Permasalahan Tujuan Tanaman Pala

1.2 Permasalahan

Berapa waktu yang diperlukan untuk menghasilkan kadar minyak atsiri yang maksimal dari biji pala dengan metode destilasi air.

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa waktu yang diperlukan untuk menghasilkan kadar minyak atsiri yang maksimal dari biji pala dengan metode destilasi air.

1.4 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa waktu yang diperlukan untuk menghasilkan kadar minyak atsiri yang maksimal dari biji pala dengan metode destilasi air dan cara menguji minyak biji pala tersebut. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Pala

Tanaman pala telah dipustakakan secara paten dengan nama ilmiah Myristica fragans Houtt merupakan jenis tanaman yang dapat tumbuh baik didaerah tropis. Tanaman ini termasuk dalam family Myristicaceae, yang mempunyai sekitar 200 species. Tanaman ini jika pertumbuhannya baik dan tumbuh dilingkungan terbuka, tajuknya akan rindang dan ketinggiannya dapat mencapai 15-18 meter. Tajuk pohon ini bentuknya meruncing ke atas dan puncak tajuknya tumpul. Daunnya berwarna hijau mengkilap dengan ukuran panjang 10-15 cm dan panjang tangkai daun sekitar 1-1,5 cm. Tanaman ini sebagian besar adalah berkeping satu, namun sering diketemukan pula berkeping dua dan hermaphrodite. Tanaman berkeping satu artinya pada satu pohon terdapat bunga jantan yang menghasilkan tepung sari dan terdapat pula bunga betina yang menghasilkan putik. Sedangkan tanaman yang berkeping dua artinya pada satu pohon hanya terdapat bunga betina saja atau hanya terdapat bunga jantan saja. Kemudian tanaman hermaphrodite artinya dalam satu bunga terdapat benang sari penghasil tepung sari dan terdapat pula putik yang akan diserbuki. Universitas Sumatera Utara Tanaman pala sebenarnya memiliki beberapa jenis, antara lain : 1. Myristica fragrans Houtt, merupakan pala yang banyak manfaatnya dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi daripada jenis pala lainnya. 2. Myristica argenta Ware, jenis pala ini banyak terdapat di Irian Jaya dengan nama Henggi. 3. Myristica specioga Ware, Jenis ini tidak mempunyai nilai ekonomi. 4. Myristica sucedona BL, produksinya rendah sehingga nilai ekonominya pun rendah. 5. Myristica malabarica Lam , terdapat di pulau Halmahera. Jenis ini tidak mempunyai nilai ekonomi Sunanto, 1993. Klasifikasi tanaman Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub division : Angiospermae Kelas : Dicotyledone Ordo : Magnoliales Famili : Myristicaceae Genus : Myristica Spesies : Myristica fragans Houtt Hasanah, 2011. Buah untuk keperluan rempah biasa dipetik pada umur 9 bulan sejak mulai persarian bunga. Bentuk biji bulat telur hingga lonjong, mempunyai tempurung berwarna coklat tua dan licin permukaannya bila sudah cukup tua dan kering. Namun bila buah masih muda atau setengah tua, setelah dikeringkan warnanya Universitas Sumatera Utara menjadi coklat muda di bagian bawah dan coklat tua di bagian atasnya dengan permukaan yang keriput dan beraluran. Biji dan fuli yang berasal dari buah yang cukup tua dimanfaatkan sebagai rempah, sedangkan yang berasal dari buah yang muda dimanfaatkan sebagai bahan baku minyak pala karena kandungan minyak atsirinya yang jauh lebih tinggi daripada biji yang berasal dari buah yang tua. Biji pala yang banyak diperlukan sebagai obat berkadar minyak atsiri yang tidak kurang dari 5 volume berat, sedangkan kadar minyak atsiri serbuk tidak kurang dari 4 Rismunandar, 1990. 2.2 Minyak Pala Minyak pala merupakan minyak atsiri yang dapat diperoleh dari biji buah pala dengan cara penyulingan. Minyak pala tidak berwarna atau kuning dengan odor dan rasa seperti pala, tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol. Di daerah Aceh dan Sumatera Barat, penyulingan pala tersebut sudah dilakukan dalam skala besar dan modern, sebab daerah-daerah tersebut sekarang ini merupakan pusat-pusat produksi pala. Untuk dapat menghasilkan minyak pala yang berkualitasnya baik dibutuhkan kualitas biji pala yang baik pula, terutama umur buah pala harus sungguh-sungguh sudah tua umur petik buah. Data empirik kandungan minyak pala berdasarkan umur petik buah dapat dilihat pada table 1 berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Kandungan minyak berdasarkan umur petik buah pala Sunanto,1993 Umur Petik bulan Kadar Air Kadar Minyak Keterangan A. 3-4 15 13-16 Bijinya disebut biji halus atau saring. Ukuran biji kering sebesar biji kacang tanah. Biji belum dibalut fuli dan cangkang tempering B. 4-5 12 8-11 Bijinya sering disebut biji bolong atau biji kasar, sebab jika disimpan lama akan mudah busuk dan berlubang. Ukuran bijinya sebesar biji pinang, sudah dibalut fuli, cangkang tempurungnya lunak C. 5-6 8 4-7 Fuli sudah berwarna merah, cangkang tempurung berwarna hijau kecoklatan dan keras. Sebaliknya biji pala pada umur ini digunakan sebagai rempah-rempah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kadar minyak atsiri yang terbesar adalah pada buah yang berumur 3-4 bulan dipohon. Jika mengalami kesulitan dalam memilih buah pala yang umurnya seragam yakni 3-4 bulan, maka buah-buah pala dari berbagai umur petik dapat dicampur dan diusahakan agar perbandingan umur petik A : B : C adalah 2 : 1 : 1 Sunanto,1993. Universitas Sumatera Utara Pala Myristica fragans, yang merupakan tanaman asli pulau Banda Maluku, juga memiliki aktivitas yang serupa dengan dringo dan parsley, karena minyak atsiri pala ini mengandung senyawa elemisin, miristisin, dan safrol yang memiliki struktur molekul yang mirip dengan asaron dan apiol Agusta, 2000. Kandungan zat-zat pada bijinya adalah : a. Minyak atsiri sampai 10, berisi miristin yang bersifat membius sekitar 4, pinen, 80 kamfer, 8 dipente, safrol 0,6 ,egenol, ko-egenol dan alcohol 6 b. Minyak lemak sekitar 40, berupa gliserida dari asam miristinat, asam oleat dan azam linoleat, c. Abu 4, zat putih telur 25 sampai 40, pati dan gula. Demikian banyak kandungan zatnya, sehingga banyak diperlukan sebagai bahan obat karminativa, stimulansia setempat terhadap saluran pencernaan. Miristin banyak diperlukan bagi obat pembius, menyebabkan rasa kantuk dan memperlambat pernafasan Kartasapoetra,1992.

2.2.1 Komposisi Kimia Pala Pada prinsipnya komponen dalam biji pala dan fuli terdiri dari minyak

atsiri, minyak lemak, protein, selulosa, pentosan, pati, resin dan mineral-mineral. biji pala mengandung minyak atsiri sekitar 2-16 dengan rata-rata pada 10 dan fixed oil minyak lemak sekitar 25-40., karbohidrat sekitar 30 dan protein sekitar 6. Setiap 100 g daging buah pala mengandung air sekitar 10 g,protein 7 g, lemak 33 g, minyak yang menguap minyak atsiri dengan komponen utama