Objektivitas Berita KAJIAN PUSTAKA

2.4. Objektivitas Berita

Secara ideal setiap berita yang disajikan dalam suatu media harus memenuhi unsur obyektifitas. Berita yang objektif adalah berita yang disajikan tidak disisipi oleh opini dari penulis berita. Sehingga berita tersebut sesuai kenyataan, berimbang dan tidak megandung keberpihakan. Media massa yang sarat dengan informasi adalah pers. Pers merupakan cermin realitas karena pers pada dsarnya lebih menekankan fungsi sebagai sarana pemberitaan. Isi pers yang utama adalah berita. Fakta dan realitas adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari konsep objektifitas. Oleh karena itu, ika terdapat sebuah paradigma yang berkaitan dengan ilmu jurnalistik, pasti ditemukan sebuah paradigma yang mensyaratkan adanya konsep objektifitas dalam penyajian berita. Pers senantiasa dituntut mengembangkan pemberitaan yang objektif, yaitu “reporting format that generaly spates from opinion present an emotionally detached view of the news, and strives for fairness and balanced” DeFleur, 1994:635. Dalam jurnarnalisme, kebenaran tidaklah bisa diklaim oleh satu pihak, namun harus dikonfirmasikan menurut kebenaran dari pihak lain. Mengapa pemberitaan di surat kabar selalu dituntut untuk mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektifitas yang juga sering disebut sebagai pemeberitaan cover both side, dimana pers menyajikan semua pihak yang terlibat sehingga pers mempermudah pembaca menemukan kebenaran. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Selain fairness, pers juga dituntut melakukan pemberitaan yang akurat, tidak bohong, menyatakan fakta bila itu memang fakta, dan pendapat bila iu memang pendapat, dikutip dari Siebert tahun 1986 Bungin, 2003:153-154. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dalam skema diatas, Rahma Ida membagi objektivitas ke dalam tiga kriteria, yakni Akurasi, fairness dan validitas. Akurasi bisa diwujudkan jika didukung oleh kesesuaian judul, pencantuman waktu, penggunaan data pendukung dan faktualitas berita. Fairness didukung oleh ketidakberpihakan dari sumber berita dan ketidakberpihakan dari ukuran kolom. Sementara itu, validitas dapat ditegakkan dengan atribusi, kompetensi sumber berita, pelaku lansung dan bukan pelaku langsung. 1. Akurasi Akurasi mengindikasikan perlunya verifikasi terhadap faktainformasi. Seluruh informasi yang diperoleh harus diverifikasi sebelum disajikan. Dari sejumlah parameter yang digunakan untuk mengukur akurasi, persoalan verifikasi terhadap fakta dan akurasi penyajian menjadi masalah utama di sejumlah media. Verifikasi terhadap fakta menyangkut sejauh mana berita yang ditampilkan berkorespondensi dengan fakta yang benar-benar terjadi di lapangan McQuail, 1992: 207. Akurasi dibagi menjadi empat kategori, antara lain pertama, kesesuaian judul dengan isi berita yang menyangkut aspek relevansi kedua, pencantuman waktu terjadinya suatu peristiwa untuk melihat akurasi fakta atau opini ketiga, data pendukung merupakan kelengkapn informasi atas kejadian yang ditampilkan keempat, faktualitas menyangkut ada tidaknya pencampuran fakta dengan opini wartawan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2. Fairness atau ketidakberpihakan Fairness menyangkut keseimbangan penulisan berita serta tidak adanya unsur memihak cover both side dalam menyajikan sebuah berita. Ada dua kategori fairness pertama, ketidakberpihakan dilihat dari sumber berita yang digunakan kedua, ketidakberpihakan dilihat dari ukuran fisik kolom yang dipakai. 3. Validitas Validitas merupakan keabsahan pemberitaan. Validitas mempunyai dua kategori yaitu pertama, atribusi atau pencantuman berita secara jelas. Kedua, kompetensi pihak yang dijadikan sumber berita. Dapat disimpulkan bahwa Objektivitas merupakan gabungan unsur akurasi, fairness dan validitas. Berita ialah laporan tentang suatu kejadian yang aktual dan bermakna. Kejadiannya sendiri merupakan sesuatu yang objektif. Sedangkan bagimana berita itu dipilih menjadi berita atau dilaporkan sebagai berita, jelas sesuatu yang subjektif . Ini bisa terjadi karena adanya sudut pandang yang berbeda antar wartawan, visi media yang mempengaruhi, kemampuan daya tangkap terhadap fakta, daya tafsir, dan selera tentang apa yang harus dilaporkan . Banyak segi yang mempengaruhi objektivitas, tidak ada objektivitas yang apa adanya. Yang ada hanyalah objektivitas yang subjektif. Bagaimanapun juga Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. media merepresentasikan banyak kepentingan terhadap suatu fakta, sering kali justru memiliki realitasnya sendiri, yakni realitas media.

2.5. Kerangka Berpikir