Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

4 Buku Guru Kelas X SMASMK KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1.8 Menghayati Yesus Kristus yang datang untuk mewartakan dan memperjuangkan Kerajaan Allah. 1.9 Menghayati pribadi Yesus Kristus yang rela menderita, sengsara, wafat, dan bangkit demi kebahagiaan manusia. 1.10 Menghayati pribadi Yesus Kristus sebagai sahabat sejati, tokoh idola, dan Juru Selamat. 1.11 Menghayati Allah Tritunggal sebagai kebenaran iman Kristiani. 1.12 Menghayati peran Roh Kudus yang melahirkan, membimbing, dan menghidupi Gereja. 2. M e n g e m b a n g k a n perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 2.1 Berperilaku tanggung jawab dalam menerima diri dengan segala kemampuan dan keterbatasannya. 2.2 Berperilaku jujur dalam bersyukur atas diri apa adanya. 2.3 Berperilaku santun sebagai perempuan atau laki-laki yang saling melengkapi dan sederajat. 2.4 Berperilaku santun dengan saling menghargai sesama manusia yang diciptakan sebagai citra Allah yang bersaudara satu sama lain. 2.5 Berperilaku patuh terhadap suara hati dan dapat bertindak secara benar dan tepat. 2.6 Bersikap kritis dan bertanggungjawab terhadap pengaruh mass media, ideologi dan gaya hidup yang berkembang. 2.7 Berperilaku tanggungjawab terhadap ajaran Kitab Suci dan Tradisi sebagai dasar iman kristiani. 2.8 Berperilaku tanggungjawab sebagai pengikut Yesus Kristus yang datang untuk mewartakan dan memperjuangkan Kerajaan Allah. 5 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 2.9 Berperilaku jujur menerima pribadi Yesus Kristus yang rela menderita, sengsara, wafat, dan bangkit demi kebahagiaan manusia. 2.10 Berperilaku jujur menerima pribadi Yesus Kristus sebagai sahabat sejati, tokoh idola, dan Juru Selamat. 2.11 Berperilaku tanggung jawab dalam menerima Allah Tritunggal sebagai kebenaran iman Kristiani. 2.12 Berperilaku tanggung jawab pada karya Roh Kudus yang melahirkan, membimbing, dan menghidupi Gereja. 3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesiik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 3.1 Memahami diri dengan segala kemampuan dan keterbatasannya. 3.2 Memahami makna bersyukur atas diri apa adanya. 3.3 Memahami jati diri sebagai perempuan atau laki-laki yang saling melengkapi dan sederajat. 3.4 Memahami sikap saling menghargai sesama manusia yang diciptakan sebagai citra Allah yang bersaudara satu sama lain. 3.5 Memahami sikap dan perilaku patuh terhadap suara hati dan dapat bertindak secara benar dan tepat. 3.6 Memahami sikap kritis dan bertanggung- jawab terhadap pengaruh mass media, ideologi dan gaya hidup yang berkembang. 3.7 Memahami Kitab Suci dan Tradisi sebagai dasar iman kristiani. 3.8 Memahami Yesus Kristus yang datang untuk mewartakan dan memperjuangkan Kerajaan Allah. 3.9 Memahami pribadi Yesus Kristus yang rela menderita, sengsara, wafat, dan bangkit demi kebahagiaan manusia. 3.10 Memahami pribadi Yesus Kristus sebagai sahabat sejati, tokoh idola, dan Juru Selamat. 6 Buku Guru Kelas X SMASMK KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 3.11 Memahami Allah Tritunggal sebagai kebenaran iman Kristiani. 3.12 Memahami peran Roh Kudus yang melahirkan, membimbing, dan menghidupi Gereja. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. 4.1 Melatih diri dengan segala kemampuan dan keterbatasannya. 4.2 Mengungkapkan rasa syukur atas diri apa adanya yang diciptakan Tuhan. 4.3 Menunjukkan jati diri sebagai perempuan atau laki-laki yang saling melengkapi dan sederajat. 4.4 Bersikap saling menghargai sesama manusia yang diciptakan sebagai citra Allah yang bersaudara satu sama lain. 4.5 Berperilaku patuh terhadap suara hati dan dapat bertindak secara benar dan tepat. 4.6 Bersikap kritis dan bertanggung-jawab terhadap pengaruh mass media, ideologi dan gaya hidup yang berkembang. 4.7 Menghayati Kitab Suci dan Tradisi sebagai dasar iman kristiani. 4.8 Bersaksi tentang Yesus Kristus yang datang untuk mewartakan dan memperjuangkan Kerajaan Allah. 4.9 Meneladani pribadi Yesus Kristus yang rela menderita , sengsara, wafat, dan bangkit demi kebahagiaan manusia. 4.10 Meneladani pribadi Yesus Kristus sebagai sahabat sejati, tokoh idola, dan Juru Selamat. 4.11 Menghayati Allah Tritunggal sebagai kebenaran iman Kristiani. 4.12 Menghayati Roh Kudus yang melahirkan, membimbing, dan menghidupi Gereja. 7 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Bab I Manusia Makhluk Pribadi Kita sering mendengar ada sebagian remaja yang merasa tidak puas terhadap apa yang ada pada dirinya. Ia tidak puas terhadap keadaan isiknya, kebiasaan maupun karakternya, atau kemampuan serta keterbatasan yang dimilikinya. Orang-orang seperti itu sering kali berikir: “mengapa saya tidak tidak bisa seperti mereka?”, “apa salah saya sehingga saya bernasib seperti ini?”. Bahkan lebih jauh lagi, akhirnya mereka menganggap Tuhan tidak adil. Munculnya perasaan- perasaan manusiawi seperti itu merupakan pengalaman yang wajar dan biasa dialami oleh remaja dalam upaya pencarian jati dirinya. Jawaban atas kegelisahan remaja seperti itu, tidak akan terpuaskan selama mereka mencarinya terbatas fenomena isik-manusiawi belaka. Mereka perlu diajak untuk masuk ke kedalaman dirinya. Mereka perlu dihantar pada pengalaman imani, sehingga sampai pada pertanyaan baru: “Mengapa Tuhan menciptakan aku seperti ini?”, “Apa maksud dan panggilan Allah dalam keadaanku seperti ini?”. Ketika masuk dalam kedalaman pengalaman iman, mereka akan sampai menyadari bahwa apapun yang melekat pada dirinya semata-mata anugerah Allah, dan bahwa dibalik semua yang melekat pada dirinya tersimpan di dalamnya maksud panggilan Allah yang luhur. Keberanian masuk pada pengalaman iman inilah yang akan membuat setiap orang menerima diri dan mensyukuri hidupnya sebagai anugerah. Penerimaan diri dan dan syukur itu selanjutnya akan mendorong untuk bersikap bertanggung jawab dan mengembangkan diri. Bila proses ini bisa dijalani, maka mereka akan sampai pada kebahagiaan hidup yang sesungguhnya. Mereka tidak akan lagi menjadi minder, atau ingin seperti orang lain. Mereka menjadi dirinya sendiri. Mereka merasakan bahwa dirinya bukan lagi sesuatu, melainkan sebagai pribadi yang bernilai, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Untuk membantu remaja pada pengalaman dan proses di atas, maka pada Bab ini berturut-turut akan dibahas materi pokok tentang: A. Aku Pribadi Yang Unik. B. Mengembangkan Karunia Allah. C. Kesetaraan Laki-Laki dan Perempuan. D. Keluhuran Manusia sebagai Citra Allah. 8 Buku Guru Kelas X SMASMK

A. Aku Pribadi yang Unik

Kompetensi Dasar 3.1. Memahami diri dengan segala kemampuan dan keterbatasannya. 4.1. Melatih diri dengan segala kemampuan dan keterbatasannya. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui pendalaman kisah tentang Lena Maria, peserta didik mampu memahami keberadaan dirinya dengan segala kemampuan dan keterbatasannya. 2. Dengan mendalami Teks Kitab Suci Kej 1: 26 – 31, peserta didik mampu menyadari bahwa ia diciptakan secara unik. 3. Dengan mereleksikan keunikan dirinya, peserta didik mampu membuat doa syukur. Indikator 3.1.1. Menganalisis data pribadi tentang kekuatan-kekuatan dan keterbatasan- keterbatasan yang ada dalam diri sendiri. 3.1.2. Menjelaskan pengertian manusia sebagai pribadi yang unik 3.1.3. Merumuskan ajaran Kitab Suci tentang keunikan manusia berdasarkan Kej 1:26-31 4.1.1. Membuat doa syukur karena diciptakan sebagai pribadi yang unik 4.1.2. Membuat gambar simbol diri dan mensharingkan di depan kelas Pendekatan Pendekatan Kateketis dan Pendekatan Saintiik. Metode Pembelajaran 1. Dialog Partisipatif 2. Diskusi 3. Penugasan 4. Studi Pustaka 5. Releksi Bahan Kajian 1. Mengenali keunikan diri 2. Sikap terhadap kekuatan dan keterbatasan. 3. Keunikan manusia berdasarkan Kitab Suci. Sumber Belajar 1. Pengalaman hidup peserta didik 2. forum-kompas.comkesehatan271674-gadis-muda-bunuh-diri-karena- hasil-opereasi –platik- jelek.htmL 9 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 3. http:id.wikipedia.orgwikiManusia 4. Kitab Suci: Kej. 1: 26-31 dan Mazmur 139. 5. Teks puisi “Be he Best”, jadilah diri sendiri yang terbaik karya Douglas Mallock 6. Kristianto. Yoseph, dkk. 2010. Menjadi Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik untuk SMAK Kelas X. Yogyakarta:Kansius 7. Konferensi Wali Gereja Indonesia, Iman Katolik, Kanisius, Yogyakarta, 1995. 8. Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Flores, Waktu 3 Jam Pelajaran Pemikiran Dasar Setiap manusia itu unik unique Inggris atau unus latin = satu, tak ada satu orang pun yang mempunyai kesamaan dengan orang lain. Bahkan manusia kembar sekalipun selalu mempunyai perbedaan. Perbedaan itu lebih jauh dan lebih dalam dari yang dapat dilihat, dirasa, didengar dan dikatakan. Pada umumnya perbedaan ini yang membuat orang iri hati, bertentangan, bermusuhan dan ingin saling meniadakan. Padahal dengan perbedaan itu justru orang dapat saling memperkaya dan melengkapi. Perbedaan itulah yang menjadi keunikan setiap manusia. Keunikan itu bisa diamati dari hal-hal isik, psikis, bakat kemampuan serta pengalaman-pengalaman yang dimilikinya. Keunikan diri itu merupakan anugerah yang menjadikan diri seseorang berbeda dan dapat dikenal dan diperlakukan secara khusus pula. Untuk mengatasi perbedaan itu, diperlukan sikap menerima diri apa adanya Jabatan dalam keorganisasian dapat digantikan oleh orang lain, tetapi kedudukan setiap manusia dalam seluruh kerangka ciptaan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Peran orang tua dalam keluarga dapat saja digantikan oleh orang lain, tetapi peran sebagai ciptaan tidak mungkin digantikan oleh siapapun. Tuhan menciptakan setiap manusia dengan tugas yang khas di dunia ini. Orang yang bersikap positif akan menerima keunikan itu sebagai anugerah, ia bangga bahwa dirinya berbeda, ia bersyukur bahwa apa pun yang ada pada dirinya merupakan pemberian Tuhan yang baik adanya. Dengan demikian, ia tidak akan minder, ia tidak berniat menjadi sama seperti orang lain, ia tidak akan menganggap dirinya tidak berharga, ia tidak akan melakukan tindakan yang melawan kehendak Tuhan akibat ketidakpuasan terhadap dirinya, hidupnya akan tenang dan mampu bergaul dengan siapa saja. Ada orang yang kurang menerima keunikan diri. Orang yang demikian akan merasa tidak puas, bahkan dapat melakukan tindakan apa pun demi menutupi keterbatasan diri, misalnya operasi plastik. Orang yang demikian sering beranggapan seolah penampilan luar lebih penting. Singkatnya, manusia adalah makhluk yang indah dan “istimewa”. Keistimewaan dan keagungan manusia ini hendaknya sungguh disadari oleh semua peserta didik.