4.1.12 Sejarah Umum PT Fast Food Indonesia Tbk
PT Fast Food Indonesia Tbk “ Perseroan” didirikan tahun 1978 oleh kelompok Usaha Gelael pada tahun 1978, dan terdaftar sebagai
perusahaan publik sejak tahun 1994. Perseroan mengawali usaha waralaba dengan pembukaan restoran KFC pertama pada bulan Oktober 1979 di
jalan Melawai, Jakarta. Keberhasilan Restoran QSR Quick Service Restaurant pertama ini diikuti dengan pembukaan Restoran KFC di kota-
kota besar lainnya di indonesia. Perseroan senantiasa membangun brand KFC dan berbekal keberhasilan perseroan selama 26 tahun, KFC telah
brand hidangan cepat saji yang paling dominan, dan dikenal luas sebagai jaringan restoran cepat saji di negeri ini. Gelael Pratama sebagai pendiri
KFC di Indonesia, sementara PT. Mega Eraraharja adalah anan perusahaan Kelompok Salim yang bergabung dengan Perseroan sebagai pemegang
saham mayoritas pada tahun 1990.
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1 Data tentang Rasio Lancar
Rasio likuiditas menunjukkan apakah sebuah perusahaan memiliki aktiva lancar liquid cukup untuk memenuhi kewajiban jatuh
tempo kewajiban jangka pendek, berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.1: Data Rasio Lancar pada Perusahaan Food and Beverages di BEI Selama Tahun 2007-2010 dalam
Nama Perusahaan Tahun
Rata-rata 2007
2008 2009
2010 PT Indofood Sukses Makmur Tbk
92 90
116 203
125,52 PT Delta Djakarta Tbk
417 379
470 633
474,75 PT Multi Bintang Indonesia Tbk
59 93
66 94
78 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk
222 279
156 138
198,75 PT Cahaya Kalbar Tbk
136 735
489 167
318,75 PT Mayora Indah Tbk
293 219
229 258
249,75 PT Sekar Laut Tbk
153 170
189 192
176 PT Siantar Top Tbk
177 123
169 171
160 PT SMART Tbk
172 172
158 152
163,5 PT Tunas Baru Lampung Tbk
181 110
112 111
128,5 PT Ultra Jaya Milk Tbk
237 185
182 49
163,25 PT Fast Food Indonesia Tbk
128 132
154 170
146 Rata-rata per Tahun
188,91 223,91
207,5 194,83
Sumber: Lampiran 1
Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa PT. Delta Djakarta
Tbk memiliki nilai Rasio Lancar secara rata-rata paling tinggi sebesar 474,75, dibandingkan dengan perusahaan sejenisnya. Hal tersebut
menunjukkan bahwa PT. Delta Djakarta Tbk memiliki aktiva lancar liquid cukup untuk memenuhi kewajiban jatuh tempo, sedangkan nilai rasio yang
terendah adalah pada PT. Multi Bintang Indonesia Tbk dengan nilai rasio sebesar 78, hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
kemampuan yang sangat rendah dalam memenuhi kewajiban jatuh temponya.
4.2.2 Data Tentang Return On Assets Return On Assets merupakan rasio laba bersih setelah pajak
terhadap total aktiva. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat assets yang diperlukan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.2: Data ROA pada perusahaan Food and Beverages yang Selama Tahun 2007-2010 dalam
Nama Perusahaan Tahun
Rata-rata 2007
2008 2009
2010 PT Indofood Sukses Makmur Tbk
3,32 2,61
5,14 6,25
4,33 PT Delta Djakarta Tbk
7,99 11,99
16,64 19,7
14,08 PT Multi Bintang Indonesia Tbk
13,57 23,61
34,27 38,95
27,6 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk
2,96 3,29
9,18 3,12
2,99 PT Cahaya Kalbar Tbk
4,02 4,60
8,71 3,48
5,20 PT Mayora Indah Tbk
7,48 6,71
11,46 11
9,16 PT Sekar Laut Tbk
3,14 2,12
6,53 2,42
3,55 PT Siantar Top Tbk
3,01 0,77
7,49 6,57
4,46 PT SMART Tbk
12,26 10,44
7,33 10,1
10,03 PT Tunas Baru Lampung Tbk
3,96 2,26
4,96 6,76
4,48 PT Ultra Jaya Milk Tbk
2,22 17,67
3,53 18,73
0,09 PT Fast Food Indonesia Tbk
16,29 15,96
17,48 16,15
16,47 Rata-rata per Tahun
6,19 8,45
11,01 35,80
Sumber : Lampiran 2 Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4.2 diatas
menunjukkan bahwa nilai rasio Return On Assets tertinggi adalah pada PT. Multi Bintang Indonesia Tbk dengan nilai rasio secara rata-rata
sebesar 27,6, tingginya nilai rasio ini menunjukkan bahwa PT. Multi Bintang Indonesia Tbk memiliki kemampuan yang tinggi dibandingkan
perusahaan yang sejenis dalam menghasilkan laba bersih dari nilai assets
yang dimilikinya, sebaliknya perusahaan yang memiliki nilai rasio terkecil adalah PT. Ultra Jaya Milk Tbk, dengan nilai-nilai rata-rata hanya sebesar
0.09.
4.2.3 Data tentang Rasio Perputaran Total Aktiva
Rasio ini menggambarkan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan
modal yang di investasikan untuk menghasilkan “revenue”. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3: Data Rasio Perputaran Total Aktiva pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di BEI selama Tahun
2007-2010 dalam
Nama Perusahaan Tahun
Rata-rata 2007
2008 2009
2010 PT Indofood Sukses Makmur Tbk
94 98
92 81
91,25 PT Delta Djakarta Tbk
74 96
603 129
225,5 PT Multi Bintang Indonesia Tbk
157 141
163 157
154,5 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk
206 248
168 223
212,25 PT Cahaya Kalbar Tbk
132 325
210 84
187,75 PT Mayora Indah Tbk
149 134
147 60
122,5 PT Sekar Laut Tbk
130 155
141 63
122,25 PT Siantar Top Tbk
116 100
114 85
103,75 PT SMART Tbk
100 160
139 162
140,25 PT Tunas Baru Lampung Tbk
75 141
100 123
109,75 PT Ultra Jaya Milk Tbk
83 78
93 106
90 PT Fast Food Indonesia Tbk
253 258
236 42
197,25 Rata-rata per Tahun
130,75 161,16
183,83 109,58
Sumber : Lampiran 3 Perusahaan yang memiliki nilai rasio Perputaran Total Aktiva
tertinggi adalah PT. Delta Djakarta Tbk, dengan nilai rasio rata-rata sebesar 225,5, hal tersebut menunjukkan kemampuan dana yang
tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu
yang cukup tinggi, sebaliknya PT. Ultra Jaya Milk Tbk, merupakan perusahaan yang memiliki nilai rasio Perputaran Total Aktiva terendah,
dengan nilai rasio sebesar 90, hal tersebut menunjukkan rendahnya
perputaran aktiva yang rendah dibandingkan perusahaan yang sejenis. 4.2.4 Data tentang Debt To Total Assets
Rasio ini mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang berasal dari kreditor . Semakin besar rasio maka
semakin besar pula risiko yang dihadapi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.4: Data Debt To Total Assets pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di BEI Selama Tahun 2007-2010
dalam
Nama Perusahaan Tahun
Rata-rata 2007
2008 2009
2010 PT Indofood Sukses Makmur Tbk
63,26 66,76
61,63 47,43
59,77 PT Delta Djakarta Tbk
22,21 24,96
21,15 16,26
21,14 PT Multi Bintang Indonesia Tbk
68,19 63,43
89,4 58,55
69,89 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk
61,16 52,94
51,08 53,47
54,66 PT Cahaya Kalbar Tbk
64,31 56,34
46,95 63,7
57,82 PT Mayora Indah Tbk
41,47 56,34
50,01 53,62
50,36 PT Sekar Laut Tbk
47,24 49,92
42,16 40,66
44,99 PT Siantar Top Tbk
30,69 42,01
26,28 31,1
32,52 PT SMART Tbk
56,24 53,92
52,99 53,24
54,09 PT Tunas Baru Lampung Tbk
61,79 68,12
64,16 65,99
65,01 PT Ultra Jaya Milk Tbk
38,92 34,7
31,05 35,15
34,95 PT Fast Food Indonesia Tbk
40,05 38,51
38,63 35,14
38.08 Rata-rata per Tahun
49,62 50,66
47,95 46,19
Sumber: Lampiran 4
Berdasarkan tabel 4.4. diatas diketahui bahwa perusahaan yang memiliki nilai Debt To Total Assets tertinggi adalah PT. Multi Bintang
Indonesia Tbk, dengan nilai rasio sebesar 69,89 hal tersebut menunjukkan bahwa PT. Multi Bintang Indonesia Tbk merupakan
perusahaan yang memilki tingkat resiko tertinggi dalam hal kegagalan membayar hutang, sebaliknya perusahaan yang memilki nilai rasio Debt
To Total Assets terendah adalah PT. Delta Djakarta Tbk dengan nilai rasio sebesar 21,14.
4.2.5 Data tentang Kinerja Keuangan laba bersih
Kinerja keuangan adalah pengukuran prestasi perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen
yang kompleks dan sulit, karena menyangkut efektifitas pemanfaatan modal, efisiensi dan rentabikitas dari kegiatan perusahaan. Kinerja
keuangan diambil berdasarkan pada laba setelah pajak, berdasarkan hasil
Penelitian sebagai berikut:
Tabel 4.5: Data Kinerja Keuangan Laba Bersih pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bei Selama Tahun 2007-2010
Nama Perusahaan Tahun
Rata-rata 2007
2008 2009
2010 PT Indofood Sukses Makmur Tbk
980357000000 1034389000000
2075861000000 2952858000000
1760866250000 PT Delta Djakarta Tbk
47331000000 83754000000
126504000000 139567000000
99289000000 PT Multi Bintang Indonesia Tbk
84385000000 222307000000
340458000000 442916000000
2725165000000 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk
-8646000000 9448000000
32450000000 12919000000
38405000000 PT Cahaya Kalbar Tbk
24676000000 27868000000
49493000000 29562000000
328997500000 PT Mayora Indah Tbk
141589000000 196230000000
372158000000 484086000000
2543640000 PT Sekar Laut Tbk
5742000000 4271000000
12803000000 4834000000
691250000 PT Siantar Top Tbk
15595000000 4816000000
41072000000 42631000000
260285000000 PT SMART Tbk
988944000000 1046389000000
748495000000 1260513000000
101108525000 PT Tunas Baru Lampung Tbk
97227000000 63337000000
138245000000 246663000000
13636800000 PT Ultra Jaya Milk Tbk
30317000000 303712000000
61153000000 107123000000
125576250000 PT Fast Food Indonesia Tbk
102537000000 125268000000
181997000000 199597000000
152349750000 Rata-rata per Tahun
2091719167 2454168333
3459553333 47510575
Sumber : Lampiran 5
Perusahaan yang mungkin memiliki kinerja keuangan tertinggi selama periode pengamatan yaitu dari tahun 2007-2010 secara rata-rata adalah PT. Cahaya Kalbar
Tbk, sebaliknya perusahaan yang memiliki kinerja keuangan terendah adalah PT. Sekar Laut Tbk. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan
yang juga semakin tinggi dalam menghasilkan laba bersih dari kegiatan opersaional yang dilakukan oleh perusahaan, sebaliknya apabila memiliki nilai
terkecil menun jukkan lemahnya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari kegiatan operasional.
4.3 Uji Kualitas Data 4.3.1 Uji Normalitas