intralumen, atau sebagai striktur kolon karena pertumbuhan sirkumferential intralumen. Keganasan dicirikan sebagai striktur kolon yang ulseratif, berindurasi,
asimetris, dan mempunyai tepi yang irregular. Penampakan secara kolonoskopi hanya merupakan gambaran sugestif, bukan suatu hal defenitif. Sehingga
pemeriksaan patologi anatomi dari biopsi kolon dan pemeriksaan analisis sitologi dari sikatan mukosa kolon diperlukan.
3. Biopsi
Konfirmasi adanya malignansi dengan pemeriksaan biopsi sangat penting. Jika terdapat sebuah obstruksi sehingga tidak memungkinkan dilakukannya biopsi
maka sikat sitologi akan sangat berguna. Pada penelitian mengenai gambaran histologi kanker kolorektal dari tahun 1998-2001 di Amerika Serikat yang
melibatkan 522.630 kasus kanker kolorektal. Didapatkan gambaran histopatologi dari kanker kolorektal sebesar 96 berupa adenokarsinoma, 2 karsinoma
lainnya termasuk karsinoid tumor, 0,4 epidermoid karsinoma, dan 0,08 berupa sarkoma.
4. Tes Occult Blood
Tes ini akan mendeteksi 20 mg hbgr feses. Tes imunofluoresensi dari occult blood mengubah Hb menjadi porphirin berfluorosensi, yang akan
mendeteksi 5-10 mg hbgr feses. Single- stool sample pada FOBT Fecal Occult Blood Test hasilnya tidak memuaskan sebagai skrining KKR dan tidak
direkomendasikan Levin, 2008.
5. Carcinoembrionic Antigen CEA
CEA adalah sebuah glikoprotein yang terdapat pada permukaan sel yang masuk ke dalam peredaran darah, dan digunakan sebagai marker serologi untuk
memonitor status kanker kolorektal dan untuk mendeteksi rekurensi dini dan metastasis ke hepar. CEA tidak spesifik untuk screening kanker kolorektal. Nilai
CEA serum baru dapat dikatakan bermakna pada monitoring berkelanjutan dan berguna sebagai pertanda prognosis setelah pembedahan dan sebagai pembanding
dengan nilai sebelum dilakukan operasi. Tingginya kadar CEA pre-operatif
Universitas Sumatera Utara
merupakan suatu indikator prognostik yang buruk. tingginya kadar CEA dalam serum menunjukkan bahwa kanker lebih ekstensif dan kemungkinan terjadi
kekambuhan post-operatif. Setelah dilakukan reseksi kanker secara lengkap, kadar CEA serum akan turun menjadi normal, kegagalan serum CEA menjadi
normal post-operatif menunjukkan reseksi yang dilakukan tidak lengkap dan masih tersisa Michael, 2001. Nilai normal: 5,0 ngml .
6. CA 19-9
Kegunaan pemeriksaan CA 19-9 adalah sebagai penanda tumor tumor marker. Selain itu digunakan untuk diagnosis kanker pankreas, membantu
membedakan kanker pankreas dan saluran empedu, serta kondisi non kanker seperti pankreatitis, memonitor respon terhadap terapi, memonitor prognosis
kanker pankreas, pemeriksaan pendukung seperti: CEA, bilirubin, fungsi liver Michael, 2001.
7. Imaging Tehnik