Uji Kualitas Data .1 Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik

Perusahaan yang mungkin memiliki kinerja keuangan tertinggi selama periode pengamatan yaitu dari tahun 2007-2010 secara rata-rata adalah PT. Cahaya Kalbar Tbk, sebaliknya perusahaan yang memiliki kinerja keuangan terendah adalah PT. Sekar Laut Tbk. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan yang juga semakin tinggi dalam menghasilkan laba bersih dari kegiatan opersaional yang dilakukan oleh perusahaan, sebaliknya apabila memiliki nilai terkecil menun jukkan lemahnya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari kegiatan operasional. 4.3 Uji Kualitas Data 4.3.1 Uji Normalitas Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai disribusi normalitas ataukah tidak Ghozali, 2001: 74. Model regresi yang baik adalah memilki distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas dengan menggunakan Kolmogrov- Smirnov, dimana: a. Jika nilai signifikan nilai profitabilitasnya lebih kecil dari 5 maka distribusi adalah tidak normal. b. Jika nilai signifikan nilai profitabilitasnya lebih besar dari 5, maka distribusinya adalah normal. Dari hasil pengolahan data diperoleh hasil untuk uji normalitas pada tabel 4.6 Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas menggunakan UjiKolmogorov- Smirnow One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Ln_X1 Ln_X2 Ln_X3 Ln_X4 N 44 44 44 44 Normal Parameters a,b Mean 5.0853 1.9483 4.8048 3.8342 Std. Deviation .51360 .84431 .40481 .34668 Most Extreme Differences Absolute .141 .088 .079 .132 Positive .141 .088 .079 .109 Negative -.089 -.080 -.077 -.132 Kolmogorov-Smirnov Z .938 .581 .523 .878 Asymp. Sig. 2-tailed .342 .889 .947 .423 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Lampiran 8 Berdasarkan hasil pengujian yang disajikan pada tabel 4.6 diatas diperoleh hasil analisis bahwa variabel Rasio Lancar X 1 , ROA X 2 , Rasio Perputaran Total Asset X 3 , Debt To Total Asset X 4 , dan variabel Y Kinerja Keuangan memenuhi asumsi berdistribusi normal.

4.4 Uji Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka persamaan regresi harus memenuhi ketiga asumsi klasik ini:

4.4.1 Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi linear ada korelasi antara korelasi pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Umtuk menguji apakah terjadi autokorelasi atau tidak, digunakan uji Durbin- Watson DW-Test. Berdsarkan hasil pengujian yang dilakukan diperoleh hasil besarnya nilai Durbin Watson hitung sebesar 2,264. Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva di bawah ini. Gambar 4.1 Distribusi Daerah Keputusan Autokorelasi Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada autokorelasi negatif dL dU 4 - dU 4 - dL 4 ad a a u to k o re la si p o sitif daerah keragu raguan ad a a u to k o re la si n eg at if daerah keragu raguan Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa distribusi daerah penentuan keputusan dimulai dari 0 nol sampek 4 empat. Untuk asumsi klasik yang mendeteksi adanya autokorelasi di sini dilihat dari hasil analisis yang menunjukan hasil bahwa Durbin Watson sebesar 2,264, hasil ini menunjukkan tidak adanya gejala autokorelasi.

4.4.2 Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi variabel bebas independen Ghozali, 2001: 57. Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilakukan dengan menghitung Variance Inflation Factor VIF. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh hasil sebagai berikut: 1,34 1,72 2,28 2,66 Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Bebas Tolerance VIF Rasio Lancar X1 0, 693 1, 443 Ret urn On Asset s X2 0, 970 1, 031 Perput aran Tot al Asset s X3 0, 951 1,052 Debt To Tot al Asset s X4 0, 683 1,464 Lampiran : 7 VIF menyatakan tingkat “ pembengkakan” varians. Apabila varians lebih besar dari 10, maka terjadi multikolinieritas pada data penelitian yang digunakan. berdasarkan tabel di 4.7. di atas diketahui bahwa nilai VIF yang lebih kecil dari 10, hal tersebut menunjukkan bahwa pada model regresi yang digunakan tidak terjadi gejala multikolinieritas.

4.4.3 Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain Ghozali 2001:69. Pada regresi linear nilai-nilai residul tidak boleh ada hubungan dengan variabel X. Hal ini bias diidentifikasikan dengan cara menghitung korelasi rank spearman antara residul dengan seluruh variabel bebas yang menjelaskan dimana nilai signifikansi yang diperoleh harus lebih besar dari 0,05. Hasil perhitungan heterokedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskesdastisitas Variabel Bebas Nilai mutlak dari residual Taraf Signifikan Rasio Lancar X1 0, 194 0,101 Ret urn On Asset s X2 0, 322 0,016 Perput aran Tot al Asset s X3 0, 084 0,291 Debt To Tot al Asset s X4 - 0, 303 0,022 Sumber: Lampiran : 7.3 Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh dari variabel-variabel bebas yang diteliti tidak seluruhnya memiliki taraf signifikan lebih dari 0,05, seperti yang ditunjukkan oleh variabel Return On Assets dan Debt To Total Assets, yang memilki taraf signifikan kurang dari 0,05, sehingga dapat diputuskan b ahwa pada model regresi yang digunakan belum terbebas dari gejala heteroskesdastisitas. Menurut Ghozali 2001:73 apabila terdapat gejala heteroskesdastisitas maka untuk memperbaikinya dengan melakukan transformasi dalam bentuk model regresi dengan salah-satu variabel bebas yang digunakan dalam model tersebut. Berdasarkan pengujian terhadap kualitas data baik dari uji kualitas normalitas, autokorelasi, multikolinieritas maupun heteroskedastisitas, menunjukkan bahwa data yang digunakan penelitian belum sepenuhnya terbebas dari berbagai asumsi BLUE yang dipersyaratkan, oleh karena itu untuk membuktikan hipotesis yang diajukan, perlu kiranya dilakukan proses transformasi dalam bentuk log untuk memperbaiki kondisi data yang masih kurang baik Ghozali, 2001: 73. 4.5 Uji Asumsi Klasik Setelah Di Log 4.5.1 Autokorelasi

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 48 92

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES Analisis Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014.

0 4 12

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES Analisis Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014.

0 2 14

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 - 2012.

0 1 16

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 - 2012.

0 4 13

RASIO KEUANGAN DAN PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ( BEI ).

0 0 127

ANALISA RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 82

ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (FOOD AND BEVERAGE) YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE (2005-2008).

0 2 106

ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR ( FOOD AND BEVERAGE) YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE (2007-2010) SKRIPSI

0 1 20

RASIO KEUANGAN DAN PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ( BEI )

1 1 29