Pengendalian Intern Y Persamaan Regresi

itu komputer dapat mempermudah menghasilkan informasi yang menggunakan perhitungan matematis. Secara keseluruhan bisa dikatakan bahwa komputerisasi di PT. Trans Ice Surabaya sudah baik, hal ini didukung oleh rata-rata total jawaban responden sebesar 5.48.

c. Pengendalian Intern Y

Berikut adalah deskripsi jawaban responden mengenai pengendalian intern di PT. Trans Ice Surabaya Tabel 6 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Pengendalian Intern Penjualan 1 2 3 4 5 6 7 6 6 5 2 98 32 32 26 11 100 4 7 3 5 104 21 37 16 26 100 4 4 9 2 104 21 21 47 11 100 4 7 7 1 100 21 37 37 5 100 3 5 10 1 104 16 26 53 5 100 Total 21 29 34 11 510 5.37 5.47 Y 1 Y 2 Y 3 Y 5 5.47 Y 4 5.26 Item Skor Jawaban Total Mean 5.16 5.47 Sumber : Lampiran 3 Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa rata-rata jawaban responden pada lima item pertanyaan variabel pengendalian intern penjualan berada pada selang 5 hingga 7 yang menunjukkan responden cenderung sangat setuju dengan item-item pertanyaan variabel pengendalian intern penjualan. Hal ini berarti menurut middle manager dan lower manager di PT. Trans Ice Surabaya, dalam perusahaan terdapat sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya, serta terdapat praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, selain itu tingkat kecakapan pegawai atau karyawan yang sesuai dengan tanggung jawabnya memberikan dampak yang besar dalam pengendalian intern dalam perusahaan. Middle manager dan lower manager di PT. Trans Ice Surabaya juga menyatakan bahwa setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut, selain itu ada pemeriksaaan mendadak di perusahaan. Secara keseluruhan bisa dikatakan bahwa sistem pengendalian intern di PT. Trans Ice Surabaya sudah baik, hal ini didukung oleh rata-rata total jawaban responden sebesar 5.37.

4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

4.3.1. Validitas

Validitas menunjukkan seberapa baik suatu kuesioner dapat mengukur konsep tertentu. Uji validitas dilakukan terhadap masing-masing item pertanyaan yang membentuk variabel penelitian. Untuk mengukur validitas digunakan korelasi pearson . Jika korelasi pearson antara masing-masing pertanyaan dengan skor total menghasilkan nilai signifikansi 0.05 α=5, maka item pertanyaan dinyatakan valid. Berikut adalah hasil pengujian validitas untuk masing-masing item pertanyaan pada variabel sistem informasi akuntansi X 1 : Tabel 7 Hasil Uji Validitas Variabel Sistem Informasi Akuntansi Item Nilai Korelasi Pearson Signifikansi Keterangan X 1.1 0.644 0.003 valid X 1.2 0.779 0.000 valid X 1.3 0.781 0.000 valid X 1.4 0.823 0.000 valid X 1.5 0.758 0.000 valid Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa lima item pertanyaan pada variabel sistem informasi akuntansi menghasilkan nilai signifikansi korelasi pearson kurang dari 0.05, dengan demikian semua pertanyaan yang mengukur variabel sistem informasi akuntansi dinyatakan valid. Berikut adalah hasil pengujian validitas untuk masing-masing item pertanyaan pada variabel komputerisasi X 2 : Tabel 8 Hasil Uji Validitas Variabel Komputerisasi Item Nilai Korelasi Pearson Signifikansi Keterangan X 2.1 0.767 0.000 valid X 2.2 0.676 0.001 valid X 2.3 0.714 0.001 valid X 2.4 0.689 0.001 valid X 2.5 0.817 0.000 valid Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa lima item pertanyaan pada variabel komputerisasi menghasilkan nilai signifikansi korelasi pearson kurang dari 0.05, dengan demikian semua pertanyaan yang mengukur variabel komputerisasi dinyatakan valid. Berikut adalah hasil pengujian validitas untuk masing-masing item pertanyaan pada variabel pengendalian intern penjualan Y: Tabel 9 Hasil Uji Validitas Variabel Pengendalian Intern Item Nilai Korelasi Pearson Signifikansi Keterangan Y 1 0.635 0.003 valid Y 2 0.653 0.002 valid Y 3 0.535 0.018 valid Y 4 0.662 0.002 valid Y 5 0.700 0.001 valid Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa lima item pertanyaan pada variabel pengendalian intern menghasilkan nilai signifikansi korelasi pearson kurang dari 0.05, dengan demikian semua pertanyaan yang mengukur variabel pengendalian intern dinyatakan valid.

4.3.2 .Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana kuesioner dapat dipercaya dan diandalkan. Untuk mengukur reliabilitas digunakan nilai cronbach alpha. Jika nilai cronbach alpha 0.60, maka item-item pertanyaan yang membentuk variabel penelitian dinyatakan reliabel. Berikut adalah hasil pengujian reliabilitas pada masing-masing variabel penelitian: Tabel 10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian Variabel Cronbach Alpha Keterangan Sistem Informasi Akuntansi X 1 0.810 Reliabel Komputerisasi X 2 0.783 Reliable Pengendalian Intern Penjualan Y 0.624 Reliable Sumber : Lampiran 5 Tabel 10 menunjukkan bahwa besarnya nilai cronbach alpha pada variabel sistem informasi akuntansi, komputerisasi dan pengendalian intern lebih besar dari nilai kritis 0.60, dengan demikian item-item pertanyaan yang membentuk variabel penelitian dinyatakan reliabel.

4.3.3. Uji Normalitas

Uji F dan uji t pada analisis regresi mengansumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Oleh karena itu dilakukan pengujian normalitas pada residual yang dihasilkan model regresi. Prosedur uji normalitas dilakukan dengan uji kolmogorov smirnov . Jika nilai signifikansi uji kolmogorov smirnov 0.05 α=5, maka residual model regresi berdistribusi normal. Berikut adalah hasil uji normalitas residual: Tabel 11 Hasil Uji Normalitas Unstandardized Residual Keterangan Kolmogorov Smirnov Z 0.578 Nilai Signifikansi 0.891 Normal Sumber : Lampiran 6 Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa nilai signifikan uji kolmogorov smirnov lebih besar dari 0.05 yaitu 0.891, maka disimpulkan bahwa residual model regresi berdistribusi normal.

4.3.4. Uji Asumsi Klasik

Untuk mengetahui apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model regresi yang baik, maka perlu dilakukan pengujian gejala penyimpangan asumsi model klasik. Asumsi klasik yang harus dipenuhi untuk mendapatkan model regresi yang baik adalah tidak ada autokorelasi, tidak ada multikolinieritas, dan tidak ada heteroskedastisitas. Berikut akan dijelaskan hasil pengujian asumsi klasik.

1. Autokorelasi

Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi hubungan antar pengamatan. Pendeteksian ada tidaknya autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin-Watson. Dengan ketentuan jika nilai Durbin-Watson terletak di antara nilai dU hingga 4-dU, maka tidak terjadi autokorelasi. Nilai dU yang diperoleh dari Tabel Durbin-Watson dengan n=19 dan k=2 jumlah variabel bebas adalah sebesar 1.53, sehingga didapatkan nilai 4-dU sebesar 2.47. Dari hasil regresi diperoleh nilai Durbin-Watson sebagai berikut: Tabel 12 Hasil Uji Autokorelasi Tabel Durbin Watson Nilai Durbin Watson dU 4 – dU Keterangan 1.627 1.53 2.47 tidak ada autokorelasi Sumber : Lampiran 7 Tabel 12 menunjukkan nilai Durbin-Watson yang diperoleh dari hasil regresi adalah sebesar 1.627 terletak di antara nilai dU 1.53 dan nilai 4-dU 2.47, sehingga disimpulkan tidak terdapat autokorelasi pada model regresi, dengan demikian asumsi tidak ada autokorelasi telah terpenuhi.

2. Multikolinieritas

Multikolinieritas menunjukkan adanya hubungan linier sempurna antara variabel bebas dalam model regresi. Pendeteksian ada atau tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan VIF. Apabila nilai tolerance 0.10 dan nilai VIF 10, maka model regresi bebas dari multikolinieritas. Berikut adalah hasil uji multikolinieritas: Tabel 13 Hasil Uji Multikolinieritas Colinierity Statistics Variabel Tolerance VIF Keterangan Sistem Informasi Akuntansi X 1 0.586 1.707 tidak ada multikolinieritas Komputerisasi X 2 0.586 1.707 tidak ada multikolinieritas Sumber : Lampiran 7 Tabel 13 menunjukkan bahwa nilai tolerance variabel sistem informasi akuntansi dan komputerisasi di atas angka 0.10, demikian pula nilai VIF keduanya di bawah angka 10, sehingga dapat dikatakan model regresi bebas dari multikolinieritas, dengan demikian asumsi tidak ada multikolinieritas terpenuhi.

3. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas menunjukkan adanya ketidaksamaan varians dari residual atas suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pendeteksian ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan metode korelasi rank spearman yaitu mengkorelasikan variabel bebas terhadap nilai residual. Jika korelasi rank spearman menghasilkan nilai signifikansi 0.05 α=5, maka disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut adalah hasil uji heteroskedastisitas: Tabel 14 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Bebas Korelasi Rank Spearman Signifikansi Keterangan Sistem Informasi Akuntansi X 1 0.021 0.931 tidak ada heteroskedastisitas Komputerisasi X 2 -0.016 0.949 tidak ada heteroskedastisitas Sumber : Lampiran Tabel 14 menunjukkan bahwa nilai signifikansi korelasi rank spearman variabel sistem informasi akuntansi dan komputerisasi lebih besar dari 0.05 α=5, sehingga disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, dengan demikian asumsi tidak ada heteroskedastisitas telah terpenuhi.

4.3.5. Analisis Regresi Linier Berganda

Pada penelitian ini analisis regresi linier berganda dilakukan untuk melihat bahwa sistem informasi akuntansi berbasis komuterisasi berpengaruh terhadap pengendalian intern di PT. Trans Ice Surabaya. Berikut ini akan dijelaskan hasil regresi antara variabel sistem informasi akuntansi dan komputerisasi terhadap variabel pengendalian intern.

a. Persamaan Regresi

Dari hasil regresi diperoleh nilai estimasi koefisien regresi sebagai berikut: Tabel 15 Hasil Estimasi Koefisien Regresi Variabel Bebas Unstandardized Coefficients B Konstanta 0.854 Sistem Informasi Akuntansi X 1 0.453 Komputerisasi X 2 0.386 Sumber : Lampiran 8 Berdasarkan Tabel 15 dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut: Y = 0.854 + 0.453 X 1 + 0.386 X 2 Penjelasan masing-masing koefisien regresi adalah sebagai berikut : a = Konstanta = 0.854 Menunjukkan besarnya pengendalian intern di PT. Trans Ice Surabaya. Artinya apabila sistem informasi akuntansi dan komputerisasi sama dengan nol atau konstan, maka pengendalian intern di PT. Trans Ice Surabaya adalah sebesar 0.854. b 1 = Koefisien regresi sistem informasi akuntansi X 1 = 0.453 Artinya apabila sistem informasi akuntansi naik 1 satuan, maka pengendalian intern di PT. Trans Ice Surabaya akan naik sebesar 0.453 satuan, dengan asumsi pengaruh dari komputerisasi adalah konstantidak berubah. b 2 = Koefisien regresi komputerisasi X 2 = 0.386 Artinya apabila komputerisasi naik 1 satuan, maka pengendalian intern di PT. Trans Ice Surabaya akan naik sebesar 0.386 satuan, dengan asumsi pengaruh dari sistem informasi akuntansi adalah konstantidak berubah.

4.3.5.1. Uji Kecocokan Model Uji F

Uji F digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika uji F menghasilkan nilai signifikansi 0.05 α=5, maka H ditolak dan H 1 diterima, artinya model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut ini adalah uji F antara variabel sistem informasi akuntansi dan komputerisasi terhadap variabel pengendalian intern: Tabel 16 Hasil Uji F Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Keterangan Regression Residual Total 4.695 2.046 6.741 2 16 18 2.347 0.128 18.352 0.000 model cocok Sumber : Lampiran 8 Berdasarkan Tabel 16 diperoleh F hitung sebesar 18.352 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 kurang dari 0.05 α=5, maka diputuskan untuk menolak H dan menerima H 1 . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh sistem informasi akuntansi dan komputerisasi terhadap pengendalian intern di PT. Trans Ice Surabaya. Berikut adalah nilai koefisien determinasi R Square yang dihasilkan dari model regresi : Tabel 17 Nilai Koefisien Determinasi R Square R R Square Adjusted R Square 0.835 0.696 0.658 Sumber : Lampiran 8 Berdasarkan Tabel 17 diketahui nilai koefisien determinasi R Square yang dihasilkan sebesar 0.696, hasil ini menunjukkan bahwa perubahan pengendalian intern di PT. Trans Ice Surabaya mampu dijelaskan secara bersama-sama oleh perubahan sistem informasi akuntansi dan komputerisasi sebesar 69.6, sedangkan sisanya 30.4 dijelaskan oleh faktor lain. Dengan kata lain, pengendalian intern di PT. Trans Ice Surabaya dipengaruhi oleh sistem informasi akuntansi dan komputerisasi sebesar 69.6 dan sisanya 30.4 dipengaruhi oleh faktor lain selain sistem informasi akuntansi dan komputerisasi. 4.3.5.2.Uji Pengaruh Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika uji t menghasilkan nilai signifikansi 0.05 α=5, maka H ditolak dan H 1 diterima, artinya terdapat pengaruh signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut ini adalah uji t antara variabel sistem informasi akuntansi dan komputerisasi terhadap variabel pengendalian intern Tabel 18 Hasil Uji t Unstandardized Coefficients Model B Std. Error t Sig. Keterangan Sistem Informasi Akuntansi X 1 0.453 0.184 2.456 0.026 Signifikan Komputerisasi X 2 0.386 0.145 2.658 0.017 Signifikan Sumber : Lampiran 8 Pengujian pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap pengendalian intern menghasilkan t hitung sebesar 2.456 dengan nilai signifikansi sebesar 0.026 kurang dari 0.05, sehingga diputuskan untuk menolak H dan menerima H a . Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan sistem informasi akuntansi terhadap pengendalian intern. Koefisien regresi sistem informasi akuntansi bernilai positif yaitu 0.453, hal ini menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi mempunyai arah pengaruh positif terhadap pengendalian intern, dimana pengaruh positif tersebut signifikan. Hal ini berarti sistem informasi akuntansi yang semakin baik, akan meningkatkan pengendalian intern secara nyata. Pengujian pengaruh komputerisasi terhadap pengendalian intern menghasilkan t hitung sebesar 2.658 dengan nilai signifikansi sebesar 0.017 kurang dari 0.05, sehingga diputuskan untuk menolak H dan menerima H a . Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan komputerisasi terhadap pengendalian intern. Koefisien regresi komputerisasi bernilai positif yaitu 0.386, hal ini menunjukkan bahwa komputerisasi mempunyai arah pengaruh positif terhadap pengendalian intern, dimana pengaruh positif tersebut signifikan. Hal ini berarti komputerisasi yang semakin baik, akan meningkatkan pengendalian intern secara nyata. Uji Hipotesis : Berdasarkan hasil pengujian di atas, hipotesis penelitian yang menduga bahwa sistem informasi akuntansi berbasis komputer berpengaruh positif terhadap pengendalian intern PT. Trans Ice Surabaya, dapat diterima dan terbukti kebenarannya.

4.4. Pembahasan Implikasi Penelitian