Analisis Jumlah Penduduk dan Pendapatan Perkapita Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Deli Serdang

(1)

ANALISIS JUMLAH PENDUDUK DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

KABUPATEN DELI SERDANG

TUGAS AKHIR

YAYAN SYAHFAJAR 112407095

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

ANALISIS JUMLAH PENDUDUK DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

KABUPATEN DELI SERDANG

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

YAYAN SYAHFAJAR 112407095

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(3)

i ABSTRAK

Dalam Tugas Akhir ini saya mengambil judul Analisis Jumlah Penduduk dan Pendapatan Perkapita Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Deli Serdang. Besar kecilnya PDRB perkapita belum mencerminkan kemakmuran masyarakat secara keseluruhan, karena pendapatan yang ada tersebut belum pasti dinikmati oleh penduduk yang bersangkutan, namun hanya menumpuk dibeberapa gelintir masyarakat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah secara signifikan terdapat korelasi antara jumlah penduduk dan pendapatan perkapita terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten Deli Serdang serta meneliti sektor manakah yang paling mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kabupaten Deli Serdang.

Penganalisaan data dengan menggunakan analisa korelasi dan analisis regresi linier berganda. Variabel-variabel yang digunakan dalam pengamatan adalah Tahun, Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan perkapita, Jumlah Penduduk Kabupaten Deli Serdang.

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa jumlah penduduk tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang, namun dipengaruhi secara signifikan terhadap pendapatan perkapita penduduknya.


(4)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISIS JUMLAH PENDUDUK DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : YAYAN SYAHFAJAR

Nomor Induk Mahasiswa : 112407095

Program Studi : D3 STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di Medan, Juni 2014

Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing

Ketua

Dr. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si Dr. Mardiningsih, M.Si


(5)

iii

PERNYATAAN

ANALISIS JUMLAH PENDUDUK DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN

DELI SERDANG

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2014

YAYAN SYAHFAJAR 112407095


(6)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul ANALISIS JUMLAH PENDUDUK DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG.

Terima Kasih Penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Mardiningsih, M.Si selaku pembimbing dan Sekretaris departemen Matematika FMIPA USU Medan yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan tugas akhir ini. Terima kasih kepada bapak Dr. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si dan Bapak Dr. Suwarno Arriswoyo, M.Si selaku ketua dan sekretaris Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si selaku ketua Departemen Matematika FMIPA USU Medan, Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU Medan, seluruh staff dan Dosen Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, pegawai FMIPA USU dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Bapak Yasli dan Ibu Sri Handayani dan seluruh keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dukungan yang diperlukan, semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.


(7)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

PERSETUJUAN ii

PERNYATAAN iii

PENGHARGAAN iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 4

1.3 Perumusan Masalah 4

1.4 Pembatasan Masalah 5

1.5 Tujuan Penelitian 6

1.6 Manfaat Penelitian 6

1.7 Tinjauan Pustaka 6

1.8 Metode Penelitian 8

1.9 Sistematika Penulisan 10

BAB 2 LANDASAN TEORI 12

2.1 Pengertian Analisis Regresi 12

2.2 Persamaan Regresi 13

2.3 Analisis Regresi Linier Sederhana 13

2.4 Analisis Regresi Linier Berganda 14

2.5 Kesalahan Standart Estimasi 16

2.6 Koefesien Determinasi 17

2.7 Koefesien Korelasi 18

2.8 Uji Regresi Linier Berganda 22

2.9 Uji Koefesien Regresi Linier Berganda 23

BAB 3 SEJARAH DAN STRUKTUR BPS 25

3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik 25

3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda 25

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang 26

3.1.3 Masa Indonesia Merdeka, 1945-sekarang 27

3.2 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Badan Pusat Statistik 30

3.2.1 Tugas 30

3.2.2 Fungsi 30

3.2.3 Kewenangan 31

3.3 Visi dan Misi BPS 31

3.3.1 Visi 32

3.3.2 Misi 32


(8)

3.4 Struktur Organisasi BPS 33

3.5 Logo BPS 36

BAB 4 PENGOLAHAN DATA 37

4.1 Data dan Pembahasan 37

4.2 Pembentukan Persamaan Regresi Linier Berganda 38

4.3 Analisis Residu 43

4.4 Uji Regresi Linier Berganda 44

4.4.1 Uji F (Simultan) 44

4.4.2 Uji t 47

4.4.2.1 Apakah X1 mempengaruhi Y 47

4.4.2.2 Apakah X2 mempengaruhi Y 51

4.5 Koefesien Determinasi 55

4.6 Koefesien Korelasi 56

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM 58

5.1 Pengertian Implementasi Sistem 58

5.2 Program Excel 2007 58

5.2.1 Jendela Lembar Kerja Excel 59

5.2.2 Pengisian Data 61

5.3 Program SPSS 62

5.3.1 Mengaktifkan Program SPSS 63

5.3.2 Pemasukan Data 63

5.3.3 Menyimpan Data 66

5.4 Analisis Regresi dengan SPSS Statistic 17.0 67

5.5 Analisis Korelasi dengan SPSS Statistic 17.0 67

BAB 6 PENUTUP 69

6.1 Kesimpulan 69

6.2 Saran 71 DAFTAR PUSTAKA


(9)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Interpretasi Koefesien Korelasi nilai r 21

Tabel 4.1. Data Pertumbuhan ekonomi, Jumlah penduduk dan Pendapatan perkapita 37

Tabel 4.2. Nilai – nilai Koefesien 38

Tabel 4.3. Penyimpangan nilai koefesien 43

Tabel 4.4 Nilai – nilai koefesien untuk uji F 46

Tabel 4.5 Nilai – nilai koefesien pengaruh X1 terhadap Y 48

Tabel 4.6 Nilai – nilai koefesien pengaruh X2 terhadap Y 52


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Korelasi positif 19

Gambar 2.2 Korelasi negatif 20

Gambar 2.3 Korelasi nol 20

Gambar 3.1 Struktur organisasi BPS Provinsi 35

Gambar 3.2 Logo BPS 36

Gambar 5.1 Tampilan Pengaktifan Program Excel 59

Gambar 5.2 Jendela Microsoft Excel 60

Gambar 5.3 Inpu data dalam Excel 62

Gambar 5.4 Tampilan Pengaktifan SPSS 63

Gambar 5.5 Tampilan pada pengisisan variable view 65

Gambar 5.6 Tampilan data view 66

Gambar 5.7 Tampilan kotak dialog Linier Regression 67


(11)

i ABSTRAK

Dalam Tugas Akhir ini saya mengambil judul Analisis Jumlah Penduduk dan Pendapatan Perkapita Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Deli Serdang. Besar kecilnya PDRB perkapita belum mencerminkan kemakmuran masyarakat secara keseluruhan, karena pendapatan yang ada tersebut belum pasti dinikmati oleh penduduk yang bersangkutan, namun hanya menumpuk dibeberapa gelintir masyarakat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah secara signifikan terdapat korelasi antara jumlah penduduk dan pendapatan perkapita terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten Deli Serdang serta meneliti sektor manakah yang paling mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kabupaten Deli Serdang.

Penganalisaan data dengan menggunakan analisa korelasi dan analisis regresi linier berganda. Variabel-variabel yang digunakan dalam pengamatan adalah Tahun, Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan perkapita, Jumlah Penduduk Kabupaten Deli Serdang.

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa jumlah penduduk tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang, namun dipengaruhi secara signifikan terhadap pendapatan perkapita penduduknya.


(12)

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 25 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan. Dulu wilayah ini disebut Kabupaten Deli dan Serdang, dan pemerintahannya berpusat di Kota Medan. Memang dalam sejarahnya, sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, wilayah ini terdiri dari dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan (kesultanan) yaitu Kesultanan Deli berpusat di Kota Medan, dan Kesultanan Serdang berpusat di

Perbaungan. Diawal pemerintahannya Kota Medan menjadi pusat

pemerintahannya, karena memang dalam sejarahnya sebagian besar wilayah kota

Medan adalah “tanah Deli” yang merupakan daerah Kabupaten Deli Serdang.

Sekitar tahun 1980-an, pemerintahan daerah ini pindah ke Lubuk Pakam, sebuah kota kecil yang terletak di pinggir jalan lintas Sumatera lebih kurang 30 kilometer dari Kota Medan yang telah ditetapkan menjadi ibukota Kabupaten Deli Serdang. Tahun 2004 Kabupaten ini kembali mengalami perubahan baik secara Geografi maupun Administrasi Pemerintahan, setelah adanya pemekaran daerah dengan


(13)

2

lahirnya Kabupaten baru yaitu Serdang Bedagai sesuai dengan U.U. No. 36 Tahun 2003, sehingga berbagai potensi daerah yang dimiliki ikut berpengaruh. Dengan terjadinya pemekaran daerah, maka luas wilayahnya sekarang menjadi 2.497,72 km2 terdiri dari 22 kecamatan dan 403 desa/kelurahan, yang terhampar mencapai 3.34 persen dari luas Sumatera Utara.

Dengan diberlakukannya UU nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, maka telah terjadi perubahan sistem penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia yang sebelumnya menganut sistem sentralisasi menjadi sistem desentralistik. Tentu saja, keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah sekarang ini dan masa yang akan datang sangat ditentukan oleh pemerintahan daerah itu sendiri. Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang dalam melaksanakan pembangunan khususnya pembangunan dibidang ekonomi tidak terlepas dari dampak positif maupun dampak negatif, untuk mengukur hasil pembangunan tersebut diperlukan alat ukur yaitu berupa indikator ekonomi, salah satu indikator kinerja makro untuk bidang ekonomi yang sering digunakan secara luas adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang menunjukan pertumbuhan ekonomi. Pembentukan angka PDRB ini secara intuisi dipengaruhi oleh banyak faktor terutama faktor ekonomi seperti produktivitas dan efisiensi. Selain itu, dapat diketahui juga bahwa PDRB yang cukup meningkat dalam segi ekonomi merupakan cerminan dari tingkat pendapatan masyarakat yang lebih baik di daerah tersebut, sedangkan dalam bidang non ekonomi peningkatan tersebut mengindikasikan adanya perbaikan tingkat kesehatan, pendidikan, perumahan, lingkungan hidup dan aspek lainnya dalam masyarakat.


(14)

Di era dunia yang global saat ini diperlukan adanya koordinasi yang menyeluruh dari berbagai pihak demi terwujudnya pembangunan yang sukses dan berkesinambungan. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara bekerjasama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Deli Serdang telah menghitung pendapatan regional secara berkala, yang mana hasilnya digunakan sebagai ukuran dan bahan evaluasi terhadap hasil pembangunan yang telah dicapai, dan juga untuk perencanaan dan dasar pengambilan keputusan bagi Pemerintah Daerah dalam melanjutkan pembangunan disegala sektor.

Pendapatan perkapita merupakan gambaran besarnya pendapatan rata-rata yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses yang terjadi di suatu daerah. Semakin banyak kegiatan ekonomi di suatu daerah akan menimbulkan peningkatan proses produksi yang akan menghasilkan pendapatan. Oleh sebab itu, besar kecilnya PDRB perkapita belum mencerminkan kemakmuran masyarakat secara keseluruhan, karena pendapatan yang ada tersebut belum pasti dinikmati oleh penduduk yang bersangkutan, namun hanya menumpuk dibeberapa gelintir masyarakat.

Masyarakat adil dan makmur tercapai bila telah terpenuhi kebutuhan materil dan spiritualnya, namun kriteria dan tolak ukurnya sebagai patokan belum ada yang pasti. Jadi untuk analisa yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada kebutuhan secara fisik/materil. Sesuai dengan pembahasan sebelumnya maka


(15)

4

penulis akan mencoba menganalisis faktor yang mendukung perkembangan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang. Untuk menapai tujuan yang diinginkan tersebut, maka penulis membuat Tugas Akhir yang berjudul ANALISIS JUMLAH PENDUDUK DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG”.

1.2Identifikasi Masalah

Dengan memanfaatkan data sekunder dari Badan Pusat Statistik, memungkinkan penulis untuk menghitung data dengan menggunakan metode Analisis Regresi Linier Berganda, hal ini dilakukan untuk melihat sektor manakah yang paling memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang.

1.3Perumusan Masalah

Bagaimana menentukan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang dimasa yang akan datang maka diperlukan analisis komponen-komponen yang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi tersebut, sebagaimana jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya sebaiknya diiringi dengan


(16)

peningkatan pendapatan perkapitanya agar terjadi keseimbangan pertumbuhan ekonomi. Seperti yang kita ketahui bahwa analisa regresi linier merupakan suatu alat ukur yang juga dapat digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya korelasi antar variabel. Jika kita memiliki dua buah variabel atau lebih maka sudah selayaknya apabila kita ingin mempelajari bagaimana variabel-variabel itu berhubungan atau dapat diramalkan. Analisis regresi mempelajari hubungan yang diperoleh dinyatakan dalam persamaan matematika yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Jadi pada data tersebut nantinya terdapat 4 variabel, antara lain 1 variabel tak bebas dan 3 variabel bebas. Dan dari situ akan terdapat hasil-hasil yang diinginkan.

1.4Pembatasan Masalah

Sebagai pembatas masalah ini adalah penganalisaan data dengan menggunakan analisa korelasi, regresi linier, menggunakan program SPSS dan Microsoft Excel. Data yang dianalisa adalah data jumlah penduduk, data pendapatan perkapita dan data pertumbuhan ekonomi kabupaten Deli Serdang.


(17)

6

1.5Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah secara signifikan terdapat korelasi antara jumlah penduduk dan pendapatan perkapita terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten Deli Serdang serta meneliti sektor manakah yang paling memengaruhi pertumbuhan ekonomi kabupaten Deli Serdang.

1.6Manfaat Penelitian

Memberikan penyajian data tentang pertumbuhan ekonomi disegala bidang yang diharapkan dapat dipergunakan bagi pihak-pihak yang membutuhkannya dalam mengambil suatu keputusan atau kebijakan dan juga sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai riset dan menganalisis data.

1.7Tinjauan Pustaka

Menyatakan perubahan nilai variabel itu dapat pula disebabkan oleh berubahnya variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh variabel lain diperlukan alat


(18)

analisis yang memungkinkan untuk membuat perkiraan nilai variabel tersebut pada nilai tertentu variabel yang mempengaruhinya (Algifari,2000).

Dalam ilmu statistika, teknik yang umum digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua atau lebih variabel adalah analisa regresi. Model matematis dalam menjelaskan hubungan antara variabel dalam analisis regresi menggunakan persamaan regresi adalah bahwa antara variabel dependen dengan variabel independen mempunyai sifat hubungan sebab akibat, baik yang didasarkan pada teori, hasil penelitian sebelumnya, ataupun yang berdasarkan pada penjelasan logis tertentu.

Regresi linier sederhana berguna untuk mendapatkan hubungan pengaruh dari dua variabel. Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriterium atau untuk mencari hubungan fungsional dua prediktor atau lebih dengan variabel kriteriumnya atau untuk meramalkan dua variabel prediktor atau lebih terhadap variabel kriteriumnya (Sudjana, 2001).

Analisis korelasi adalah alat statistik yang berguna untuk mengetahui derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lain. Untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dengan menggunakan koefesien korelasi adalah dengan menggunakan nilai absolut dari koefesien korelasi tersebut. Besarnya koefesien korelasi (r) antara dua macam variabel 0 sampai dengan ± 1. Apabila dua buah variabel mempunyai nilai r = 0, berarti


(19)

8

antara dua variabel tersebut tidak ada hubungan. Sedangkan apabila dua buah variabel tesebut mempunyai r = ± 1, maka dua buah variabel tersebut mempunyai hubungan yang sempurna.

1.8METODE PENELITIAN

Dalam analisis regresi ini metode yang dipakai adalah metode regresi linier, dan langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:

1. Studi kepustakaan.

Merupakan suatu cara penelitian yang digunakan untuk memperoleh ilmu ataupun rumus-rumus yang dapat digunakan untuk mencari model regresi liniernya serta korelasi dari data yang telah diperoleh serta dapat membantu penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Metode pengumpulan data.

Untuk mengumpulkan penulis menggunakan data sekunder yang diperoleh dari kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara jalan Asrama Nomor 179. Data sekunder adalah sumber data penelitian yang di peroleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data yang dikumpulkan tersebut diatur,disusun dan disajikan dalam bentuk tabel yang berisi angka-angka yang


(20)

diperlukan, dengan tujuan mendapatkan gambaran jelas tentang data tersebut.

3. Metode Pengolahan Data

a. Menentukan Pembentukan Regresi Linier Berganda

b. Menentukan Analisis Residu

4. Uji Regresi Linier Berganda

a. Uji F (Simultan)

b. Uji t

5. Menentukan Koefesien Determinasi

Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Deli Serdang.

6. Menentukan Koefesien Korelasi

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel jumlah penduduk dan variabel pendapatan perkapita terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Deli Serdang.


(21)

10

1.9 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari Tugas Akhir ini, yaitu sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdapat penjelasan mengenai latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisannya.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Pada bab ini diuraikan mengenai konsep dan defenisi tentang pengertian analisa regresi berganda ,koefisien korelasi berganda dan koefisien determinasi

BAB 3 : GAMBARAN UMUM

Dalam bab ini penulis menguraikan gambaran mengenai Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Sumatera Utara. Menguraikan Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) dan Menunjukkan struktur Badan Pusat Statistik (BPS).

BAB 4 : PENGOLAHAN DATA

Bab ini merupakan bab yang berisikan mengenai proses pembentukan regresi linier berganda,mencari koefisien determinasi dan koefisien korelasi.


(22)

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Dalam bab ini diuraikan tentang pengertian dan tujuan implementasi sistem ,rancangan program yang dipakai dan hasil outputnya.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, penulis memberikan beberapa kesimpulan dan beberapa saran kepada pembaca sesuai hasil analisa yang telah diperoleh.


(23)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Analisis Regresi

Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak mendapatkan perhatian dan dipelajari oleh ilmuan dari hampir semua ilmu bidang pengetahuan, terutama para peneliti yang dalam penelitiannya banyak menggunakan statistik sebagai dasar analisis maupun perancangan (Hartono,2004) maka dapat dikatakan bahwa statistik mempunyai pengaruh yang penting dan besar terhadap kemajuan berbagai bidang ilmu pengetahuan. Statistik harus dan penting dipelajari oleh para peneliti.

Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction). Dengan demikian analisis regresi juga dapat diartikan sebagai analisis perkiraan. Karena dapat merupakan suatu prediksi maka nilai prediksi tidak memberikan jawaban pasti tentang apa yang sedang dianalisis, semakin kacil tingkat penyimpangan antara nilai prediksi dengan nilai rilnya, maka semakin tepat persamaan regresi yang dibentuk. Tujuan utama regresi adalah untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel (variabel dependen) jika nilai variabel yang lain yang berhubungan dengannya (variabel lainnya) sudah ditentukan.


(24)

2.2 Persamaan Regresi

Persamaan regresi (regression equation) adalah suatu persamaan matematis yang mendefinisikan hubungan antara dua variabel. Persamaan regresi yang digunakan untuk membuat taksiran mengenai variabel dependen disebut persamaan regresi estimasi, yaitu suatu formula matematis yang menunjukkan hubungan keterkaitan antara satu atau beberapa variabel yang nilainya sudah diketahui dengan satu variabel lain yang nilainya belum diketahui.

Sifat hubungan antara variabel dalam persamaan regresi merupakan hubungan sebab akibat. Oleh karena itu, sebelum menggunakan persamaan regresi dalam menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel, maka perlu diyakini terlebih dahulu bahwa secara teoritis atau perkiraan sebelumnya, dua atau lebih variabel tersebut memiliki hubungan sebab akibat. Variabel yang nilainya akan mempengaruhi nilai variabel lain disebut dengan variabel bebas (independent variable), sedangkan variabel yang nilainya dipengaruhi oleh nilai variabel lain disebut variable terikat (dependent variable).

2.3 Analisis Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana digunakan untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel tak bebas dengan variabel bebas tunggal. Regresi linier sederhana hanya memiliki satu perubahan regresi linier untuk populasi adalah


(25)

14

Y= a + bx (2.1)

Keterangan:

Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

a = parameter intercept

b = parameter koefisien regresi variabel bebas

Persamaan model regresi sederhana hanya memungkinkan bila pengaruh yang ada itu hanya dari independent variable (variabel bebas) terhadap dependent variable (variabel tak bebas). Jadi harga b merupakan fungsi dari koefisien korelasi. Bila koefisien korelasi tinggi, maka harga b juga besar, sebaliknya bila koefisien korelasi negatif maka harga b juga negatif, dan sebaliknya bila koefisien korelasi positif maka harga b juga positif (Sudjana,2001).

2.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Jika dalam regresi linier sederhana hanya memiliki dua variabel saja yaitu satu variabel terikat (Y) dan satu variabel bebas (X) dengan satu predictor (a). pada regresi linier berganda terdapat lebih dari dua variabel, satu variabel terikat, dan lebih dari satu untuk variabel bebas.

Regresi berganda berguna untuk mencari pengaruh dua atau lebih variabel bebas atau untuk mencari hubungan fungsional dua variabel bebas atau lebih


(26)

terhadap variabel terikatnya. Dengan demikian multiple regression (regresi berganda) digunakan untuk untuk penelitian yang menyertakan beberapa variabel sekaligus. Dalam hal ini regresi juga dapat dijadikan pisau analisis terhadap penelitian yang diadakan, tentu saja jika diarahkan untuk menguji variabel – variabel yang ada (Supranto,2009).

Tujuan analisis regresi linier adalah untuk mengukur intensitas hubungan antara dua variabel atau lebih dan memuat prediksi / perkiraan nilai Y dan nilai X. bentuk umum persamaan regresi linier berganda yang mencakup dua atau lebih variabel, yaitu:

k k

o

a

x

a

x

a

x

a

Y

1 1 2 2

....

(2.2)

Keterangan:

Ŷ =variabel tidak bebas (dependen)

k

o a

a ,..., koefisien regresi

k

x

x1,..., variabel bebas (indpenden)

Koefisien-koefisien ao,...,akdapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

) ( ... ... ... ) ( ... ) ( ... 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 ki k ki i ki i ki o i ki ki i k i i i i o i i ki i k i i i i o i i ki k i i o X a X X a X X a X a Y X X X a X a X X a X a Y X X X a X X a X a X a Y X X a X a X a n a Y (2.3)


(27)

16

= b

0

+ b

1

X

1

+ b

2

X

2

+

e

i

(2.4)

Maka estimasinya adalah

b0 = (2.5)

b1 = (2.6)

b2 = (2.7)

Keterangan:

= – (2.8)

= – (2.9)

= – (2.10)

= – (2.11)

= – (2.12)

= – (2.13)

2.5 Kesalahan Standart Estimasi

Untuk mengetahui ketepatan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan standar estimasi (standard error of estimate). Besarnya kesalahan standar estimasi


(28)

menunjukkan ketepatan persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas yang sesungguhnya. Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi, makin tinggi ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variable tidak bebas sesungguhnya. Sebaliknya, semakin besar nilai kesalahan standar estimasi, makin rendah ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variable tidak bebas sesungguhnya. Kesalahan standar estimasi dapat ditentukan dengan rumus:

1 ) ( 2 ,..., 2 , 1 , k n Y Y

Sy k i

(2.14) Keterangan:

Yi = nilai data hasil pengamatan

= nilai hasil regresi

n = ukuran sampel

k = banyak variabel bebas

2.6 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dinyatakan dengan R2 untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel, untuk mengetahui proporsi keragaman total dalam variabel tak bebes (Y) yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel – variabel bebas (X) yang ada didalam model


(29)

18

persamaan regresi linier berganda secara bersama – sama. Maka R2 akan ditentukan dengan rumus, yaitu:

R2 =

2

y JKreg

(2.15)

Keterangan:

JKreg = Jumlah Kuadrat Regresi

Harga R2 yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan masing – masing variabel yang tinggal dalam regresi.

2.7 Koefisien Korelasi

Setelah mendapatkan hasil tentang jumlah pengaruh pada variabel yang diteliti untuk selanjutnya penulis akan mencari seberapa besar hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas, atau antara variabel bebas itu sendiri. Studi yang membahas derajat hubungan antara variabel – variabel tersebut dikenal dengan nama analisis korelasi.

Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel yang lain. Umumnya analisis korelasi digunakan, dalam hubungan dengan analisis regresi, untuk mengukur ketepatan garis regresi dalam menjelaskan variasi nilai variabel dependent.


(30)

Sandaran nilainya adalah, -1 1. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi (semakin mendekati nilai 1) maka hubungan antara dua variabel tersebut semakin tinggi, jika nilai koefisiennya mendekati nilai 0 maka hubungannya semakin rendah. Adapun jika nilainya bertanda negative, maka terjadi hubungan yang berlawanan arah, artinya jika suatu nilai variabel naik maka nilai variabel lain akan turun.

Jika suatu korelasi bertanda positif r > 0 maka gambar grafiknya seperti ditunjukkan oleh gambar 2.1 berikut :

Gambar 2.1 korelasi positif

Terjadinya korelasi positif apabila pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang sama (berbanding lurus).

Jika suatu korelasi betanda negative r<0 maka contoh gambar grafiknya seperti ditunjukkan oleh gambar berikut:


(31)

20

Gambar 2.2 korelasi negatif

Korelasi negative terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang berlawanan (berbanding terbalik).

Jika suatu korelasi tidak menunjukkan adanya hubungan r = 0 maka gambar grafiknya seperti ditunjukkan oleh gambar 2.4 berikut:

Gambar 2.3 korelasi nol


(32)

Korelasi nihil terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti perubahan variabel yang satu diikuti perubahan pada variabel yang lain dengan arah yang tidak teratur (acak).

Besarnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain

dinyatakan dengan koefisien korelasi yang disimbolkan dengan “r”.

Bentuk umum korelasi adalah:

(2.16)

Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi nilai r

R Interpretasi

0

0,01 – 0,20

0,21 – 0,40

0,41 – 0,60

0,61 – 0,80

0,81 – 0,99

1

Tidak berkorelasi

Sangat rendah

Rendah

Agak rendah

Cukup

Tinggi


(33)

22

2.8 Uji Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesa bagi koefisien – koefisien regresi linier berganda dapat dilakukan secara serentak atau keseluruhan. Pengujian regresi linier perlu dilakukan untuk mengetahui apakah variabel – variabel bebas secara bersamaan memiliki pengaruh terhadap variabel tak bebas. Langkah – langkah pengujiannya sebagai berikut:

1. Menentukan Formulasi hipotesis

H0 : b1=b2=b3=…=bk = 0 (X1,X2,…,Xk tidak mempengaruhi Y)

H1 : minimal ada satu parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan

nol atau mempengaruhi Y.

2. Menentukan taraf nyata dan nilai Ftabel dengan derajat kebebasan v1 = k dan

v2 = n-k-1

3. Menentukan kriteria pengujian H0 diterima bila Fhitung Ftabel

H0 ditolak bila Fhitung > Ftabel

4. Menentukan nilai statistic F dengan rumus

F =

(2.17)

Keterangan:

JKreg = jumlah kuadrat regresi


(34)

JKres = jumlah kuadrat residu (sisa)

(n-k-1) = derajat kebebasan

JKreg = b1∑y1x1i + b2∑y2x2i + …+ bk∑yixki

Keterangan:

x1i = X1i - 1

x2i = X2i - 2

xki = Xki - k

JKreg = ∑ ( 1)2 (2.18)

5. Membuat kesimpulan apakah H0 diterima atau ditolak.

2.9 Uji Koefisien Regresi Linier Berganda

Perumusan Hipotesa:

H0 : bi = 0 dimana i = 1,2,…,k (variabel bebas (X1 dan X2) tidak

mempengaruhi variabel dependen (Y))

Hi : bi 0 dimana i = 1,2,…,k (minimal ada satu parameter koefisien

regresi yang tidak sama dengan nol atau mempengaruhi variabel dependen (Y))


(35)

24

Ttab dapat dilihat pada tabel distribusi t dengan derajat kebebasan (dk = n – k – 1 )

Kriteria Pengujian

H0 diterima jika

t

hitung

t

tabel

H0 ditolak jika

t

hitung

> t

tabel

Bentuk kekeliruan baku koefisien bi, yaitu

:

=

(2.19)

Selanjutnya hitung Statistik t, yaitu:

=

(2.20)


(36)

BAB 3

SEJARAH DAN STRUKTUR BPS

3.1Sejarah Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian, agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan, dan keagamaan. Selain hal – hal diatas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik dipusat maupun didaerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan defenisi, klasifikasi dan ukuran – ukuran lainnya. Berikut ini beberapa masa peralihan di BPS yaitu:

3.3.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Kegiatan Statistik di Indonesia sudah dilaksanakan sejak masa Pemerintahan Hindia Belanda. Lembaga yang menangani kegiatan tersebut didirikan bulan Februari 1920 oleh Direktur Pertanian, Kerajinan, dan Perdagangan (Directeur


(37)

26

van Landbouw Nijverheid en Handel) di Bogor yang bertugas mengolah dan mempublikasikan data Statistik.

Pada tanggal 24 September 1924, pusat kegiatan kantor Statistik ini dipindahkan ke Jakarta dengan nama Centraal Kantoor voor de Statistiek (CKS) atau Kantor Pusat Statistik. Kegiatannya pada waktu itu diutamakan untuk mendukung kebijakan Pemerintah Hindia Belanda. Produk perundang-undangan Kantor Pusat Statistik adalah Volkstelling Ordonnantie 1930 (Staatsblad1930

Nomor 128) yang mengatur sensus penduduk dan Statistiek Ordonnantie 1934

(Staatsblad Nomor 508) tentang kegiatan perstatistikan. Pada tahun 1930 lembaga ini mengerjakan suatu kegiatan monumental, yaitu Sensus Penduduk yang pertama dilakukan di Indonesia.

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang

Pada tahun 1942-1945 Pemerintah Jepang yang berkuasa di Indonesia mengaktif kan kembali kegiatan statistik terutama diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer. Kantor Statistik di masa Pemerintahan Jepang ini bernaung di bawah Subernur Militer (Gunseikanbu) dengan nama Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.


(38)

3.1.3 Masa Indonesia Merdeka, 1945 - sekarang

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) pada tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan statistik tidak lag! di bawah Shomubu Chosasitsu

Gunseikanbu berganti dengan nama Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum

Republik Indonesia (KAPPURI). Pada awal Tahun 1946, bersamaan dengan hijrahnya kegiatan Pemerintahan RI dari Jakarta ke Yogyakarta, kegiatan KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta. Sementara itu Pemerintah Federal Belanda (NICA) di Jakarta mengaktif kan kembali CKS Ketika pihak Belanda mengakui kedaulatan RI, pusat kegiatan Pemerintahan RI pun kembali ke Jakarta. Berdasarkan Surat Edaran Kementerian Kemakmuran Nomor 219/5.C. tanggal 12 Juni 1950, kedua lembaga yaitu KAPPURI dan CKS, diintegrasikan menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS). Kegiatan KPS berada di bawah tanggung jawab Menteri Kemakmuran.

Perkembangan berikutnya, pada tanggal 1 Maret 1952, Menteri Perekonomian mengeluarkan Keputusan Nomor P/44 yang menyatakan KP5 berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perekonomian. Selanjutnya dengan Keputusan Menteri Perekonomian Nomor 18.099/M tanggal 24 Desember 1953, kegiatan KPS dibagi dalam dua bagian, yaitu Afdeling A

merupakan Bagian Riset dan Af deling B merupakan Bagian Penyelenggaraan dan Tata Usaha. Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 131 Tahun 1957, Kementerian Perekonomian dipecah menjadi Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian. Kemudian dengan Keppres Nomor 172 tahun 1957 tanggal 1 Juni 1957, KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik (BPS) dengan


(39)

28

tanggung jawab dan wewenangnya berada di bawah Perdana Menteri. Berdasarkan Keppres ini secara formal nama Biro Pusat Statistik dipergunakan. Selain dari itu, pada dekade ini telah diundangkan dua buah Undang-undang (UU), yaitu UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus yang diundangkan pada tanggal 24 September 1960 sebagai pengganti Volkstelling Ordonnantie 1930

(Staatsblad1930 Nomor 128) dan UU Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik yang

diundangkan pada tanggal 26 September 1960 sebagai pengganti Statistiek

Ordonnantie 1934 (Staatsblad 1934 Nomor 508). Berdasarkan Keputusan

Perdana Menteri Nomor 26/P.M/1958 tanggal 16 Januari 1958 tentang pemberian tugas kepada BPS untuk menyelenggarakan pekerjaan persiapan sensus penduduk dan sesuai dengan Pasal 2 UU Nomor 6, Tahun 1960, BPS memperoleh tugas besar menyelenggarakan sensus penduduk yang pertama setelah kemerdekaan. Pelaksanaan sensus penduduk tersebut dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia pada tahun 1961.

Selanjutnya Pasal 4 ayat (2) UU Nomor 7 Tahun 1960 menyatakan bahwa BPS setelah mengadakan hubungan dan perundingan dengan instansi Pemerintah lain di Pusat dan di Daerah, berwenang menyerahkan sebagian dari pekerjaan statistik kepada instansi tersebut. Untuk itu, dalam pelaksanaan sensus penduduk di tingkat provinsi dilaksanakan oleh Kantor Gubernur dan di tingkat kabupaten/kota dilaksanakan oleh Kantor Bupati/ Walikota. Sedangkan pada tingkat kecamatan dibentuk bagianyang mengurus pelaksanaan sensus penduduk. Selain dari itu, Pemerintah mengeluarkan Keppres Nomor 47 tahun 1964 tentang Susunan dan Organises! BPS yang ditetapkan pada tanggal 20 Januari 1964. Dengan Keputusan Presidium Kabinet Nomor Aa/C/9 Tahun 1965 tanggal 19


(40)

Februari 1965 dinyatakan bahwa Bagian Sensus di Kantor Gubernur dan Kantor Kabupaten/Kota ditetapkan menjadi Kantor Cabang BPS dengan nama Kantor Sensus dan Statistik Daerah. Memasuki Orde Baru yang dimulai pada tahun 1966, Pemerintah melihat semakin pentingnya data statistik untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan. Untuk melaksanakan tugas BPS seperti sensus, Pemerintah telah mengundangkan tiga buah Peraturan Pemerintah (PP) tentang Sensus, yaitu PP Nomor 21 Tahun 1979 tentang Pelaksanaan Sensus Penduduk yang diundangkan pada tanggal 2 Juli 1979, PP Nomor 2 Tahun 1983 tentang Sensus Pertanian yang diundangkan pada tanggal 21 Januari 1983, dan PP Nomor 29 Tahun 1985 tentang Sensus Ekonomi yang diundangkan pada tanggal 10 Juni 1985. Sedangkan untuk organisasi BPS, Pemerintah telah mengundangkan PP Nomor 16 Tahun 1968 tentang Status dan Organisasi BPS yang diundangkan pada tanggal 29 Mei 1968. Dengan makin meningkatnya peran dan tugas BPS, PP Nomor 16 Tahun 1968 inipun disempurnakan dengan PP Nomor 6 Tahun 1980 tentang Organisasi BPS yang diundangkan pada tanggal 20 Pebruari 1980. Dua belas tahun kemudian PP Nomor 6 Tahun 1980 disempurnakan dengan PP Nomor 2 Tahun 1992 tentang Organisasi BPS yang diundangkan pada tanggal 9 Januari 1992. Sebagai pelaksanaan dari PP Nomor 2 Tahun 1992 ini, ditetapkan Keppres Nomor 6 Tahun 1992 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja BPS yang ditetapkan pada tanggal 9 Januari 1992. UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik sudah tidak sesuai lagi dan tidak dapat menampung berbagai perkembangan keadaan, tuntutan masyarakat, dan kebutuhan pembangunan nasional. Kondisi kehidupan bangsa dan tingkat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, saat kedua


(41)

30

UU tersebut diundangkan sangat jauh berbeda dengan keadaan sekarang, sehingga perlu diganti. Sebagai pengganti kedua UU tersebut ditetapkan UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik yang diundangkan pada tanggal 19 Mei 1997. Nomenklatur kelembagaan disesuaikan dengan UU Nomor 16 Tahun 1997 dan berdasarkan UU ini yang ditindaklanjuti dengan peraturan perundangan dibawahnya, secara formal nama Biro Pusat Statistik diganti menjadi Badan Pusat Statistik.

3.2 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Badan Pusat Statistik

Menurut Keputusan Kepala BPS Nomor 121 tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja perwakilan BPS di daerah.

3.2.1 Tugas

BPS memunyai tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.2.2 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan fungsi:

1. Pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan di bidang statistik. 2. Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional.


(42)

3. Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar.

4. Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kegiatan statistik; dan

5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi, tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan, dan rumah tangga.

3.2.3 Kewenangan

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS memunyai

kewenangan:

1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro.

3. Penetapan sistem informasi di bidangnya;

4. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional;

5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

3.3 Visi dan Misi BPS


(43)

32

3.3.1 Visi

Pelopor data statistik terpercaya untuk semua.

3.3.2 Misi

1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien.

2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia.

3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak.

5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem Statistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien.


(44)

3.4 Struktur Organisasi BPS

Sehubungan dengan semakin meningkatnya beban tugas dan pentingnya peranan BPS dalam menunjang kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan maka diperlukan struktur organisasi yang dapat menunjang kelancaran tugas dari masing-masing bagian.

Adapun tujuan dari struktur organisasi ini dan staf di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara adalah:

1. Pengkoordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi

berbagai departemen dan kegiatan - kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain.

2. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi manajemen.

3. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan - keputusan dan

mengamati bagaimana pelaksanaan dari keputusan tersebut.

Adapun bagan struktur organisasi Badan Pusat Staistik Provinsi Sumatera Utara adalah sebagi berikut:

1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 86 tahun 1998 ditetapkan Badan Pusat Statistik sebagaimana lampiran dalam organisasi Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Kepala Kantor.

2. Kepala Kantor dibantu tata usaha yang terdiri dari:

Sub Bagian Urusan Dalam, Sub Bagian Perlengkapan, Sub Bagian Keuangan, Sub Bagian Bina Potensi/Bina Program.


(45)

34

3. Bidang Penunjang Statistik terdiri dari 5 (lima) bidang yaitu: a. Bidang Statistik Produksi

Bidang Statistik Produksi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan statistik pertanian, industri, konstruksi pertambangan, dan energi. b. Bidang Statistik Distribusi

Bidang Statistik Distribusi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan statistik konsumen, perdagangan besar, statistik keuangan dan harga produsen serta niaga dan jasa.

c. Bidang Statistik Kependudukan

Bidang Statistik Kependudukan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan statistik demografi dan rumah tangga, statistik tenaga kerja, serta statistik kesehjahteraan.

d. Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS)

Bidang IPDS mempunyai tugas untuk penyiapan data, penyusunan sistem, dan program serta operasional pengolahan data dengan program komputer.

e. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik mempunyai tugas untuk penyusunan neraca produksi, neraca konsumsi, dan akumulasi penyajian analisis serta kegiatan penerapan statistik.


(46)

Gambar 3.1 Struktur organisasi BPS Provinsi

Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranaan dan kegiatan langsung dengan instansi sosial yang terjadi diantara individu – individu dalam rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetepkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan tugas dari para pegawai / staf tersebut.

Struktur organisasi yang diterapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah struktur organisasi lini dan staf. Struktur ini mengandung unsur – unsur

K E P A L A

Bagian Tata Usaha

Bidang Integrasi Pengolahan & Diseminasi Statistik Bidang

Neraca Wilayah & Analisis Statistik Bidang Stat. Distribusi Bidang Stat. Produksi Bidang Stat. Sosial Seksi Statistik Kependudukan Seksi Statistik Ketahanan Sosial Seksi Statistik Kesejahteraan Rakyat Seksi Statistik Konstruksi,

Pertam-bangan & Energi Seksi Statistik

Industri Seksi Statistk

Pertanian

Seksi Statistk Niaga & Jasa Seksi Statistk Keuangan & Harga

Produsen Seksi Statistk Harga Konsumen &

Perdag. Besar Seksi Analisis Statistik Lintas Sektor Seksi Neraca Konsumsi Seksi Neraca Produksi Seksi Diseminasi dan Layanan Statistik Seksi Jaringan dan Rujukan Statistik Seksi Integrasi Pengolahan Data SubBag Bina Program SubBag Urusan Dalam SubBag Kepegawaian dan Hukum SubBag Keuangan SubBag Perlengkapan Tenaga Fungsional


(47)

36

spesialisasi kerja, standarisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan keputusan yang menunjukan lokasi kekuasaan, pembuatan keputusan dan ukuran satuan yang menunjukkan suatu kelompok kerja.

3.5 Logo BPS

Logo BPS adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 Logo BPS


(48)

BAB 4

PENGOLAHAN DATA

4.1 Data dan Pembahasan

Data yang diolah pada Tugas Akhir ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara. Data yang diambil adalah data mengenai pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk, pendapatan perkapita Kabupaten Deliserdang dari tahun 2003-2012.

Tabel 4.1. Data Pertumbuhan ekonomi, Jumlah penduduk dan Pendapatan perkapita Kabupaten Deliserdang tahun 2003-2012

Sumber: BPS Propinsi Sumatera Utara Tahun Pertumbuhan ekonomi

(Triliun Rupiah)

Jumlah Penduduk (Juta/jiwa)

Pendapatan perkapita (Miliar Rupiah)

2003 14,45 1,48 9,73

2004 15,86 1,54 10,41

2005 19,14 1,58 12,19

2006 21,46 1,63 13,13

2007 26,04 1,69 15,58

2008 30,12 1,74 17,75

2009 34,17 1,78 19,58

2010 39,80 1,79 22,23

2011 45,13 1,81 24,97


(49)

38

4.2 Pembentukan Persamaan Regresi Linier Berganda

Untuk membentuk persamaan Regresi Linier Berganda, diperlukan perhitungan masing-masing satuan variabel yang disusun dalam sebuah tabel. Hasil pencarian nilai koefesien regresi b0,b1,dan b2 akan membentuk persamaan berikut:

Ŷ = b0 + b1X1 +b2X2

Tabel 4.2. Nilai- nilai Koefesien

Tahun Y X1 X2 Y2 X12

2003 14,45 1,48 9,73 208,8025 2,1904

2004 15,86 1,54 10,41 251,5396 2,3716

2005 19,14 1,58 12,19 366,3396 2,4964

2006 21,46 1,63 13,13 460,5316 2,6569

2007 26,04 1,69 15,58 678,0816 2,8561

2008 30,12 1,74 17,75 907,2144 3,0276

2009 34,17 1,78 19,58 1167,5889 3,1684

2010 39,80 1,79 22,23 1584,0400 3,2041

2011 45,13 1,81 24,97 2036,7169 3,2761

2012 50,67 1,85 27,45 2567,4489 3,4225

Jumlah 296,84 16,89 173,02 10228,304 28,6701

Sambungan Tabel 4.2.

Tahun X22 YX1 YX2 X1X2

2003 94,6729 21,386 140,5985 14,4004

2004 108,3681 24,4244 165,1026 16,0314

2005 148,5961 30,2412 233,3166 19,2602

2006 172,3969 34,9798 281,7698 21,4019

2007 242,7364 44,0076 405,7032 26,3302

2008 315,0625 52,4088 534,63 30,885


(50)

Tahun X22 YX1 YX2 X1X2

2009 383,3764 60,8226 669,0486 34,8524

2010 494,1729 71,242 884,754 39,7917

2011 623,5009 81,6853 1126,8961 45,1957

2012 753,5025 93,7395 1390,8915 50,7825

Jumlah 3336,3856 514,9372 5832,7109 298,9314

Keterangan:

Y = Pertumbuhan Ekonomi (Triliun Rupiah)

X1 = Jumlah Penduduk (Juta Jiwa)

X2 = Pendapatan Perkapita (Miliar Rupiah)

Dari tabel di atas diperoleh nilai-nilai:

n = 10 ∑X22 = 3336,3856

∑X1 = 16,89 ∑Y2 = 10228,304

∑X2 = 173,02 ∑YX1 = 514,9372

∑Y = 296,84 ∑YX2 = 5832,7109

∑X12 = 28,6701 ∑X1X2 = 298,9314

Dari data tersebut diperoleh persamaan normal sebagai berikut:

∑Y = b0n + b1∑X1 + b2∑X2

∑YX1 = b0∑X1 + b1∑X12 + b2∑X1X2


(51)

40

Harga-harga koefesien regresi b0, b1, dan b2 dicari dengan subsitusi dan eliminasi

dari persamaan normal di atas, dengan demikian diperoleh:

10 b0 + 16,89 b1 + 173,02 b2 = 296,84 . . . . . . .1)

16,89 b0 + 28,6701b1 + 298,9314b2 = 514,9372 . . . 2)

173,02 b0 + 298,9314b1 + 3336,3856 b2 = 5832,7109 . . . 3)

Selanjutnya dilakukan perhitungan eliminasi dan subsitusi sebagai berikut:

1. Eliminasi persamaan (1) dan (2)

10 b0 + 16,89 b1 + 173,02 b2 = 296,84 | x 1,689

16,89 b0 + 28,6701b1 + 298,9314b2 = 514,9372 | x 1

_____________________________________________________________

16,89 b0 + 28,5272b1 +292,2308 b2 = 501,3628

16,89 b0 + 28,6701b1 + 298,9314b2 = 514,9372

______________________________________________________________ -

- 0,1429 b1 - 6,7006 b2 = -13,5744 . . . . . . 4)


(52)

2. Eliminasi persamaan (1) dan (3)

10 b0 + 16,89 b1 + 173,02 b2 = 296,84 | x 17,302

173,02 b0 + 298,9314b1 + 3336,3856 b2 = 5832,7109 | x 1

______________________________________________________________

173,02 b0 + 292,2308 b1 +2993,5920 b2 = 5135,9257

173,02 b0 + 298,9314b1 + 3336,3856 b2 = 5832,7109

______________________________________________________________ -

- 6,7006 b1 - 342,7936 b2 = - 696,7852 . . . 5)

3. Eliminasi persamaan (4) dan (5)

- 0,1429 b1 - 6,7006 b2 = -13,5744 | x 6,7006

- 6,7006 b1 - 342,7936 b2 = - 696,7852 | x 0,1429

_________________________________________________________

- 0, 957516 b1 - 44,898040 b2 = - 90,956625

- 0, 957516 b1 - 48,985205 b2 = - 99,570605

_________________________________________________________-

4,087165 b2 = 8,613980

b2

=


(53)

42

4. Subsitusikan harga koefesien regresi b2 ke persamaan (4)

- 0,1429 b1 - 6,7006 b2 = -13,5744

- 0,1429 b1 - 6,7006 (2,108) = -13,5744

- 0,1429 b1 - 14,1248648 = -13,57

- 0,1429 b1 = -13,57 + 14,1248648

- 0,1429 b1 = 0,5549

b1 =

b1 = -3,88

5. Subsitusikan harga keofesien regresi b1 dan b2 ke persamaan (1)

10 b0 + 16,89 b1 + 173,02 b2 = 296,84

10 b0 + 16,89 (-3,88) + 173,02 (2,108) = 296,84

10 b0 - 65,5332 + 364,72616 = 296,84

10 b0 + 299,19296 = 296,84

10 b0 = 296,84 - 299,19296

10 b0 = - 2.35

b0 =

b0 = - 0,235


(54)

Sedemikian hingga diperoleh persamaan regresi linier bergandanya sebagai berikut:

Ŷ = - 0,235 - 3,88X1 + 2,108X2

4.3 Analisis Residu

Setelah diperoleh persamaan regresi linier berganda, langkah selanjutnya adalah

menghitung nilai kesalahan baku tafsirannya dengan menggunakan harga Ŷ yang

diperoleh dari persamaan regesi linier berganda di atas dan subsitusi harga X1 dan

X2 yang diketahui.

Tabel 4.3. Penyimpangan nilai koefesien

Tahun Y X1 X2 Ŷ Y-Ŷ (Y-Ŷ)2

2003 14,45 1,48 9,73 14,53344 -0,08344 0,006962234

2004 15,86 1,54 10,41 15,73408 0,12592 0,015855846

2005 19,14 1,58 12,19 19,33112 -0,19112 0,036526854

2006 21,46 1,63 13,13 21,11864 0,34136 0,11652665

2007 26,04 1,69 15,58 26,05044 -0,01044 0,000108994

2008 30,12 1,74 17,75 30,4308 -0,3108 0,09659664

2009 34,17 1,78 19,58 34,13324 0,03676 0,001351298

2010 39,80 1,79 22,23 39,68064 0,11936 0,01424681

2011 45,13 1,81 24,97 45,37896 -0,24896 0,061981082

2012 50,67 1,85 27,45 50,4516 0,2184 0,04769856

Jumlah 296,84 16,89 173,02 296,84296 -0,00296 0,397854966


(55)

44

=

Sy.1,2 =

Sy.1,2 =

Sy.1,2 =

Sy.1,2 = 0,238

Hasil yang diperoleh menunjukkan nilai pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan akan menyimpang dari nilai rata-rata pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya sebesar 0,23 atau 23,8 %

4.4 Uji Regresi Linier Berganda

4.4.1 Uji F (Simultan)

Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

1. Menentukan formulasi hipotesanya


(56)

H0 : b1 = b2 = 0 Jumlah penduduk dan pendapatan perkapita tidak

berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten Deliserdang.

H1 : b1 ≠ b2 ≠ 0. Jumlah penduduk dan pendapatan perkapita berpengaruh

secara simultan dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten Deliserdang.

2. Menentukan taraf nyata

Dengan taraf nyata α =, dk pembilang (v1) = k =2 dengan dk penyebut (v2)

= n-k-1 =7 , dan = 0,05 maka diperoleh F(2;7;0,05) = 4,74

3. Kriteria pengujian

H0 diterima apabila Fhitung ≤ Ftabel

H0 ditolak apabila Fhitung > Ftabel

4. F-hitung

F =

Untuk menguji model regresi linier berganda yang telah terbentuk, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji F yang memerlukan nilai-nilai y, x1, dan x2, nilai-nlai tersebut dapat diperoleh melalui rumus berikut:

yj = Y- Y

x1j = X1 –


(57)

46

Tabel 4.4 Nilai – nilai koefesien untuk uji F

Yj x1j x2j yjx1j yjx2j yj2

-15,234 -0,209 -7,572 3,183906 115,3518 232,0748

-13,824 -0,149 -6,892 2,059776 95,27501 191,103

-10,544 -0,109 -5,112 1,149296 53,90093 111,1759

-3,644 0,001 -1,722 -0,00364 6,274968 13,27874

0,436 0,051 0,448 0,022236 0,195328 0,190096

4,486 0,091 2,278 0,408226 10,21911 20,1242

10,12 0,101 4,928 1,021716 49,85165 102,3335

15,446 0,121 7,668 1,868966 118,4399 238,5789

20,986 0,161 10,148 3,378746 212,9659 440,4122

0 0 0 13,57444 696,7852 1416,905

Dari nilai- nilai di atas dapt dihitung nilai jumlah kuadrat regresi (JKreg)

dan nilai jumlah kuadrat residu (JKres) yang selanjutnya dapat dihitung

nilai Fhitung

JKreg = b1 jx1j + b2 jx2j

JKreg = -3,88( 13,57444)+ 2,108(696,7852)

JKreg = -52,6688 + 1468,823

JKreg = 1416,154

dapat dilihat pada Tabel 4.3.

JKres = 0,397854966


(58)

F =

F =

F =

F =

F = 12458,1562

5. Didapat Fhitung = 12458,1562 dan Ftabel = 4,74. Fhitung > Ftabel maka H0

ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa jumlah penduduk dan

pendapatan perkapita penduduk berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang.

4.4.2 Uji t

4.4.2.1 Apakah X1 mempengaruhi Y?

Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:


(59)

48

H0 : b1 = b2 = 0 Jumlah penduduk tidak berpengaruh secara simultan dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten Deliserdang.

H1 : b1 ≠ b2 ≠ 0 Jumlah penduduk berpengaruh secara simultan dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten Deliserdang.

2. Menentukan Taraf nyata

Dengan taraf nyata b = 0,05 maka nilai signifikan (1- = (1 - ) = (1 – 0,025) = 0,975 dan dk = n – k = 10 – 2 = 8, maka diperoleh t(8;0,975)

= 2,31.

3. Kriteria Pengujian

H0 diterima apabila thitung ≤ ttabel

H0 ditolak apabila thitung > ttabel

4. t-hitung

t =

Tabel 4.5. Nilai-nilai koefesien pengaruh X1 terhadap Y

Y X1 X2 X12 X22 X1j2

14,45 1,48 9,73 2,1904 94,6729 0,043681

15,86 1,54 10,41 2,3716 108,3681 0,022201

19,14 1,58 12,19 2,4964 148,5961 0,011881

21,46 1,63 13,13 2,6569 172,3969 0,003481

26,04 1,69 15,58 2,8561 242,7364 0,000001

30,12 1,74 17,75 3,0276 315,0625 0,002601

34,17 1,78 19,58 3,1684 383,3764 0,008281


(60)

Y X1 X2 X12 X22 X1j2

45,13 1,81 24,97 3,2761 623,5009 0,014641

50,67 1,85 27,45 3,4225 753,5025 0,025921

296,84 16,89 173,02 28,6701 3336,386 0,142890

Untuk menentukan nilai thitung, maka terlebih dahulu dilakukan

pencarian nilai Sb1, rumusannya sebagai berikut:

Sb1=

Nilai Sb1 dapat diperoleh melalui pencarian, pertama nilai kuadrat dari

kesalahan baku tafsirannya.

=

=

=

= 0,05683642

Kedua menentukan nilai korelasi antara X1 dan X2 yang dicari dengan

rumusan:


(61)

50

Ketiga menentukan nilai Sb1,

Sb1 =

Sb1 =

Sb1 =

Sb1 =

Sb1 =

Sb1 =

Sb1 = 0,72117626

Kemudian nilai thitung dapat diperoleh sebagai berikut:

t =


(62)

t =

t =

5. Diperoleh thitung = - 5,38dan ttabel = 2.31. thitung ≤ ttabel maka H0 diterima

dan H1 ditolak. Hal ini berarti bahwa jumlah penduduk tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang.

4.4.2.2. Apakah X2 mempengaruhi Y?

Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

1. Menentukan formulasi hipotesanya

H0 : b1 = b2 = 0 Pendapatan perkapita tidak berpengaruh secara simultan

dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten Deliserdang.

H1 : b1 ≠ b2 ≠ 0 Pendapatan perkapita berpengaruh secara simultan dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten Deliserdang.

2. Menentukan Taraf nyata

Dengan taraf nyata b = 0,05 maka nilai signifikan (1- = (1 - ) = (1 – 0,025) = 0,975 dan dk = n – k = 10 – 2 = 8, maka diperoleh t(8;0,975)


(63)

52

3. Kriteria Pengujian

H0 diterima apabila thitung ≤ ttabel

H0 ditolak apabila thitung > ttabel

4. t-hitung

t =

Tabel 4.6. Nilai- nilai koefesien pengaruh X2 terhadap Y

Untuk menentukan nilai thitung, maka terlebih dahulu dilakukan

pencarian nilai Sb1, rumusannya sebagai berikut:

Sb2=

Y X1 X2 X12 X22 X2j2

14,45 1,48 9,73 2,1904 94,6729 57,33518

15,86 1,54 10,41 2,3716 108,3681 47,49966

19,14 1,58 12,19 2,4964 148,5961 26,13254

21,46 1,63 13,13 2,6569 172,3969 17,40558

26,04 1,69 15,58 2,8561 242,7364 2,965284

30,12 1,74 17,75 3,0276 315,0625 0,200704

34,17 1,78 19,58 3,1684 383,3764 5,189284

39,80 1,79 22,23 3,2041 494,1729 24,28518

45,13 1,81 24,97 3,2761 623,5009 58,79822

50,67 1,85 27,45 3,4225 753,5025 102,9819

296,84 16,89 173,02 28,6701 3336,386 342,7936


(64)

Nilai Sb2 dapat diperoleh melalui pencarian, pertama nilai kuadrat dari

kesalahan baku tafsirannya.

=

=

=

= 0,05683642

Kedua menentukan nilai korelasi antara X1 dan X2 yang dicari dengan

rumusan:


(65)

54

Ketiga menentukan nilai Sb2,

Sb2 =

Sb2 =

Sb2 =

Sb2 =

Sb2 =

Sb2 =

Sb2 = 0,04656136

Kemudian nilai thitung dapat diperoleh sebagai berikut:

t =

t =

t = 2,92

5. Diperoleh thitung = 2,92 dan ttabel = 2.31. thitung > ttabel maka H0 ditolak

dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa pendapatan perkapita

berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang.


(66)

4.5 Koefesien Determinasi

Mencari Koefesien determinasi dengan menggunakan rumus: R2 =

= = 0.999

Didapat nilai koefesien korelasi determinasi sebesar 0,999. Hal ini berarti bahwa sekitar 99,9% pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh jumlah penduduk dan pendapatan perkapita melalui hubungan regresi linier berganda, sedangkan sisanya 0,1% lagi dipengaruhi oleh faktor lain.

Koefesien korelasi berganda diperoleh: R =

R = R = 0.999

Dari hasil perhitungan diperoleh korelasi (R) antara jumlah penduduk dan pendapatan perkapita terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,999. Nilai korelasi tersebut menyatakan bahwa hubungan antara jumlah penduduk dan pendapatan perkapita terhadap pertumbuhan ekonomi tinggi.


(67)

56

4.6 Koefesien Korelasi

Dari tabel 4.2 dapat diperoleh koefesien korelasi antara variabel tak bebas (Y) dengan variabel bebas (X), sehingga dapat dilihat besar hubungan korelasi dari variabel-variabelnya.

1. Koefesien korelasi antara Y dan X1

ry.x1 =

ry.x1 =

ry.x1 =

ry.x1 =

ry.x1 =

ry.x1 =

ry.x1 = 0,954

Nilai korelasi antara jumlah penduduk (X1) dengan pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Deli Serdang (Y) adalah 0,954 yang berarti nilai tersebut menunjukkan korelasi tinggi dengan arah yang sama (korelasi positif).

2. Koefesien korelasi antara Y dan X2

ry.x2 =

ry.x2 =

ry.x2 =


(68)

ry.x2 =

ry.x2 =

ry.x2 =

ry.x2 = 0,999

Nilai korelasi antara pendapatan perkapita (X2) dengan pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Deli Serdang (Y) adalah 0,999 yang berarti nilai tersebut menunjukkan korelasi tinggi dengan arah yang sama (korelasi positif).

3. Koefesien korelasi antara Y dan X2

ry.x2 =

ry.x2 =

ry.x2 =

ry.x2 =

ry.x2 =

ry.x2 =

ry.x2 = 0,957

Koefesien korelasi antara jumlah penduduk (X1) dengan pendapatan perkapita

(X2) adalah 0,957 yang berarti nilai tersebut menunjukkan korelasi tinggi dengan


(69)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah tahapan penerapan hasil desain tertulis kedalam programming dengan menggunakan perangkat lunak (software) sebagai implementasi ataupun prosedur untuk menyelesaikan desain sistem, yang mana dalam hal ini implementasi sistem digunakan untuk menganalisis data jumlah penduduk, pendapatan perkapita, dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang.

Adapun implementasi sistem yang digunakan adalah Microsoft Excel dan SPSS (Statistical Product and Service Solution) 17.0 for windows. Diharapkan dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS 17.0 dapat meningkatkan pengetahuan penulis dalam menggunakan aplikasi ilmu statistik.

5.2 Program Excel 2007

Sebelum mengoperasikan Excel, pastikan bahwa program tersebut terdapat dalam komputer, kemudian lanjutkan langkah – langkah sebagai berikut:


(70)

a. Dari windows klik start pada taskbar, lalu pilih program. Akan tampil menu program Microsoft Office.

b. Pilih Microsoft Excel, maka secara otomatis jendela utama Excel akan tampil dan dapat langsung digunakan untuk mengolah data.

Dapat dilihat gambar sebagai berikut:

Gambar 5.1 Tampilan Pengaktifan Program Excel

5.2.1 Jendela Lembar Kerja Excel

Setelah pengaktifan akan tampil lembar kerja Excel yang siap digunakan. Lembar kerja adalah kumpulan kolom dan baris. Pada setiap lembar kerja Microsoft Excel memiliki 256 kolom dan 65.536 baris yang siap untuk digunakan. Pada setiap baris dan kolom terdapat sel – sel yang diidentifikasi


(71)

60

dengan alamat yang merupakan kombinasi antara abjad untuk kolom dan angka untuk baris.

Bentuk Lembar Kerja tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 5.2 Jendela Microsoft Excel

Beberapa istilah dalam Microsoft Excel:

1. Worksheet adalah tempat lembar kerja yang memasukkan data atupun rumus. Worksheet tersedia sebanyak tiga sheet yang terdiri dari 65.536 baris dan 256 kolom.

2. Workbook adalah buku kerja yang terdiri dari beberapa worksheet. Workbook ini tempat menyimpan worksheet sehingga mempermudah mengorganisir file – file sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

3. Cell adalah perpotongan baris dan kolom yang ditandai dengan pointer sel pada posisi tertentu yang ditunjukkan pada name book.


(72)

4. Pointer cell adalah tanda penunjuk keaktifan sel berupa kotak bingkai tebal.

5. Range adalah kumpulan beberapa sel yang menunjukkan kolom area.

6. Gridlines adalah garis bantu sel pada area kerja.

7. Fil handell adalah bagian bawah kanan pointer sel berfungsi untuk memindahkan atau mengopi data dan rumus dengan menggunakan mouse.

5.2.2 Pengisian Data

Dalam hal pengolahan data komputer memiliki banyak kelebihan dari manusia yaitu dalam hal kecepatan, ketepatan. Manusia sangat terbantu dengan adanya komputer karena kadang kala data yang banyak dan rumit tidak dapat dikerjakan dengan manual.

Proses pengisian data pada lembar kerja Excel dengan cara mengetik data yang kita inginkan disel yang tersedia, ada dua cara mengisi data dengan menggunakan keyboard atau sub menu yang terdapat pada menu Excel.

Cara mengisi data dengan menggunakan keyboard, langkah – langkahnya:

1. Letakkan pointer dan sel yang ingin diisi data 2. Ketik data


(73)

62

Hasil dari memasukkan data dapat dilihat pada gambar berikiu ini:

Gambar 5.3 Input data dalam Excel

5.3 Program SPSS

SPSS (Statistic Package For Servic Solution) merupakan program statistika yang dibuat pada tahun 1968 oleh mahasiswa dari universitas Standford. Pada awalnya SPSS ditunjukkan untuk menganalisis data ilmu – ilmu sosial atau dulu disebut Statistic Package Social Sience. Namun seiring berjalannya waktu program ini dikembangkan sehingga barubah nama sesuai kebutuhannya. Dan kini, SPSS telah banyak digunakan pada berbagai ilmu untuk pemprosesan data statistic karena dianggap dapat melakukan proses analisis dengan cepat.


(74)

5.3.1 Mengaktifkan Program SPSS

Pada computer yang sudah terdapat software SPSS, klik tombol Start kemudian pilih dan klik SPSS statistics 17.0 seperti berikut :

Gambar 5.4 Tampilan pengaktifan SPSS

5.3.2 Pemasukan Data

Langkah-langkah pemasukan data sebagai berikut:

Buka lembar kerja baru dari menu file, pilih new, lalu klik data. Pada menu Data View isilah kolom dengan ketentuan data yang akan diolah.

1. Input variabel Y ( Pertumbuhan ekonomi) 1. Name

Letakkan pointer pada kolom name, klik ganda pada sel tersebut dan ketik Y.


(75)

64

2. Type

KarenaY berupa angka, maka klik kotak kecil di kanan sel tersebut, pilih tipe numeric.

3. Width

Untuk keseragaman ketik 8.

4. Decimals

Untuk keseragaman ketik 2.

5. Label

Label adalah keterangan untuk nama variabel. Maka untuk Y ketik pertumbuhan ekonomi.

2. Input variabel X1 (Jumlah penduduk)

1. Name

Letakkan pointer pada kolom name, klik ganda pada sel tersebut dan ketik X1.

2. Type

Karena X1 berupa angka, maka klik kotak kecil di kanan sel tersebut, pilih

tipe numeric.

3. Width

Untuk keseragaman ketik 8.

4. Decimals

Untuk keseragaman ketik 2.

5. Label

Label adalah keterangan untuk nama variabel. Maka untuk X1 ketik jumlah

penduduk.


(76)

3. Input variabel X2 (Pendapatan perkapita)

1. Name

Letakkan pointer pada kolom name, klik ganda pada sel tersebut dan ketik X2.

2.Type

Karena X2 berupa angka, maka klik kotak kecil di kanan sel tersebut, pilih

tipe numeric.

3.Width

Untuk keseragaman ketik 8.

4.Decimals

Untuk keseragaman ketik 2. 5.Label

Label adalah keterangan untuk nama variabel. Maka untuk X2 ketik

pendapatan perkapita.

Setelah proses pada variabel view selesai, penulisan yang diinput dapat dilihat tampilannya pada gambar 5.5. berikut.


(77)

66

Setelah proses pada variable view selesai, klik data view dan isikan data pada kolom yang sudah didefinisikan sebelumnya. Tampilan gambar pada 5.6. berikut.

Gambar 5.6 Tampilan data view

5.3.3 Menyimpan Data

Setelah semua data diisikan dan didefinisikan untuk setiap variabel ke dalam SPSS data editor. Maka langkah selanjutnya adalah menyimpan file database tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Dari menu SPSS, pilih menu file, kemudian pilih submenu save as.

2. Beri nama file tersebut.

3. Setelah menemukan direktori yang dituju, klik save.

4. Apabila ingin menyimpan file yang telah diberi nama tanpa mengganti dengan nama baru, klik save saja.


(78)

5.4 Analisis Regresi dengan SPSS Statistic 17.0

Adapun langkah-langkah analisis regresi dalam SPSS adalah sebagai berikut:

1. Buka Analyze, Regression, Linier. Akan muncul tampilan kotak dialog seperti gambar 5.7. berikut

Gambar 5.7 Tampilan kotak dialog Linier Regression 2. Masukkan variabel Y pada kotak dependent, dan variabel X1, X2, pada

kotak independent.

3. Abaikan pilihan yang lain, kemudian klik ok.

4. Tampilan outputnya dapat dilihat pada lampiran 1.

5.5 Analisis Korelasi dengan SPSS Statistic 17.0

Adapun langkah-langkah analisis korelasi dalam SPSS adalah sebagai berikut:

1. Buka Analyze, Correlate, Bivarite. Akan muncul tampilan kotak dialog seperti gambar 5.8. berikut.


(79)

68

Gambar 5.8 Tampilan kotak dialog Bivariate Correlation

2. Pindahkan variabel Y, X1, dan X2 ke dalam kotak variables.

3. Pada Correlation Coeffecients, pilih Pearson.

4. Pada Test of Significance, pilih Two-tailed.

5. Abaikan pilihan lainnya, lalu klik ok.

6. Tampilan outputnya dapat dilihat pada lampiran 1.


(80)

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan penulis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Melalui perhitungan thitung untuk dapat dilihat bahwa jumlah penduduk

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang.

2. Melalui perhitungan R2 diperoleh nilai koefesien determinasi 0.999. Nilai ini menunjukkan bahwa sekitar 99,9% pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang ditentukan oleh jumlah penduduk dan pendapatan perkapita melalui hubungan regresi linier berganda, sedangkan sisanya 0,1% lagi dipengaruhi oleh faktor lain.

3. Melalui perhitungan R diperoleh nilai koefesien korelasi sebesar 0,99 artinya hubungan antara jumlah penduduk dan pendapatan perkapita terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang tinggi.


(81)

70

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah:

1. Pertumbuhan ekonomi yang pesat saat ini sebaiknya diiringi dengan peningkatan pendapatan perkapita masyarakatnya agar tidak terjadi ketidakseimbangan ketika jumlah penduduk terus meningkat.

2. Dengan peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya sebaiknya

dibarengi dengan kualitas sumber daya manusianya agar pendapatan perkapita penduduk terus meningkat sehingga pertumbuhan ekonomi semakin membaik.

3. Penelitian selanjutnya sebaiknya lebih banyak menggunakan variabel-variabel bebas lain yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang dimasa mendatang.


(82)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari.2000. Analisis Regresi Teori Kasus dan Solusi. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta.

banten.bps.go.id

Deliserdang Dalam Angka 2006. BPS. SUMUT Deliserdang Dalam Angka 2008. BPS. SUMUT Deliserdang Dalam Angka 2013. BPS. SUMUT

Hartono. 2004. Statistik untuk Penelitian. LSFK2P. Pekan Baru

Panduan Tatacara Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir. Edisi Kedua. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

PDRB Kabupaten Deliserdang Tahun 2000 – 2005. BPS. SUMUT

PDRB Kabupaten Deliserdang Tahun 2004 – 2008. BPS. SUMUT

PDRB Kabupaten Deliserdang Tahun 2008 – 2012. BPS. SUMUT

Sudjana. 2001. Metode Statistika. Edisi Keenam. Tarsito. Bandung.

Supranto, J. 2008. Statistik Teori dan Aplikasi. Edisi Ketujuh. Erlangga. Jakarta Tarigan, Emma Alamsari 2013. Analisis Jumlah Penduduk dan Pendapatan

Perkapita terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan. Tugas Akhir. Program Studi Diploma 3 Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

wisatadanbudaya.blogspot.com/2010/10/kabupaten-deli-serdang.html www.unisosdem.org/otonomi/uu22-prinsip.htm


(1)

66

Setelah proses pada variable view selesai, klik data view dan isikan data pada kolom yang sudah didefinisikan sebelumnya. Tampilan gambar pada 5.6. berikut.

Gambar 5.6 Tampilan data view

5.3.3 Menyimpan Data

Setelah semua data diisikan dan didefinisikan untuk setiap variabel ke dalam SPSS data editor. Maka langkah selanjutnya adalah menyimpan file database tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Dari menu SPSS, pilih menu file, kemudian pilih submenu save as. 2. Beri nama file tersebut.

3. Setelah menemukan direktori yang dituju, klik save.

4. Apabila ingin menyimpan file yang telah diberi nama tanpa mengganti dengan nama baru, klik save saja.


(2)

5.4 Analisis Regresi dengan SPSS Statistic 17.0

Adapun langkah-langkah analisis regresi dalam SPSS adalah sebagai berikut:

1. Buka Analyze, Regression, Linier. Akan muncul tampilan kotak dialog seperti gambar 5.7. berikut

Gambar 5.7 Tampilan kotak dialog Linier Regression 2. Masukkan variabel Y pada kotak dependent, dan variabel X1, X2, pada

kotak independent.

3. Abaikan pilihan yang lain, kemudian klik ok. 4. Tampilan outputnya dapat dilihat pada lampiran 1.

5.5 Analisis Korelasi dengan SPSS Statistic 17.0

Adapun langkah-langkah analisis korelasi dalam SPSS adalah sebagai berikut:


(3)

68

Gambar 5.8 Tampilan kotak dialog Bivariate Correlation

2. Pindahkan variabel Y, X1, dan X2 ke dalam kotak variables. 3. Pada Correlation Coeffecients, pilih Pearson.

4. Pada Test of Significance, pilih Two-tailed. 5. Abaikan pilihan lainnya, lalu klik ok.


(4)

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan penulis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Melalui perhitungan thitung untuk dapat dilihat bahwa jumlah penduduk tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang.

2. Melalui perhitungan R2 diperoleh nilai koefesien determinasi 0.999. Nilai ini menunjukkan bahwa sekitar 99,9% pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang ditentukan oleh jumlah penduduk dan pendapatan perkapita melalui hubungan regresi linier berganda, sedangkan sisanya 0,1% lagi dipengaruhi oleh faktor lain.

3. Melalui perhitungan R diperoleh nilai koefesien korelasi sebesar 0,99 artinya hubungan antara jumlah penduduk dan pendapatan perkapita terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang tinggi.


(5)

70

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah:

1. Pertumbuhan ekonomi yang pesat saat ini sebaiknya diiringi dengan peningkatan pendapatan perkapita masyarakatnya agar tidak terjadi ketidakseimbangan ketika jumlah penduduk terus meningkat.

2. Dengan peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya sebaiknya dibarengi dengan kualitas sumber daya manusianya agar pendapatan perkapita penduduk terus meningkat sehingga pertumbuhan ekonomi semakin membaik.

3. Penelitian selanjutnya sebaiknya lebih banyak menggunakan variabel-variabel bebas lain yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang dimasa mendatang.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari.2000. Analisis Regresi Teori Kasus dan Solusi. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta.

banten.bps.go.id

Deliserdang Dalam Angka 2006. BPS. SUMUT Deliserdang Dalam Angka 2008. BPS. SUMUT Deliserdang Dalam Angka 2013. BPS. SUMUT

Hartono. 2004. Statistik untuk Penelitian. LSFK2P. Pekan Baru

Panduan Tatacara Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir. Edisi Kedua. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara PDRB Kabupaten Deliserdang Tahun 2000 – 2005. BPS. SUMUT

PDRB Kabupaten Deliserdang Tahun 2004 – 2008. BPS. SUMUT PDRB Kabupaten Deliserdang Tahun 2008 – 2012. BPS. SUMUT Sudjana. 2001. Metode Statistika. Edisi Keenam. Tarsito. Bandung.

Supranto, J. 2008. Statistik Teori dan Aplikasi. Edisi Ketujuh. Erlangga. Jakarta Tarigan, Emma Alamsari 2013. Analisis Jumlah Penduduk dan Pendapatan

Perkapita terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan. Tugas Akhir. Program Studi Diploma 3 Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

wisatadanbudaya.blogspot.com/2010/10/kabupaten-deli-serdang.html www.unisosdem.org/otonomi/uu22-prinsip.htm