HukumBOhmB LCDB ADCBAnalog to Digital ConverterB

Lanjutan Tabel 2.13. Konfigurasi pin LCD 7 D0 Bit 0 8 D1 Bit 1 9 D2 Bit 2 10 D3 Bit 3 11 D4 Bit 4 12 D5 Bit 5 13 D6 Bit 6 14 D7 Bit 7 15 A Anoda +5VDC 16 K Katoda Ground Tabel 2.14. Konfigurasi pin LCD[11] PinB BilanganBBinerB KeteranganB RS Inisialisasi 1 Data RW Tulis LCDW Write 1 Baca LCDR Read E Pintu data terbuka 1 Pintu data tertutup Lapisan film yang berisi kristal cair diletakkan di antara dua lempeng kaca yang telah ditanami elektroda logam transparan. Saat tegangan dicatukan pada beberapa pasang elektroda, molekul-molekul kristal cair akan menyusun diri agar cahaya yang mengenainya akan dipantulkan atau diserap. Dari hasil pemantulan atau penyerapan cahaya tersebut akan terbentuk pola huruf, angka, atau gambar sesuai bagian yang diaktifkan. LCD membutuhkan tegangan dan daya yang kecil sehingga sangat populer untuk aplikasi pada kalkulator, arloji digital, dan instrumen elektronik lain seperti Global Positioning System GPS, bargraph display, dan multimeter digital. LCD umumnya dikemas dalam bentuk Dual In-line Package DIP dan mempunyai kemampuan untuk menampilkan beberapa kolom dan baris dalam satu panel. Untuk membentuk pola, baik karakter ataupun gambar, pada kolom dan baris secara bersamaan digunakan digunakan metode screening. Metode screening adalah mengaktifkan daerah perpotongan suatu kolom dan suatu baris secara bergantian dan cepat sehingga seolah-olah aktif semua. Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk menghemat jalur yang digunakan untuk mengaktifkan panel LCD. 25

BAB III PERANCANGAN PENELITIAN

3.1 Blok Diagram Rangkaian

Di dalam perancangan ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu : rangkaian sensor arus, pengondisi sinyal, mikrokontroler dan penampil. Sensor yang digunakan untuk mengukur arus adalah ACS758. Perubahan keluaran dari sensor akan masuk ke mikrokontroler. Mikrokontroler ATMega 8535 berfungsi mengatur dan memproses data masukan dari sensor, kemudian pengukuran arus akan ditampilkan pada penampil LCD. Gambar 3.1 menunjukkan diagram blok sistem perancangan alat pengoperasian motor induksi 3 fasa pada sistem kelistrikan 1 fasa. Gambar 3.1. Diagram blok rancangan MI 3 fasa Listrik 1 fasa Generator Sinkron 1 fasa Sensor Arus ACS758 Mikrokontroler ATMega 8535 LCD Beban Lampu Pijar 3.2 Perancangan Perangkat Keras 3.2.1 Perancangan Rangkaian Sensor Arus Sensor yang digunakan pada penelitian ini adalah ACS758. Sensor ini akan mendeteksi arus yang mengalir disebabkan oleh adanya beban yang terpasang. Dari situ juga keluaran dari sensor akan masuk ke mikrokontroler yang nantinya akan ditampilkan pada LCD. Pada rangkaian gambar 3.2, untuk mengaktifkan sensor ini dibutuhkan tegangan masukan sebesar +5V. Pada kaki 4 dan 5 dihubungkan pada rangkaian beban, untuk mengukur besar arus yang mengalir pada rangkaian beban. Penghubung komponen kapasitor pada sensor ACS758 merupakan rekomendasi dari data sheet. Selanjutnya keluaran sensor dihubungkan pada port A0 mikrokontroler. Gambar 3.2. Rangkaian sensor arus ACS758 Dikarenakan beban yang digunakan tidak lebih daripada 540 watt maka dapat ditentukan arus maksimal yang akan diukur. Berdasarkan persamaan 2.8, maka I max dapat dihitung sebagai berikut : � = �. � 2.8 � ��� = � � Imax = 540 12 = 45 A Pada data sheet sensor, tegangan keluaran sensor berupa tegangan analog dengan sensitivitas 40 mVA. Jadi artinya untuk setiap kenaikkan 1 A, maka sensor akan merespon dengan memberikan keluaran sebesar 40 mV. Tabel 3.1 menunjukkan tegangan keluaran sensor terhadap arus yang diukur. Pengukuran arus yang bisa dilakukan dari rentang 0 A sampai 45 A, sehingga Vout sensor nantinya memiliki rentang dari 2500 V sampai 4300 mV. Tabel 3.1. Tegangan keluaran sensor terhadap arus yang diukur I Terukur A V out Sensor mV 0 A 2500 mV 5 A 2700 mV 10 A 2900 mV 20 A 3300 mV 40 A 4100 mV 45 A 4300 mV

3.2.2 Perancangan Rangkaian Mikrokontroler

Pada rangkaian mikrokontroler seperti pada gambar 3.3, port yang akan digunakan adalah port A dan port C. Port A digunakan sebagai port ADC Analog to Digital Conventer . Data analog dari sensor ACS758 yang berupa tegangan diberikan kepada port A0. Data tersebut kemudian di konversi ke bentuk data digital dan siap diproses oleh mikrokontroler. Untuk PC0, PC1, PC2, dan PC3 digunakan sebagai port data, sedangkan PC4 dan PC5 digunakan sebagai port pengaturan interface LCD. Pada port C7 digunakan sebagai keluaran untuk indikator lampu LED ketika sistem telah ON atau siap digunakan. Gambar 3.3. Rangkaian mikrokontroler PC6TOSC1 28 PC5 27 PC4 26 PC3 25 PC2 24 PC1SDA 23 PC0SCL 22 PC7TOSC2 29 PA6ADC6 34 PA5ADC5 35 PA4ADC4 36 PA3ADC3 37 PA2ADC2 38 PA1ADC1 39 PA0ADC0 40 PA7ADC7 33 PB6MISO 7 PB5MOSI 6 PB4SS 5 PB3AIN1OC0 4 PB2AIN0INT2 3 PB1T1 2 PB0T0XCK 1 PB7SCK 8 PD6ICP1 20 PD5OC1A 19 PD4OC1B 18 PD3INT1 17 PD2INT0 16 PD1TXD 15 PD0RXD 14 PD7OC2 21 RESET 9 XTAL1 13 XTAL2 12 AVCC 30 AREF 32 U1 ATMEGA8535 1 ACS758 Sensor Arus 1 2 3 4 5 6 LCD CONN-SIL6 X1 CRYSTAL C1 27pF C2 27pF C3 10uF R1 10k 5 V PC0. DB 1 LCD PC1. DB 2 LCD PC2. DB3 LCD PC3. DB4 LCD PC4. Enable LCD PC5. RS LCD 1 LED CONN-SIL1 Terdapat saklar masukan pada rangkaian yang berfungsi untuk mereset keadaan mikrokontroler.

3.2.3 Reset Eksternal

Sistem pada mikrokontoler akan mereset bila pin reset mendapat logika 0. Pin reset dihubungkan dengan resistor R1 yang terhubung ke vcc dan kapasitor yang terhubung ke ground . Gambar 3.4 adalah rangkaian reset eksternal. Gambar 3.4. Rangkaian reset eksternal

3.2.4 Osilator

Salah satu kelebihan AVR adalah kecepatan dalam eksekusi program. AVR membutuhkan waktu satu siklus untuk melakukan eksekusi terhadap suatu intruksi. Pada perancangan digunakan 12 Mhz sebagai masukan clock dengan 2 kapasitor sebesar 27 pF data sheet AVR hardware design considertions. Gambar 3.5 menunjukan rangkaian osilator. Gambar 3.5. Rangkaian osilator

3.2.5 Kapasitor

Dalam perancangan ini kapasitor yang digunakan diserikan dengan dua kumparan motor kumparan R dan S ditunjukkan pada gambar 3.6. 1 J1 RESET 8535 C1 10uF R1 10k 1 J2 +5V 12 Mhz CRY STAL C5 27 pF Xtal 2 Xtal 1 C6 27 pF 8535