Pengujian Pada Sistee 1 Fasa

Keterangan : P = Daya V = Vout Alternator I = Arus Alternator

4.2.2. Pengujian Pada Sistee 3 Fasa

Pengujian yang dilakukan pada tahap ini adalah menggunakan masukan sistem 3 fasa. Pada tahap ini sudah tidak lagi menggunakan rangkaian kapasitor. Pada pengujian tahap ini, menggunakan inverter 3 fasa sebagai sistem masukannya dimana dapat diatur besar – kecilnya nilai frekuensi yang akan digunakan untuk pengujian. Nilai frekuensi yang digunakan pada tahap ini adalah sebesar 50 Hz. Dipilih nilai frekuensi 50 Hz, untuk menyesuaikan dengan nilai frekuensi dari penyedia sumber yaitu PLN. Pada tabel 4.3 merupakan hasil dari pengujian yang telah dilakukan. Isi dari tabel tersebut sama dengan tabel pada tahap yang sebelumnya yaitu tahap dengan masukan sistem 1 fasa. Nilai – nilai pada tabel ini juga diambil dari nilai yang tertampil pada LCD untuk Vout sensor dan Arus, sedangkan untuk melihat nilai RPM tetap dengan cara manual yaitu dengan menggunakan tachometer. Tabel 4.3. Hasil pengujian pada sistem 3 fasa Beban Laepu Watt Vout Sensor Volt Arus Aepere RPM 2,500 0,000 1491 55 2,707 5,801 1492 80 2,770 7,372 1492 90 2,794 7,976 1493 105 2,823 8,701 1491 115 2,860 9,366 1448 130 2,903 10,695 1442 140 2,929 11,360 1442 150 2,955 11,845 1397 155 2,968 12,328 1395 165 2,993 12,532 1394 175 2,998 13,053 1401 190 3,017 13,551 1395 200 3,057 14,447 1390 225 3,088 15,450 1390 Gambar 4.13. Grafik hubungan antara arus dengan beban lampu pada sistem 3 fasa Gambar 4.14. Grafik hubungan antara RPM dengan beban lampu pada sistem 3 fasa Pada gambar 4.13 menjelaskan tentang grafik hubungan antara beban lampu dengan arus yang terukur. Arus yang terukur hampir sama dengan arus yang terjadi pada tahap sebelumnya yaitu pada masukan sistem 1 fasa. Terjadi kenaikan nilai arus setiap penambahan beban, untuk arus terkecil yang terukur pada saat beban 55 Watt adalah sebesar 5,801 A dan untuk nilai arus terbesar yang terukur sebesar 15,450 A. Untuk gambar 4.14 merupakan grafik hubungan antara beban lampu dengan kecepatan putaran RPM yang terjadi. Dalam percobaan tahap ini kecepatan yang terukur menunjukkan penurunan nilai kecepatan. Selama prosesnya percobaan terdapat kenaikkan nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 50 100 150 200 250 A ru s A e pe re Beban Laepu Watt 1380 1390 1400 1410 1420 1430 1440 1450 1460 1470 1480 1490 1500 50 100 150 200 250 R PM Beban Laepu Watt kecepatan. Pada saat kondisi tanpa beban kecepatan yang terukur adalah 1491 RPM, kemudian ketika diberi beban sebesar 55 Watt naik menjadi 1492 RPM dan naik lagi kecepatan menjadi 1493 RPM pada beban 90 Watt. Setelah terjadi peningkatan kecepatan, ketika dibebani dengan 105 Watt kecepatan turun menjadi 1491 dan terus turun kecepatannya sampai pada beban terbesar yaitu 225 Watt dengan kecepatan yang terukur sebesar 1390 RPM. Seperti halnya yang telah dilakukan pada pengujian sistem 1 fasa, maka pada pengujian sistem 3 fasapun dilakukan panambahan parameter uji sistem dengan tujuan mendapatkan hasil yang lebih baik dan lebih teliti. Pada tabel 4.4 di bawah ini merupakan data dari parameter yang diuji. Tabel 4.4. Penambahan parameter uji pada sistem 3 fasa Beban Laepu Watt + Accu Vout Alternator Volt Arus Alternator Aepere Daya Sistee Watt Accum 15,2 4,822 73,294 55 +maccu 15,5 11,169 173,120 80 + accu 14,9 11,180 166,582 90 + accu 14,4 11,536 166,118 105 +maccu 14,0 11,658 163,212 115 + accu 13,7 11,658 159,715 130 + accu 13,6 11,841 161,038 140 +maccu 13,5 11,963 161,005 150 + accu 13,3 11,963 159,108 155 + accu 13,2 12,001 158,413 165 + accu 13,0 11,963 155,519 175 + accu 13,2 11,963 157,912 190 + accu 12,9 12,024 155,110 200 + accu 12,9 11,963 154,323 225 + accu 12,7 12,024 152,705 Dari tabel di atas didapatkan informasi bahwa tegangan keluaran alternator pada sistem 3 fasa ini memiliki tegangan maksimum pada 15,2 volt saat hanya diberi beban pengisian accu dan turun menjadi 12,7 volt ketika diberi beban sampai 225 watt + pengisian accu. Untuk arus keluarannya dengan beban pengisian accu saja yaitu 4,822 ampere dan maksimumnya pada 12 ampere. Semenjak diberi beban 140 watt sampe 225 watt arus alternator stabil pada 12 ampere, ada naik-turunnya tetapi sedikit sekali hanya sekitar 0,006 ampere.

4.2.3. Pengujian Sistee 1 Fasa dengan Variasi Kapasitor

Pengujian ini dilakukan untuk melihat karakteristik dan kemampuan motor induksi 3 fasa ketika diberi masukan yang tidak sesuai dengan perancangan sebelumnya. Pengujian ini dilakukan dengan memvariasikan nilai kapasitor jalan dan kaparitor start.

4.2.3.1. Variasi Kapasitor Jalan Bernilai 10 µF

Pada perancangan di awal nilai untuk kapasitor jalan adalah 26 µF. Nilai tersebut didapatkan dari memparalel antara kapasitor 10 µF dengan 16 µF, untuk pengujian ini kapasitor yang bernilai 16 µF dilepaskan dari rangkaian sehingga hanya tinggal kapasitor bernilai 10 µF yang berfungsi sebagai kapasitor jalan. Langkah berikutnya sama seperti dengan sebelumnya yaitu memberi tegangan masukan 220 volt dan melakukan pengambilan data. Tabel 4.5 berikut ini menunjukkan data pengujiannya. Tabel 4.5. Pengujian kapasitor jalan 10 µF Beban Laepu Watt + Accu Vout Sensor Volt Arus Alternator Aepere Vout Alternator Volt RPM Accum 2,590 2,070 15,4 1493 55 + accu 2,850 8,700 15,6 1482 130 + accu 3,094 14,575 15,6 1472 165 + accu 3,145 15,661 14,9 1472 225 + accu 3,400 15,563 14,0 1468

4.2.3.2. Variasi Kapasitor Jalan Bernilai 16 µF

Pengujian ini dilakukan dengan mengubah nilai kapasitor jalan dari yang semula 26µF menjadi 16µF. Jika sebelumnya yang dilepaskan adalah kapasitor 16 µF, maka sekarang kapasitor 10µF yang dilepaskan. Berikut tabel data pengujiannya.