Pengendalian Kehidupan Bermasyarakat
169 1 Pengendalian resmi adalah pengawasan yang didasarkan
atas penugasan oleh badan-badan resmi. Misalnya pengawasan yang dilakukan oleh sekolah terhadap semua
warga sekolah agar perilakunya sesuai dengan peraturan sekolah.
2 Pengendalian tidak resmi adalah pengendalian yang
dilakukan sendiri oleh warga masyarakat dan dilaksa- nakan demi terpeliharanya peraturan-peraturan yang
tidak resmi milik masyarakat. Dikatakan tidak resmi karena peraturan itu sendiri tidak dirumuskan dengan
jelas dan tidak ditemukan dalam hukum tertulis, tetapi hanya diingatkan oleh warga masyarakat. Contohnya
dalam masyarakatmu terdapat kesepakatan pember- lakuan jam malam bagi tamu. Apabila kamu melanggar,
maka kamu akan ditegur warga masyarakat yang lain, seperti tetangga atau ketua RT.
c. Menurut Siapa yang Melakukan Pengendalian
Dilihat dari siapa yang melakukan pengendalian, kita mengenal pengendalian institusional dan pengendalian berpribadi.
1 Pengendalian institusional adalah pengaruh yang
datang dari suatu pola kebudayaan yang dimiliki lembaga institusi tertentu. Pola-pola kelakuan dan kaidah-kaidah
lembaga itu tidak saja mengontrol anggota lembaga, tetapi juga warga masyarakat yang berada di luar lembaga itu.
2 Pengendalian berpribadi adalah pengaruh baik atau
buruk yang datang dari orang tertentu. Artinya, tokoh yang berpengaruh itu dapat dikenal.
4. Cara Pengendalian Sosial
Proses pengendalian sosial dalam masyarakat agar dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan mencapai tujuan yang
diinginkan diperlukan cara. Kita mengenal empat cara pengendalian sosial, yaitu dengan menggunakan kekerasan,
tanpa menggunakan kekerasan, formal, dan informal.
a. Pengendalian Tanpa Kekerasan Persuasi
Pengendalian ini biasanya dilakukan terhadap suatu masyarakat yang relatif hidup dalam keadaan tenteram.
Sebagian besar nilai dan norma telah melembaga dan mendarah daging dalam diri warga masyarakat. Pengen-
dalian ini dilakukan dengan pemberian ceramah umum atau keagamaan, pidato-pidato pada acara resmi, dan lain-lain.
b. Pengendalian dengan Kekerasan Koersi
Pengendalian ini dilakukan bagi masyarakat yang kurang tenteram atau apabila cara pengendalian tanpa kekerasan
tidak berhasil. Misalnya menindak tegas para pengedar, bandar, pemakai narkoba, dan pihak-pihak terkait dengan
menjatuhi hukuman penjara.
Tahukah Kamu?
Menurut Joseph Roucek, pengendalian sosial dapat
dilakukan melalui institusi atau noninstitusi, secara lisan, sim-
bolik dan kekerasan, menggu- nakan hukuman atau imbalan,
serta secara formal dan infor- mal. Sedangkan menurut La-
piere pengendalian sosial dapat dilakukan melalui tekanan
sosial.
Tahukah Kamu?
Pengendalian dengan keke- rasan tidak boleh dilakukan
tanpa batas dan harus dilihat akibat yang ditimbulkannya.
Pengendalian dengan kekera- san dan paksaan dapat me-
nimbulkan reaksi negatif yang berupa tindakan menentang
pihak yang menetapkan pe- ngendalian itu.
Di unduh dari : Bukupaket.com
170
Sosiologi SMA dan MA Kelas X
Jenis pengendalian dengan kekerasan ini ada dua, yaitu kompulsi dan pervasi.
1 Kompulsi compulsion adalah situasi yang diciptakan
sedemikian rupa sehingga seseorang terpaksa taat atau mengubah sifatnya dan menghasilkan kepatuhan yang
tidak langsung. Misalnya pemberlakuan hukuman penjara untuk mengendalikan perbuatan mencuri.
2 Pervasi pervasion adalah penanaman norma-norma
yang ada secara berulang-ulang dan terus-menerus dengan harapan bahwa hal tersebut dapat meresap ke
dalam kesadaran seseorang. Misalnya bahaya narkoba yang dapat disampaikan secara berulang-ulang dan terus-
menerus melalui media massa.
c. Pengendalian Formal
Pengendalian secara formal dapat dilakukan melalui hukuman fisik, lembaga pendidikan, dan lembaga keagamaan.
1 Hukuman Fisik
Model pengendalian ini dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi yang diakui oleh semua lapisan masyarakat, seperti
kepolisian, sekolah, dan yang lainnya. Misalnya meng- hukum siswa agar berdiri di depan kelas karena tidak
mengerjakan tugas atau PR.
2 Lembaga Pendidikan
Pengendalian sosial melalui lembaga pendidikan formal, nonformal, maupun informal mengarahkan perilaku
seseorang agar sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
3 Lembaga Keagamaan
Setiap agama mengajarkan hal-hal yang baik kepada para penganutnya. Ajaran tersebut terdapat dalam kitab suci
masing-masing agama. Pemeluk agama yang taat pada ajaran agamanya akan senantiasa menjadikan ajaran itu
sebagai pegangan dan pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku, serta berusaha mewujudkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Dia juga merasa apabila tingkah lakunya melanggar dari ketentuan-ketentuan ajaran
agamanya pasti berdosa.
d. Pengendalian Informal
Pengendalian sosial secara tidak resmi informal dapat dilakukan melalui desas-desus, pengucilan, celaan, dan ejekan.
1 Desas-desus gosip adalah berita yang menyebar secara
cepat dan tidak berdasarkan fakta kenyataan atau bukti- bukti yang kuat. Dengan beredarnya gosip orang-orang
yang telah melakukan pelanggaran akan merasa malu dan berusaha untuk memperbaiki perilakunya.
2 Pengucilan adalah suatu tindakan pemutusan hubungan
sosial dari sekelompok orang terhadap seorang anggota
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pengendalian Kehidupan Bermasyarakat
171
masyarakat yang telah melakukan pelanggaran terhadap nilai dan norma yang berlaku.
3 Celaan adalah tindakan kritik atau tuduhan terhadap
suatu pandangan, sikap, dan perilaku yang tidak sejalan tidak sesuai dengan pandangan, sikap, dan perilaku
anggota kelompok pada umumnya.
4 Ejekan adalah tindakan membicarakan seseorang
dengan menggunakan kata-kata kiasan, perumpamaan, atau kata-kata yang berlebihan serta bermakna negatif.
Mungkin juga dengan menggunakan kata-kata yang artinya berlawanan dengan yang dimaksud.
5. Pola Pengendalian Sosial