2.2 Penelitian yang Relevan 2.2.1 Penelitian tentang Modul
Theresia Dwi Kurniawati 2016, meneliti tentang pengembangan modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 untuk mendorong siswa kelas
IV berpikir kritis. Tujuan pengembangan ini adalah: 1 Mengetahui cara mengembangkan modul praktikum IPA, 2 Mengetahui kualitas modul praktikum
IPA, 3 mengetahui pengaruh penggunaan modul praktikum IPA. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan
research and development
. Prosedur pengembangan modul dilakukan dengan langkah: 1 Potensi dan
masalah, 2 Pengumpulan data, 3 Desain produk, 4 Validasi produk pada ahi, 5 Revisi produk, 6 Uji coba produk, 7 Revisi produk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul praktikum IPA layak untuk digunakan sebagai bahan ajar siswa kelas IV Sekolah Dasar. Hal ini ditunjukkan
keseluruhan dari hasil validasi produk oleh guru kelas IV SD Kanisius Ganjuran, 4 siswa kelas IV SD N Bareng Lor Klaten, 19 Siswa kelas IV SD N Kanisius
ganjuran, rata-rata keseluruhan skor 3,3 dengan kategori layak. Halawa Rismawati 2016, meneliti tentang pengembangan modul tanaman
obat untuk pendidikan konservasi lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah: 1 Mendeskripsikan proses pengembangan modul tanaman obat, 2 mendeskripsikan
kualitas modul tanaman obat. Penelitian ini dilakukan di kelas V SD. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan
research and development
. Penelitian ini menggunakan enam langkah dari Sugiyono yang meliputi: 1 potensi dan masalah, 2 pengumpulan data, 3 desain produk, 4
validasi desain, 5 revisi desain, 6 uji coba produk. Modul tanaman obat ini
divalidasi oleh dua ahli yaitu ahli bahasa dengan skor 4,15 layak dan ahli IPA dengan skor 4,41 layak, dengan berdasarkan hasil validasi modul tanaman obat
“Daun Ajaib” layak diuji cobakan. Wahyu Wido Sari 2014, meneliti tentang persepsi guru dan siswa SD di
Yogyakarta terhadap program conservation scout. Penelitian ini bertujuan untuk melihat respon sekolah, persepsi guru, persepsi siswa, dan keberhasilan
sekolah dalam mendukung program conservation scout. Metode yang digunakan adalah action reseach, survey, dan diskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan
adalah kuesioner dengan hasil validasi sangat baik. Sekolah memberikan respon sangat positif 84 terhadap program conservation scout, dari 38 sekolah
yang diundang, ada 32 sekolah yang mengikuti program ini. Guru memberikan persepsi negatif 2,50, bukan pada esensi program melainkan pada teknik
pelaksanaan program. Siswa memberikan persepsi positif 3,51 dan 36 dari 70 siswa berhasil melakukan peer tutoring dan kampanye mengenai konservasi. Ada
53, 12 SD yang siswanya menjadi duta konservasi lingkungan.
2.2.2 Penelitian tentang Peduli Lingkungan`
Aulia Mutiara Sari, Arif Widiyatmoko 2014, meneliti tentang pengembangan alat peraga pemanasan global berbahan bekas pakai untuk
menanamkan karakter peduli lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat karakter peduli lingkungan pada siswa. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian dan pengembangan
research and development
. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VII. Hasil penelitian pakar media dan
materi terhadap alat peraga yang dikembangkan yaitu 97,78 dan 94,05,
tanggapan siswa mencapai 87,27, dan ketuntasan klasikal sebesar 84,38 yaitu 27 dari 32 siswa mencapai nilai KKM 75. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa alat peraga pemanasan global berbahan bekas pakai yang dikembangkan layak dan efektif digunakan. Hasil observasi menyatakan bahwa tingkat karakter
peduli lingkungan pada siswa berada pada tingkat mulai terlihat dengan persentase 57,47
Agil Lepiyanto, Dasrieny pratiwi 2015, meneliti tentang pengembangan bahan ajar berbasis inkuiri terintegrasi nilai karakter peduli lingkunga pada materi
ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh materi pembelajaran berdasarkan inkuiri terintegrasi nilai karakter peduli lingkungan. Penelitian ini
menggunakan model penelitian
research and development
. Hasil ini penelitian menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran materi berdasarkan penyelidikan
terintegrasi karakter nilai peduli lingkungan adalah nilai validasi ahli materi adalah 90, ahli desain adalah 86 875 dan ilmu guru di 94.74. materi pembelajaran
berdasarkan karakter terpadu berbasis inquiry nilai peduli lingkungan harus terus direvisi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Sumiyati 2016 meneliti tentang pengembangan multimedia pendidikan karakter peduli lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk
multimedia pendidikan karakter peduli lingkungan yang layak digunakan dalam pembelajaran. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD. Penelitian ini
menggunakan tiga model pengembangan yaitu model penelitian dan pengembangan Borg Gall 1989, model pengembangan multimedia Alessi dan
Trollip 2001, dan model pengembangan desain pembelajaran Dick dan Carey
2005. Ketiga model tersebut dimodifikasi sehingga menghasilkan tahapan sederhana yaitu studi pendahuluan, perencanaan, dan pengembangan.
Berdasarkan hasil validasi ahli materi dengan skala 5 pada aspek pembelajaran adalah 4,35 “Sangat Baik”, aspek materi 4,57 “Sangat Baik”.
Hasil validasi ahli media pada aspek fisik 4,50 “Sangat Baik”, aspek tampilan
4,31 “Sangat Baik”, dan aspek pemrograman 4,33 “Sangat Baik”. Hasil penilaian guru pada
aspek tampilan adalah 4,36 “Sangat Baik”, aspek pemrograman 4,66 “Sangat Baik”, aspek materi 4,60 “Sangat Baik”, aspek pembelajaran 4,80
“Sangat Baik”. Dengan menggunakan teknik skala tiga, hasil ujicoba perorangan 2,73 “Baik”, hasil uji coba kelompok kecil 2,82 “Baik”, dan uji coba lapangan
2,83 “Baik”. Jadi dapat disimpulkan bahwa produk yang dikembangkan telah layak untuk digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran.
Peneliti mengembangkan modul pembelajaran untuk menumbuhkan sikap peduli linhkungan siswa kelas IV SD BOPKRI Gondolayu dengan pendekatan PPR.
Peneliti mengebangkan modul tersebut karena dalam penelitian sebelumnya belum ada penelitian yang mengembangkan modul untuk menumbuhkan sikap peduli
lingkungan dengan pendekatan PPR. Pengembangan modul ini juga disesuaikan dengan kondisi yang sedang dialami siswa saat ini dan pada penelitian guru
berperan sebagai fasilitator. Guru dan siswa juga berperan aktif sebagai pembelajar. Sehingga terjadi interaksi pada saat pembelajaran berlangsung dan tercipta suasana
pembelajarna yang aktif dan inovatif.
2.3 Desain Diagram