggul, jaminan distribusi pupuk dan alsintan, serta dukungan peremajaan (revitalisasi) tanaman karet
Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani dan pelaku usaha
perkebunan rakyat yang bisa dilakukan melalui pemberian subsidi kredit maupun dukungan sertifikasi tanah
Peningkatan infrastruktur jalan
Dukungan pemberdayaan koperasi petani
Kecamatan Selangit
Pengembangan Kecamatan Selangt diarahkan sebagai sentra produksi perkebunan utama pertumbuhan ekonomi daerah adalah sektor perkebunan (seperti perkebunan karet dan kopi). Percepatan pertumbuhan perkebunan sangat penting mengingat besarnya pangsa dalam struktur perekonomian daerah. Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada:
(19)
Peningkatan produktivitas usaha pertanian melalui penyuluhan,
pemanfaatan bibit unggul, peningkatan jaminan distribusi pupuk dan alsintan
Peningkatan dukungan akses permodalan melalui subsidi kredit pertanian
dan sertifikasi tanah
Peningkatan infrastruktur jalan produksi
Pemberdayaan koperasi pertanian
Peningkatan daya dukung lingkungan
Peningkatan akses pendidikan menengah dan kesehatan
Kecamatan Megang Sakti
Pengembangan Kecamatan Megang Sakti diarahkan sebagai tanaman pangan sub sektor tanaman pangan meliputi tanaman padi dan palawija (seperti jagung, kacang, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, dan ubi kayu. Dari sektor perkebunan yang menjadi unggulan di kecamatan megang sakti adalah kelapa sawit dan karet. Sedangkan sektor peternakan Kecamatan Megang Sakti mempunyai jenis ternak berbagi 3 yaitu ternak besar ( seperti sapi potong, sapi perah, dan kerbau), ternak kecil (seperti kambing, domba, dan babi), sedangkan jenis ternak unggas (seperti ayam ras pedaging, ayam ras petelur, ayam kampung, itik). Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada:
Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi
Peningkatan dukungan akses permodalan
Peningkatan produktivitas usaha pertanian dengan fokus pada peningkatan
penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul, peningkatan jaminan distribusi pupuk dan alsintan
Peningkatan dan pemeliharaan jalan produksi
Dukungan pemberdayaan koperasi petani dan peternak
(20)
Pengembangan Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut diarahkan untuk memantapkan perannya sebagai salah satu sentra utama sector perkebunan (seperti karet). Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada:
Peningkatan produktivitas melalui kegiatan penyuluhan, pemanfaatan
bibit unggul, jaminan distribusi pupuk dan alsintan, serta dukungan peremajaan (revitalisasi) tanaman karet
Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani dan pelaku usaha
perkebunan rakyat yang bisa dilakukan melalui pemberian subsidi kredit maupun dukungan sertifikasi tanah
Peningkatan infrastruktur jalan
Dukungan pemberdayaan koperasi petani
Kecamatan Jayaloka
Pengembangan Kecamatan Jayaloka diarahkan untuk sektor pertanian terutaman subsektor tanaman perkebunan komoditas karet menjadi sumber penghasilan utama penduduk di setiap desa/kelurahan di kecamatan ini. Tanaman sayuran yang diusahakan di kecamatan jayaloka berupa cabe, kacang panjang, terung, buncis, kangkung, dan bayam, sedangkan tanaman palawija yang diusahakan berupa jagung, kacang tanah, kedelai, ubi kayu, dan ubi alar. Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada:
Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi
Peningkatan dukungan akses permodalan
Peningkatan produktivitas usaha pertanian dengan fokus pada peningkatan
penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul, peningkatan jaminan distribusi pupuk dan alsintan
Peningkatan dan pemeliharaan jalan produksi
(1)
Kecamatan Sumber Harta
Pengembangan Kecamatan Sumber Harta diarahkan sebagai sentra produksi Perkebunan khususnya Karet, Kayu Manis, dan Pinang. Sedangkan Sektor Pariwisata khususnya Danau Aur. Sektor Perikanan dan Perkebunan berperan penting bagi perekonomian daerah dan merupakan sumber utama pertumbuhan. Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada:
Peningkatan produktivitas pertanian dan peternakan melalui penyuluhan, pemanfaatan bibit/benih unggul, serta didukung jaminan kelancaran distribusi pupuk, pakan ternak dan alsintan.
Peningkatan dukungan akses kredit modal Peningkatan infrastruktur jalan
Dukungan pemberdayaan koperasi petani Pengembangan agrowisata
Pemasaran benih ikan dan ikan kosumsi
Peningkatan produktivitas pertanian dengan fokus pemantapan jaringan irigasi dan penyuluhan.
Penanggulangan kemiskinan dan peningkatan akses kesehatan. Peningkatan daya dukung lingkungan
Kecamatan BTS Ulu
Pengembangan Kecamatan BTS Ulu diarahkan sebagai sentra produksi Peternakan dan Perkebunan, khususnya komoditi karet, Kopi, Kelapa, Sapi Potong, dan Ayam petelur . Sektor Peternakan dan Sektor Perkebunan merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi daerah. Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada:
Peningkatan produktivitas melalui kegiatan penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul, jaminan distribusi pupuk dan alsintan, serta dukungan peremajaan (revitalisasi) tanaman karet
Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani dan pelaku usaha perkebunan rakyat yang bisa dilakukan melalui pemberian subsidi kredit maupun dukungan sertifikasi tanah
(2)
Peningkatan infrastruktur jalan Pemberdayaan koperasi petani.
Penanggulangan kemiskinan serta peningkatan akses pendidikan menengah dan kesehatan.
Peningkatan daya dukung lingkungan.
Kecamatan Muara Kelingi
Pengembangan Kecamatan Muara Kelingi diarahkan untuk memantapkan perannya sebagai salah satu sentra utama Perkebunan, dan pertanian, khususnya Karet, Sawit, tanaman padi, tanaman palawija (seperti jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, dan kacang tanah) dan Tanaman sayuran (seperti tomat, cabe, kacang panjang, terung, ketimun, buncis, kangkung, bayam). Dan buah-buahan seperti Durian , Duku, dan semangka. Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada:
Peningkatan produktivitas melalui kegiatan penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul, jaminan distribusi pupuk dan alsintan, serta dukungan peremajaan (revitalisasi) tanaman karet.
Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani dan pelaku usaha perkebunan rakyat yang bisa dilakukan melalui pemberian subsidi kredit maupun dukungan sertifikasi tanah
Peningkatan efisiensi distribusi input produksi : sarana pertanian, bibit unggul dan pupuk, Dukungan pemberdayaan koperasi petani
Kecamatan Muara Beliti
Pengembangan Kecamatan Muara Beliti diarahkan sebagai sentral produksi sektor perkebunan seperti karet dan sawit. Sektor perkebunan berperan penting bagi perekonommian daerah dan merupakan sumber utama pertumbuhan. Sedangkan untuk lahan perairan sebagai besar di manfaatkan untuk sawah. Dan dilihat dari sektor tenak sapi, kerbau, kambing, domba, dan ayam ras. . Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada:
Pengendalian kompetisi lahan untuk pertambangan, pertanian, dan perkebunan - Pemantapan dan pemeliharaan jaringan jalan
(3)
Peningkatan dan pemeliharaan jaringan irigasi
Peningkatan produktivitas pertanian khususnya melalui dukungan penyuluhan, pemanfaatan bibit/benih unggul, jaminan distribusi pupuk dan alsintan
Peningkatan jalur logistik dan pemasaran
Peningkatan akses permodalan bagi petani, peternak,, dan petani perkebunan rakyat.
Kecamatan Tuah Negeri
Pengembangan Kecamatan Tuah Negeri diarahkan untuk memantapkan perannya sebagai salah satu sentra utama sector perkebunan (seperti karet). Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada:
Peningkatan produktivitas melalui kegiatan penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul, jaminan distribusi pupuk dan alsintan, serta dukungan peremajaan (revitalisasi) tanaman karet
Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani dan pelaku usaha perkebunan rakyat yang bisa dilakukan melalui pemberian subsidi kredit maupun dukungan sertifikasi tanah
Peningkatan infrastruktur jalan
Dukungan pemberdayaan koperasi petani
Kecamatan STL Ulu Terawas
Pengembangan Kecamatan STL Ulu diarahkan untuk memacu pertumbuhannya dan mengejar ketertinggalannya dari daerah lain. Percepatan pembangunan diarahkan pada sektor-sektor yang memiliki keunggulan komparatif, yakni tanaman pangan padi, palawija, sayur-sayuran, buah-buahan, dan peternakan sapi potong, ayam pedaging, ayam petelur, ayam buras, domba, kambing,dan itik/entok. Kecamatan ini juga bertopang pada subsektor tanaman perkebunan karet dan kelapa sawit. Komoditas karet menjadi sumber penghassilan utsms penduduk di desa/kelurahan di kecamatan ini. Dan juga kecamatan ini terdapat kawasan wisatan yakni bukit cogong. Oleh karena itu, prioritas pembangunan diarahkan pada:
(4)
Peningkatan produktivitas pertanian melalui peningkatan penyuluhan, pemanfaatan bibit/ benih unggul, peningkatan distribusi pupuk dan alsintan Peningkatan dan pemeliharaan jaringan jalan
Peningkatan akses permodalan bagi petani Peningkatan akses pemasaran
Peningkatan daya dukung lingkungan Peningkatan akses pendidikan menengah
Kecamatan Sukakarya
Keadaan alam kecamatan Suka Karya yang memiliki jenis tanah podsolik sangat baik untuk tanaman padi sawah, padi ladang dan tanaman karet. Keunggulan inilah yang kemudian diamanfaatkan penduduk guna bercocok tanam tanaman pertanian pangan maupun tanaman perkebunan karet. Pengelolaan perkebunan karet yang menjadi salah satu masyarakat masih menjadi produk unggulan di sub sektor perkebunan. Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada:
Peningkatan produktivitas melalui kegiatan penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul, jaminan distribusi pupuk dan alsintan, serta dukungan peremajaan (revitalisasi) tanaman karet
Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani dan pelaku usaha perkebunan rakyat yang bisa dilakukan melalui pemberian subsidi kredit maupun dukungan sertifikasi tanah
Peningkatan infrastruktur jalan
Dukungan pemberdayaan koperasi petani
Kecamatan Selangit
Pengembangan Kecamatan Selangt diarahkan sebagai sentra produksi perkebunan utama pertumbuhan ekonomi daerah adalah sektor perkebunan (seperti perkebunan karet dan kopi). Percepatan pertumbuhan perkebunan sangat penting mengingat besarnya pangsa dalam struktur perekonomian daerah. Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada:
(5)
Peningkatan produktivitas usaha pertanian melalui penyuluhan,
pemanfaatan bibit unggul, peningkatan jaminan distribusi pupuk dan alsintan Peningkatan dukungan akses permodalan melalui subsidi kredit pertanian
dan sertifikasi tanah
Peningkatan infrastruktur jalan produksi Pemberdayaan koperasi pertanian Peningkatan daya dukung lingkungan
Peningkatan akses pendidikan menengah dan kesehatan
Kecamatan Megang Sakti
Pengembangan Kecamatan Megang Sakti diarahkan sebagai tanaman pangan sub sektor tanaman pangan meliputi tanaman padi dan palawija (seperti jagung, kacang, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, dan ubi kayu. Dari sektor perkebunan yang menjadi unggulan di kecamatan megang sakti adalah kelapa sawit dan karet. Sedangkan sektor peternakan Kecamatan Megang Sakti mempunyai jenis ternak berbagi 3 yaitu ternak besar ( seperti sapi potong, sapi perah, dan kerbau), ternak kecil (seperti kambing, domba, dan babi), sedangkan jenis ternak unggas (seperti ayam ras pedaging, ayam ras petelur, ayam kampung, itik). Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada:
Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi Peningkatan dukungan akses permodalan
Peningkatan produktivitas usaha pertanian dengan fokus pada peningkatan penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul, peningkatan jaminan distribusi pupuk dan alsintan
Peningkatan dan pemeliharaan jalan produksi
Dukungan pemberdayaan koperasi petani dan peternak
(6)
Pengembangan Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut diarahkan untuk memantapkan perannya sebagai salah satu sentra utama sector perkebunan (seperti karet). Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada:
Peningkatan produktivitas melalui kegiatan penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul, jaminan distribusi pupuk dan alsintan, serta dukungan peremajaan (revitalisasi) tanaman karet
Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani dan pelaku usaha perkebunan rakyat yang bisa dilakukan melalui pemberian subsidi kredit maupun dukungan sertifikasi tanah
Peningkatan infrastruktur jalan
Dukungan pemberdayaan koperasi petani
Kecamatan Jayaloka
Pengembangan Kecamatan Jayaloka diarahkan untuk sektor pertanian terutaman subsektor tanaman perkebunan komoditas karet menjadi sumber penghasilan utama penduduk di setiap desa/kelurahan di kecamatan ini. Tanaman sayuran yang diusahakan di kecamatan jayaloka berupa cabe, kacang panjang, terung, buncis, kangkung, dan bayam, sedangkan tanaman palawija yang diusahakan berupa jagung, kacang tanah, kedelai, ubi kayu, dan ubi alar. Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada:
Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi Peningkatan dukungan akses permodalan
Peningkatan produktivitas usaha pertanian dengan fokus pada peningkatan penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul, peningkatan jaminan distribusi pupuk dan alsintan
Peningkatan dan pemeliharaan jalan produksi