29
proses pembuatan batako mulai dari tahap persiapan, proses utama, pengeringan, dan finishing.
D. Subyek Penelitian
Subyek Penelitian menurut Bungin 2008: 108 adalah orang yang di wawancarai. Informan tersebut adalah orang yang diperkirakan menguasai
dan memahami data, informasi ataupun fakta dari suatu objek penelitian. Kriteria informan dalam penelitian ini adalah :
1. Memahami pelaksanaan pembuatan batako oleh anak tunagrahita ringan di
SLB Mardi Mulyo Bantul. 2.
Memahami pembentukan kerjasama anak tunagrahita ringan dalam keterampilan pembuatan batako.
Informan penelitian ini: 1.
Guru yang terlibat dalam mengajarkan anak tunagrahita ringan dalam membuat batako di SLB Mardi Mulyo Bantul.
2. Kepala sekolah di SLB Mardi Mulyo Bantul.
3. Siswa tunagrahita ringan di SLB Mardi Mulyo Bantul.
E. Penentuan Obyek Penelitian
Bungin 2008: 76 menjelaskan bahwa obyek penelitian adalah fokus penelitian atau apa yang menjadi sasaran dalam penelitian ini. Obyek dari
penelitian ini adalah : 1.
Pelaksanaan pembuatan batako oleh anak tunagrahita ringan di SLB Mardi Mulyo Bantul.
30
2. Pembentukan kerjasama anak tunagrahita ringan dalam keterampilan
pembuatan batako.
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan penulis yaitu:
1. Metode Observasi
Metode observasi digunakan untuk mengamati perilaku anak tunagrahita ringan dalam proses pembuatan batako di SLB Mardi Mulyo
Bantul maupun pembentukan kerjasama anak tunagrahita ringan dalam keterampilan pembuatan batako.
2. Metode Wawancara
Metode pengumpulan data dengan wawancara. Penelitian ini menggunakan wawancara mendalam in deepth interview. Bungin 2008:
108 menjelaskan bahwa wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab. Aspek yang
diwawancarai meliputi data tentang pelaksanaan pembuatan batako oleh anak tunagrahita ringan di SLB Mardi Mulyo Bantul, serta pembentukan
kerjasama anak tunagrahita ringan dalam keterampilan pembuatan batako. Sumber informan yang diwawancarai adalah guru yang terlibat dalam
mengajarkan anak tunagrahita ringan dalam membuat batako l, kepala sekolah dan siswa tunagrahita ringan di SLB Mardi Mulyo Bantul.
31
G. Pengembangan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah Suharsimi Arikunto, 2006: 160. Instrumen merupakan
alat pengumpul data yang harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana mestinya Nana
Sudjana, 2007: 97. Dalam penelitian ini, peneliti adalah instrumen utama. Menurut Sudarwan Danim 2002: 135, peneliti sebagai instrumen utama
dituntut untuk dapat menemukan data yang diangkat dari fenomena, peristiwa, dan dokumen tertentu. Peneliti sebagai peneliti utama melakukan
pengamatan dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan sumber data. Instrumen lain selain peneliti, sebagai instrumen bantu adalah pedoman
observasi dan pedoman wawancara.
1. Pedoman Observasi
Pedoman observasi digunakan untuk mencatat tingkah laku, peristiwa dan semua hal yang dianggap bermakna dalam penelitian. Dalam
penelitian ini, pedoman observasi mendiskripsikan proses pembentukan kerjasama anak tunagrahita ringan, mendiskripsikan kemampuan anak
tunagrahita ringan dalam kegiatan pembuaan batako, mendiskripsikan pembentukan kerjasama anak tunagrahita ringan dalam kegiatan pembuaan
batako.