ampere dan maksimumnya pada 12 ampere. Semenjak diberi beban 140 watt sampe 225 watt arus alternator stabil pada 12 ampere, ada naik-turunnya tetapi sedikit sekali hanya
sekitar 0,006 ampere.
4.2.3. Pengujian Sistee 1 Fasa dengan Variasi Kapasitor
Pengujian ini dilakukan untuk melihat karakteristik dan kemampuan motor induksi 3 fasa ketika diberi masukan yang tidak sesuai dengan perancangan sebelumnya. Pengujian
ini dilakukan dengan memvariasikan nilai kapasitor jalan dan kaparitor start.
4.2.3.1. Variasi Kapasitor Jalan Bernilai 10 µF
Pada perancangan di awal nilai untuk kapasitor jalan adalah 26 µF. Nilai tersebut didapatkan dari memparalel antara kapasitor 10 µF dengan 16 µF, untuk pengujian ini
kapasitor yang bernilai 16 µF dilepaskan dari rangkaian sehingga hanya tinggal kapasitor bernilai 10 µF yang berfungsi sebagai kapasitor jalan. Langkah berikutnya sama seperti
dengan sebelumnya yaitu memberi tegangan masukan 220 volt dan melakukan pengambilan data. Tabel 4.5 berikut ini menunjukkan data pengujiannya.
Tabel 4.5. Pengujian kapasitor jalan 10 µF
Beban Laepu Watt + Accu
Vout Sensor Volt
Arus Alternator Aepere
Vout Alternator Volt
RPM
Accum 2,590
2,070 15,4
1493 55 + accu
2,850 8,700
15,6 1482
130 + accu 3,094
14,575 15,6
1472 165 + accu
3,145 15,661
14,9 1472
225 + accu 3,400
15,563 14,0
1468
4.2.3.2. Variasi Kapasitor Jalan Bernilai 16 µF
Pengujian ini dilakukan dengan mengubah nilai kapasitor jalan dari yang semula 26µF menjadi 16µF. Jika sebelumnya yang dilepaskan adalah kapasitor 16 µF, maka
sekarang kapasitor 10µF yang dilepaskan. Berikut tabel data pengujiannya.
Tabel 4.6. Pengujian kapasitor jalan 16 µF
Beban Laepu Watt + Accu
Vout Sensor Volt
Arus Alternator Aepere
Vout Alternator Volt
RPM
Accum 2,622
3,052 15,0
1481 55 + accu
2,871 8,789
15,5 1487
130 + accu 3,079
14,161 15,4
1480 165 + accu
3,118 15,564
14,8 1475
225 + accu 3,128
15,554 13,9
1470
4.2.3.3. Variasi Kapasitor Start Bernilai 44 µF
Jika pada subbab sebelumnya yang divariasikan adalah kapasitor jalan, maka pada subbab ini yang divariasikan adalah kapasitor startnya. Pada awal perancangan
kapasitor start bernilai 50 µF dan itu didapatkan dari paralel kapasitor-kapasitor yang bernilai 6 µF, 8 µF, 16 µF, dan 20 µF. Pada pengujian kali ini kapasitor yang bernilai 6 µF
dilepaskan dari rangkaian, sehingga total dari rangkaian kapasitor start adalah 44 µF. Tabel 4.7 merupakan data hasil pengujiannya.
Tabel 4.7. Pengujian kapasitor start 44 µF
Beban Laepu Watt + Accu
Vout Sensor Volt
Arus Alternator Aepere
Vout Alternator Volt
RPM
Accum 2,674
3,663 15,4
1484 55 + accu
2,884 9,094
15,6 1485
130 + accu 3,079
14,405 15,4
1476 165 + accu
3,106 15,198
14,5 1472
225 + accu 3,123
15,625 14.1
1470 Untuk pengujian nilai kapasitor start dengan nilai total yang lebih kecil lagi
daripada 44 µF tidak dapat dilanjutkan, dikarenakan pada rangkaian kapasitornya muncul percikan-percikan bunga api yang dapat membahayakan perangkat lainnya dan penguji.
4.2.3.4. Analisa Data Arus Alternator dengan Variasi Kapasitor
Data hasil variasi kapasitor yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dengan semakin kecilnya nilai kapasitor jalan Cr, arus keluaran dari alternator juga menjadi lebih
kecil dibandingkan dengan nilai kapsitor jalan yang lebih besar. Pada kapasitor jalan bernilai 10µF arus terkecil yaitu pada nilai 2,590 A dan terbesarnya 15,563A, sedangkan
pada kapasitor jalan 16µF nilai arus terkecil bernilai 2,622A dan terbesarnya pada 15,554A. Variasi kapasitor lainnya yaitu kapasitor start Cs sebesar 44µF memiliki hasil
arus alternator yang lebih besar dibandingkan dari kedua nilai kapasitor jalan sebelumnya, karena disini menggunakan nilai kapasitor jalan yang sesuai dengan perhitungan teori yaitu
sebesar 25µF. Gambar 4.15 di bawah ini menunjukkan grafik perbandingan dari variasi ketiga kapasitor.
Gambar 4.15. Grafik perbandingan arus keluaran alternator menggunakan variasi kapasitor
4.3. Analisis Hasil Pengujian 4.3.1. Analisis Data Arus
Pada data nilai arus yang telah diambil dengan menggunakan tahap sistem 1 fasa maupun dengan menggunakan tahap sistem 3 fasa terjadi adanya perbedaan nilai.
Berdasarkan tabel 4.8 ditunjukkan beda nilai besarnya arus yang terukur antara sistem 1 fasa dengan sistem 3 fasa. Berikutnya pada gambar 4.16 merupakan grafik untuk kedua
nilai yang dibandingkan tersebut. 2,000
4,000 6,000
8,000 10,000
12,000 14,000
16,000 18,000
55 130
165 225
A ru
s A lte
rn at
or A
e pe
re
Beban Laepu Watt + Accu
CR 10uF CR 16uF
CS 44uF
Tabel 4.8. Nilai arus sistem 1 fasa dan sistem 3 fasa
Beban Laepu Watt Arus pada sistee 1 fasa A
Arus pada sistee 3 fasa A
0,000 0,000
55 6,284
5,801 80
8,097 7,372
90 8,826
7,976 105
9,548 8,701
115 10,152
9,366 130
10,996 10,695
140 11,604
11,360 150
12,328 11,845
155 12,449
12,328 165
13,054 12,532
175 13,539
13,053 190
14,502 13,551
200 14,986
14,447 225
15,953 15,450
Gambar 4.16. Grafik perbandingan arus antara sistem 1 fasa dengan sistem 3 fasa Dari gambar grafik tersebut dapat menjelaskan bahwa nilai arus pada masukan
sistem 1 fasa sedikit lebih tinggi daripada nilai arus pada masukan sistem 3 fasa. Nilai terkecil ketika diberi beban sebesar 55 Watt pada masukan sistem 1 fasa arusnya terukur
sebesar 6,284 A, sedangkan pada sistem 3 fasa bernilai 5,801 A. Untuk nilai beban tertingginya yaitu pada 225 Watt, pada sistem 1 fasa mencapai 15,953 A dan masukan
sistem 3 fasa tidak berbeda jauh dengan nilai 15,450 A. Hal ini terjadi dikarenakan
2 4
6 8
10 12
14 16
18
50 100
150 200
250
A ru
s A
e pe
re
Beban Laepu Watt
Arus input 1 fasa Arus input 3 fasa