diantaranya kecepatan proses, integrasi data, keakuratan data dan laporan yang tepat waktu.
2.2 . Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Dasar Sistem Informasi Akuntansi 2.2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut Widjajanto 2001:2, sistem adalah suatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui
tiga tahapan yaitu input, proses dan output. Menurut Mulyadi 2001 :5, sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu
untuk melaksanakan kegiatan perusahaan. Menurut James Hall 2001:5,”sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen
yang saling berkaitan interrelated atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama common purpose”.
Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok elemen yang erat hubungan antara satu dengan yang lain
yang berfungsi secara bersama-sama untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut Baridwan 1991: 4, bahwa sistem akuntansi adalah formulir-
formulir,catatan-catatan,prosedur-prosedur dan alat-alat yang digunakan untuk mengelolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan
untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak lain yang
berkepentingan seperti : pemegang saham, literatur dan lembaga-lembaga pemerintahan untuk menilai hasil koperasi,
Perbedaan sistem dan prosedur menurut Mulyadi 1993: 6 bahwa sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu
untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Sedangkan prosedur adalah urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu
departemen atau lebih untuk menjamin penanganan secara seragam mengenai transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Dari definisi diatas dapat
diambil kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan klerikal. Menurut mulyadi 1993 : 6,
kegiatan klerikal clerical operatio merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal dan buku besar dengan
cara : 1.
Menulis 2.
Menggandakan 3.
Menghitung 4.
Memberi kode 5.
Mendaftar 6.
Memilih menyortasi 7.
Memindah 8.
membandingkan
Tujuan dari sistem tersebut memenuhi tujuan utama dari sistem dan prosedur, adapun syarat bagi sistem akuntansi adalah cepat, aman dan murah.
Seperti dikemukakan oleh Baridwan 1991 :7, Yaitu a. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip cepat yaitu,
bahwa sistem informasi harus mampu menyediakan sistem informasi yang diperlukan tepat pada waktunya,dapat menutupi kebutuhan dengan kualitas
yang baik b. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip aman yang berarti bahwa sistem akuntansi harus dapat membantu penjaga harta
milik perusahaan. Untuk dapat menjaga harta milik perusahaan maka sistem akuntansi harus disusun dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip
pengawasan intern. c. Sistem akuntansi yang disusun tersebut harus mempunyai prinsip murah yang berarti bahwa biaya untuk menyelenggaakan
sistem akuntansi itu harus ditekan sehingga relatif murah. Dari ketiga faktor tersebut diatas hendaknya dipertimbangkan secara bersama-sama pada waktu
penyusunan sistem akuntansi, supaya jangan sampai terjadi salah satu dari ketiga tujuan tersebut diabaikan.
2.2.1.2 . Definisi Informasi
Informasi pada dasarnya tidak sama dengan data. Informasi adalah data yang diproses lebih jauh sehingga mempunyai arti bagi si penerima dan
mempunyai “nilai pengaruh” atas tindakan-tindakan, keputusan-keputusan sekarang atau masa akan datang. Sedangkan Data merupakan bahan baku
informasi yang didefinisikan sebagai sekelompok simbol-simbol tertentu yang mempunyai makna kualitas, tindakan, objek dan sebagainya. Baridwan 1994
: 28 . Dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan kumpulan dari data
yang telah diolah sehingga bermanfaat bagi penerimanya, biasanya data ini belum dapat digunakan dasar pengambilan oleh pihak management, agar
berguna bagi pemakainya, data harus diproses sehingga dapat menghasilkan output yang berupa informasi.
Menurut wilkinson 1993:121, sifat – sifat informasi yang penting meliputi hal-hal berikut :
1. Relevansi
Hubungan antara informasi dan situasi keputusan, serta dengan sasaran perusahaan.
2. Kuantifiabilitas
Sejauh mana informasi dapat dikuantifikasikan Dinyatakan dalam bentuk numerik .
3. Akurasi
Keandalan dan kepresisian informasi. 4.
Kepadatan Sejauh mana informasi diringkaskan atau dipadatkan.
5. Ketepatan waktu
Kekinian informasi.
6. Cakupan
Rentang yang dicakup oleh informasi.
2.2.1.3. Siklus Pengolahan Data
Mengubah data menjadi informasi dilakuakn dengan proses pengolahan data, dalam sistem informasi akuntansi proses pengolahan ini
dilakukan dengan berbagai tahapan tertentu, jika sistem informasi akuntansi diproses secara manual, proses pengolahan data dapat dilakukan dalam suatu
siklus seperti pada gambar berikut :
Gambar 2.1 : Siklus Pengolahan Data Secara Manual
Sumber : Zaki Baridwan 1994, Sistem Informasi Akuntansi, BPFE,
Yogyakarta, Edisi Kedua, Hal 128 Tetapi jika digunakan komputer dalam memproses pengolahan data.
Siklus pengolahan data dapat dipisahkan menjadi tiga yaitu: masukan input, Jurnal
Buku Besar
Laporan Bukti
Transaksi Laporan
Keuangan
Buku Pembantu
pengolahan proses, dan keluaran output. Siklus pengolahan data akuntansi yang dilakukan dengan komputer dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2 : Siklus Pengolahan Data dengan Komputer
Sumber : Zaki Baridwan, 1994, Sistem Informasi Akuntansi, BPFE, Yogyakarta,
Edisi Kedua, Hal 128
2.2.1.4. Definisi Sistem Informasi
Informasi merupakan hasil akhir dari suatu sistem informasi yang merupakan suatu kebutuhan utama bagi setiap perusahaan, baik pada saat
perusahaan tersebut mulai berdiri maupun yang beroperasi. Informasi ini Laporan keuangan dan
Laporan lain
Buku Besar
File Transaksi
Jurnal Bukti
Transaksi
mengarahkan, memperlancar kegiatan sehari-hari dan membantu pihak manajemen dalam proses pengambilan keputusan dengan teknik ilmiah ialah
tersedianya informasi yang dibutuhkan sebagai alat pembantu dalam proses pengambilan keputusan,
Sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan
mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi Husein dan wibowo, 2002:8. Sedangkan
menurut Krismiaji 2005:26,”sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasikan untuk mengumpulkan, memasukkan, mengolah dan
menyimpan data dan cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengolah, mengendalikan dan melaporkan informasi sedemikian rupa
sehingga tujuan organisasi tercapai “. Menurut Wilkinson manusia, komputer dikoordinasikan untuk mengubah masukan data menjadi keluaran
informasi guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa sistem informasi
merupakan sistem atau kerangka dalam suatu organisasi yang mengolah masukan data dari transaksi harian menjadi keluaran informasi yang
berupa laporan yang diperlukan, untuk keprluan pihak-pihak tertentu dalam suatu organisasi. Informasi yang dihasilkan bertujuan untuk membantu
pengambilan keputusan serta menyajikan informasi yang bagi pihak intern maupun ekstern pada suatu organisasi.
2.2.1.5.Tujuan sistem Informasi
Menurut Baridwan 1994:83, terdapat tiga tujuan utama yang umum bagi semua sistem informasi, yaitu:
1. Informasi untuk pengambilan keputusan manajerial.
2. Informasi untuk palaksanaan operasi seharian.
3. Informasi untuk pihak ekstern.
2.2.1.6. Komponen Sistem Informasi
Menurut Krismiaji 2005:16 secara garis besar, sebuah sistem informasi memiliki delapan komponen. Kedelapan komponen tersebut adalah:
1. Tujuan. Setiap sistem informasi dirancang untuk mencapai satu atau lebih
tujuan yang memberikan arah bagi sistem tersebut secara keseluruhan. 2.
Input. Data harus dikumpulkan dan dimasukkan sebagai input ke dalam sistem. Sebagian besar input. Berupa data transaksi. Namun perlu diingat,
bahwa dalam perkembanganya, sebuah sistem informasi akuntansi tidak hanya mengolah data dan menghasilkan informasi keuangan saja, namun
juga mengolah data dan menghasilkan informasi keuangan saja, namun juga mengolah data dan menghasilkan informasi non keuangan.
3. Output. Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem adalah output.
Output sebuah sistem informasi akuntansi biasanya berupa laporan keuangan dan laporan internal seperti daftar umur piutang, anggaran dan
proyeksi arus kas.
4. Penyimpanan Data. Dta sering disimpan untuk dipakai lagi dimasa
mendatang. Data yang tersimpan ini harus diperbarui update untuk menjaga keterkinian data.
5. Pemprosesan. Data harus diproses untuk mengahasilkan informasi dengan
menggunakan komponen pemroses. Saat ini sebagaian besar perusahaan mengolah datanya dengan menggunakan komputer, agar dapat dihasilkan
informasi secara cepat dan akurat. 6.
Intrukstur dan prosedur. Sistem informasi tidak dapat memproses data untuk menghasilkan informasi tanpa instruksi dan prosedur rinci, Program
komputer dibuat untuk mengintruksikan komputer melakukan pengolahan data.
7. Pemakai. Orang berinteraksi dengan sistem dan menggunakan informasi
yang dihasilkan oleh sistem disebut dengan pemakai. Misal : kryawan yang melaksanakan dan mencatat transaksi dan mengelola dan
mengendalikan sistem. 8.
Pengamanan dan pengawasan. Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem informasi harus akurat, bebas dari berbagai kesalahan dan
terlindungi dari akses secara tidak sah.
2.2.1.7. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut jogiyanto 2000 : 54, Sistem informasi akuntansi adalah sistem akuntansi dengan pengembangan informasi dengan menekankan
informasi kepada manajemen tanpa mengurangi informasi kepada pihak luar, sedangkan menurut Widjajanto 2001:4, sistem informasi akuntansi adalah
susunan berbagai formulir, catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya, dan laporan
yang terkoordinasikan secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan oleh manajemen.
Beberapa pengertian diatas dapat dilihat bahwa sistem informasi akuntansi merupakan komponen atau sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan yang digunakan untuk membantu manajemen dalam mengolah data keuangan.
2.2.1.8.Tujuan dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi
Melalui informasi yang dihasilkannya, Sistem Informasi Akuntansi mempunyai tiga tujuan utama Baridwan:1994 seperti yang dikutip dalam
Jogiyanto 2005:227 adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mendukung operasi-operasi sehari-hari. to support day-to-day operations .
2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen. to support desisions
making by internal decision makers. 3.
Untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggungjawaban. to fulfill obligations relating to stewardship .
Menurut Husein 2004:13, dengan adanya Sistem Informasi Akuntansi, maka manfaat yang bisa diperoleh adalah:
1. Efisiensi meningkat dalam proses fisiknya.
2. Keakuratan dan kekinian currency data.
3. Kualitas produk dan jasa yang meningkat.
4. Kualitas perencanaan dan pengawasan meningkat
2.2.1.9.Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi memenuhi tiga fungsi, yaitu : 1.
Pengembangan suatu sistem akutansi baru yang lengkap. 2.
Perluasan sistem akutansi yang sekarang dipakai untuk mencakup kegiatan bisnis yang baru.
3. Perbaikan berbagai tahap sistem dan prosedur yang sekarang
digunakan.
2.2.1.10. Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney 2004:3, Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari lima komponen:
1. Orang- orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan
berbagai fungsi.
2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data-data
tentang aktifitas-aktifitas organisasi. 3.
Data tentang proses-proses bisnis organisasi. 4.
Software yang dipakai untuk memproses data organisasi. 5.
Infrastruktur teknologfi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung peripheral device, dan peralayan untuk komunikasi
jaringan.
2.2.1.11.Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Baridwan 1994:257 terdapat beberapa faktor yang perlu diperhitungkan dalam menyusun Sistem Informasi Akuntansi. Faktor- faktor
itu merupakan hal diluar sistem akuntansi, tetapi menentukan keberhasilan dari suatu sistem, Faktor itu antara lain adalah :
1. Perilaku manusia dalam organisasi
Hal ini disebabkan karena sistem informasi tidak dapat berjalan tanpa manusia, perilaku manusia meliputi faktor-faktor psikologis karyawan
baik yang melaksanakan proses data maupun pihak yang menerimq keluaran dari proses.
2. Metode kuantitstif yang digunakan
Metode seperti analisis regresi, dan metode statistik lainnya merupakan alat bantu yang penting bagi manajemen dalam rangka melaksanakan
tugasnya dalam mengambil keputusan. 3.
Penggunaan komputer Penggunaan komputer ditujukan sebagai alat untuk mempermudah
pemproses atau manipulasi data.
2.2.1.12. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam Sistem Informasi Akuntansi
Kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam SIA biasanya terjadi oleh dua sebab, yaitu kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja dan kesalahan yang
disengaja. Kesalahan-kesalahan tidak disengaja umumnya terjadi pada proses aplikasi pengolahan data, seperti misalnya salah memasukkan kode, salah
nilainya dan lain se bagainya. Umumnya kesalahan ini disebabkan ketidaktelitian. Yang paling kritis adalah kesalahan yang sifatnya disengaja,
merupaka kecurangan-kecurangan dalam bentuk pencurian atau penyewengan terhadap harta kekayaan milik perusahaan jogiyanto,200:385.
2.2.2. Komputer Sebagai Alat bantu Manusia
2.2.2.1. Definisi Komputer
Menurut Widjajanto 2001:59, komputer adalah suatu alat pengolah data yang dapat melaksanakan perhitungan secara substansial, termasuk
operasi hitung menghitung, dan operasi logika tanpa campur tangan manusia.
Sedangkan menurut Lindrawati 2001:29, komputer adalah perangkat keras yang berfungsi mengubah input menjadi output yang berupa informasi dengan
memproses data, oleh karena itu komputer merupakan alat yang memegang peranan penting didalam sistem pengolahan data elektronik, maka komputer
juga disebut sebagai alat pengolah data.
2.2.2.2. Komponen Pembentuk Sistem Komputer
Berikut adalah komponen pembentuk sebuah sistem komputer Scott, 1996:148-149 :
1. Komponen elektronik rangkaian elektronik yang melaksanakan
kegiatan perhitungan dan pemeriksaan logis, menyimpan data dalam memori dan menyiapkan lintasan untk pergerakan data diseluruh sistem
komputer. 2.
Komponen elektromekanis yang mempunyai bagian pergerakan mekanis seperti piranti input dan output.
3. Bagian data yang berisi elemen data, seperti kata. Misalnya nama dan
alamat pekerja, jumlah upah per jam, dan jumlah kerja yang telah dijalani.
4. File data, yang merupakan tempat penyimpanan item data. File payroll
gaji, misalnya dapat berisi nama dan alamat pekerja, upah per jam, jumlah jam kerja, yang masing-masing merupakan satu item data untuk
masing-masing pegawai.
5. Program, yang merupakan serangkaian intruksi yang ditulis oleh
orangpemogram untuk memberitahu komputer tentang apa yang harus dilaksanakan dan bagaimana “pemprosesan”manipulasi perhitungan
terhadap data dilaksanakan.
2.2.2.3. Keunggulan Komputer
Komputer mulai digunakan banyak perusahaan funa menjalankan tugas pemrosesan data. Komputer semakin banyak mengerjakan tugas
pemrosesan informasi dan data yang memang lebih sesuai bagi mereka ketimbang bagi manusia. Di pihak lain, manusia tetap mengerjakan tugas-
tugas yang lebih sesuai bagi mereka ketimbang bagi komputer. Berdasarkan hal di atas, Wilkinson 1993:149 mengemukakan
beberapa keunggulan komputer dibandingkan manusia dalam hal pemprosesan data, adalah sebagai berikut:
a. Komputer mampu memproses data lebih efektif daripada manusia.
b. Komputer tidak saja mampu melakukan juga dengan kecepatan
laksana kilat, melainkan juga dengan sangat akurat dan ekspansif. c.
Komputer dapat memproses, tanpa istirahat, transaksi-transaksi atau persoalan-persoalan komplek yang meliputi ratusan angka dan simbol-
simbol lain, manusia tidak dapat dengan mudah memproses data lebih dari sembilan simbol misalnya, angka atau sekelompok simbol suatu
saat.
d. Dalam kondisi tertentu, komputer mampu memproses transaksi secara
lebih murah ketimbang yang dilakukan manusia. e.
Komputer merupakan pemproses prosesor yang lebih dapat diandalkan ketimbang manusia. Komputer tidak pernah merasa lelah,
jemu, emosional, atau “ngambek”. Komputer mampu bekerja tanpa kenal lelah seharian.
f. Komputer dapat menyimpan data lebih padat kompak ketimbang
manusia. g.
Komputer dapat lebih efisien operasinya ketimbang manusia. Mereka mampu mengintegrasi siklus dan arsip pemrosesan transaksi. Mereka
mampu melakukan berbagai operasi secara pararel, sehingga meminimalkan beban puncak.
2.2.2.4. Komputer Sebagai Alat Bantu
Menurut Baridwan 1994:5-6, beberapa tahapan dalam proses pengolahan data yang memperoleh manfaat yang besar dari penggunaan
komputer antara lain adalah : a.
Verifikasi Komputer dapat mengecek kebenaran maupun kelayakan angka-angka
yang menjadi input dalam suatu proses. Misalnya pengecekan kebenaran kode yang digunakan, pengecekan kelayakan jumlah rupiah dari
transaksi dan lain-lainnya.
b. Sortir
Komputer memungkinkan untuk dilakukannya pensortiran data ke dalam beberapa klasifikasi yang berbeda dengan cepat. Misalnya
kumpulan faktur penjualan dapat disortir ke dalam klasifikasi langganan, jenis produk, daerah penjualan dan lain sebagainya.
c. Transmission
Komputer dapat memindahkan lokasi data dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan cepat. Misalnya data dari suatu file dipindahkan ke file
lainnya. d.
Perhitungan Dengan komputer, perhitungan- perhitungan dapat dilakukan dengan
cepat. Misalnya, menghitung saldo rekening sesudah adanya posting, menghitung jumlah sekelompok batch transaksi dan sebagainya.
e. Dan lain-lain kegiatan.
2.2.2.5. Dampak Komputer Atas Pengendalian Internal
Sistem informasi berdasarkan komputer mengolah dan memindahkan data dengan kecepatan yang sangat tinggi. Tetapi, hal ini cenderung
mempertinggi paparan resiko. Menurut Wilkinson 1993:202-204, semakin tingi paparan resiko ini disebabkan oleh beberapa masalah yang bersifat
inheren:
a. Pemrosesan terpusat Dalam sistem manual pemrosesan transaksi dibagi-bagi diantara
karyawan di beberapa departemen, rancangan ini memungkinkan dilakukannya pemeriksaan silang diantara mereka. Sebaliknya pemrosesan
dengan komputer, sebagian besar terjadi difasilitas komputer yang serba lengkap. Seringkali fasilitas ini juga memiliki basis data yang terpusat.
Pemusatan pemrosesan memperpendek arus data diantara unit-unit organisasi. Akibatnya, lebih kecil kesempatan untuk mendeteksi tindak
kejahatan, seperti transaksi yang tidak sah atau pencurian aset. b.
Penyimpanan Data Bukan Pada Manusia Data yang tersimpan dalam sistem berdasarkan komputer
diorientasikan pada karakteristik media magnetik atau optikal. Karakteristik ini berbeda dengan karateristik media kertas yang lebih
akrab bagi para pengguna sistem manual. 1.
Data ini terlihat dan tidak dimengerti oleh manusia. Memang, data ini bisa dicetak atau ditayangkan, tetapi diperlukan operator komputer atau
sistem komputer untuk melakukannya. 2.
Data seringkali mudah terhapus. 3.
Data tersimpan secara sangat dipadatkan. Jadi sangat banyak data yang dapat dengan mudah dirusak, dihancurkan, atau diakses oleh pengguna
yang tidak berhak.
c. Rangkaian Audit Terfragmentasi
Porsi rangkaina audit audit rail mungkin sering sekali hilang dalam sistem pemrosesan berdasrkan komputer. Jurnal mungkin diabaikan,
karena transaksi-transaksi dapat diposkan langsung ke buku besar atau jurnal dapat tetap ada tetapi jarang dicetak atau hanya bila diminta,
fragmentasi rangkaian audit ini menghambat pendeteksian kesalahan atau kejadian tak terduga.
d. .Pertimbangan Manusia Ditinggalkan Komputer melaksanakan perintah terprogram secara membuta artinya, alat
ini tidak memiliki pertimbangan judgement, jadi kecil sekali kesempatan bagi manusia dalam sistem berdasarkan komputer untuk mengenali
kesalahan atau data yang meragukan. e. Kompleksitas bertambah
Ciri-ciri fisik dan logik dari sitem berdasarkan komputer relatifd rumit. Komputer sukar dipahami atau digunakan oleh kebanyakan orang,
tambahan lagi, komputer dirancang untuk memproses volume transaksi yang besar dalam prosedur yang terintegrasi, seringkali melibatkan banyak
arsip. Salah satu akibat dari kompleksitas ini bertambah besarnya kemungkinan kesalahan, beberapa kesalahan mungkin terlekat dalam
program komputer, dan ini dapat mengakibatkan kerugian.
f. Kerentanan Data Tersimpan dan Peralatan Bertambah Walaupun data tersimpan dalam sistem berdasarkan komputer tampaknya
relatif sulit diakses, sebenarnya mereka sangat mudah diakses oleh penyerobot yang terampil. Orang-orang yang memahami sistem komputer
dan yang memiliki komputer pribadi atau terminal dapat melangkahi hambatan pengamanan yang kurang memadai dan mengintip data rahasia.
2.2.3. Pengendalian Sistem Informasi Berbasis Komputer 2.2.3.1 Pengertian Pengendalian Intern
Pengawasan intern didefinisikan oleh AICPA sebagai berikut : “Pengawasan intern itu meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta
alat-alat yang dikoordinasi yang digunakan di dalam perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, menunjukkan efisiensi di salam
usaha, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah di tetapkan lebih dahulu”Baridwan, 1994:139.
Menurut Mulyadi 2001:163, “sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk
menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen. Definisi sistem pengendalian intern tersebut menekankan tujuan yang
akan dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut,
dengan demikian, pengertian pengendalian intern tersebut diatas berlaku baik dalam perusahaan yang mengolah informasinya secara manual, dengan mesin
pembukuan, maupun dengan komputer. Beberapa
pengertian diatas
maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern mencakup rencana organisasi dan semua metode serta
tindakan yang digunakan dalam perusahaan untuk mengamankan harta, mengecek kecermatan dan keandalan data akuntansinya, memajukan efisiensi
operasi, dan memastikan pencataatan pada kebijaksanaan yang telah ditetapkan manajemen.
2.2.3.2. Unsur Sistem Pengendalian Intern
Adapun unsur pokok sistem pengendalian intern adalah : Baridwan 1991:150.
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional kepada
unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan
yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. 3.
Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yng sehat adalah : Mulyadi,2001:169.
1. Penggunaan formulir bernomor urut yang pemakaianya harus dipertanggung
jawabkan oleh yang berwenang. 2.
Pemeriksaan mendadak surprised audit. 3.
Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu oarang atau satu unit organisasi, tanpa campyr tangan dari orang atau unit
organisasi lain. 4.
Perputaran jabatan. 5.
Keharusan pengambilan cuti bagi yang berhak. 6.
Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya. 7.
Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur- unsur sistem pengendalian intern yang lain.
8. Tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan tanggung jawabnya.
Bagaimana pun baiknya struktur organisasi, sitem otorisasi dan prosedur pencatatan, serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktik
yang sehat, semuanya tergantung kepada manusia yang melaksanakannya. Mulyadi,2001:169.
2.2.3.3. Lingkungan Pengendalian Control Environment
Lingkungan pengendalian menggambarkan sikap dan tindakan para pemilik dan manajer perusahaan mengenai pentingnya pengendalian intern.
Efektivitas unsur pengendalian intern sangat ditentukan oleh atmosfer yang diciptakan dalam lingkungan pengendalian. Lingkungan pengendalian harus
diberi tekanan perhatian, karena berdasarkan kenyataan, justru lingkungan pengendalian ini mempunyai dampak yang besar terhadap keseriusan
pengendalian intern yang diterapkan di dalam perusahaan, lingkungan pengendalian memiliki empat unsur, antara lain : Mulyadi,2001:172-176
1. Filosofi dan Gaya Operasi.
Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar basic belief yang menjadi parameter bagi perusahaan dan karyawannya.philosophy merupakan apa
yang seharusnya dikerjakan dan apa yang seharusnya tidak dikerjakan oleh perusahaan. Gaya operasi mencerminkan ide manajer tentang
bagaimana operasi suatu kesatuan usaha harus dilaksanakan. 2.
Berfungsi Dewan Komisaris dan Komite Pemeriksaan. Untuk menciptakan indenpendensi akuntan publik, perusahaan-perusahaan
yang go public sebaliknya mengalihkan wewenang penunjukan akuntan publik dari tangan manajemen puncak ke tangan dewan komisaris atau
komite pemeriksaan audit commite. 3.
Metode pengendalian manajemen. Metode pengendalian manajemen merupakan metode perencanaan dan
pengendalian alokasi sumber daya perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.
4. Kesadaran Pengendalian dapat tercermin dan reaksi yang ditunjukkan oleh
manajemen dan berbagai jenjang organisasi atas kelemahan pengandalian yang ditunjuk oleh akuntan intern atau akuntan publik.
Mulyadi, 2001:174-178
2.2.3.4. Tujuan Pengendalian Intern Akuntansi
Menurut Mulyadi 2001:180, rincian tujuan pengendalian intern akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Menjaga kekayaan perusahaan :
2. Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang
telah ditetapkan. 3.
Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat dibandingkan dengan kekayaan sesungguhnya ada.
4. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi :
5. Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan.
6. Pencatatan transaksi yang telah terjadi dalam catatan akuntansi.
2.2.4. Pengendalian Aplikasi
Tujuan utama pengendalian aplikasi adalah untuk menjamin akurasi dan validitas input, file, program dan output sebuah program aplikasi.
Pengendalian aplikasi mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Menjamin bahwa aplikasi dapat terus menerus berfungsi.
2. Menjamin bahwa semua transaksi yang telah diotorisasi telah diproses
sekali saja secara lengkap. 3.
.Menjamin bahwa data transaksi lengkap dan teliti. 4.
Menjamin bahwa pengolahan data transaksi benar dan sesuai dengan keadaan.
5. Menjamin bahwa hasil pengolahan data dimanfaatkan untuk tujuan
yang telah ditetapkan.
2.2.4.1.Pengendalian Sumber Data Source Data Controls
Pengendalian sumber data adalah salah satu bentuk pengendalian terhadap input, guna memastikan bahwa input data yang dimasukkan ke
komputer untuk diolah lebih lanjut, tidak mengandung kesalahan. Dalam melaksanakan pengendalian ini, perlu dibentuk sebuah fungsi yang disebut
sebagai pengawas data data control function yang memiliki tugas antara lain: sebelum data diproses, fungsi pengawas data mengecek otorisasi
pemakai dan mencatat nama, sumber transaksi dan total transaksi ke dalam sebuah file yang disebut control log. Setelah data mulai diproses, fungsi ini
memonitor setiap pengolahan dan membandingkan total untuk setiap tahap dan melakukan koreksi jika ada kesalahan.Krismiaji,2005:258.
2.2.4.2.Program Validasi Input Input Validation Routines
Program validasi input adalah sebuah program mengecek validitas dan akurasi data input segera setelah data tersebut dimasukkan ke dalam
sistem atau lebih sering disebut dengan program edit , dan pengecekan akurasi yang dilaksanakan oleh program disebut edit checks dalam sistem
on-line, sistem akan menolak data yang masuk jika data tersebut masih mengandung kesalahan.
Informasi tentang input data atau kesalahan pemrosesan data harus dicatat dalam sebuah catatan yang disebut error log. Data yang telah
dikoreksi, harus dimasukkan ulang bersama-sama dengan kelompok data transaksi berikutnya dan diedit ulang dengan menggunakan program validasi
yang sama. Secara periodik,error log ini akan digunakan untuk laporan kesalahan, yang meringkas kesalahan ke dalam jenis data, jenis kesalahan,
dan penyebab kesalahan Krismiaji, 2005:259.
2.2.4.3.Pengendalian Entry data Secara On-Line On-line Data Entry Controls
Tujuan dilakukannya pengendalian semacam ini adalah untk menjamin akurai dan integritas data transaksi yang dimasukkan dari terminal on-line
dan PC. Pengendalian entry data on-line mencakup:
Edit checks, yaitu cara-cara pengendalian yang telah dibahas sebelumnya,
yang mencakup field, limit, range,reasonableness, sign, validity, dan redundant data checks.
User ID dan password : merupakan cara pengendalian yang membatasi
data entry hanya oleh personil yang sahberhak saja.
Compatibility test : merupakan pengendalian yang membantu menjamin baha karyawan yang memasukkan dan mengakses data karyawan yang
berhak untuk melaksanakan entry atau akses data.
Promting: pengendalian yang dilakukan dengan cara sistem meminta elemen data input dan menunggu untuk respon penerimaan.
Preformating: sistem menayangkan sebuah dokumen dengan menyediakan
spasi kosong untuk diisi data
Compleyeness: merupakan cara pengendalian untuk memastikan kelengkapan data dengan cara mengecek apakah semua elemen data telah
dimasukkan ke dalam komputer.
Closed-loop verification: digunakan untuk mengecek akurasi input data. Sistem dapat memanggil dan menampilkan nama rekening yang sesuai,
sehingga petugas entry dapat memastikan kebenaran kode rekening yang akan menerima data.
Transaction log, digunakan untuk menampung seluruh data transaksi,
tanggal dan waktu entry, identifikasi terminal dan operator, dan urutan
pemasukan transaksi. Jika file komputer mengalami kerusakan, log ini dapat digunakan untuk merekonstruksi file, jika terjadi malfunction karena
sistemnya sedang ditutup, log ini dapat digunakan untuk menjamin bahwa transaksi tidak hilang atau dimasukkan dua kali Krismiaji,2005:262.
2.2.4.4. Pengendalian Pengolahan Data dan Pemeliharaan File
a. Pengendalian pengolahan data dan pemeliharaan file ini dirancang untuk
menjamin akurasi dan kelengkapan pemrosesan data dan data yang disimpan. Cara-cara pengendalian yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut: b.
Pengecekan data data currency check. Data yang disimpan dapat menjadi usang out of data, apalagi jika ada pelanggan atau pemasok
yang tidak aktif lagi. Untuk mengidentifikasi hal ini, harus disediakan field “tanggal transaksi terakhir” yang dapat diperiksa secara periodik
untuk mengindentifikasi adanya record yang telah berusia lebih dari setahun. Dengan kata lain, cara pengendalian ini dimaksudkan untuk
melakukan pengecekan periodik guna menjamin data yang disimpan. c.
Nilai standar. default value, Dalam field-field tertentu, field tertentu dibiarkan kosong jika digunakan standar nilai field default value.
d. Pencocokan data data matching, Dalam situasi tertentu, dua atau lebih
elemen data harus dicocokkan sebelum dilakukannya tindakan tertentu.
e. Pelaporan perkecualian exception reporting, yaitu pelaporan informasi
yang bersifat tidak normal atau luar biasa ketika dilakukan pengamatan sepintas atau ketika dilakukan pemrosesan.
f. Rekonsiliasi data eksternal eksternal data reconciliation. Database
harus secara periodik dibandingkan dengan data yang ada di luar sistem. g.
Rekonsiliasi rekening kontrol control account reconciliation, yaitu pembandingan saldo rekening kontrol dengan rekening pembantunya.
h. Pengamanan file file secirity, yaitu merupakan pengamanan terhadap
file,yang mencakup kepustakaan file, pustakawan mencatat file-file yang masuk dan keluar, label internal dan eksternal, mekanisme perlindungan
file, dan pembuatan backup file serta menyimpannya ke lokasi yang berbeda.
i. Pengendalian konversi file file convertion control. Ketika data dari file
lama dimasukkan ke struktur file baru, perlu diadakan pengendalian konversipengubahan file untuk menjamin bahwa datafile baru bebas
dari kesalahan. File lama dan file yang baru harus dijalankan secara pararel minimum satu kali dan hasilnya dibandingkan untuk menemukan
adanya ketidaksesuaian. j.
Tampungan kesalahan error logs, yaitu tempat untuk menampung kesalahan, untuk selanjutnya dikoreksi dan dimasukkan kembali ke
sistem.
k. Pelaporan kesalahan error reporting. Pelaporan kesalahan secara
periodik yang dirinci menurut jenis data, jenis kesalahan dan penyebabnya Krismiaji,2005:262.
2.2.4.5.Pengendalian output Output Control
Pengendalian output dilakukan dengan membentuk fungsi pengawasan data. Petugas pengawasan data harus memeriksa ulang seluruh
output untuk menjamin kelayakan dan ketepatan format output, dan harus membandingkan jumlah data output dan input. Pengawasan data juga
bertanggung jawab untuk mendistribusikan output hanya kepada departemen yang berhak saja. Cara-cara khusus harus diterapkan untuk menangani cek
dan dokumenlaporan yang sifatnya sensitife dan rahasia. Dalam hal ini, para pemakai output komputer yang diterimanya. Krismiaji,2005:264.
2.2.4.6. Pengaruh Komputerisasi Terhadap Sistem Pengendalian Intern.
Sistem Informasi Akuntansi merupakan komponen atau sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang digunakan untuk membantu manajemen
dalam mengolah data keuangan, dengan adanya Sistem Informasi Akuntansi yang baik maka penyimpangan-penyimpangan yang ada dalam perusahaan
dapat dikurangi dan dengan berkurangnya penyimpangan-penyimpangan tersebut maka akan meningkatakan pengendalian intern perusahaan Ema
Purbawanti, 2003:68.
Menurut jogiyanto 2000 : 54, sistem informasi akuntansi adalah sistem akuntansi dengan pengembangan informasi dengan menekankan
informasi kepada manajemen tanpa mengurangi informasi kepada manajemen tanpa mrngurangi informasi kepada pihak luar. Banyak perusahaan yang tidak
menyadari bahwa keamanan data adalah hal yang penting untuk kelangsungan hidup perusahaan. Informasi adalah sumber daya strategis, dan perlindungan
atas informasi harus merupakan persyaratan strategis. Menurut Mulyadi 2002:180 sistem pengendalian intern adalah suatu
kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang memadai agar tujuan organisasi dapat dicapai,struktur pengendalian intern
yang dibuat memberikan tingkat jaminan yang wajar atas pencapaian tujuan tertentu organisasi. Apapun metode pengolahan data yang digunakan,
meskipun tujuan pengendalian intern tetap sama, namun Sistem Informasi Akuntansi berbasis komputer mensyaratkan kebijakan dan prosedur yang
berbeda. Sebagai contoh, komputer mampu mengurangi potensi terjadinya kesalahan klerikal, namun komputer juga meningkatkan resiko akses atau
modifikasi secara tidak sah terhadap file data. Selain itu, pemisahan fungsi otorisasi, fungsi pencatatan dan fungsi penjagaan aktiva dalam sebuah Sistem
Informasi Akuntansi harus dicapai secara berbeda, karena program komputer juga memberikan keuntungan lain, yaitu pengendalian komputer
Krismiaji,2005:243.
Hal ini sesuai dengan Theory of Reasoned Action TRA yng dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen 1975. Teori ini mengatakan bahwa
seseorang akan menggunkan komputer jika dia dapat melihat adanya manfaat hasil positif dari penggunaan komputer tersebut Rifa dan
Gudono,1999:22.yang dikutip dalam Lindrawati 2001:27. dengan diterapkan komputer maka pengandalian intern juga akan mengalami
perubahan terutama pada pengendalian akuntansi. Dari uraian diatas maka dapat dilihat bahwa sistem informasi
akuntansi berbasis komputer mempunyai pengaruh dalam upaya dalam peningkatan pengendalian intern.
2.5. Kerangka pikir